Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Pengalaman

Nama : Tiara Maghfira. AR


NIM : A021221139
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Prodi : Manajemen
Sub-Klaster : J4

Pada waktu itu saya masih menjadi siswa kelas 9, semester 1 sebelum sibuk
memikirikan ujian kelulusan. Memiliki teman yang lucu merupakan suatu anugerah untuk
saya, karena saya sangat suka tertawa. Tetapi, itu juga yang membuat saya dan juga teman
saya terjebak masalah dan kami harus menghadapi masalah itu. Sewaktu jam pelajaran
Agama, saya dan teman saya bermain sendiri di tempat duduk, kami sedang berlagak acting
seperti kakek-kakek, sehingga kami berdua tertawa cekikikan pada saat guru menjelaskan,
awalnya kami pikir guru tidak akan melihat kami karena tempat duduk kami terletak di
pojok, tetapi dugaan itu salah karena suara tertawa kami sangat terdengar disaat keadaan
kelas sunyi, kebetulan karena nama belakang yang sama, sebenarnya hanya saya yang akan
dikeluarkan karena suara tertawa saya yang paling terdengar, tetapi teman saya ikut
dikeluarkan juga karena teman sekelas yang lain menjawab dengan nama belakang kami,
alhasil kami berdua dikeluarkan dari kelas dan tidak diizinkan masuk kembali jam pelajaran
beliau sampai saya dan teman saya ada inisiatif untuk meminta maaf.

Perasaan saya bahagia ketika saya tertawa dengan teman saya, tetapi berubah
ketika pada saat ditegur, saya sangat cemas dan takut karena itu pertama kalinya saya
dikeluarkan dari kelas, hal ini membuat saya terus berpikir tentang masalah ini, sampai saat
keluar kelas saya hanya memikirkan bagaimana nasib nilai saya sambal menangis, karena
guru tersebut selama mengajar, sangat ramah sehingga ketika ia marah, saya gelisah karena
pasti guru tersebut merasa tidak dihargai.

Tertawa saat di kelas pada saat guru menjelaskan tentu saja selain melanggar
peraturan kelas, itu juga seperti perilaku orang yang tidak punya sopan santun. Karena guru
adalah seseorang yang berpendidikan dan harus dihormati, buruknya lagi adalah saya
tertawa dijam pelajaran guru Agama, yang mana pasti itu menilai bagaimana sikap kita
terhadap guru, dan juga kesadaran sopan santun dari dalam diri sendiri. Saat sampai di
rumahpun saya tetap gelisah, sehingga saya bercerita kepada kakak saya tentang peristiwa
tersebut, kakak saya yang orangnya sangat tenang dalam menghadapi masalah, menyuruh
saya untuk minta maaf secepatnya daripada saya harus gelisah dan membuat itu tidak fokus
dalam kegiatan sehari-hari saya, bahkan ketika pelajaran lain berlangsung.

Saya menyadari kesalahan saya tersebut sangat tidak etis, dan itu membuat saya
menyadari bahwa walaupun bukan guru, orang lainpun atau teman-teman saya ketika
berbicara serius, pasti tak ingin ditertawai ketika mengatakan suatu hal atau bercerita
tentang suatu hal. Ini juga membuat saya untuk selalu berpikir bahwa jika saya tidak ditegur,
maka saya akan menjadi pribadi yang dinilai tidak santun oleh orang lain. Syukur saja guru
tersebut adalah orang yang berbaik hati, maka ketika saya dan teman saya pergi ke ruang
guru untuk meminta maaf, guru tersebut hanya tersenyum dan memaafkan kesalahan kami,
tentu saja dengan beberapa nasihat agar kami tidak mengulangi kesalahan yang sama
kepada guru lain, teman-teman, dan orang-orang sekitar, karena perbuatan tersebut adalah
perbuatan yang memandang remeh orang, dan akan membuat orang tersebut malu karena
ditertawai.

Dari kejadian tersebut, pelajaran yang dapat saya ambil adalah saya ataupun orang
lain harus mampu menghargai siapapun yang sedang berbicara dengan kita, dan juga saya
dapat merenungkan dimana kesalahan saya yang mana itu membuat saya sadar untuk
meningkatkan sopan santun saya, serta saya dari kejadian tersebut juga saya sadar, bahwa
saya adalah orang yang sangat gampang terpikir kesalahan, dan itu membuat saya
terganggu dengan pikiran saya sendiri tetapi saya menunda-nunda untuk menyelesaikannya
dengan cepat.

Maka dengan itu, Langkah antisipasi yang akan saya lakukan terhadap peristiwa yang
pernah terjadi, saya akan belajar untuk lebih menghargai orang apalagi orang yang lebih tua,
selalu menghormati guru/dosen, saya juga akan segera meminta maaf dengan cepat dan
tulus ketika saya sadar saya melakukan kesalahan, serta saya akan belajar cara
mengendalikan pikiran saya yang kacau ketika saya mendapatkan masalah.

Anda mungkin juga menyukai