Anda di halaman 1dari 13

Hujan panas di Musim Kemarau.

24 Mei 2020

Sesuai jadwal per semester, hari ini sekolah ku mengadakan study tour ke pantai Parangtritis. Aku
merasa senang karena bisa menikmati indahnya pantai terkenal di Yogyakarta. Kami menempuh
perjalanan sekitar 4 jam dengan menggunakan bus pariwisata. Sepanjang perjalanan, aku selalu melihat
kearah jendela bus dan mengamati pemandangan sekitar.

"Ayo!!" Sautan anak cowok, antusias.

Mereka bermain bola voli bersama, banyak keseruan yang tercipta. Mulai dari teriakan siswi yang
melihat nya dan teriakan sedikit emosi serta seruan kecewa dari penonton. Sebagian anak perempuan
main truth or dare,dan sebagian anak cowok main kejar-kejaran. Aku dan beberapa temanku berenang
di pinggiran laut.

" Wah, cantik sekali lautnya" Puji Mikhaila sebelum masuk ke laut.

"Iya, Ayo berenang guys!" Ajak ku mengajak yang lainnya. Kami langsung ke pantai untuk berenang.
Ketika kami bersenda gurau tiba-tiba guntur bergemuruh padahal hari sedang cerah, disusul dengan
rintikan hujan mengguyur dengan deras, semua teman-temanku dan para guru-guru berlarian ke arah
penginapan untuk berteduh. Namun Aku tidak ikut berlari karena saat hujan panas ini terjadi, ada
sesuatu yang menarik perhatian di tengah laut, seperti portal yang begitu menakjubkan. Tanpa sadar
aku melangkah kan kaki ku ke tengah laut,mendekati portal itu. Tiba-tiba aku terseret masuk ke dalam
portal tersebut. Aku merasa telah masuk ke dalam ruang kosong, aku masuk dan terjebak di dunia lain.

***************

(Dunia siluman,101 SM)

"Lho? Aku ada dimana?" tanyaku. Aku melihat sekelilingku tetapi, tidak ada seorangpun disini. Jadi, aku
berjalan tanpa arah menelusuri dunia ini. Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada seekor kelinci yang terluka.
Aku langsung menghampiri dan mengobatinya. Dan dia kemudian mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih atas pertolongannya" Tuturnya. Seketika aku terkejut. Sejak kapan seekor kelinci bisa
berbicara.

"Sama-sama" Tuturku. Ketika aku ingin pergi mencari jalan keluarnya, tiba-tiba seekor kelinci itu malah
mengikutiku. Sontak aku langsung menoleh ke arahnya. Lalu aku mengelus kepalanya. Tiba-tiba dia
berubah menjadi manusia setengah kelinci.Sontak aku terkejut.

"Hah? siluman kelinci?" Ungkapku.

"Iyaa, aku adalah siluman kelinci. Karena telah menolongku. Mulai sekarang aku akan menjadi teman
mu. Mau kah menjadi teman ku?" Tawarnya.

"Hah? Aku?" Tunjuk diriku sendiri. Dia mengangguk antusiasnya.


"Iyaa, aku ingin menjadi teman baik.. Aku mohon" dia memohon.

"Eh, aku.. baiklah aku akan menjadi teman mu." Jelasnya. Sontak dia langsung melompat kegirangan dan
memelukku.

"Terimakasih, aku akan menjadi peliharaan yang baik dan patuh" ujarnya. Aku hanya tersenyum. Entah
mengapa aku senang. Tiba-tiba dia mengajakku untuk keliling dunianya. Kami pun berkeliling di
dunianya. Aku sampai terkagum-kagum dibuatnya. Ketika lagi di pertengahan jalan, ada siluman rubah
yang berlawanan arah dari kami. Dia melihat kami dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Sontak dia
menghadang jalan kami.

"Eh, manusia darimana ini?" Siapa namanya?" Tanyanya.

"Namaku Chantika Arrabelle,salam kenal" Sapaku.

"Oh, jadi nama gadis cantik dihadapanku ini namanya Chantika Arrabelle. Boleh kah aku memanggil
dengan nama Abelle" Usul Siluman Rubah.

"Tentu saja boleh. Apakah aku boleh mengelus kepalamu?" Pintaku.

"Tentu saja boleh Nona. Silahkan mengelus kepalaku" Jelasnya. Aku langsung mengelus kepalanya. Dia
tersenyum manis ke arahku. Dan dia melihatku dengan penuh tanya karena aku berteman dengan
siluman kelinci.

"Ada apa?" Apakah ada sesuatu yang ingin ditanyakan padaku? Kalau ada yang mau ditanyakan, tanya
aja sama aku, oke?" Paparku.

" Kamu kok bisa bertemu dengan siluman kelinci? Dan kenapa dia terluka? Pasti Abelle melukainya"
Tuduhnya. Dia menunjuk siluman kelinci itu.

"Dih, Sembarangan. Masa aku di tuduh melukai dia?" Bantahku.

"Manusia itu kan gak punya hati terhadap hewan seperti kami makanya kami akan membalas dendam
kami kepada manusia" Tegasnya.

"Sekarang aku tanya, apa yang kalian ketahui tentang manusia?" Geramku.

"Yang aku ketahui tentang manusia itu, manusia itu jahat, selalu mementingkan kepentingan pribadi,
tidak mempunyai hati nurani" Komentarnya.

"Dan satu lagi, manusia itu makhluk hidup yang paling kejam dan suka menyiksa hewan" Imbuhnya.
Sontak aku hanya bisa terdiam atas penjelasannya. Sementara siluman kelinci itu hanya bisa
menenangkan diriku agar aku tidak marah.

"Satu hal yang harus kalian semua ketahui, tidak semua manusia itu seperti apa yang telah kamu
jelaskan. Kami para manusia sebenarnya, tidak sepenuhnya seperti itu. Kami masih ada hari nurani dan
perasaan. Jadi, jangan menilainya yang tidak benar-benar tidak diketahuinya" Tegurku.
"Kalau memangnya tidak percaya padaku, coba tanyakan saja pada siluman kelinci ini" Aku menunjuk si
kelinci. Jadi, dia pun berjalan ke arahnya.

"Hei, siluman kelinci. Apakah yang dikatakan oleh Abelle itu benar? Kalau dia itu tidak melukai mu. Aku
minta tolong jawab jujur" terangnya. Siluman kelinci itu pun menghela napas berat.

"Iya, dia tidak melukaiku. Dan dia telah mengobati lukaku. Sebenarnya aku bisa saja menggunakan
kekuatanku untuk mengobati lukaku. Tetapi, karena energiku lagi tidak cukup, makanya dia mengobati
lukaku dengan peralatan seadanya. Tetapi, aku senang kalau akhirnya ada gadis ini yang menolongku"
Belanya. "Dan satu lagi, aku tidak suka kalau ada yang mengkritik temanku dengan hal yang tidak benar"
sarkasnya.

"Jadi, Abelle itu temanmu.Aku masih ragu" Timpal Siluman Rubah.

"Memangnya kenapa kalau Abelle ini temanku? Dia itu gadis yang baik .Minta maaf padanya karena
telah menuduhnya yang tidak- tidak" Sarannya.

"Ya udah deh, nanti aku bakal minta maaf padanya" dia melihatku dengan tatapan bersalah. Sementara
aku hanya diam saja. Aku merenungkan semua perkataan dari siluman rubah. Apakah aku sama seperti
yang dikatakannya. Aku hampir saja mau menangis. Tetapi aku harus tetap tegar. Siluman kelinci itu iba
melihatku. Dia juga memikirkan perasaanku.

"Arrabelle... maafkan atas perkataan dari siluman rubah yang tadi ya. Dia itu tidak seperti itu kok. Akan
gadis yang paling baik sedunia. Jadi tolong maafkan saja perkataannya ya" bujuknya. Aku hanya diam
saja. Tetapi setelah kejadian itu, aku hanya diam saja. Siluman rubah itu merasa sangat bersalah karena
seharusnya dia tidak bicara seperti itu padaku. Jadi dia berjalan ke arah kami berdua yang sedang duduk
di rindangnya pepohonan.

"Arrabelle... aku minta maaf atas perkataan yang tadi. Seharusnya aku tidak... belum selesai dia
berbicara, aku langsung memotong pembicaraannya dan mengelus kepalanya.

"Tidak apa-apa kok, lagi pula perkataan yang tadi itu benar kok. Aku sama saja seperti manusia yang
lainnya. Hanya memikirkan diri sendiri" Aku memang pantas di bilang seperti itu" potongku. Siluman
rubah itu semakin bersalah. Tetapi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan agar aku itu mau
memaafkan dirinya. Siluman kelinci itu menenangkan diriku.

"Arrabelle... teman yang aku kenal tidak seperti itu. Arrabelle telah menolongku. Dia juga telah
menyelamatkan nyawaku, seandainya dia tidak ada, aku pasti sudah mati" ungkapnya. Sontak aku
langsung tertegun.

"Aku tidak marah dengannya. Tetapi aku merasa kalau aku itu manusia yang paling jahat. Seharusnya
aku bisa memberitahu mereka bahwa jangan menyakiti dan menyiksa hewan. Karena bagaimana pun
hewan itu juga makhluk hidup" lirihku. Siluman rubah itu terkejut karena dia mengira bahwa aku marah
dengannya. Tetapi nyatanya aku tidak marah. Sontak kedua siluman itu memelukku dengan erat.
"Hey, kalian berdua ini pada kenapa?" Timpalku.

"Memangnya salah ya kalau kami ini memeluk teman kami berdua?" Komentar kedua siluman itu. Aku
malah geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua siluman itu.

"Jadi, sudah memaafkan Diriku?" Selanya. Aku mengangguk-anggukkan kepala.

" Terimakasih kasih ya, Abelle." Ujar Siluman Rubah.

" Abelle maukah kami ajak ke permukiman kami?" Tanya Siluman kelinci.

" Aku mau ikut kalian karena aku tidak tahu apa-apa tentang lingkungan di sini. Aku takut jika warga
siluman di tempat kalian tidak suka dengan ku dan menyakiti ku." Balas ku.

Kami menyusuri jalan setapak ke arah Utara menuju pemukiman para siluman. "Eh, kenapa kita tidak
pakai sihir teleportasi saja." Ujar Siluman Rubah.

" Iya juga, Tolong Rubah, dirimu yang buka teleportasi karena Mana ku sudah terkuras habis." Ujar
Siluman Kelinci.

Aku melihat Siluman Rubah membaca beberapa mantra dengan beberapa gerakan hingga tiba-tiba
muncul sebuah portal. Kedua tanganku digandeng oleh Siluman Rubah dengan memegang tangan kiriku
dan Siluman Kelinci dengan memegang tangan kananku untuk memasuki portal sihir tersebut. Akhirnya
setelah beberapa menit, kami pun sampai di negeri para siluman.

Suasana di permukimannya sangat berbeda dari yang aku bayangkan. Aku pikir, permukiman para
siluman itu sangat tradisional dan sederhana tetapi permukiman disini begitu megah dan indah.
Pemandangan disini seperti kota metropolitan klasik walaupun begitu sekitar permukiman di sini tetap
asri dan banyak pohonnya.

" Abelle, di permukiman kami ini manusia tidak diperbolehkan untuk masuk, maka kami akan
memberikan sihir perubahan dan gelang giok untuk kamu bisa menyamar menjadi siluman tupai, tapi
ingat sihir ini bersifat sementara dan hanya sampai jam sepuluh malam." Ujar Siluman Rubah.

" Waw, kepalaku ada telinga tupai dan aku juga punya ekor. Baiklah Siluman Rubah aku akan ingat
omongan mu." ujar ku.

****************

Keesokan harinya, untuk sementara waktu aku tinggal di rumah siluman kelinci, rumah dia sangat bersih
dan minimalis. Aku berkeliling rumahnya sendiri karena siluman kelinci pergi keluar untuk bekerja. "Aku
bingung, kenapa ya saat di hutan yang kemarin para siluman itu berwujud setengah manusia akan tetapi
saat memasuki gerbang utama dan permukiman, mereka seutuhnya manusia." Pikir ku sambil
bergumam sendiri. Krucuk-krucuk perutku berbunyi pertanda lapar. " Haduh, laparnya tapi siluman
kelinci pergi bekerja. Apa aku cek dapur saja ya daripada aku pingsan." Monolog ku. Ternyata di dapur
nya siluman kelinci hanya ada bahan mentah dan kulihat kebun dia penuh sayuran serta buah-buahan.
Aku pun berencana untuk mengolah bahan-bahan itu supaya bisa ku makan tapi tidak lupa juga porsi
untuk siluman kelinci dan siluman rubah. Beberapa menit kemudian makanannya sudah matang
walaupun tadi aku sedikit kesulitan untuk mengoperasikan alat-alat dapur nya karena terlalu tradisional
dan membutuhkan sihir supaya cepat tapi aku tidak menggunakan sihir sebab aku tidak bisa memakai
sihir. Aku memakan dengan lahap dan menikmatinya, bagaimana aku tidak lahap entah sudah berapa
hari aku tidak makan. Tidak selang beberapa waktu, tiba-tiba siluman rubah dan siluman kelinci
datang."Mari makan, Siluman Kelinci dan Siluman Rubah tadi aku memasak karena lapar,hehehehe."
Ajak ku. Aku secara tidak sadar menawarkan makanan tadi, padahal aku yang tamu disini, tapi terlihat
seperti yang punya rumah. " Wah, terimakasih ya Abelle kebetulan aku lapar juga." Balas Siluman
Rubah. " Maafkan aku ya Abelle, harus nya tadi aku yang menyiapkan makanan untuk mu sebelum
berangkat kerja tadi." Balas Siluman kelinci dengan nada murung. "Sudah tidak apa-apa Siluman kelinci,
ayo kita makan bersama saja." Ujar ku menimpali pernyataan siluman kelinci. Akhirnya kita makan siang
bersama dengan obrolan ringan.

"Siluman Rubah dan siluman kelinci. Aku ingin bertanya apakah boleh?" Ujar ku

" Boleh, selagi pertanyaan nya bisa dijawab." Balas keduanya.

" Kenapa kalian saat di hutan berwujud setengah manusia atau bahkan hewan tetapi di permukiman
kalian seutuhnya manusia? karena sejak kemarin yang ku lihat penduduk di sini hanya manusia yang
rupawan dan memesona.'' Ujar ku

" Oh, itu karena di hutan adalah habitat asli kami jadi sihir perubahan tidak berlaku dan hanya
teleportasi yang berfungsi di sana. Sedangkan di Permukiman para siluman sudah berkembang maju jadi
semua sihir dan fasilitas di sini sudah mumpuni." Jelas Siluman Rubah.

" Ada lagi yang mau di tanyakan?" Ujar Siluman kelinci.

"Oiya, bolehkah aku berkeliling permukiman para siluman ini?". Tanyaku lagi.

" Tidak boleh, karena saat ini sedang dilakukan pemeriksaan rutin oleh para pimpinan siluman jadi kamu
jangan keluar- keluar dulu! ." Ujar Siluman Rubah dengan tegas.

" Emang, apa hukuman nya bila tertangkap oleh pimpinan siluman dansiapa ketua pimpinan siluman di
sini?." Ujar ku menimpali.

" Hukuman nya sangat berat yakni terkena kutukan dan kamu tidak bisa pulang ke dunia mu dan ketua
pimpinan di sini ialah siluman singa." Ujar Siluman kelinci dengan lembut.

" Besok saja jalan-jalan nya dan kita akan pergi ke perpustakaan utama untuk mencari tahu cara untuk
Kamu bisa pulang ke dunia mu dengan selamat." Ujar siluman rubah.

" Baiklah tapi aku bosan." Ujar ku

" Bagaimana kalo kita menanam tanaman dan memanennya di ladangnya Siluman kelinci?" Ujar Siluman
"Ayo, kita berangkat sekarang!" Ujar ku dengan girang.

Kami berjalan menuju ladang yang berada di belakang rumah Siluman kelinci. Ladangnya lumayan luas.
Aku menanam biji bunga matahari, bunga mawar, dan biji buah ceri. Sedangkan mereka menanam
sayuran seperti wortel, pohon ek, dan tumbuhan biji-bijian. Di sisi lain ladangnya ada tanaman yang
sudah masuk waktu panen seperti gandum, jagung, selada,dan wortel, jadi kami memanennya. Aku kira
memasuki dunia paralel itu menakutkan ternyata tidak seburuk yang selama ini diceritakan dalam novel
fantasi yang biasa ku baca. Tapi sepertinya aku harus waspada karena untuk kedepannya aku tidak tahu
apa yang akan terjadi.

" Abelle, kita kan sudah menanam biji dan itu akan memakan waktu yang lama untuk berbuah. Maukah
kamu aku ajari sihir pertumbuhan? karena dari pertemuan pertama kita, aku sudah melihat bahwa
kamu termasuk manusia spesial. Jika menggunakan sihir pertumbuhan maka kita dapat memanen lebih
cepat dari cara menanam biasa.'' Jelas siluman kelinci.

" Wah, jadi aku bisa belajar sihir juga tapi siluman Kelinci bukankah dirimu kemarin cidera?" Balas ku
menimpali.

" Tenang, Abelle. Aku sudah pulih kok jadi jangan khawatir." Ujar siluman kelinci

" Kayak nya aku harus pergi sekarang karena aku harus menghadap ketua siluman untuk ikut melapor
dalam pemeriksaan rutin." Ucap Siluman Rubah.

" Baiklah, hati - hati ya dalam menjalankan tugas." Balas kami.

Selama 2 jam kemudian kami habiskan untuk belajar sihir. Ternyata belajar sihir itu capek,susah, tapi
seru. Walaupun aku belum menguasai sihir yang diajarkan namun aku akan terus belajar selama aku di
dunia paralel ini. Untungnya siluman kelinci begitu sabar mengajarkan diriku yang tidak pandai sihir ini.
Di saat kami beristirahat sejenak, aku melihat para gerombolan siluman jantan yang berbeda spesies
sedang berpatroli mengecek apakah ada penyusup di Permukiman mereka. Diantara mereka, ada
siluman rakun yang dari tadi menatap dengan intens ke arahku. Dalam hati aku berkata, kayaknya si
Rakun itu mencurigai bahwa diriku ini manusia, semoga saja tidak. Ucap ku dalam hati. Akhirnya,
mereka pergi dan akupun menghela nafas panjang. Waktu berjalan begitu cepat berlalu, hari pun mulai
gelap. Kami mengakhiri latihan sihir dan beranjak dari tempat latihan, serrta memasuki rumah. Aku
merasa capek dan akhirnya akupun tidur dengan lelap di kamar yang sama dengan kemarin.

******

Aku terbangun dari tidurku sebelum matahari terbit di ufuk timur. Setelah aku beranjak dari tempat
tidur, aku menuju ke kamar mandi untuk mandi. Waktuku saat membersihkan diri hanya 15 menit. Hari
ini yang menyiapkan makanan untuk sarapan siluman kelinci, dia memasak banyak makan yang lezat
seperti salad sayur, sandwich sayur, pie apel, jamur krispi, dan jus wortel. Siluman kelinci bertanya
apakah diriku suka masakan dia, aku menyukainya karena sangat sesuai dengan selera ku. Kami
bercengkrama bersama selama makan dan banyak lelucon yang kami lontarkan satu sama lain. Setelah
selesai, gantian aku yang mencuci piring serta alat masak lainnya dan membersihkan meja makan
padahal siluman kelinci sudah melarangku tetapi aku malu jika tidak melakukan apa-apa. Kami
membersihkan rumah bersama karena hari ini siluman kelinci libur bekerja dan akan menemani diriku
untuk mencari buku untuk kembali ke duniaku . Beberapa menit kemudian setelah kami menyelesaikan
pekerjaan rumah, Siluman rubah sudah datang dan mengetuk pintu rumah kami. Aku membukakan
pintu dan mempersilahkan dia untuk masuk. Ku lihat siluman rubah mengenakan pakaian semi formal. "
Cepatlah kalian bersiap-siap untuk pergi ke perpustakaan terlengkap dan tertua di tengah permukiman."
Perintah Siluman Rubah.

" Baik, kami akan bersiap-siap, mohon menunggu dengan sabar ya." Ujar kami serentak.

Kami berangkat menuju perpustakaan dengan kereta kuda klasik karena jaraknya tidak terlalu jauh, kami
menempuh perjalanan sekitar 6 kilometer dari rumah kelinci. Akhirnya, kami sampai di Perpustakaan
Oudste, aku terkagum dengan arsitekturnya yang kuno dan unik. Kami berjalan bersama menuju pintu
utama dan membuat kartu perpustakaan supaya bisa masuk. Rak-rak buku begitu keren dan banyak
sekali koleksi buku disini, cocok dijuluki jendela dunia. Aku mengikuti siluman rubah saat menjelajahi
perpustakaan ini sedangkan siluman kelinci berkeliling sendiri.

" Siluman Rubah, mau ke rak yang mana? Kok dari tadi muter-muter nggak sampai-sampai." Ujar ku

" Kita akan ke rak buku yang pertama biasanya terdapat buku-buku tua, siapa tahu dibuku tersebut ada
cara untuk mengembalikan dirimu ke duniamu. Rak pertama memang terletak jauh dari pintu masuk
tadi dan biasanya di ujung perpustakaan ini." Ucap siluman rubah.

" Baiklah, Aku akan setia mengikuti mu. Kenapa dirimu tidak menggunakan sihir saja biar cepat?." Ujar
ku menimpali

" Kalo pakai sihir terus menerus itu tidak baik, anggap saja ini olahraga berjalan." Jawab Siluman rubah.

Beberapa detik telah berlalu dan kamipun sampai di rak pertama.Di rak itu, hanya ada 10 buku yang
sangat tua. Aku nggak tahu buku tersebut berjudul apa karena buku itu ditulis menggunakan bahasa
kuno. Siluman Rubah hanya menyuruhku untuk membawa 5 buku dan dia juga membawa 5 buku
lainnya. Kami memilih meja apung di sebelah kanan rak kedua, mejanya bisa mengapung karena sekitar
tempat itu tidak ada gravitasi walaupun demikian posisi mejanya tidak berpindah-pindah hanya
mengapung saja. Kelima buku yang tadi ku bawa di beri sihir oleh siluman rubah supaya bisa aku baca.
Kami membaca buku dengan tenang dan fokus. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, kami telah
membaca sembilan buku tapi tidak menemukan titik terang untuk kembali ke dunia ku. Satu-satunya
harapan kami ialah buku yang kesepuluh dengan judul 'dunia paralel dan dunia nyata'saat ini buku
tersebut sedang dibaca oleh Siluman rubah. " Abelle, sepertinya aku menemukan titik terangnya,
dikatakan dalam buku ini, setiap manusia yang masuk kedalam dunia paralel bisa kembali dengan
selamat apabila dia tidak melakukan hal-hal yang merusak dan dapat masuk kedalam portal dimensi
sebelum dia tertangkap oleh ketua para siluman." Jelas Siluman Rubah.
" Tapi kapan portal itu terbuka?" Tanya ku

" Sama seperti sebelumnya, kamu masuk kesini pada waktu kapan?." Balas Siluman Rubah

" Kalo tidak salah, aku masuk ke dunia karena hujan panas lalu tiba-tiba ada portal yang menakjubkan
yang membuat ku tertarik. Kalo waktu nya aku tidak tahu dengan pasti karena lupa." Ucap ku

" Ouh, kalo begitu dapat disimpulkan bahwa kamu bisa kembali saat hujan panas terjadi, namun kita
tidak bisa memprediksi kapan hujan panas akan turun." Ujar siluman rubah.

Derap langkah kaki terdengar nyaring, suara langkah kaki itu ternyata punya siluman kelinci. Dia kembali
dengan membawa satu buku sihir dan menghampiri kami lalu ikut duduk disampingku.

"Eh apakah kita akan ikut ke dalam pesta perayaan kali ini?" Ucap siluman kelinci bertanya

" Pesta perayaan?" Tanyaku

"Iyaa pesta perayaan atas rasa syukur akan perlindungan yang di berikan hingga saat ini, biasanya akan
diadakan tiap 5 tahun sekali dan bertepatan di tahun ini." Jelas Siluman kelinci dengan penuh semangat
dan membuat Abelle tertarik.

" ayo! Kita pergi!" Seru ku yang lumayan semangat mengingat ia belum tau seperti apa pesta didunia ini

"Tidak kita tidak bisa pergi" ucap Siluman Rubah yang sedari tadi bungkam, membuat kedua nya
menatap siluman rubah dengan tatapan tidak percaya

"Apa? Kenapa tidak boleh?" Tanyaku yang disetujui siluman kelinci.

"Apakah kamu mau jati dirimu terungkap? Dan Siluman kelinci apa kamu lupa tiap perayaan besar
seperti ini penjagaan akan lebih ketat dari biasanya? Aku tidak mau bila terjadi hal hal yang
merepotkan." Jelas Siluman rubah yang memang tidak bisa menjamin keamanan Abelle bila identitas
nya terbuka dan akan berakibat fatal kepada dirinya sendiri.

"Ayo lahh Siluman rubah tidak akan ada masalah kita juga sudah pernah melewati hal-hal seperti ini dan
identitasku aman aman saja, Ayo lahh ayo aku ingin pergi ke pesta perayaan itu aku mohon" pintaku
pada siluman rubah.

" Festival nya kan dilakukan di pagi sampai sore aja, tidak apa - apa jika Abelle ikut ke pesta perayaan
nya." Ujar Siluman kelinci.

" Oke, kalian boleh pergi ke pesta itu asalkan aku selalu berada di dekat kalian berdua." Ucap Siluman
rubah.
" Yey, Makasih Siluman rubah. Kapan festival nya dimulai ?." Ujar ku senang.

" Festival nya diadakan selama 7 hari tapi kalo pesta perayaan nya besok." Ujar Siluman kelinci.

" Siluman kelinci, aku tidak punya gaun untuk pesta besok." Ucap ku lirih.

" Tenang, aku punya banyak gaun di rumah." Ujar Siluman kelinci.

Tanpa kami sadari bahwa perpustakaan mulai sepi karena hari telah malam. Kami berjalan beriringan
keluar dari perpustakaan sambil berbincang-bincang ringan. Kami pulang menggunakan kereta kuda
klasik yang sama.

*****

Hari ini, terdengar suara riuh bahagia para siluman, mereka begitu senang akan festival perayaan ini.
Aku dan Siluman kelinci sedang mencari gaun pesta yang akan kami kenakan untuk pesta nanti siang.
Aku sangat senang bisa mengikuti pesta perayaan ini. Sekitar lima puluh lima menit,kami habiskan untuk
bersiap-siap. Aku mengenakan gaun pesta

berwarna hijau pastel dengan rambut disanggul dan mengenakan bando bunga putih sedangkan
Siluman kelinci mengenakan gaun pesta berwarna pink dengan rambut diurai dan mengenakan mahkota
bunga daisy. Ternyata didepan pintu rumah Siluman rubah telah menunggu kami berdua dengan stelan
tuxido lengkap dan rapi. Kami berangkat menuju lokasi pesta menggunakan sihir teleportasi yang dibuka
oleh Siluman kelinci. Pesta perayaan diadakan di pinggir permukiman, dekat laut dan dilakukan diluar
ruangan. Begitu banyak makanan khas dan unik yang disediakan dan hiburan klasik di dalam area pesta.
Memang betul, penjagaannya sangat ketat, Untung saja sebelum berangkat ke sini, aku diberikan sihir
ganda oleh Siluman rubah untuk menutupi jati diri ku sebagai manusia. Sebelum memasuki area pesta,
kami harus melewati pintu pendeteksi untuk mengetahui apakah kita benar-benar siluman atau
manusia. Saat itu aku merasa jantung ku berdetak kencang dan berkeringat dingin, semoga aku tidak
ketahuan. Tiba saatnya giliran diriku setelah siluman rubah dan kelinci, pintu tersebut tidak bereaksi
apapun. " Untung, tidak ketahuan" ujarku di dalam hati. Di dalam pesta, ada begitu banyak spesies
siluman yang sedang bersuka cita serta menikmati makanan dan hiburan musik.

Aku selalu berada di dekat Siluman rubah karena takut akan terjadi apa - apa jika aku tidak menuruti apa
yang dikatakan beliau. Siluman kelinci bergabung dan bersosialisasi dengan siluman yang lainnya.

" Siluman rubah, kamu mau makan apa? Apakah dirimu sakit karena mukamu pucat sekali." Ujar ku
khawatir.

" Aku mau makan yang manis-manis aja. Tidak kok, aku baik-baik saja'' ujar Siluman rubah berpura-pura
sehat.

" Oke, aku ambilkan ya. Dirimu tunggu aja disini." Ujar ku sambil berjalan menuju tempat makanan itu.

" Nih, Siluman rubah makanan nya." Ujar ku sambil duduk disebelahnya.
" Terima kasih, Abelle." Ucap Siluman rubah.

Acara selanjutnya adalah pembukaan oleh Ketua para siluman yakni Siluman Singa, dan hiburan musik.
Kami menonton dengan tenang semua rangkaian acara pesta ini.

" Mari kita bersyukur atas kedamaian dan keselamatan negeri kita. Nikmati lah pesta ini wahai semua
siluman." Ucap Ketua para siluman .

'' Prok.. prok...." Suara tepuk tangan semua siluman yang hadir.

Sekitar 5 jam, pesta ini berlangsung dengan meriah. Semuanya dalam suasana bersuka cita. Akhirnya
pesta selesai saat sore hari. Kami berniat pulang terlebih dahulu karena Siluman rubah sangat pucat.
Seperti halnya masuk pada saat keluar dilakukan lagi pengecekan dengan menggunakan pintu
pendeteksi jati diri tadi.

" Aduh, dadaku sakit sekali." Erang Siluman rubah saat aku mulai memasuki pintu tersebut.

" kau baik- baik saja, Siluman rubah ?. " Tanya Siluman kelinci.

Pada saat aku memasuki pintu itu tanpa disadari sihir nya melemah karena siluman rubah kehilangan
banyak energinya. Tiba- tiba kuping dan ekor tupaiku menghilang saat aku keluar dari pintu tersebut.

" Ada Manusia..." Teriak penjaga pintu pendeteksi.

Seketika semua siluman menoleh dan menatap ku dengan tajam.

" Tangkap, manusia itu !. " perintah Ketua para siluman .

" Lari, Abelle !. " Perintah Siluman Rubah dan Kelinci.

Seketika itu, aku panik dan berlari dengan kencang menuju pantai, di belakangku terlihat para prajurit
siluman dan ketua nya mengejarku. Mereka melempari diri ku dengan anak panah. Aku menggunakan
sihir kecepatan supaya bisa menghindari serangan mereka. Bahaya ini, jika aku tertangkap oleh mereka
bisa-bisa aku terkena kutukan dan tidak bisa pulang.

Cuaca saat ini mendung akan tetapi tiba-tiba panas. Rintik air turun dari langit, pertanda hujan akan
turun. " Tuhan, kumohon turunkanlah hujan panas" ucapku didalam hati dengan ketakutan. Aku terus
berlari dengan cepat menuju bibir laut, sudah tidak peduli dengan kondisi penampilan ku yang sudah
berantakan ini. Hujan panas pun terjadi saat jarak antara diriku dan para siluman itu hampir berdekatan.
Portal yang menakjubkan itu muncul kedua kalinya dalam hidupku. Akupun berlari dan melompat untuk
bisa masuk ke portal tersebut.Tiba tiba cahaya silau menuju ke arahku dengan sangat cepat aku pun
menutup mata ku rapat rapat tapi aku tidak merasakan rasa sakit sama sekali ah ini sihir milik Rubah.
Rasanya nyaman hangat tanpa disadari aku meneteskan air mata dan saat melihat kembali penampilan
ku yang sangat mengenaskan

"Haha apakah ini akhirnya? Maaf dan terimakasih semuanya" senyum tulus aku tunjukkan untuk mereka
yang sudah menemaniku selama ini. Lagi-lagi aku memasuki ruang dimensi kosong
******

24 Mei 2021

Gelap, dan dingin. Itulah yang kurasakan.

"Apa? Bagaimana?" Guman ku dengan tatapan kosong melihat, saat ini berada di pantai
Parangtritis.Tempat terakhir sebelum dia diteleportasikan ke dunia lain

"Apa ini akhirnya?" Tersirat rasa pasrah akan kalimatnya, apa terjadi ini begitu sangat cepat. Saat masih
sibuk dengan pikiran nya tiba tiba ada suara teriakan terdengar

"Abelle!!!" Teriakan itu membuatnya sadar bahwa ia sepenuhnya sudah kembali ke dunianya, melihat
wajah khawatir Mikhaila membuatnya sedikit senang lega dan sedih diwaktu bersamaan.

"Abelle! Kapan kamu akan kembali!?" Isak terdengar dari Mikhaila yang melangkah ke arahnya.

"Huh? Tenang saja aku sudah kembali, kenapa kamu masih menangis?" Ucap ku sambil menghampirinya
haha bahkan ia masih membawa sweeter yang aku pakai hari itu. kamu tidak pernah berubah ya, senang
rasanya aku mempunyai sahabat sepertimu. Aku tersenyum ingin memeluk dirinya aku sangat senang
saat pulang aku disambut seolah melupakan bahwa nyawaku baru saja terancam.

"Abelle, hiks kapan kamu pulang. Kata kamu pantai itu bagus bukan? Tapi pantai yang kamu sukai itu lah
yang menelanmu juga, pantai ini jahat." lirih Mikhaila berjalan ke bibir pantai.

"huh? Mikhaila, aku disini! Apa yang kamu bicarakan kenapa? Apa yang terjadi?" Tatapanku menjadi
kosong melihat tubuhnya di tembus oleh Mikhaila.

Ahh, benar juga mana ada manusia yang masih hidup, setelah tubuhnya hancur oleh sihir. Tidak masuk
akal yang ada di dunia lain itu, awal masuk nya ia kesana saja sudah tidak masuk akal walau ia tidak
merasakan rasa sakit yang berlebih mungkin itu karena sihir milik Rubah. Aku bahkan tidak sempat
berterima kasih dengan benar dan meminta maaf kepada mereka yang disana. Sekarang ia bisa melihat
beberapa orang yang ia kenal berkumpul di bibir pantai Parangtritis dan menaburkan bunga untuk
mengenangnya ia dengar sekarang tahun 2021. Akhirnya sudah 1 Tahun mereka lalui dan hari ini adalah
hari hilangnya ia dan juga hari ulang tahunnya. Bagaimanapun ia bersyukur walau berat ia tidak mau
meninggalkan mereka tapi ia bisa lihat dari kaki dan tangan nya mulai menghilang secara perlahan

"Terima kasih telah melahirkan ku kedunia ini, terima kasih atas segalanya, terima kasih masih
mengingatku, terima kasih selalu ada untuk ku terima kasih hiks.. maafkan aku, mohon berbahagialah
dan terus berbahagia.." tangisannya tak dapat terbendung tanpa ia sadari tubuhnya menghilang.

Mereka semua terdiam merasakan perasaan menyesakan didalam dada yang teramat mendengar
lirihnya suara Arrabelle, ketika melihat sekeliling hanya ada mereka dan suara ombak, angin laut dan
perasaan sesak yang berganti dengan perasaan lega dan tenang.
TAMAT.

Anda mungkin juga menyukai