Anda di halaman 1dari 9

Ya Sudahlah

Cerpen Karangan: Tsabita Raida

Kategori: Cerpen Galau, Cerpen Gokil, Cerpen Remaja

Lolos moderasi pada: 1 July 2017

Aku begitu putus asa saat ini. Ingin rasanya bunuh diri. Aku hidup atau mati pun gak berpengaruh
banyak bagi orang lain.

Alasanku ingin mati yang pertama aku sangat obsesi sama BTS. Terutama sama Jungkook. Bahkan aku
lebih muda 8 bulan dari dia. Dia jelas lebih sukses dibanding aku. Bukan soal sukses sih tapi aku
menyukai Jungkook. Sangat menyukainya. Bisa dibilang Jungkook fever atau demam Jungkook. Aku
hanya satu-satunya gadis di desaku yang mengalami Jungkook fever. Desaku gak luas kok.

Aku bisa saja menangis jika mengingat Jungkook. Dia hampir membuatku gila saja. Padahal aku gak
pernah bertemu dengannya. Padahal kita beda negara. Padahal kita beda bahasa. Padahal kita beda
budaya. Padahal kita beda agama. Dan beda jenis kelamin tentunya. Kalau sama (jenis kelamin), aku
gak mungkin suka dia lah.

Satu hal yang pasti aku tahu aku gak akan pernah ketemu Jungkook si cowok yang aku suka itu. Jarak
yang jauh dan keseharian yang berbeda membuat hal itu mustahil untuk aku wujudkan. Dan ketika
aku bunuh diri aku akan meninggalkan surat yang isinya aku bunuh diri dikarenakan gak bisa ketemu
Jungkook dan BTS. Lalu dengan begitu aku akan masuk berita Nasional. Dan masuk berita
internasional sampai ke Korea sana deh beritanya kalo bisa. Dengan begitu Jungkook akan melihat
wajahku sebagai seorang fans yang mengidolakan dia. Semua itu emang gak mudah, aku harus buat
surat yang bisa jadi viral. Kalo bisa 3 versi surat dalam bahasa Indonesia, Korea dan Inggris. Bisa juga
diposting di Facebook pribadiku. Kan emang jaman sekarang banyak berita viral lewat Facebook
contohnya gadis yang pamer kekayaan sampai cowok yang mau bunuh diri kalo gak dapat 50.000 like.
Memang orang modern aneh-aneh saja cari sensasi.

Alasan kedua adalah alasan klasik buat bunuh diri. Banyak orang bunuh diri karena alasan ini. Udah
bisa menebak? Cinta. Banyak orang bunuh diri karena cinta. Aku pengen bunuh diri karena gak
mendapatkan cinta alias jomblo. Di usiaku yang ke-18 ini aku bahkan gak punya mantan. Disaat
temen seangkatanku bahkan bisa reunian sama mantannya, disaat temen seangkatanku bahkan hamil
diluar nikah. Aku bahkan gak bisa hamil duluan. Aku bahkan bukan cewek murahan. Aku bahkan
cewek baik-baik. Aku juga bukan cewek bermuka jelek. Jika aku menjadi anggota gilrband, ada
potensi lah aku dapet posisi visual. Aku juga cewek pinter. Aku bahkan dapat peringkat 1 pararel
waktu SMP dan peringkat 2 sejurusan IPS waktu SMA. Bahkan ketika aku masuk jurusan IPS, banyak
orang yang menanyaiku “kenapa gak masuk jurusan IPA? Kamu tu padahal pinter MTK loh…”
Pertanyaan yang selalu kujawab dengan “Gak papa”. Banyak orang bilang kalau cewek bilang “Gak
papa” sebenarnya dia bilang sebaliknya. Lalu kenapa masih jomblo? Kujawab “gak papa”.

Alasan ketiga adalah alasan yang berasal dari dalam diri. Banyak orang yang ngatain kekuranganku.
Aku gak akan bilang apa kekuranganku itu. Untuk mengingatnya saja membuatku sedih. Orang lain,
saudara dan orangtuaku selalu bilang kekuranganku di depan mataku. Hal itu membuatku sedih.
Ketika aku hampir melupakan kekuranganku mereka membahasnya. Hal itu membuatku berkecil hati.
Hatiku ini sensitif seperti cewek yang datang bulan loh.

Perasaan yang aku rasakan saat ini seperti korban pembullyan deh pokoknya.

Jika aku bunuh diri apakah mereka akan sadar dan gak ngata-ngatain aku lagi? Ya gak mungkin juga
mereka akan ngata-ngatain orang yang sudah meninggal. Ya, biar mereka tahu rasa.

Eh tapi ngemeng-ngemeng gimana caranya bunuh diri? Aku kan gak berpengalaman dalam hal itu.
Apa iya harus ke Jepang dulu. Ah gak punya duit buat bayar pesawat ke Jepang. Kenapa? Kenapa?
Bunuh diri itu sulit. Coba ya kalo bunuh diri loncat dari gedung tingkat 15. Ah bahkan desaku gak ada
gedung apalagi sampe tingkat 15. Menabrakkan diri ke truk? Ah bahkan di desaku gak ada jalan aspal
apalagi sebuah truk. Ah apakah harus loncat dari pohon? Ya, pohon sangat banyak di desaku. Yah
tinggal nunggu aja saat itu aku mungkin kalo gak mati pasti cacat seumur hidup kalo aku berani
mencobanya.

Jadi ya sudahlah akan kuputuskan untuk melanjutkan hidup saja.

MALAM ITU..
Cerpen Karangan: Andhini Sekar Putri

Kategori: Cerpen Horor (Hantu)

Lolos moderasi pada: 29 July 2017

Kujatuhkan diriku di atas kasur empuk seraya memejamkan mata beberapa saat. Rasanya lelah sekali
karena harus menempuh perjalanan selama berjam-jam dan hanya duduk di dalam gerbong kereta.
Yap, sekarang aku ini sedang menginap di rumah tanteku, tante Rika. Rumah tante Rika berada di
Yogyakarta dan tentunya perjalanan dari Jakarta dan Yogya bukanlah perjalanan yang dekat. Tentu
saja itu adalah perjalanan jauh dan sangat melelahkan.

Tante Rika memasuki kamarku seraya membawa nampan berisi satu buah gelas. “Diva, ayo bersih-
bersih badan dulu. Baru boleh tidur,” ucap tante Rika kemudian menunjuk pintu kamar mandi yang
berada di luar kamar.

“Iya, Tan,” sahutku singkat. Tante Rika memang orang yang disiplin dan tegas namun sangat baik hati.
Beliau sangat sayang kepadaku dan keponakan-keponakannya yang lain.

Aku keluar dari kamar dan menuju sebuah pintu kayu warna cokelat tua. Itu adalah pintu kamar
mandi. Segera saja aku memasuki kamar mandi agar bisa cepat istirahat.

Namun, sesuatu yang janggal menghampiriku. Ketika jam kamar mandi menunjukkan pukul 10 tepat,
sesuatu berbunyi dari jendela kamar mandi. Aku terdiam sesaat dan menatap jendela. Beberapa detik
aku menatap jendela dan suara itu tidak muncul lagi. Akhirnya kubiarkan saja.

Namun, bunyi itu tetap terdengar sebanyak tiga kali. Aku yakin itu adalah orang jahil yang sengaja
mengetuk jendela kamar mandi. Yang pasti bukan tante Rika karena tadi tante Rika sudah masuk
kamar. Dan buat apa tante Rika keluar kamar lagi dan menjahiliku seperti ini? Tidak ada faedahnya.

Selesai membersihkan diri, aku berjalan menuju kamar. Awalnya langkahku santai namun berubah
menjadi langkah gemetar. Hal itu disebabkan ada seorang anak kecil duduk di pojok ruangan.

Ia duduk memeluk lutut. Rambutnya acak-acakan dan dia mengenakan pakaian lusuh. Setauku, tante
Rika tidak pernah mengizinkan anak kecil yang tidak dikenalnya dan keluarga untuk masuk tetapi
anak ini anak siapa? Karena aku tak kenal, kuberanikan diri untuk mendekati anak itu.

“Hei…” sapaku lembut. “Kamu siapa? Kok malam-malam begini datang?”

Terdengar isak tangis dari anak itu. Kemudian aku kembali bertanya namun anak itu tetap menangis.
Jelas aku heran. Namun, ketika hendak menyentuh tangannya, dia menoleh ke arahku. Matanya
merah dan keluar darah, seluruh wajahnya lebam dan sangat mengerikan. Hal terakhir yang kuingat
adalah, aku terjatuh dan pandangan gelap.

Suka Sama Suka

Cerpen Karangan: Novi

Kategori: Cerpen Cinta

Lolos moderasi pada: 31 July 2017

Aku Lala usiaku 20 tahun, aku kuliah di Universitas ternama di Bandung. Aku sudah lama ditinggal
oleh papaku, semenjak aku usia 10 tahun. Hingga kini aku tumbuh dewasa. Sebagai layaknya gadis
pada umumnya. Kujalani hari tanpa sosok seorang ayah. aku sangat benci dia entah dengan kata apa
aku harus mengungkapkan kebencianku padanya.

Hari ini adalah hari pertama aku kuliah di semester 2 setelah libur semester 1.

“Lala!!” kudengar teriakan seorang pria.

Dia adalah sahabatku Dio. Orangnya baik, supel, dan rada-rada cupu gitu. Tak ayal kalau hanya aku
yang mau berteman dengannya.

“Iya Dio”.

“Lu apa kabar?”

“Gua, ya gini-gini aja kok”

“Ehem, lu dari dulu gak ada berubah-ubahnya ya!”

“Ya, inilah gua” datanglah seorang temanku dari kejauhan kudengar dia memanggilku.

“Heii La, lu makin cantik aja”

“hahaa.. Biasa aja kok ka”

ya dia Raka sahabat karib gua dari kecil, tapi dia adalah orang yang aku sayang sekaligus cintai. Dia itu
orangnya gaul, keren dan asyiklah kalo diajak curhat pun dia ngerespon.
“Ehh, ada Dio?, apa kabar lu sob?”

“ya baik kok”

“hmm ngomong-ngomong kita ke kantin yok ”

“Ayo” jawab Dio dan Raka serempak.

Di kantin kami banyak ngobrol. Karena dah lama gak ketemu ya gini deh. Kamipun bahas dari hal yang
gak penting sampai ke yang paling bikin isi perut mau keluar. Gak terasa udah mau masuk jam
pelajaran pak dosen yang paling kiler.

“Siang semuanya”

“Siang juga pak”

“Baiklah, karena sekarang baru hari pertama kita jumpa di semester 2 jadi bapak rasa kita tidak perlu
langsung membahas materi”

“Lalu? kita ngapain pak?” tanya Raka

“Kita, hanya mengumpulkan kliping berupa masalah krisis ekonomi, bapak akan bagi kalian beberapa
kelompok diskusi”

Setelah belajar sama guru yang super duper membosankan itu aku, dio, dan raka janjian buat bikin
tugas bareng.

Sampai di rumah kurebahkan badanku di atas tempat tidur. Tak lama kudengar ponselku berbunyi.
Aku langsung mengangkat telepon dan percakapan pun terjadi

“Hallo, siapa ini?” jawabku

“La kita ketemu yok di Cafe Biru Muda”

“Tunggu dulu, nih siapa?”

tuttt-tuttt telepon pun terputus. Sial!! siapa sih ni orang bikin gua penasaran aja. akhirnya kuputuskan
untuk pergi ke alamat yang dibilang orang aneh tersebut.
Sampai di sana aku hanya seperti orang kemalingngan, alias bingung.

“La!!” Ku dengar seseorang di ujung sana memanggilku.

“Elu, apa-apaan sih ka kalo lu mau ketemu gua, gak usah pake acara misterius gini dah.”

“hehe sorry, gua mau ngomong empat mata aja ma lu la”

“apaan kok tampang lu serius amat”

“gua suka ama lu la tapi gua gak bisa ungkapin ini sejak awal, karena gua tau gua gak pantas buat lu”

Aku hening sejenak dan perasaanku jadi berubah drastis,

“aku gak nyangka kalau orang yang gua taksir bisa suka juga ama gua” batinku.

“gimana la lu mau gak jadi pacar gua”

“iya gua mau”

“tapi la”

“tapi apa ka?”

“gua mau lu itu jadi pendamping hidup gua?”

“iya gua siap jadi istri lu”

Kejadian Pukul 1 Pagi

Cerpen Karangan: Nabila Alifiana Syahidah

Kategori: Cerpen Horor (Hantu), Cerpen Lucu (Humor)

Lolos moderasi pada: 19 July 2017

Luna adalah seorang penyanyi bayaran yang sering tampil di acara pernikahan. Suatu ketika, Luna
manggung di acara pernikahan yang dilangsungkan malam hari. Luna pun datang ke acara pernikahan
tersebut pukul 7 malam, dan pulang pukul 1 pagi. Luna ingin menelepon ojeknya, namun ternyata
ojeknya sudah tidur. Luna akhirnya naik angkot. Setelah menemukan angkot yang ia cari, Luna segera
naik ke dalam.
Betapa herannya ia karena di dalam Angkot cuma ada dirinya dan seorang penumpang laki-laki yang
duduk di depan, samping supir. Tidak biasanya sangat sepi. Karena tidak ada penumpang lain di
belakang, kemudian Angkot tersebut berangkat.

Luna sangat lelah dan ngantuk karena baru kali ini ia manggung malam hari. Saking ngantuknya, Luna
tertidur di dalam Angkot. Angkot ini melewati tanjakan di dekat Pasar yang sangat sangat sepi.

Luna terbangun karena ada sesuatu yang aneh. Luna merasa angkot yang ditumpanginya berjalan
sangat pelan, “Kenapa angkot ini?”.

Luna langsung melirik ke arah kemudi, betapa kagetnya saat ia melihat ke depan, sang supir dan
penumpang laki laki itu tidak ada, dan angkot berjalan sendiri tanpa ada sopirnya.

Tanpa menunggu lama Luna langsung menjerit “Tolooong, tooolooong”

Luna langsung memalingkan kepalanya ke arah jendela dan membukanya, dia bermaksud minta
pertolongan, siapa tahu ada yang lewat. Saat mengeluarkan kepalanya, Luna bertambah kaget,
karena ada dua kepala yang muncul di belakang…

Luna merasa sangat takut, karena baru kali ini ia mengalami hal yang menyeramkan seperti ini. Luna
menjerit.

Tiba tiba kepala yang muncul secara tiba tiba itu ngomong “Jangan jejeritan aja bu…, bantuin
ngedorong. Mobilnya mogok…”

Rumah Sakit Belanda Yang Menyeramkan

Cerpen Karangan: Tita Larasati Tjoa

Kategori: Cerpen Horor (Hantu)

Lolos moderasi pada: 29 January 2016


Romi menggigit-gigit jarinya. Ia berbolak-balik menelusuri koridor rumah sakit. Krek.. Sebuah suara
mengagetkan Romi, “A.. a.. apa.. ii.. tt.. itu.. ” Ucapnya bergetar sambil ketakutan. Krek… krek… krek…
sebuah pintu terbuka dan tertutup sendirinya. Bulu roma Romi naik. Seorang suster rumah sakit ke
luar dari salah satu kamar rumah sakit. Suster itu bukanlah suster biasa melainkan suster berwajah
belanda yang tampak menyeramkan. Rumah sakit yang diinjak Romi memang rumah sakit Belanda
yang sudah berdiri sejak dahulu.

Suster itu memegang pisau dan menatap tajam Romi. Romi berlari menelusuri koridor rumah sakit.
Namun, di depannya adalah jalan buntu. Romi terbangun, “Aahh… untung cuma mimpi.” ucapnya
lega. Romi menunggu ibunya yang sedang operasi. Saat Romi tersenyum lega, ibunya berhasil di
operasi. Ternyata… MIMPINYA NYATA. Tap… tap… tap… seorang dokter Belanda mendekati Romi. Ia
membawa pisau dan gunting. Wajah menyeramkan mulai tampak pada dirinya. Romi mengeluarkan
keringat dingin dan menelan ludah. Rumah sakit tersebut menjadi gelap dan banyak mayat yang
gentayangan.

Romi berlari, berlari dan berlari. Ia menemukan jalan keluarnya, namun ia melihat ibunya yang
tergeletak di rumput tak berdaya. Belum lagi, kakaknya dibunuh oleh suster rumah sakit yang sama di
mimpinya. Kini tinggalah dia seorang. Dia bersembunyi di balik pohon beringin yang terdapat di sini.
Dokter dan belasan mayat mendekatinya. Mereka menatap tajam anak malang tersebut. Romi ingin
berbalik namun yang ada hanya pagar pagar berbesi. Mulailah mereka menancapkan pisau ke
perutnya. Dir*bek-r*bek kulitnya. Samar samar Arwah anak malang tersebut melihat dirinya sendiri.
Yang sudah tergeletak tak bernyawa. Terbaring di atas tanah yang sangat menjijikkan itu. Dan
ternyata, rumah sakit tersebut bukanlah rumah sakit. Tapi, sebuah rumah besar yang berhantu.

Sekumpulan Makhluk Aneh

Cerpen Karangan: Wahyu Tio

Kategori: Cerpen Horor (Hantu)

Lolos moderasi pada: 25 August 2015

Malam itu tiba-tiba menangkapnya. Tanpa bintang, tanpa bulan, hanya kegelapan. Sambil memegangi
sebuah lilin yang menyala, gadis itu berjalan menuju luar rumah. Ia tidak dapat melihat, karena
listriknya sedang mati. Ia sempat menabrak beberapa perabotan, seperti kursi atau meja. Namun,
pada akhirnya, ia sampai juga di depan pintu. Namun, sebelum ia memutar kuncinya, tiba-tiba ia
mendengar teriakan seorang wanita. Ia kaget. Siapa itu? Kenapa ia berteriak?

Lalu, suara terengah-engah terdengar. Semakin lama, semakin keras. Gadis itu melirik ke luar rumah
melalui jendela. Sedikit susah dilihat karena kegelapan yang semakin menjadi-jadi seiring berjalannya
waktu. Yang ia lihat, hanya sekumpulan orang yang berjalan, namun sangat lambat. Mengapa mereka
berjalan di dalam kegelapan? Ada acara apa?

Suara terengah-engah itu ternyata berasal dari mereka, mengapa mereka terengah-engah? Apakah
mereka habis berlari? Namun, tiba-tiba salah satu dari mereka melirik gadis itu. Lalu, tiba-tiba dia
berlari. Gadis itu kaget, ia langsung menutup jendela itu dengan gorden. Ia berjalan cepat menuju
kamarnya, menutup pintunya, lalu menguncinya. Ia berjalan ke belakang pelan-pelan.

Suara kaca terpecah, pintu yang digedor dengan sangat keras, dan suara terengah-engah itu mulai
menghiasi rumah ini, membuat gadis itu takut. Sebenarnya, siapa mereka? Sekumpulan orang jahat?
Atau sekumpulan orang gila? Gadis itu duduk di pojok kamarnya. Dan, menutupi tubuhnya dengan
selimut. Lalu, memejamkan matanya.

Pintu kamarnya digedor-gedor dengan sangat keras. Ia ketakutan. Ia sangat ketakutan. Lalu, tiba-tiba
pintu itu terbuka. Langkah-langkah kaki mulai terdengar. Suara terengah-engah terdengar jelas di sini.
Ia dengan keberaniannya mulai membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Sekumpulan orang itu
mengelilinginya. Sangat banyak.

Lalu, ia mulai mengarahkan lilin ke arah sekumpulan orang itu, agar ia bisa tahu sekumpulan orang
jenis apa yang sekarang sedang ada di depannya. Dan, ternyata… mulut yang dipenuhi oleh darah,
mata yang berubah warna menjadi warna yang aneh, tubuh yang kurus, baju yang berantakan dan
tentunya, penuh dengan darah.

Gadis itu berteriak. Sekumpulan makhluk aneh itu mengerubunginya. Menggigitinya. Memakannya.

Sampai akhirnya, teriakan itu hilang.

Anda mungkin juga menyukai