Anda di halaman 1dari 2

Tugas Sesi 13 ̶ Memaafkan

Character Building (PSI 132)


Dosen: Arbania Fitriani, S.Psi, M.Si (7728)
Mahasiswa : Tasya Siwi Ramadhanti
NIM : 20180701021

Soal
1. Tuliskan 1 kasus yang sangat sulit Sdr maafkan
2. Hal-hal apa yang membuat ini sulit untuk dimaafkan
3. Bagaimana perasaan Sdr selama peristiwa ini belum termaafkan
Jawab
Perilaku memaafkan saat ini masih menjadi suatu tindakan yang sulit untuk dilakukan
seseorang ketika ia mendapatkan energi negatif dari orang lain seperti diperlakukan tidak
adil, dikucilkan, dsb. Banyak orang yang beranggapan bahwa “perbuatannya kepada Saya
sangat tidak dapat dimaafkan karena ia tidak memikirkan orang lain” faktanya memang
banyak orang yang tidak memikirkan perasaan orang lain hingga perilakunya membuat orang
lain merasa tidak nyaman atau bahkan tidak memaafkan, seperti salah satu pengalaman Saya
dengan rekan saya yang terjadi sekitar beberapa tahun yang lalu. Saya dan rekan saya (I)
memang sudah berteman dengan cukup baik sejak awal perkuliahan, kami bahkan sering
menghabiskan waktu bersama seperti pergi ke cafe, menonton bioskop, hingga mengerjakan
tugas bersama. Namun tiba saat perkuliahan semester 3, Saya mengalami pelecehan yang
dilakukan oleh senior di salah satu fakultas di kampus saya. Saat itu Saya sangat hancur atas
apa yang telah menimpa Saya, ketakutan untuk tidak ditemani, hingga ketakutan untuk
dikucilkan terus datang dalam pikiran Saya. Sampai suatu ketika Saya dan I memiliki suatu
permasalahan yang tidak bisa Saya ceritakan disini. Pada saat memasuki suatu kelas, Saya
datang dengan teman saya yang lain dan I mengajak ngobrol teman saya tersebut. I berkata
“lu abis jemput lonte ya” yang pada saat itu teman saya mengajak Saya untuk berangkat
kuliah bersama. Saya yang mendengar ucapan itu sangat hancur karena setelah Saya
mengalami peristiwa yang tidak mengenakan Saya mendapatkan ucapan tersebut dari teman
saya sendiri, saat itu Saya berpikir bahwa ia benar-benar membenci Saya hingga ia
mengatakan hal tersebut. Awalnya Saya memang berusaha untuk bersikap biasa dan teman-
teman saya yang lain pun tetap menemani Saya, namun tiba saat itu ia juga bercerita dengan
dosen lain terkait masalahnya dengan Saya, Saya mengetahui hal tersebut karena pada saat itu
Saya melewati suatu ruangan yang ternyata I sedang membicarakan Saya dengan dosen
tersebut. Sejak saat itu dosen tersebut terlihat seperti tidak adil antara Saya dan I, dosen
tersebut terlihat lebih “baik” kepada I. Saat itu pikiran Saya sangat negatif, Saya beranggapan
bahwa Saya tidak akan pernah memaafkan diri Saya karena diri saya telah dilecehkan oleh
orang lain dan Saya juga beranggapan bahwa Saya tidak akan pernah memaafkan I karena
perbuatan yang ia lakukan kepada Saya sangatlah tidak baik dan membuat Saya tidak nyaman
dan sakit hati. Perasaan Saya saat itu sangatlah kacau, kecemasan terus menghantui, hingga
Saya beberapa kali berpikir untuk melakukan bunuh diri. Namun dibalik semua itu masih ada
teman-teman saya yang selalu mendukung Saya dengan kondisi apapun, mereka selalu
menemani Saya, bahkan beberapa teman saya membantu Saya untuk bangkit dalam
keterpurukan tersebut.
Kira-kira seperti itulah efek samping dari tidak memaafkan, hidup akan terasa sangat
kacau bahkan untuk mengerjakan tugas sehari-hari saja akan terkendala. Memang
memaafkan tidak semudah kelihatannya. Memaafkan bukan perihal mengucapkan kata
“maaf” saja namun berusaha untuk mengikhlaskan hal yang telah terjadi pada diri ini,
mencoba untuk menjadikan energi negatif menjadi positif, hingga berusaha untuk
memikirkan kehidupan yang lebih baik setelah memaafkan hal tersebut. Memaafkan bukan
berarti melupakan apa yang telah terjadi namun mencoba merelakan apa yang telah terjadi,
tentu saja setiap kejadian yang kita alami di dunia ini akan terus kita ingat namun kita dapat
merelakan kejadian tersebut sehingga nantinya saat kita teringat kembali atas memori
kejadian yang tidak mengenakan tersebut maka kita dapat bersikap biasa saja karena kita
telah memaafkan kejadian tersebut. Memaafkan memang tidak dapat dipaksakan dan tidak
instant, namun bukan berarti tidak dapat untuk dilakukan. Cobalah untuk memaafkan apa
yang telah terjadi, memaafkan diri sendiri, hingga memaafkan orang lain, maka dengan
begitu hidup kita akan terasa lebih nyaman, tentram dan menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai