Anda di halaman 1dari 5

MASA SMA

Suatu ketika aku bertemu dengan seseorang. Layaknya seperti pangeran yang
jatuh dari kayangan.Namanya kak rafa, anak kelas 12 yang sangat terkenal dan alim. Aku
mengenalnya karena aku mengikuti kegiatan rohis di SMA ku,Aku menyukainya karena dia
begitu tampan. Namun apa dayaku, aku hanyalah gadis sederhana yang sama sekali tidak
menonjol di sekolah. Saat ini aku masih kelas 10 SMA,Usia kita berbeda 2 tahun Orangnya
sangat sederhana, dia juga ketua OSIS di sekolah. Kak rafa menjadi idaman setiap wanita
yang melihatnya. Paras wajahnya yang tampan dan cerdas membuat hati para kaum hawa
meleleh melihatnya. Dia bercita-cita ingin menjadi Bupati di kota yang kami tinggali,Kami
tinggal di kota Udang yaitu kota Cirebon. Masa SMA adalah masa yang sungguh sangat
indah bagiku,Dimana aku menyukai semua teman-temanku,Guru-guruku Dan juga kakak
kelasku,Kak rafa.

Keinginanku mendaftar rohis hanyalah karena ingin memandang kak rafa, aku
bukanlah terlahir dari keluarga yang agamis. Sehingga pengetahuanku mengenai agama
bisa dibilang sangatlah cetek. Dan dari sini aku sedikit dibukakan hatinya untuk terus
belajar menjadi pribadi yang baik. Tiada hari tanpa melihat kak rafa dari kejauhan.
Melihatnya sedang pelajaran olahraga sangatlah membuat hariku cerah. Aku mempunyai
teman bernama ayu dan fira, kebetulan mereka mengetahui bahwa aku sangat menyukai
kak rafa. “cie yang lagi liatin kak rafa, hati-hati nanti matanya jadi jereng loh” canda fira
sambil berbisik kepadaku. “Fafa, ayok sini kedepan, ibu perhatikan dari tadi kamu
memandang ke jendela saja. Saat ini kamu sedang pelajaran ekonomi, bukan pelajaran
olahraga. Saya sangat tidak suka kepada murid yang tidak memperhatikan pelajaran saya.
Coba sekarang kamu jelaskan mengenai kegiatan ekonomi konsumen dan produsen.”
Tegur ibu ratih. “Maafkan saya bu, baik bu saya akan maju kedepan.” Aku membawa buku
materi dan membacakannya di kelas,Hari ini bukanlah hari yang baik untukku. Semua
teman-teman menatapku, mereka tampak tegang, karena bu ratih terkenal dengan guru
yang cantik, baik, dan ramah. Namun kali ini bak disambar petir, beliau berubah 180
derajat.Kring… kring… kring… akhirnya hukumanku berakhir juga. aku mendatangi fira dan
ayu, Mereka berdua menertawaiku sambil sedikit berempati kepadaku. “sabar ya fa,
emang lagi kalo jatuh cinta suka gitu kok. Padahal baru sedetik aku ingetin kan. Eh
keduluan dulu sama bu ratih. Mending kamu minta maaf dulu deh sama bu ratih,
mumpung bu ratih belum keluar kelas.” Benar juga kata fira. Aku langsung menghampiri
ibu ratih dan meminta maaf atas kejadian tadi. “ibu, maafkan saya, tadi saya sudah
melakukan kesalahan. Lain kali saya akan memperhatikan pelajaran ibu. Sekali lagi
maafkan saya bu”. “kamu ini ada-ada saja, ya sudah jangan lupa belajar untuk minggu
depan akan ada ulangan, saya ingin lihat hasilnya”. “baik bu ratih”. Aku tidak berani
menjawab terlalu banyak. Kebetulan aku memiliki kelemahan di pelajaran ekonomi. Untuk
membuktikan ini berarti selama seminggu aku belajar dengan giat untuk mendapatkan
nilai yang maksimal. Seperti mendapat wangsit, aku langsung memutuskan untuk pergi ke
perpustakaan. “Guys, aku pergi ke perpustakaan dulu ya, aku butuh asupan buku ajaib
supaya cepat pintar ekonomi” aku bergegas pergi meninggalkan mila dan siska. Mereka
hanya memandangku tanpa berkata sepatah katapun. Aku rasa mereka kaget mendengar
apa yang aku katakan. Jujur saja akupun tak tahu betul mengapa aku bisa seperti itu.
Mungkin karena rasa tanggung jawab atas kesalahan yang aku perbuat. Itu merupakan
moment paling tidak terlupakan, untuk pertama kalinya aku ditegur oleh guru.

Aku mencari di lorong pelajaran khusus ilmu pengetahuan sosial. Lalu tiba-tiba aku
melihat seseorang sedang membaca dengan santainya, dia berdiri di lorong Ilmu
Pengetahuan Alam. Namanya adalah kak ani, dia salah satu anggota rohis. Aku tidak
mengenalnya begitu akrab, hanya sebatas saling menyapa karena kita satu ektrakulikuler.
Entah ada dorongan apa yang membuatku ingin menghampiri kak Umi untuk sekedar
menyapa.

“Hallo kak ani, apakabar”. “ohya fafa, alhamdulillah kabar baik, sedang cari buku apa
disini?”. Tanyanya kepadaku , terlihat lesung pipi di sebelah kanan menambah ke ayuan
dari wajahnya. “iya kak, ini buku ekonomi”. “Assalamu’alaikum kak rafa, besok kita ekskul
jam berapa ya, dengar-dengar mau ada rapat OSIS, jadi diundur sekitar setengah jam
sampai satu jam”. Tatapan kak ani mengarah ke belakangku, berarti secara tidak langsung
orang itu ada di belakangku. Ya Allah, apa yang harus aku lakukan, kali ini adalah moment
dimana aku bisa melihat kak rafa dari dekat. Untuk pertama kalinya aku bisa mendengar
suaranya dari dekat. “wa’alaikum salam, besok kita mulai jam 3 ya , tolong infokan ke
teman-teman rohis ya ani”. “baik kak rafa, nanti akan aku sampaikan”. Aku sedikit
menoleh dan melemparkan senyum kearah kak rafa namun dia tak membalas tatapanku.
Dia langsung pergi meninggalkan kami.

“Jadi gitu ceritanya fir, la aku juga nggak percaya kalo kak rsfa dan kak ani begitu akrab”.
Perlahanku hela nafas panjang, mengambil tas dan bergegas untuk pulang. “mungkin
kamunya aja yang cemburu kali fa, udah nggak usah dipikirin lagi. Mereka itu cuma
temenan, nggak lebih dari itu. Lagi pula pembahasan mereka juga masih wajar kok. Dan
info yang aku dengar kalo kak rafa nggak akan pacaran. Dia maunya taaruf dan menikah.
Jadi bayangan soal cinta dan lain-lain itu masih samar banget untuk kak rafa”. Hatiku
rasanya ingin runtuh mendengar hal tersebut, “kak rafa nggak akan pacaran, jadi nggak
ada kesempatan untuk aku singgah di hatinya”. bisikku perlahan. “Oh gitu ya yu, aku
pulang dulu ya, ayah sudah jemput ini daritadi sudah telepon-telepon.” Aku bergegas
meninggalkan mereka.

“Fafa, ada yang mau ayah omongin ke kamu. Tapi ayah minta kamu jangan marah ya.
Ayah dapet panggilan pekerjaan yang lebih baik untuk masa depan keluarga kita, ayah
diterima di perusahaan batubara ternama di kota balikpapan. Ibu dan Ayah sudah
memutuskan untuk kita pindah ke balikpapan. Jadi mau tidak mau kamu akan pindah
sekolah. Ayah sudah carikan sekolah yang terbaik di balikpapan, ayah lihat nilai kamu rata-
rata bagus, jadi nanti kita coba ya untuk mendaftar kesana.” Duarr…!!! seperti disambar
petir kedua setelah mendengar apa yang ayah katakan. Apa?? aku akan pindah ke kota
dimana yang sudah berbeda provinsi dan pulau. Bagaimana dengan sekolahku, sahabat-
sahabatku, teman-teman sepengajianku, dan kak rafa. Aku tidak menjawab pertanyaan
ayah. Hanya saja aku langsung menangis dan memutuskan untuk mengurung diri di kamar
untuk semalaman.

Keesokan harinya aku memutuskan untuk tidak berangkat sekolah, karena harus
mempersiapkan kepindahanku. Hanya ayah yang datang ke sekolah untuk menyelesaikan
adminsitrasi. Aku menata semua buku-buku pelajaran, pakaian, dan dokumen-dokumen
penting. Banyak kenangan di sekolah walaupun aku baru 8 bulan berada disekolah itu. ayu
dan fira aku kabari melalui surat yang aku titipkan kepada ayah.

Dear sahabat terbaikku, ayu dan fira

Hai kalian semua, maaf aku tak ingin berbosa-basi panjang. Aku hanya ingin mengatakan,
terimakasih sudah menjadi teman terbaik selama aku sekolah di SMU tercinta kita.
Terimakasih banyak untuk pengertian kalian yang tiada hentinya menyemangatiku untuk
terus giat belajar, demi cita-cita kita yaitu menjadi seorang polwan. Aku janji, akan
menemui kalian setelah aku sukses nanti. Dan aku akan datang kembali ke Cirebon kota
dimana aku dilahirkan dan dibesarkan. Dan nanti kita akan berkumpul lagi, bercanda tawa
seriang dan seseru masa kelas 10 kita.

Salam rindu,

Fafa

Tak terasa waktu berjalan sangat cepat, tiga tahun sudah kami berpisah. Aku yang
saat ini sedang kuliah di universitas swasta ternama di Jakarta sudah menjadi gadis
feminin yang lebih sedikit dewasa dari sebelumnya. Teringat aku akan sesuatu yang belum
selesai. Hingga tangan ingin sekali ingin membuka instagram dan melihat kebenaran akan
kabar Kak rafa cinta pertamaku. Perlahan aku ketik nama Rafa abi di halaman instagram
terlihat fotonya yang makin mempesona. Dan tautan halamannya yang berisikan tentang
Islam. Snapgramnya pun hampir seluruhnya tentang kerinduannya kepada sang Maha
Kuasa. Perlahan kubuka satu persatu foto unggahannya, ada yang sedang berdakwah, ada
yang sedang tersenyum bersama dengan teman-teman kuliahnya. Dan ada pula foto
sedang duduk betiga dengan seseorang yang aku kenal. Kak rafa, Kak amdan dan ayu

Apakah ini lelaki yang diceritakan ayu kepadaku? Lelaki yang sudah mengisi hatinya
selama 2 tahun belakangan ini? Ah tidak mungkin. Mungkin saja laki-laki itu kak ramdan.
Bukankah ayu mengatakan bahwa dia sedang menjalani ta’aruf dan insya Allah 3 bulan
perkenalan dia akan menikah? ayu yang aku kenal kini sudah mengenakan jilbab panjang,
dia tak lagi menampakan rambutnya yang panjang dengan ciri khas poni ikalnya. Lalu
kenapa waktu itu Mila meminta maaf kepadaku. mungkinkah ini jawabannya ya Allah?
Sejenak aku merasa lemas seketika. Bagaimana bisa ayu seorang sahabat mencampakan
aku. Ya Allah apa salah dan dosaku kepada ayu sehingga dia tega melakukan itu
kepadaku?.

Aku langsung menghubungi fira dan menanyakan mengenai kebenarannya. Ternyata fira
meng-iyakan hal itu dan meminta maaf kepadaku bahwa dia tidak memberitahu dari
sebelumnya, sampai-sampai aku mengetahuinya sendiri. “Tapi itu bukan salah ayu fa,
ternyata ibu ayy bersahabat dengan ibu kak rafa, dan ibu kak rafa mengalami sakit struk
dan meminta kak rafa untuk segera menikah dengan calon pilihan ibunya. Maaf fa, aku
nggak memberitahu kamu dari sebelumnya, aku takut kamu kecewa dan menjauhi kita.
Fa. Fafa? Apa kamu masih disana?”. Aku menangis dan terpuruk sekali mendengar telepon
dari fira. Tanpa menjawab aku matikan teleponnya dan hanya dapat menangis.

Aku masih merenungi kesedihanku. Aku sengaja tidak menghubungi fira dan ayu, aku
hanya ingin sendiri disaat-saat seperti ini. Lalu sampai pada akhirnya ada kalimat indah
yang aku baca di twitter:

“Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang. Bersabarlah dan
fokuslah untuk memantaskan dirimu. Mengejar impianku. Yakin Allah akan hadirkan dan
tunjukan penyempurna agamamu disaat yang tepat”. @kangAbay_

Dan ketika itu aku memutuskan untuk menghubungi ayu melalui Whatsapp, “selamat
sahabatku, semoga apa yang menjadi hajatmu akan dipermudah oleh Allah SWT. Aku
berharap yang terbaik untuk sahabatku tercinta. Apapun yang terjadinya aku yakin sudah
digariskan oleh Allah, dan sudah menjadi rencananya yang terindah untuk kita. Aku sayang
banget sama kamu yu. Terimakasih sudah menjadi sahabat yang terbaik untukku. Aku
mohon jangan sakiti hatinya dan jaga dia untuk aku, untuk persahabatan kita”

Anda mungkin juga menyukai