Anda di halaman 1dari 5

Antara Dunia Nyata dan Dunia Mimpi

Cerpen Karangan: Sindi Violinda

Malam yang sunyi senyap dan hening. Berbaring ditempat tidur. ”Bosan”.
Kataku. (Menatap handphone). Kuambil handphoneku dan ku putar
lagu. ”Galau”. Kataku dalam hati. ”Apa ini? Perasaan tidak enak”. Pikirku.
Aku gelisah, serasa tak seperti biasanya. Waktu berlalu. Jarum jam
tertuju pada angka 9 malam. Inilah saatku tidur. Mataku mulai terpejam.
“Dimana aku?”. Aku terbawa dalam dunia mimpi. Tak menyangka dan
apa yang akan terjadi. Aku tahu sebelumnya aku punya masalalu. Tak
ada yang tahu masalaluku. Sakit rasanya. Mungkin hanya tuhan, aku,
dan dia yang tahu.

“DIA”. Dia adalah Pacarku. Aku menyayanginya, aku paham dan


mengerti dia.
“Mungkin”. Mungkin hanya dialah pacar terbaikku. Tapi aku tak
mengerti apa maksud tuhan. Kenapa aku dipertemukan dengannya tapi
kemudian harus dipisahkan. Kenapa kami tak pernah akur dan selalu
bertengkar? Inginku hanya dia yang ada dipikiranku cuma dia, tapi
yasudahlah.

Seseorang pernah berkata padaku.” Jangan pikirkan masalalu yang


takkan terulang kembali tapi pikirkanlah planning untuk masa depan dan
lihatlah apa yang terjadi sekarang bukan yang lalu”. Kata-kata itu
membuatku tegar dan percaya diri.
Dalam kisah nyata ku tak mengerti jalan ceritaku. Oh my Princes
dimanakah dirimu? Kemana kau selama ini?. Aku menunggumu disini.
Dalam kisah nyata hubungan kita hancur . Kau membenciku dan aku pun
harus membencimu dan kita saling melangkah berjauhan. Inilah
sebabnya aku memilih dalam mimpi.

“MUNGKIN”. Yaaahhh Mungkin !!. Allah punya jalan lain. Saatnya


kulupakam dirimu. Kuhapus nomor handphone mu dan kuremove
facebookmu lalu ku blokir facebookmu. Tinggal 1 kenangan yang
kupegang yaitu ceritamu.

Disaatku mulai lupa dengannya, ia pun datang lagi tapi dalam dunia
mimpi. ”Ya ini adalah mimpi”. Pikirku. Walau mimpi tapi terasa seperti
nyata. Pertanda apa ini?

Kisahku dalam mimpi ini berawal dimalam hari. Aku tersesat


ditengahnya malam gelap gulita tanpa cahaya. Tak ada pemandangan
dan seperti dialam kubur. Aku berlari dan terus berlari hingga akhirnya
kumendapatkan sebuah pintu. Aku tak mengerti mengapa hanya ada
satu pintu dan tak ada jendela ataupun kerangka-kerangka bangunan
lainnya.

Aku pun mendekati pintu itu. Kubuka perlahan-lahan. Dan……………


(Terkejut kemudian tenang). Ternyata kutemukan sebuah ruangan dan
dalam ruangan itu terdapat teman-teman sekelasku. Bukan sekolah
melainkan tempat LES. Kukeluarkan buku akuntansi, tapi ternyata saat
itu pelajarannya bahasa inggris. Aku pun hanya mengikuti saja.
Saat aku bercerita dengan teman-teman sekelasku, tiba-tiba datang dua
orang cowok dari depan pintu menuju kursi yang tadinya aku duduki.
Tapi saat itu aku lagi duduk dikursi teman sekelasku. Aku terkejut
ternyata salah satu dari cowok itu adalah mantan pacarku. Aku tidak
menyangka dia satu tempat les bersamaku dan kursi yang tadinya aku
pakai untuk belajar adalah kursi dimana tempat ia belajar. Pelajaran
dimulai lagi. ”Gila”. Guru les kali ini killer habis, merepet panjang lebar.

“Teet…., Teet……….., Teet……,”. Bel tanda les selesai berbunyi. Anak-anak


les berkeluaran. Dia menghampiriku. Aku tak mengerti mengapa dalam
dunia mimpi ia sangat peduli dan baik kepadaku. Dia menarik tanganku
erat-erat dan kami keluar dari les hingga kedepan gerbang sama-sama.”
Dingin sekali tanganmu? , sakit kau ya?”. Tanyaku pada dia yang
kelihatan pucat. ”Iya aku sakit”. Jawabnya. Kemudian ia melepaskan
tanganku dari genggamannya. Ia pergi sambil berkata .”Eh nanti kau
sama aku ya”. Aku tak mengerti, kemudian ia menyebrang kesebrang
jalan. Aku menunggunya hingga ia akan kembali. Hujan turun. Aku
langsung mencari tempat untuk berteduh. Disebrang ada warnet dan
aku melihat seorang cewek disitu. Ya cewek itu adalah salah satu dari
teman dekatku. Aku langung menyebrang untuk mencari dia mantanku
dan meminta cewek teman dekatku agar menemaniku.

Ketika aku tiba disebrang teman dekatku gak ada lagi !


Sedihnya nasib aku T_T …
Kucoba untuk mencari mereka berdua hingga akhirnya baju aku basah
kuyup. Aku pasrah. ”Mantan pembohong, munafik dan khianat”. Dalam
hatiku.
“Kalau Masalalu ya tetap masalalu, akunya aja yang bodoh”. Ujarku
dalam hati lagi. Dalam kesalku dan rasa kecewaku serta dengan
emosional tinggi tiba-tiba aku tersentak. Aku terbangun.
“Tenyata hanya dunia mimpi”. Kataku dalam hati.

“Tamat”
Kunjungi https://bocahkampus.com untuk informasi menarik lainnya!

Anda mungkin juga menyukai