Anda di halaman 1dari 2

Kita bertemu ketika dibangku smp, berawal dari kebencian yang pada

akhirnya membawa kita kepada sebuah hubungan persahabatan.

Dibawah langit malam itu kita memandang langit bersama, dengan taburan
bintang dan bulan yang saat itu sedang cantik-cantiknya.

“na bener yaa katanya persahabatan yang diawali kebencian itu bakal lebih
terkenang daripada yang bertemu dengan perkenalan.”

“hehe iyaa kalo inget jaman smp dulu emang lucu banget yaa kita “

FLASBACK

Aku berlarian dilorong kelas, mataku bergerak-gerak menelusuri jendela


kelas mencari dimana namaku berada tiba-tiba seseorang menepukku dari
belakang.

“Veysya lo sekelas sama gue di 8A, yokk duduk sama gue”

Dia Nala teman sekelasku di kelas 7 aku sedikit heran saat dia mengajakku
duduk bersama, aku adalah anak yang paling dihindari oleh teman-temanku
dikelas 7 termasuk Nala. Semua berawal dari hilangnya uang iuran dikelas itu dan
aku yang dituduh mengambil uang itu karena memang saat itu aku anak yang
sangat pendiam dan menjadi sasaran empuk untuk menanggung tanggung jawab
yang bukan seharusnya dilimpahkan kepadaku.

“ duduk depan sini aja yuk biar enak deket papan tulis sama meja guru”

“hah iyaa boleh makasih yaa”

Aku tidak berani bertanya apapun setelah saat itu aku menjalani hari-hariku
bersamanya seperti sahabat-sahabat lainnya. Tapi setiap aku lihat sorot matanya
aku masih tidak percaya, dulu dia adalah orang yang begitu membenciku, dia
yang berada dibarisan depan diantara teman-temanku yang lain, melontarkan kata-
kata yang yah mungkin melukai hatiku sedikit? atau mungkin dalam?

Aku tidak mau mengingat saat-saat itu, punya teman yang bisa diajak
berbincang saja aku sudah sangat bahagia, bahkan kini aku bisa bercerita apapun
kepadanya. Dia yang dulu aku hindari sekarang menjadi orang yang selalu ada
dibarisan terdepan untuk membela dan menampung segala ceritaku.

“na kenapa lo mau temenan sama gue?”

“entah, mungkin karena gue tau lo sebenernya baik atau karena gue nyaman
sama lo?”
Itu adalah jawabannya setiap kali aku bertanya alasan kenapa dia mau
berteman denganku. Persahabatan kita terus berlanjut hingga kita lulus kita
melewati banyak tikungan persahabatan mulai dari debat karena hal-hal kecil
ataupun hal yang besar.

“vey lo mau ngelanjutin kemana nanti kalo kuliah?”

“hmmm guee mau ke Universitas Jember soalnya kakak gue disana


lingkungannya juga gue udah sedikit tau jadi keknya mau kesana aja”

“wiihh gue juga dahh mau kesana, harus kuliah bareng disana yak janji lo
sama gue”

“iyaa iyaaa janjii”

Itu adalah percakapan yang paling aku ingat sebelum kita berdua mulai
jarang bertemu. Dan kalian tau apa yang terjadi setelah itu?

Aku dan dia berhasil masuk kekampus yang kita impikan bersama,
meskipun di jenjang SMA kita mengambil jurusan yang berbeda dan jarang
bertemu kita berhasil mewujudkan impian yang kita buat 6 tahun yang lalu.

FLASBACK OFF

“hahaha mangkannya na jangan terlalu benci sama seseorang jadinya


ginikan”

“yaa namanya juga masih SMP hehe”

“tapi nggak nyangka juga yak kita bisa beneran sekampus sekost lagi
hahaha”

Yahh perbincangan kita terus berlanjut malam itu, membicarakan masa lalu
yang berlalu begitu cepat dan saling berkeluh kesah tentang kehidupan
perkuliahan yang tidak seindah bayangan kita dahulu.

Anda mungkin juga menyukai