Malam yang sunyi senyap dan hening. Berbaring ditempat tidur. ”Bosan”. Kataku.
(Menatap handphone). Kuambil handphoneku dan kuputarlagu. ”Galau”. Kataku dalam hati.
”Apa ini? Perasaan tidak enak”. Pikirku. Aku gelisah, serasa tak seperti biasanya. Waktu berlalu.
Jarumjamtertuju pada angka 9 malam. Inilah saatku tidur. Mataku mulai terpejam. “Dimana
Tak menyangkadanapa yang akan terjadi. Aku tahu sebelumnya aku punya masalalu.
Takada yang tahu masalaluku. Sakit rasanya. Mungkin hanya tuhan, aku, dan dia yang tahu.
“DIA”. Dia adalah Pacarku. Aku menyayanginya, aku pahamdanmengerti dia. “Mungkin”.
Mungkin hanya dialah pacar terbaikku. Tapi akutakmengerti apa maksud tuhan. Kenapa aku
dipertemukan dengannyatapi kemudian harus dipisahkan. Kenapa kami tak pernah akur
danselalubertengkar? Inginku hanya dia yang ada dipikiranku cuma dia, tapi yasudahlah.
Seseorang pernah berkata padaku.” Jangan pikirkan masalaluyangtakkan terulang kembali tapi
pikirkanlah planning untuk masa depandanlihatlah apa yang terjadi sekarang bukan yang lalu”.
Kata-kataitumembuatku tegar dan percaya diri. Dalam kisah nyata ku tak mengerti jalan
Dalam kisah nyata hubungan kita hancur . Kau membenciku danakupunharus membencimu dan
kita saling melangkah berjauhan. Inilahsebabnya aku memilih dalam mimpi. “MUNGKIN”.
Yaaahhh Mungkin !!. Allah punya jalan lain. Saatnyakulupakam dirimu. Kuhapus nomor
kenanganyangkupegang yaitu ceritamu. Disaatku mulai lupa dengannya, ia pun datang lagi tapi
dalamduniamimpi. ”Ya ini adalah mimpi”. Pikirku. Walau mimpi tapi terasa seperti nyata.
Pertanda apa ini? Kisahku dalam mimpi ini berawal dimalam hari. Aku tersesatditengahnya
malam gelap gulita tanpa cahaya. Tak ada pemandangandan seperti dialam kubur. Aku berlari
dan terus berlari hingga akhirnyakumendapatkan sebuah pintu. Aku tak mengerti mengapa
hanyaadasatu pintu dan tak ada jendela ataupun kerangka-kerangka bangunanlainnya. Aku pun
pelajarannya bahasa inggris. Aku pun hanya mengikuti saja. Saat aku bercerita dengan teman-
teman sekelasku, tiba-tiba datangduaorang cowok dari depan pintu menuju kursi yang tadinya
akududuki. Tapi saat itu aku lagi duduk dikursi teman sekelasku. Aku terkejutternyata salah satu
dari cowok itu adalah mantan pacarku. Akutidakmenyangka dia satu tempat les bersamaku dan
kursi yang tadinyaakupakai untuk belajar adalah kursi dimana tempat ia belajar.
Pelajarandimulai lagi. ”Gila”. Guru les kali ini killer habis, merepet panjang lebar. “Teet….,
Teet……….., Teet……,”. Bel tanda les selesai berbunyi. Anak-anakles berkeluaran. Dia
menghampiriku. Aku tak mengerti mengapa dalamdunia mimpi ia sangat peduli dan baik
kepadaku. Dia menarik tangankuerat-erat dan kami keluar dari les hingga kedepan gerbang
sama-sama.”Dingin sekali tanganmu? , sakit kau ya?”. Tanyaku pada diayangkelihatan pucat.
sambil berkata .”Eh nanti kausama aku ya”. Aku tak mengerti, kemudian ia menyebrang