Anda di halaman 1dari 17

Dunia Anak

Hari ini, Zahwa dan Zahra pulang cepat.


Hei Awa, aku ada kejutan untukmu! seru Zahra Sesuatu? tanya Zahra heran, Yap
sesuatu yang bisa membuatmu terkejut 100 persen jawab Zahra girang.

Zahra membawa Zahwa adik kembarnya ke tempat sejenis pintu.


Ada apa kamu membawa aku ke sini? tanya Zahwa bingung. Zahra tidak menjawab dan
memencet sejenis tombol dan pintu besar itu terbuka lebar, karpet merah pun tergerai
menyambut kedatangan mereka.
I.. ini a.. aapa gagap Zahwa tak percaya, Sudah masuk saja ajak Zahra.

Sebuah kerajaan ada di depan mata mereka, seorang pelayan pun membawa tas mereka
berdua.
Zahra! panggil seorang putri cantik dengan mahkotanya yang indah. Ini yang kemarin aku
bilang. Zahwa namanya, adik kembarku jawab Zahra memberitahu, Kau juga tak kalah
cantik dengan kakakmu puji putri itu, Zahwa ini Zeta, sahabat kita dulu Zahra
mengenalkan, Zeta?! seru Zahwa tak percaya, Iya Awa dia Zeta jawab Zahra.

Mereka bertiga bersenda gurau dan bermain bersama sampai waktu sudah sore, Zahwa dan
Zahra pamit pulang.
Terimakasih pelayanan dan penyambutannya ucap Zahwa, Iya sama-sama jawab Zeta.
Ternyata di bumi, masih siang dan belum sore.

Bagaimana kamu tahu itu Zah? tanya Zahwa, Hahaha. Saat itu aku pulang sendirian dan
bersandar di pintu itu lalu tak sengaja aku menekan tombol dan sejak itu aku mengetahu
dunia fantasi ini jawab Zahra menjelaskan.
Sejak Zahwa mengetahui ini. Zahra dan Zahwa setiap hari bermain di sana dan ternyata
sepulang dari sana selalu membawa benda tanpa sepengetahuan mereka.
Sahabatku Malaikat
Sausan! teriakku pada Sausan. ia menoleh. Kuhampiri dia
Hari ini cerah, kicauan burung pagi yang merdu membuatku senang.. Kata Sausan.
Iya kau benar Sausan Kataku.

Hai, Aku Sherina Aliskha. cukup panggil aku Sher.


Aku dan Sausan telah 1 minggu bersahabat. dia murid baru yang cantik, baik hati, pintar, dan
imut. Rambutnya bewarna coklat diikat dua setiap hari. Dia selalu mengatakan hal yang sama
seperti tadi. Aku dan Sausan bermain setiap sore di rumahku. Namun, ketika kuajak bermain
ke rumahnya, dia menolak katanya rumahnya jauh. Aku mengerti, mungkin dia takut ibunya
marah atau semacamnya.

Jam istirahat
Sausan, ayo ke kantin! seruku.
Terima kasih, aku tidak lapar.. katanya. Aku menghampirinya.
Sausan, ada apa? tanyaku. Kupegang tangannya ia begitu dingin, tak seperti biasanya..
Wajahnya begitu pucat.
Sausan? tanyaku lagi.
Ia berhenti bernafas, aku kaget.
Sausan!!, tolong! teman-teman! bantu Sausan!! aku berteriak kencang. Sausan pun pingsan.
Kami membawanya ke klinik sekolah.

2 jam kemudian
Tidak!! jangan Sausan!! Aku berteriak histeris. Sausan telah meninggalkanku. Tidak!!!

Aku terbangun dari mimpiku, untung itu hanya mimpi. Aku pergi ke luar lalu ke rumah
Sausan diam-diam.

Saat sampai
Rumahnya begitu sepi.. tak ada seorang pun Sausan!, Sausan! teriakku. Aku pergi ke
halaman belakang Sausan. Kulihat batu nisan bertuliskan nama Sausan. Aku tercegang begitu
kaget. Aku pun pulang lari bergitu cepat.

Di sekolah
Kamu kenal sama Sausan ga? tanyaku pada Mella temanku.
Dia udah pergi, udah ke alam sana.. jawab Mella. kukira kemarin mimpi tapi nyata..
Lalu siapa yang bersamaku 1 minggu yang lalu? Apa itu arwah Sausan?

Sesampainya di rumah kuceritakan semua pada ibu


Bu.. Sausan.. gumamku sedih.
Iya.. dia meninggal 7 tahun yang lalu.. jelas ibu.
Apa? lalu siapa yang bersamaku semasa 1 minggu yang lalu bu? tanyaku.
Dialah Sausan.. dia malaikat yang bersamamu.. jawab ibu.

Aku pun pergi ke tempat Sausan berbaring tenang. Aku berdoa agar ia Tenang di alam
sana Dan aku tahu itulah akibatnya Sausan menolak bermain di rumahnya.. Terimakasih
Sausan
Nia In Wonderland
Aku baru saja tersadar dan aku terkaget aku ada di mana sekarang?. padahal beberapa saat yang lalu
aku sedang tidur di kamarku sambil membaca buku. tapi sekarang aku berada di tengah hutan.

Aku berjalan tanpa arah, mengikuti jalan setapak yang ada di depanku, entah ada di mana aku
sekarang, tapi yang jelas aku takut. aku melihat seseorang sedang membelah kayu dengan kapaknya
di di depan mataku, seorang anak yang mengayunkan kapaknya ke arah kayu hingga menimbulkan
bunyi nyaring, TAK!!!, Dia melakukannya berulang-ulang, aku menyipitkan mataku, untuk melihat
jelas wajah anak itu dan sepertinya aku mengenalnya. dia adalah temanku jerry, aku memanggilnya
dengan suara lantang dan dia menoleh. aku segera menghampirinya, perasaanku sangat senang karena
setidaknya ada orang yang aku kenal.

Siapa kau?
Aku kaget mendengar dia mengatakan itu ini aku nia kataku teman satu kelasmu
Maaf aku tidak mengenalmu jawabnya
Aku terkejut saat mendengar jawabanya, entah apa dia mungkin terkena amnesia. aku akan
menanyakannya sekali lagi, tetapi saat aku ingin bertanya aku mendengar suara teriakan, di ujung
sana aku melihat kobaran api yang menyala-nyala menimbulkan asap pekat yang melambung di
udara. aku tersentak

Ayo ikut aku tiba-tiba jerry tersentak, dia menarik pergelangan tanganku dan mengajaku berlari.
Kita mau kemana? Tanyaku
Kita akan ke desa tempat tinggalku sahutnya.

Aku hanya terdiam mendengar jawabanya, dan kakiku terus berlari di atas rumput hijau, dan kami
sampai di desa itu.
Aku terkejut saat melihat keadaan desa telah hancur, porakporanada, kepingan bangunan di mana-
mana, kobaran api yang menari-nari, mayat-mayat yang bertebaran seperti daun-daun di musim
gugur, dan yang melakukan itu semua adalah raksasa besar yang ada di hadapan kami. raksasa hijau
itu sangat menakutkan dia menatap jerry dan aku dengan mata merah seramya.

Jerry menyuruhku bersembunyi dan aku menuruti apa maunya. jerry berlari dengan gagah berani dia
berlari ke arah makhluk besar hijau itu, dan baju jerry berubah menjadi baju seorang kesatria dan.
jerry terbang dia mengarahkan kapaknya yang bercahaya ke arah monster itu, namun dia berhasil
menagkisnya, dan dia menembakan laser dari matanya, laser itu mengenai jerry hingga dia terluka dan
terjatuh ke tanah, dan monster itu ingin menginjak jery dengan kaki besarnya. aku memejamkan mata
karena tidak ingin melihat pemandangan ini.

Tiba-tiba ada suara muncul di kepalaku suara yang menyurhku untuk menyelamatkan jerry. Aku
kembali membuka mataku dan melihat tubuhku mengeluarkan cahaya sesaat setelah cahaya itu hilang
baju piyama yang tadi aku kenakan berubah menjadi baju dress biru yang indah, tapi yang membuat
aku terkejut kini aku memeiliki sayap di punggungku.
Aku masih takut dengan monster itu tapi aku harus menyelamatkan jerry, aku terbang dengan
sayapku. dan tiba-tiba muncul sebuah busur panah di tanganku, aku belum pernah memanah
sebelumnya tapi apa salahnya aku mencoba, aku membidik tepat di matanya dan melesatkan anak
panah yang bercahaya itu. Dan monster itu pun lenyap.

Aku berhasil mengalahkanya, aku kembali ke wujud semulaku, dan saat aku menghampiri jerry tiba-
tiba tubuhnya menghilang, semuanya menghilang dan tiba-tiba turun hujan. yang membuatku tersadar
bahwa semua hanyalah mimpi, aku terbangun dan merasakan celanaku ynag basah bukan karena
hujan tapi karena aku mengompol. mungkin inilah akibatnya jika tidak berdoa sebelum tidur.
Kubah Besi
Dua ribu? Sepuluh ribu? Entah berapa banyak liter yang sudah aku habiskan hanya untuk
bernapas, atau hanya untuk membelai rambut jagungku saja.

Waktu itu layaknya seorang penguasa Eurasia, aku menghambur hamburkannya. Dan
sekarang sudah bisa kurasakan karmanya. Rasanya tercekik. Bernapas bukan lagi suatu
kebutuhan tetapi kegiatan yang dicaci dan harus dimusnahkan. Sayang, masih banyak yang
ingin kucapai dan aku tidak mau mati dulu.

Jadi kukumpulkan semua yang tersisa dari seluruh penjuru bumi yang bulat ini.
Menyimpannya dalam sebuah kubah besar berbahan dasar besi langka yang kudapat dari
seorang petani tua pesakitan. Mencoba berbagai cara mengembangbiakkan udara gila
memang. Tapi apalah aku yang egois ini, yang masih mau bermimpi dan mewujudkannya.

Entah kekuatan dari mana, tapi kubah besiku bekerja dengan sempurna. Tidak mau menerima
karma yang buruk, dengan senang hati kubagikan semuanya ke makhluk yang mengiba
udara, termasuk mereka yang kehilangan muka karena mencaci kubah besiku.

Waktu terus berjalan dan orang orang memuakkan yang tumbuh semakin subur itu siap
melakukan fungsinya bahkan tanpa ada tanda peringatan. Mereka yang berpundi, melalui
pengkhinat yang bekerja untukku, menukarnya lebih banyak hanya untuk disimpan dan
dipamerkan kepada mereka yang terlunta.

Kututup kubah besi kebanggaanku karena demi Tuhan.. aku hanya ingin membuat keadaan
sedikit membaik bukan malah memperumitnya! Ada apa sih dengan orang orang itu? Apa
harus aku lagi yang mencari solusinya? Tidak! Tidak sudi.

Kalau sudah tau begini, kenapa dulu mereka tidak memperbanyak apa yang sering mereka
sebut sampah?

Demi Tuhan kurindu dengan semua zamrud itu. Sungguh.


Sahabat Cermin
Aku termenung di balkon sekolah. Termenung sedih dan berkhayal, bahwa akan punya sahabat.
Sahabat setia yang tidak akan meninggalkan diriku sendiri. Tapi, tak ada yang ingin berteman
denganku. Bahkan semua orang membenciku. Padahal, aku tak pernah berbuat jahat kepada mereka.
Aku juga selalu berusaha yang terbaik agar mereka tak menganggapku aneh.
Caseyla Diandra. Itulah namaku. Orangtuaku memangil aku Casey. Tapi teman-temanku
memanggilku Bad Girl. Panggilan yang sangat menyayat hati. Yah sebenarnya mereka yang kusebut
teman tidak menganggapku teman. Mereka lebih mirip dengan musuhku.

Setiap hari, kucoba jalani hari dengan senyuman. Tapi dibalik senyuman itu tersimpan beribu luka
yang sangat menyakitkan. Dan hari ini aku akan pergi membeli sebuah cermin untuk hiasan di kamar
baruku. Dengan segera aku pergi ke Mirror Shop. Di sana terdapat banyak model cermin terbaru.
Tetapi, pandanganku hanya tertuju kepada sebuah cemin besar yang dikelilingi ukiran yang sangat
indah. Dan setelah kutanya harganya Rp. 895.000. Karena tertarik, aku segera membelinya tanpa pikir
panjang. Kata penjaga di sana, cermin itu akan dikirim tepat jam 4 sore.

Tiiiiiin!!! tiiiiiin!!! klakson mobil pengantar cermin itu pun terdengar. Casey segera berlari untuk
membukakan pintu rumahnya.
Silakan masuk Pak. Kamar saya ada di sana. Ujar Casey sembari menunjukan kamarnya.

Tak lama kemudian cermin itu sudah dipasang. Orang-orang yang mengantar cermin itu, juga sudah
pulang. Casey yang sendirian di rumah, asyik meratapi cermin itu. Ah, indah sekali cermin itu. Pikir
Casey. Tapi, karena merasa janggal dengan cermin itu, Casey mulai mendekati cermin itu.
Aaaaaa Casey berteriak keras. Ia sangat ketakutan. Itu karena ada bayangan seseorang di cermin
itu. Tapi bayangan itu bukan bayangan dirinya. Bayangan itu adalah bayangan gadis seusia Casey
dengan wajah riang. Aaaaaa Casey kembali berteriak. Ia berteriak kali ini karena bayangan itu
bersuara kecil.

Lalu Casey pun membalas suara itu. Siapa kau?


Hai Casey, jangan takut. Namaku Mirrory. Kau bisa memanggilku Rory. Aku tidak akan
menyakitimu. Aku di sini hanya ingin menjadi temanmu. Jelas bayangan itu yang ternyata bernama
Rory.
Oh, mmm kalau begitu maafkan aku ya Rory. Ucap Casey ragu.
Tentu, jawab Rory.

Oh ya, bagaimana kau bisa ada di cermin itu Rory? Tanya Casey.
Aku bisa ada di cermin ini karena kejadian 3 tahun lalu. Saat itu aku masih berumur 8 tahun. Waktu
itu aku menemukan cermin ini. Dan memencet tombol kecil di belakang cermin. Seketika aku tersedot
masuk ke dalam cermin. Lalu cermin ini ditemukan oleh seseorang. Kemudian cermin in dijual di
Mirror Shop. Jelas Rory panjang lebar. Casey yang mendengarkan hanya diam setia mendengarkan.
Oh Gitu, Casey ber-oh ria.
Rory, kau mau tidak jadi sahabatku? Tanya Casey tiba-tiba.
Aku sangaaat mau. Jawab Rory.
Tapi, aku hanya bisa menjadi sahabat cermin untukmu. Lanjut Rory tak bersemangat.
Tidak apa-apa kok. Begini saja aku sudah senang. Balas Casey. Lalu mereka asyik mengobrol tanpa
peduli apapun.

Kini Casey sudah punya sahabat. Walaupun ia tau bahwa sahabatnya itu ada dicermin. Rory pun setia
menjadi sahabat cermin seperti apa yang diinginkan Casey. Casey pun tak perlu lagi punya sahabat
lain. Baginya, Rory sudah lebih dari cukup. Dan tak ada yang bisa menggantikan kedudukan Rory di
hati Casey. Setiap hari, Casey berharap Rory akan menjadi manusia utuh. Dan tidak lagi menjadi
sahabat cermin. Tapi, entahlah, kapan itu semua akan terjadi.
Kotaku Yang Malang
Namaku Sasha. Setiap hari aku berangkat sekolah dengan menaiki mobil yang pintu dan
jendelanya ditutup rapat. Orang lain pun juga sama sepertiku. Sekarang sudah jarang sekali
orang berjalan kaki bila ingin bepergian. Hanya ada beberapa orang saja yang berjalan kaki,
yaitu orang yang kurang mampu. Mengapa mereka semua bertingkah seperti ini? Tidak
seperti Dulu yang menaiki apa saja dengan ruang, berjalan kaki dengan sedang. Semua ini
ulah manusia yang tidak memperhatikan atau mempedulikan lingkungan sekitar. Sampah
plastik berserakan, kaleng-kaleng bekas, makanan sisa dan semua sampah kecil maupun
besar, semuanya ada di jalan yang biasa mamusia pakai.

Ckiit.. mobilku sudah berhenti di depan gerbang sekolahku. Sudah sampai nak kata ayah,
aku mengangguk lalu bilang terimakasih ayah, jangan lupa ya kalo keluar mobil pake
masker, jaket dan kacamata biar ayah nggak sakit jelasku. Ayah tersenyum, lalu aku
melambaikan tangan dan langsung menuju ke dalam sekolah.

Saat aku masuk ke dalam kelas, hanya ada 12 orang anak termasuk aku. Banyak sekali anak-
anak yang telah meninggal ada 8 orang anak, yang jatuh sakit ada 19 orang anak dan yang
keluar sekolah ada 5 orang anak.
Hai Lili kataku kepada teman sebangkuku. Dia terlihat pucat dan sering batuk-batuk.
Kamu sakit? tanyaku cemas. Dia tidak menjawab.

Besoknya saat aku masuk kelas Lili tidak ada. Lalu aku menanyakan keberadaan Lili kepada
Akia. Sungguh sedih mendengar kabar dari Akia bahwa Lili sekarang dirawat di rumah sakit
ditempatkan di ICU, dia sekarat. Aku langsung menangis tak henti-henti.
Andaikan seperti 10 tahun kebelakang, kota ini begitu bersih, indah, udaranya sejuk, dan
lebih banyak orang yang berjalan kaki. Kita doakan saja semoga Lili baik-baik saja jelas
Akia sambil menenangkanku.

Pulangnya saat aku sampai rummah. Ibu langsung memelukku dan berkata Lili telah tiara.
Aku langsung menangis, ibu menenangkanku. Kita melayat yuk sayang jelas ibu sambil
membelaiku. Aku mengangguk. Lalu kami pergi menggunakan mobil satu lagi.

Mulamya kami pergi ke rumah sakit yang ditempati Lili. Tapi jelas perawat jeazahnya sudah
dibawa ke rumahnya. Lalu kami pun pergi ke rumahnya. Setelah sampai aku langsung keluar
dari mobil tanpa menggunakan masker. Aku sudah tak peduli. Saat aku masuk ke rumahnya
aku langsung menemui jenazahnya dan memeluknya sembari mengatakan Semoga kau baik-
baik saja di sana tangisku semakin deras. Mama yang sedang menenangkan ibunya Lili pun
saat melihatku ikut menangis. Jangan lupakan aku sobat. Setelah aku mengucapkan itu aku
melihat sosok perempuan yang anggun dan cantik, wajahnya bersinar layaknya sinar bulan.
Lulu gadis itu mengucapkan aku tidak akan pernah melupakammu Sa, terimakasih untuk
segalanya. Tangisku menjadi deras sekali. Aku yakin Lili bahagia di sana.
Pewaris Terakhir
Aku memandangi senjataku yang sudah berlumur darah, Ini semua salah mereka.. Siapa yang
suruh menyerang dan memburuku.

Mentari semakin bersembunyi dibalik gusarnya kekacauan kerajaan. Takdirku bagai tertulis
di lembar usang, terlupakan dan juga dicari disaat yang bersamaan, kutarik rambut panjangku
ke belakang telinga dan mulai melangkah melalui sekumpulan mayat tentara berbaju besi
yang tamak akan kenaikan pangkat. Bodoh Mereka hanya memikirkan hasil tanpa peduli
prosesnya, padahal jelas-jelas Akulah Sang Pewaris Terakhir dari kerjaan yang penuh
kutukan itu. Pewaris dari Pedang yang akan memakan sisi manusiamu jika kau lengah,
Pewaris dari mahkota berkarat yang diperebutkan begitu keras.

Muncul lagi seseorang di hadapanku, kembali kutarik pedang yang adalah musuh sekaligus
kawanku, Lelaki itu tersenyum kecil, dia adalah salah satu orang yang ikut serta dalam
perebutan Takhta.
Mata hitamnya memandangiku tajam Tidak apa-apa jika kau tidak ingin, tapi kenapa kau
juga menarik pedang untukku? ujarnya, Aku menatapnya siaga.
Aku Tidak peduli dengan siapapun, aku hanya ingin hidup sahutku.
Bohong ia menyahut tanpa ragu kau juga ingin ditemukan lanjutnya, Aku terdiam sesaat
tanpa melonggarkan pertahananku.

Ia maju berberapa langkah dan mengusap darah di wajahku Aku menemukanmu ujarnya
lagi sambil tersenyum.
Kenapa? Kenapa? semuanya seperti ini? Padahal Papa bilang semuanya akan baik-baik saja
Jika aku tidak tidur terlalu malam, dan Mama bilang semuanya akan berakhir bahagia jika
Aku menjadi anak baik, tapi kenapa? Mereka meninggalkanku dengan beban begitu besar..
Aku tidak ingin menjadi Raja, aku tidak menginginkan Mahkota ataupun kekuasaan, aku
hanya ingin rakyatku bahagia Aku sudah tidak tahan lagi, Lelaki tadi memelukku, dialah
Tunanganku ketika situasi masih baik-baik saja, Dan saat itu juga darah mengucur dari
perutnya yang sudah berlubang.
Tapi Akulah sang Pewarias terakhir Aku masih berada dalam dekapannya yang penuh
darah atas senjataku Akulah orang yang akan menguasai semuanya, bukan dirimu, bukan
Paman ataupun musuh kita Hanya Aku Aku seorang lanjutku.
Ia memelukku semakin erat, kurasakan bahuku basah akan sesuatu yang hangat.
tidak apa-apa.. Aku sudah menemukanmu, karena itu Jangan sembunyi lagi, My Lady
ujarnya dan tubuhnya gontai kehilangan nyawa, Kutelentangkan jasadnya dan kututup
dengan jaket yang biasa kupakai.
Aku Bukan Patung
Awalnya gelap, tapi tiba-tiba cahaya mentari menyilaukan. Sangat menyilaukan, tapi kenapa
aku tidak bisa menutup mataku? Ya Tuhan, apa yang terjadi padaku? Tubuhku, oh tubuhku tidak
bisa bergerak. Kenapa tubuhku membeku seperti ini? Kenapa ini Tuhan? Air, ikan koi, bunga
teratai merah muda? Aku dikelilingi mereka. Aku berada di tengah-tengah kolam? Kenapa aku
bisa berada di tengah kolam ini, Tuhan?

Burung pipit kecil hinggap di bahuku, meloncat, lalu pergi. Hei burung pipit kecil, tolong aku,
aku tidak bisa bergerak. Hei, jangan pergi.. ya Tuhan, bagaimana ini? Apakah suaraku tidak
terdengar? Siapapun, aku mohon tolong aku!

Sepanjang hari, orang-orang yang lewat menyebutku tampan. Ah, benarkah. Aku bahkan tidak
menyadarinya. Aku terdiam lagi, mendengarkan gemericik pancuran air kolam, mengamati bunga
teratai merah muda yang perlahan mekar, meninggalkan masa kuncupnya. Bunga mawar merah
muda, bunga lily, anyelir, bunga kertas di tepi kolam juga ikut mekar. Rumput yang hijau
berembun dan pohon-pohon rindang yang meneteskan embun di ujung-ujung daunnya terlihat
segar. Indah sekali mereka, aku baru menyadarinya. Embun itu menguap sekarang.

Gemericik pancuran kolam, ikan koi yang tenang, bunga teratai merah muda kuncup dan mekar.
Aku menikmati semuanya. Berulang-ulang. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku
terperangkap di sini selamanya? Begini selamanya di tengah-tengah kolam?

Lalu, entah kenapa kali ini pandanganku tertuju pada sosok gadis cantik berbaju krem lembut. Ia
berjalan perlahan. Rambut lurus hitam terurai, bola mata coklat indah, bulu mata lentik, bibir
merekah, kulit putih langsat berjalan perlahan, ke arahku. Ah tidak, ia berjalan lalu duduk di kursi
tepat di depanku. Ia mengeluarkan buku dari tas tangan kecil putihnya dan membuka perlahan
buku itu. Lalu, bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan lincah. Tapi, tiba-tiba matanya
memandang padaku, melihatku agak lama, dan kemudian berjalan ke arahku. Apakah dia bisa
mendengarku? Patung ini bagus sekali, terlihat tampan. Ia lalu mengambil sesuatu di tas
putihnya. Sebuah ponsel. Ia lalu mengambil gambarku dengan ponsel itu dan kemudian
tersenyum. Oh, Tuhan.

Sementara ia di dekatku, ingin sekali aku memetik dan memberikan setangkai mawar merah
muda yang ada di pinggir kolam ini padanya. Ah, tidak, menyapanya saja, itu sudah cukup
bagiku. Tapi apa daya, aku tidak bisa bergerak. Tubuhku beku. Bibirku bisu. Aku hanya sebuah
patung tembaga di tengah-tengah kolam ikan koi kecil. Satu-satunya yang bisa kulakukan adalah
melihatnya, melihatnya, dan melihatnya pergi. Gadis itu pergi, gadis itu pergi. Oh, Tuhan,
betapa menyedihkannya aku. Aku tidak bisa apa-apa. Aku hanya patung, tidak bisa bergerak,
berjalan, ataupun berlari. Bicara pun aku tak bisa. Menutup mataku karena mentari yang
menyilaukan pun aku tak bisa. Kenapa aku hanya sebuah patung? Patung yang indah, tampan,
tapi tidak berguna. Kenapa? kenapa aku hanya sebuah patung? Kenapa? Kenapaaaa?

Perlahan, aku membuka mataku. Terasa berat. Kukedipkan mataku, berkali-kali. Kuraba
wajahku, masih lengkap dan tidak keras. Hanya tulang hidungku yang keras. Kugerakkan
kepalaku, ke kanan dan ke kiri, jari tanganku, lenganku, kakiku, semuanya, dan yang terakhir
adalah badanku. Oh, aku masih berbaring di atas kasur empukku dan selimut hangat. Ternyata
hanya mimpi. Aku sedikit lega. Tuhan, aku bukan patung, aku bukan patung, dan jangan jadikan
aku patung. Aku adalah manusia. Aku janji akan mearaih tujuanku, cita-citaku, hidupku. Aku
tidak akan malas. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku tidak akan membiarkannya pergi.
Sekarang.
Dunia Manisan
Dahulu kala ada seorang anak yang sangat baik dan pintar, namanya adalah ely, ely adalah
anak yang sangat baik dan pintar.

Suatu peristiwa terjadi


Pada malam yang sunyi ada sebuah cahaya yang masuk ke kamar ely, lalu ely mengikutinya,
sampailah ely di titik cahaya itu, dia melihat sesosok wanita yang cantik bagaikan peri, dan
ternyata itu memanglah peri yang dikirim oleh tuhan untuk ely.

Siapa kamu
Aku adalah peri kiriman tuhan, dia yang telah mengirimku untukmu, dia mengirimku hanya
untuk anak baik sepertimu, kau adalah anak yang mulia dan terpuji, maka ikutlah denganku
Tapi apakah ini nyata, apakah kakak peri?
Iya ely aku memang peri mendekatlah wahai anak baik.
Tanpa berpikir lama ely mendekat ke peri itu, ely sungguh tidak percaya akan hal itu, tetapi
dia juga senang. Peri memegang tangan ely dengan lembut dan erat, ely merasa nyaman.
Tetapi dalam sekejap ely dan peri itu hilang dan pergi ke dunia yang berbeda

Di mana aku peri, aku tidak percaya ini, tetapi bagaimana jika orangtuaku memcariku.
Tidak apa nak kamu akan aman bersamaku

Dan ternyata ely dan peri berpindah ke dunia manisan, ely terkaget kaget saat di sana
dipenuhi dengan berbagai macam manisan, yaitu coklat, permen, buah buahan, danau susu
dan masih banyak lagi.

Bolehkah aku memakan semua ini peri


Boleh ely semuanya memang untukmu, peri. Ely mencicipi semua makanan dengan
gembira.

Ely sudah lelah karena banyak makan permen dan coklat dan dia pun akhirnya terlelap tidur.
Dan saat dia bangun dia sudah di rumah, serta ada banyak manisan di dalam kamarnya, ely
sangat berterimakasih kepada tuhan karena telah mengirim peri yang sangat baik kepadanya.
Ely memanglah pantas untuk menerima semua ini, dia adalah anak yang sangat baik dan
terpuji!
Mesin Waktu
Pada tahun 2026 dimana dunia sudah mulai dikuasai teknologi canggih, ada 3 sahabat yang
bernama jack, nicole dan alex. Mereka baersekolah di sekolah yang sama tepatnya di smp
ABC, jika pulang sekolah mereka biasanya selalu bersama.

Saat itu mereka menuju ke stasiun kereta melayang yang jaraknya dekat dari sekolah mereka.
Saat mereka sudah mulai naik, beberapa menit kemudian kereta yang mereka naiki terlempar
keluar dari rel yang ada di atas kereta, mereka terlempar ke sebuah hutan yang sangat luas
dan gelap bersama dengan penumpang lainnya yang sebagian tewas karena benturan yang
sangat kencang saat mereka terjatuh.

Alice pun berkata di mana kita?


Alex menjawab aku pun tak tau sambil kebingungan
Jack berakata sudah jangan khawatir, yang penting kita selamat
iya alex dah nicole menjawab

Mereka pun berjalan mencari jalan keluar dan mencari pertolongan dengan berjalan ke dalam
hutan, saat mereka di dalam hutan.. terdengar suara BUUMM.. yang kencang dan membuat
tanah bergetar, mereka pun menghampiri sumber suara itu dengan rasa berani.

Saat sudah hampir dekat dengan sumber suara, mereka melihat sebuah cahaya yang sangat
terang dari sana. Saat mereka lihat ternyata itu adalah sebuah mesin waktu yang jatuh dari
langit, dengan rasa penasaran mereka mendekati mesin waktu itu dan membukanya/

1, 2, 3 waaaaaw kata mereka bersamaa, mereka masuk dan tak sengaja alex menekan
suatu tombol yang membuat mesin waktu tersebut membawa mereka keluar dari hutan yang
gelap itu ke kota yang dekat dengan rumah mereka Saat sampai mereka hampir tak percaya
bahwa mereka mendapat petualangan yang sangat aneh dari mesin waktu itu. Saat mereka
keluar dari mesin waktu itu, mesin waktu itu pun tiba-tiba lenyap menghilang dan mereka
kembali ke rumah mereka masing masing.
Pelukan Terakhir Untuk Ibu
Di tepi sungai yang agak luas, terdapat anak pohon apel dan ibu pohon apel, anak pohon bernama
Trei, berkelamin lelaki, dan ibu pohon bernama Treina. Trei ingin sekali memeluk ibunya, lalu
menciumnya, tapi.. Trei tidak bisa.., karena apa? Teman teman pasti taulah

Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan beserta ayahnya berjalan melewati Trei, dan ibu Trei.
Anak itu bertanya pada ayahnya, yah, bolehkah aku memetik satu buah apel?
tentu saja, boleh! jawab ayahnya. Lalu anak perempuan itu memetik 1 buah apel dari daun daun
Trei.
Setelah mengambilnya, anak perempuan itu memakan buah apel yang dia ambil.
hmm.., enak banget!, aku jadi ingin semuanya! seru anak perempuan itu. ayah!, bolehkah aku
membawa pohon apel kecil ini ke dalam taman rumah kita? Tanya anak perempuan itu.
hmm.., ayah agak ragu sih, untuk menjawabnya.., tapi, ayah bolehkan saja deh! Nanti, ayah
panggilkan tukang taman untuk mencabut pohon apel kecil ini! Kamu tenang saja ya, Rara!, besok
ayah panggilkan! ayah anak perempuan itu, menuruti permintaan anaknya.
makasih, ya, yah! seru anak perempuan itu, yang ternyata bernama Rara. Ayahnya hanya tersenyum
manis. Mereka pun pulang.
Trei kaget mendengarkan obrolan anak perempuan itu terhadap ayahnya.
ibu.. bagaimana, ini?, besok, aku akan dipindahkan ke tempat lain.., jadinya, aku tidak bisa bertemu
ibu lagi dong.. Huhuhu tangis Trei.
tenang saja Trei.. kalau kamu dipindahkan, pasti Allah akan mempertemukan kita lagi di surga
hibur ibu Trei.
terima kasih ya, bu.. kata Trei.
Esoknya
Rara, ayahnya, dan tukang taman siap siap mencabut Trei.
tukang taman.., ayo, cepat cabut pohon apel kecil ini!, dan masukkan ke dalam mobil pick up, ya
pinta ayah Rara.
siap, pak! seru tukang taman.
Tukang taman pun mencabut Trei. dadah, ibu.. pamit Trei.
dadah Trei.. kata ibu Trei.
Di rumah Rara
ayo cepat, yah!, tanam pohonnya di taman belakang! pinta Rara.
oke, Ra! seru ayah Rara sambil mengacungkan jempol.
Setelah Trei sudah ditanam di taman belakang rumah Rara, Trei hanya bisa menangis tersedu sedu
tanpa dilihat oleh Rara, Rara hanya tersenyum senyum melihat Trei ditanam di rumahnya.
Setelah bertahun tahun lamanya, akhirnya Rara sudah bertumbuh dewasa dan Trei?, yaa sama seperti
Rara, Trei sudah dewasa, sayangnya, Ayahnya Rara sudah lebih dulu meninggal.
Ya Allah.., pertemukanlah aku kepada ibu di surga nanti.. doa Trei saat dewasa.
Kini, Trei dan Rara sudah beranjak ke masa tua. Rara sudah memiliki cucu. Senang sekali bila
menjadi Rara.
Ya Allah.., pertemukanlah aku kepada ibu di surga nanti.. doa Trei saat tua.
Sekarang Trei sudah mengganggu rumah Rara dan tibalah saatnya Trei ditebang
SREK! SREK! SREK! Suara gergaji memotong Trei dan Trei MATI!
ibu!! seru Trei sambil berjalan menemui ibunya dan memeluknya. Memang, Trei dan ibunya
berada di, ya! Betul!, berada di SURGA!, Trei dan ibunya memiliki tangan dan kaki! Wah,
menyenangkan..
Trei.. ibu senang sekali kamu berada di sini.. seru ibu Trei.
Lalu Trei mencium pipi ibunya seraya berkata, aku juga senang bu.., aku sayang ibu.
Ramalan Bintang
Hazel sedang memainkan piano miliknya sambil sesekali meneguk jus blueberry dan
memakan fettucini carbonara yang ia beli tadi pagi. Sekarang sudah menjelang sore, Hazel
belum beranjak dari piano. Padahal, mamanya sudah memanggilnya dari tadi tapi Hazel diam
tak menghiraukan.
Kali ini, ke 1000 kalinya mama meneriaki Hazel.
Hazel, ayo ikut mama ke tempat mboko Zevo. Mau melihat bola kristalnya yang baru
Ya sudah, Hazel ikut

Hazel dan mamanya sudah sampai di rumah mboko Zevo.


Tumbenan kau dan kau ke sini? secara antusias mboko Zevo menyambut dengan ramah.
Kami ingin melihat ramalan bintang dari bola kristal berwarna biru laut untuk memastikan
besok bukan hari sial bagi putriku karena besok ia akan mengadakan acara sesembahan dan
tolong carikan tanggal ulang tahunnya. Tanggal 12 Enorologi
Baik kuambilkan sebuah bola kristal itu agar besok kau dan anakmu tidak terkena sial oleh
Frozcie
Ikuti ucapanku Hazel. Bombazo Bazaoka Petorinjus Blak!
Hazel mengikuti petunjuk mboko Zevo.

Baik sudah. Bayaranya hanya 90 porip


Baik mboko, ini uangnya mama menyerahkan uang itu kepada mboko Zevo.

Esoknya,
Hazel dipakaikan kostum yang telah dibelikan mamanya di pasar.
Ayolah nak, percaya. Mboko Zevo pasti benar
Hazel mengangguk mengerti. Sebenarnya ia berpikir, manusia biasa mana mungkin bisa
mengubah nasib seseorang dan yang bisa hanyalah tuhan.

Hazel telah sampai diacara sesembahan kepada Nattel. Nattel tersenyum senang melihat
Hazel datang di tempatnya.
Namun ketika Hazel diajak Zesco pergi menaiki kapal menuju pulau Batho, kapal mereka
terkena arus badai. Mboko Zevo tersenyum puas melihat kesenangan abadinya karena ia bisa
berkuasa dengan Ramalan Bintang.
Nana dan Si Nakal Sasa
Di negeri Lollywod tinggallah peri-peri yang hidup di rumah Lolipop. Salah satu dari mereka
adalah Nana si anak baik, Sasa si anak nakal, Dadi Polly si hakim, dan mami lally si
superstar.

23, Mortano (bulan ke-10) 193


ma, Nana berangkat sekolah dulu ya
mi, Sasa berangkat dulu ya
iya!

Di sekolah sihir luckwod


manipurase incopase makerto, songater mimonia santonia? (selamat siang anak-anak, apa
kabar kalian?) sapa guru Caran, guru bahasa
mimonia skutarmi me (kabar kami baik) seru para murid serentak.
sengto barime ningse (baik kita mulai pelajaran)

ma tau nggak, tadi di kelas aku kena marah bu Caran, nyebelin!


memangnya kenapa?
nggak kumpul pr
halah, Sasa.. Sasa kamu ini bandel banget sih, udah mami bilang kamu harus bikin pr tiap
jam 7 malam kenapa nggak nurut sih. Coba contohin kakak kamu pinter, baik, sopan lagi.
Pokoknya mama nggak mau tau, mama mau pergi latihan ke kota sebelah mama ada konser
jelas mama panjang lebar
huh, ya udah
Dek bikin pr yuk
hhhuuuh, iyalah!

nana kumpulkan pr!


Ibu Caran memeriksa pr
bagus nana pr kamu betul semua
hehe Iya dong kakakku kan pintar
Iya. Contohin tuh, mantan murud ibu gurau ibu Caran.

na, kamu udah besar kakak mau naik tingkat lagi sekolahnya kamu harus pintar ya!
perintah kakak Sasa
iya kak
Dadadadah jumpa para keluarga Sasa.
Dadadadah balik jumpa pada keluarganya

Akhirnya Nana menjadi anak baik, pintar, patuh dan sopan kepada semua orang. Dan
meneruskan jalan kakaknya.
TUGAS BAHASA INDONESIA
KUMPULAN CERITA FANTASI

Disusun Oleh

Kelompok Hari Selasa

Kelas VII F

Ketua : Rindi Sari

Anggota : Grace Maurina A

Siti Kurnia

Adrian Juliano

Wildan Febriansyah

Supriatna

M Naufal M

SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA


2017 - 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga Alhamdulillah kami diberikan
kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul Kumpulan Cerita Fantasi.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang
telah mendukung terselesaikanya makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun
masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga
Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Amin.

Rengasdengklok, Oktober 2017

Penyusun
TUGAS BAHASA INDONESIA
KUMPULAN CERITA FANTASI

Disusun Oleh

Kelompok Hari Kamis

Kelas VII F

Ketua : Hasanah Maratus S

Anggota : Retno Sri Rahayu

Siti Sarah

M Taufik N

Fuzy Fadilah

Ahmad Nandi R

SMP NEGERI 1 KUTAWALUYA


2017 - 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
memberikan beragam nikmat-Nya kepada kita semua sehingga Alhamdulillah kami diberikan
kelancaran dalam membuat makalah yang berjudul Kumpulan Cerita Fantasi.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada seluruh pihak yang
telah mendukung terselesaikanya makalah ini.

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kami pun
masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Semoga
Makalah ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Amin.

Rengasdengklok, Oktober 2017

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai