Matahari yang semula tersenyum di langit kini telah menghilang digantikan sang
rembulan. Adzan magrib pun berkumandang di seluruh masjid-masjid.
Cie.. cie.. yang baru ketemu orang ganteng ucap indah yang membuat pipi
Aisyah menjadi merah.
Ih apaan sih, tadi kan nggak sengaja. lagi pula kan yang ganteng nggak cuma dia
doang. udahlah cepet wudhu. jelas Aisyah dengan agak ngambek.
Iya, iya jangan ngambek. rayu indah.
Iya nggak ngambek kok.
Setelah selesai berwudhu iqamah pun dikumandangkan mereka segera memakai
mukena dan sholat dengan khusyuk mengikuti imam.
Setelah salat mereka pun bersiap mengaji di uztad mereka. Tak disangka ternyata
Aisyah bertemu dengan laki-laki yang bertabrakan dengannya tadi. ternyata dia
adalah anak baru di sini.
Tak beberapa lama kemudian uztad yang mengajar mereka memulai pelajaran
dengan bacaan Al-fatihah.
Setelah itu sang uztad memperkenalkan cowok tampan itu.
Cie.. Aisyah sama Sholeh baru ketemu udah pas kayak jodoh aja. ejek riki
teman laki-laki Aisyah.
Iya nih kayak jodoh yang dipertemukan Al-Quran. tambah indah.
Ihhhh, apaan sih kalin ini mungkin cuma kebetulan bantah Aisyah.
Lagi pula kalian nggak ada kerjaan? senengnya kok ngejek orang terus.
ngambek Aisyah.
Maaf ucap riki dan indah yang saling bersamaan.
Iya deh aku maafin. ucap Aisyah sambil pergi meninggalkan mereka. mereka
pun pergi pulang ke rumah masing-masing.
Udara malam yang segar dengan bintang-bintang yang bertaburan dan bulan yang
bercahaya di langit malam. Aisyah hanya bisa termenung dan berbaring mengingat
kejadian di mushola tadi. tidur.
Adzan subuh pun berkumandang Aisyah segera sholat dan berdoa Ya Allah
kenapa harus begini? Ini pertama kalinya aku mencintai dan kenapa harus berakhir
dengan tangisan. Ya Allah jika jodoh yang dipilihkan orangtuaku yang terbaik
maka hilangkanlah rasaku untuk soleh. tapi jika soleh memang jodihku
persatuknlah kami dengan caramu ya Allah. amin.
Pagi pun tiba Aisyah sudah selesai bersiap-siap tinggal menunggu panggilan dari
umminya.
Aisyah terus berdoa di hatinya akan harapannya kepada soleh, hingga doanya itu
dibuyarkan umminya yang memanggilnya.
Aisyh, ayo turun keluarga yang akan mengkhitbahmu sudah datang jelas ummi.
Iya ummi. jawab Aisyah singkat.
Aisyah turun dan menyusuri anak tangga. Betapa terkejutnya dia saat dia tau kalau
yang akan mengkhitbahnya adalah soleh.
Subhanallah maha suci Allah yang menciptakan segalanya kau
mempertemukanku dengan perantara Al-Quranmu. kau mempersatukanku dengan
caramu. Allahu alam. Al-Quran perantara cintamu.
Ketika Copet Bertasbih
Kedua kaki bersepatu tengah berlari begitu kencang di sebuah tempat yang begitu
ramai. Jelas saja ramai, namanya juga pasar. Kedua kaki itu berlari dengan diikuti
banyak kaki di belakangnya yang juga tak kalah kencang larinya. Tiba-tiba, si
pemilik kaki itu menabrak seseorang.
Aduh, sorry-sorry!! ucap pemilik kaki yang rupanya seorang perempuan.
Astaghfirullahaladzim ucap pemuda yang ditabraknya. Perempuan itu
memberikan sebuah tas pada pemuda tersebut, kemudian lari begitu saja. Pemuda
itu tampak kebingungan ditambah lagi dengan banyak warga menghampirinya
yang mengira bahwa ia adalah pencopet. Ia berusaha membela diri. Untung saja
sang pemilik tas segera datang.
Disuatu sore, tampak perempuan mengenakan kaos hitam pendek, celana jeans
panjang sobek-sobek, sebuah sepatu yang sering ia kenakan, rambut terurai
sepunggung, tengah nongkrong di pinggir jalan seorang diri. Perempuan sama
seperti yang di pasar. Debbyna namanya. Ia melihat seorang lelaki mengenakan
celana dan baju koko panjang serta peci di kepalanya, tengah berdiri di pinggir
jalan menunggu kendaraan umum lewat. Mata Debbyna tertuju pada sebuah benda
yang sedikit terlihat pada saku celana. Dompet. Debbyna mendekat, mengawasi
keadaan sekitar, mengambil dompet itu dan berencana akan segera berlari. Namun
rencananya gagal total lantaran tangan lelaki itu secepat kilat memegang tangan
Debbyna. Mereka bertatapan 10 detik.
Hari masih tampak gelap. Debbyna buru-buru ke kamar mandi setelah terpaksa
terbangun dari tidur lelapnya. Selesai dari kamar mandi, ia berpapasan dengan
ibunya yang juga ingin ke kamar mandi.
Deb! Kamu udah bangun? Tumben. Kita sholat subuh berjamaah yuk di masjid!.
Ibu ngaco deh. jawab Debbyna. Terdengar suara begitu indah di telinga. Adzan
subuh.
Itu siapa yang adzan bu?.
Enggak tahu. Biasanya enggak gitu suaranya.. Debbyna balik lagi ke kamar
mandi.
Aku mau wudhu, terus berangkat ke masjid bareng ibu. ucapnya. Ibu Debbyna
terkejut melihat perubahan sikap anaknya.
Semenjak hari itu Debbyna sering ikut sholat berjamaah di masjid, memakai hijab,
berpakaian tertutup, dan merubah semuanya untuk menarik perhatian Fakhri.
Bahkan ia telah mengenal cukup dekat dengan Fakhri sebab mereka sering
bertemu di masjid.
Debbyna tak pernah lagi muncul di hadapan Fakhri, tak pernah ikut sholat
berjamaah di masjid, dan mengenakan hijab serta pakaian tertutup. Ia kembali
pada Debbyna yang dulu. Debbyna yang tidak menutup aurat, juga Debbyna yang
merupakan seorang pencopet. Ia berpikir bahwa usahanya selama ini untuk
berubah karena Fakhri hanyalah sia-sia.
Pagi ini, tampak Debbyna tengah berlari dari kejaran warga akibat perbuatannya
mencopet di pasar. Sebuah suara menghentikan langkahnya.
Debbyna! Stop!!!. Fakhri. Fakhri mendekati Debbyna dan mengambil dompet
yang berada di tangan Debbyna. Ia menyerahkan pada yang kehilangan, dan
membubarkan warga. Ia kembali mendekati Debbyna.
Aku tahu, berduaan tidak diperbolehkan. Tapi ada sesuatu yang ingin aku
bicarakan padamu. Aku kecewa. Aku kira kamu udah berubah. Debbyna yang aku
kenal, adalah yang sering ikut sholat berjamaah di masjid, yang selalu menutup
aurat, dan yang pasti bukan seorang pencopet. Kamu bukan Debbyna yang aku
kenal. Assalamualaikum. ucap Fakhri kemudian pergi.