Anda di halaman 1dari 34

BIOGRAFI

Dosen :
Nofia Angela,S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Aditya Eka Bhayangkara (20180701195)
Inggil Subekti (20180701179)
Ira Oktavia (20180701180)
Lili Muzdalifah (20180701119)
Muhammad Bagaskara (20180801046)
Muhammad Ryan Alfiananda (20180401067)
Tasya Siwi Ramadhanti (20180701021)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


BEKASI
2018

i
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Keterampilan Menulis .............................................................................. 3
B. Jenis-Jenis Menulis ................................................................................................ 4
C. Tujuan Menulis .................................................................................................... 12
D. Tahap-Tahap Menulis .......................................................................................... 14
E. Kendala Menulis dan Cara Mengatasi Kendala Menulis ..................................... 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 32

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Saat ini dunia banyak sekali melahirkan orang-orang yang memiliki
kecerdasan di bidangnya masing-masing, tidak hanya dari bidang kesehatan,
politik, teknologi, dan sebagainya namun juga dari bidang lainnya. Orang-orang
itu pun bukan saja dari kelas bawah yang menciptakan suatu hal namun juga
berasal dari kelas atas, dan juga bukan saja dari orang yang sudah dewasa untuk
menciptakan sesuatu untuk membuat negara menjadi maju namun juga dapat
berasal dari seorang anak kecil yang masih lugu yang sudah mampu memikirkan
bagaimana caranya untuk menjadikan suatu negara menjadi maju dengan
banyaknya hambatan yang dialami.
Biografi merupakan salah satu cara kita untuk mendapatkan informasi
penting yang faktual mengenai orang-orang cerdas yang dapat mempengaruhi
dunia. Mereka bukan hanya mempengaruhi dunia namun juga dapat menjadikan
motivasi kita untuk dapat ikut serta membangun negara ini. Selain menjadikan
motivasi, biografi juga dapat menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian
penting dalam hidup seseorang. Lewat biografi akan ditemukannya keterangan arti
dari tindakan tertentu dan perilaku hidupnya.
Biografi biasanya menceritakan tentang orang yang terkenal maupun orang
yang tidak terkenal namun mampu memberikan pelajaran kehidupan yang
bermakna untuk orang lain. Biografi ditulis secara kronologis yang berarti sesuai
dengan urutan kejadian yang terjadi.
Banyak pula orang yang ingin menulis biografi namun sulit untuk
memulainya karena banyaknya hambatan seperti yang Fu’ad (2008: 22) katakan
bahwa banyak orang yang berkeinginan menulis kisah hidup keluarganya atau

1
orang-orang yang dikaguminya, tetapi mengalami kesulitan ketika akan memulai
karena keterbatasan buku panduan dan langka penulisan biografi.
Dengan demikian, makalah ini disusun dengan tujuan agar kita lebih
memahami materi mengenai biografi dan dapat mengaplikasikannya menulis
biografi dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu biografi?


2. Apa saja jenis-jenis biografi?
3. Apa saja tahap tahap penulisan biografi?
4. Apa saja tujuan membuat biografi?
5. Apa saja kaidah kebahasaan dari teks biografi?
6. Apa saja contoh biografi?

C. Tujuan Masalah

1. Agar kita dapat mengetahui apa itu biografi.


2. Agar kita dapat mengetahui tentang jenis-jenis biografi.
3. Agar kita dapat mengetahui tentang tahapan menulis biografi.
4. Agar kita dapat mengetahui tentang tujuan membuat biografi.
5. Agar kita dapat mengetahui apa saja kaidah kebahsaan dari teks biografi.
6. Agar kita dapat mengetahui apa saja contoh biografi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Biografi
Biografi merupakan catatan atau tulisan mengenai informasi penting dan faktual
tentang seseorang yang berpengaruh di dunia. Biografi adalah riwayat hidup seseorang
yang ditulis oleh orang lain (Alwi et al,2002:155). Namun Fuad (2012:24) menyatakan
bahwa biografi memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dibandingkan dengan buku
riwayat hidup. Biografi berasal dari bhasa Yunaniyaitu bios yang berarti hidup, dan
graphien yang berarti tulis. Biografi dapat berupa tulisan singkat juga dapat berupa
lebih dari satu buku, namun keduanya memiliki perbedaan. Perbedaaan tersebut adalah
biografi singkat hanya memaparkan fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran
penting nya sementara biografi yang berupa lebih dari satu buku meliputi informasi-
informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya ditulis
dengan gaya bahasa yang menarik. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang
tokoh sejarah,namun tak jarang juga menceritkan tentang orang yang masih hidup.
Biografi ditulis secara kronologis yang berarti sesuai sengan kejadian seperti tanggal,
tempat, dan waktu ditulis secara berurutan.
B. Hal-Hal yang diperhatikan dalam penulisan Biografi
1. Biografi harus mengandung keaslian
Maksud dari mengandung keaslian atau authentic adalah sesuai dengan
peristiwa dan kejadian yang sebenarnya. Penulis biografi juga harus
melampirkan bukti yang dapat dipercaya untuk mendukung informasi
yang terkait.
2. Biografi harus memberikan gambaran utuh
Maksud dari memberikan gambaran utuh adalah penulis biografi harus
jelas menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari tokokh yang akan ditulis.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui hal positif apa yang dapat kita ambil

3
dari tokokh dan hal negatif apa saja yang dapat kita jadikan pelajaran dalam
kehidupan kita.
3. Biografi harus disajikan dalam bentuk wacana
Maksud dari disajikan dalam bentuk wacana adalah penulisan biografi
harus berupa gabungan antara narasi dan deskripsi. Hal ini bertujuan agar
pembaca mudah untuk mengerti apa saja yang dijelaskan oleh penulis
mengenai tokok dari biografi tersebut.
4. Biografi harus menggunakan pola penulisan utuh dan berkesinambungan
Maksud dari menggunakan pola ppenulisan utuh dan berkesinambungan
adalah penulis harus membuat tulisan tersebut menjadi bagian dari tulisan
yang berurutan atau kronologis dan penulis pun harus membuat tulisan
tersebut menjadi tulisan yang menyatu dengan bagian-bagian yang lainnya.
Hal ini betujuan agar pembaca tidak kesulitan untuk mengetahui alur dari
baacaan biografi tersebut.
C.Jenis jenis Biografi
1.Beedasarkan sisi Penulis Biografi dibagi menjadi 2
A.autobiografi
yaitu ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya
B.biografi
Yaitu ditulis oleh orang lain,berdasarkan izin penulisan dibagi atas
-Authorized biography yaitu biografi yang penulisannya seizin tokoh
yang terdapat didalamnya.
-Unathorized biography yaitu ditulis seseorang tanpa sepengatahuan
tokoh didalam nya(biasaanya karena telah wafat
2.Berdasarkan Isinya
a. Biografi perjalanan hidup,berupa perjalanan hidup lengkap atau
sebagai paling berkesan.
b. Biografi perjalanan karir,berupa pejalanan karir dari awal hingga
karier terbaru,sebagai perjalanan karies dalam mencapai sukses tertentu.

4
3. Berdasarkan persoalan yang dibahas
a. Biografi Politik
yaitu penulisn tokoh tokoh di Indonesia dari sudut politik. Dalam
biografi ini bahan atau informasi biasanya dikumpulkan melalui riset. Namun
biogrfi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun
sosok yang ditulisnya.
b. Intelektual Biografi
Disusun melalui riset dan segenap temuan yamg dituangkan penulisnya
dalam gaya penulisan ilmiah.
c. Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra
Materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap
tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai
pendukung penulisan.Ini lebih ringan karena cuma keterampilan dan
wawancara.
4.Berdasarkan penerbitannya
a. Buku Sendiri
penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan
seluruh biaya penulisan, percetakan, dan pemasaran ditanggung oleh produsen.
Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh yang terkenal.
b. Buku Subsidi
penerbitan buku kategori ini biasanya dibiayai oleh sponsor. Buku
biografi pada jenis ini biasnaya diperkirakan tidak terlallu laku dan kalua dijual
harganya sangat tinggi shingga tidak terjangkau.
D.Tahap-tahap penulisan biografi
1. diadakan pertemuan dengan klien .
Hal ini bertujuan untuk membricakan rencana oenulisan. Klien akan
menjelaskan lebih jauh tentang system penulisan bografi yang penulis terapkan serta
hal-hal lain yang perlu di ketahui klien. Kemudian klien akan menetapkan bentuk dan
jenis biografi yang diinginkan.

5
2. keinginann klien akan dibawa dalam pertemu dengan sesame anggota
kreatifnet.
Hal ini bertujuan untuk mendiskusikan dan merecnakan yang klien inginkan.
Setelah itu penulis akan menghubungi klien untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.
Jika klien, penulis dan kreatifnet sudah menyetujuinya maka akan diadakan kontrak
penulis.
3. hasil penyusunan dalam bentuk naskah
Bentuk naskah dari hasil penyusunan yang telah disetujui berbentuk naskah
tertulis. Naskah ini akan diserahkan pada klien untuk dikoreksi. Kemudian klien diberi
waktu seminggu untuk pengkoreksian. Setelah dikoreksi oleh klien, naskah akan
dikembalikan kepada penulis.
4.perbaikan serta pemprosesan akhir
Hal ini dilakukan oleh penulis bila ada yang kurang jelas, jika memang ditemukan suatu
hal yang kurang jelas maka klien akan dihubungi oleh penulis.
5.naskah dalam bentuk print out dan CD
Tahap penulisan ini dianggap sebagai tahap akhir. Naskah diharuskan untuk berbentuk
print out dan cd, dan penulis akan menyerahkan hasil akhir pada klien. Untuk
memperbanyak buku atau cd akan diadakan pembicaraan lanjutan antara penulis dan
klien.
Selain itu hal hal yang perludilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain
1.siapkan target orang yang mau ditulis biografinya
Target adalah objek untuk dijadikan tulisan yang akan dilakukan.apakah berdasarkan
tren atau tidak.apakah berdasarkan permintaan atau tidak.apakah atas dasar keinginan
pribadi atau tidak.yang penting anda punya dasar yang kuat dalam menentukan target
atau objek yang dijadikan untuk tulisan biografi.
2.Lengkapi dengan data,fakta fan informasi
Munlis bukumbiografi harus berdasarkan ketiga hal diatas (data,fakta dan informasi)
hanya saja untuk bertemu langsung dengan objek atau orang yangmau ditulis jalan
hidup nya,ini agak sulit,walau bisa dilakukan.

6
3. mulai menentukn judul
Dalam eksekusi untuk menentukan judul adalah penying,karna ingin menyangkut sisi
mana yang mau ditulis.ambil satu atau beberapa sisi yang menonjol yyang punya kesan
positif untuk diteladani oleh orang lain.
4.menulis dengan bahagia
Dalam memperoses menulis buku jangan ada beban dan jalani dengan bahagia.tulisan
mempunyai sprit dan jika kita menulis buku dalam bahagia,tulisan itu akan mempunyai
efek yang luar biasa,yang berbeda jika sebuang tulisan ditulis dalam tekanan (stress).
5.Edit dan mintalah komentar dari teman,kelurga atau target nya.
Setelah menulis biografi tersebut lakukan edit (bisa sendiri atau minta bantuan orang
lain). Jika memang orang yang kita tulis biografinya bisa di jumapain maka hal itu bagi
tulisan kita.mka hak itu akan memberikan arti yang baik bagi tulisan kita nantinya.
6.publikasi
Pada saat ini banyak sarana untk mempublikasikan tulisan kit ajika tulisan dalam
bentuk buku,maka bisa datangin peenerbit buku. di Indonesia tentu bisa banyak
dijumpai penerbit buku

Contoh Deskripsi:
Satu meja panjang persegi dengan motif bunga mawar dan dominasi
warna coklat diletakkan di lingkaran tengah deretan kursi. Meja tersebut
berada di atas karpet berwarna merah.
Bagian atas meja terbuat dari kaca sedangkan kakinya terbuat dari kayu.
Sehingga membuat meja ini sangat elegan dan modern.

5. Narasi (kisahan)

7
Narasi adalah jenis pengembangan paragraf didalam sebuah tulisan
yang merupakan rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dijelaskan dengan
urutan awal, tengah dan akhir. Pengertian lain dari narasi yaitu suatu paragraf
yang disusun dengan tujuan menyampaikan suatu hiburan atau pengalaman
yang baik untuk para pembaca.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis narasi sebagai
berikut:
1. Pertama menentukan tema dan pesan yang akan disampaikan lebih dulu;
2. Kemudian, menetapkan sasaran pembaca;
3. Merancang peristiwa utama yang akan dijelaskan didalam bentuk skema
alur;
4. Membagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, pengembangan dan
bagian akhir cerita;
5. Merinci peristiwa utama ke dalam detail peristiwa sebagai pendukung
cerita;
6. Menyusun tokoh dan watak, latar, dan sudut pandang; dan
7. Tahu aturan tanda baca dalam kalimat.

Contoh Narasi:
Suatu pagi pergilah mona ke pasar menggunakan sepeda motor
bututnya, sesampainya di pasar dibelilah kebutuhan-kebutuhan hidupnya
dengan sang bapak yang sedang sakit. Setelah semua barang terbeli ia kembali
mengendarai sepeda motornya kembali kerumah yang hanya sebuah gubuk
kecil di pinggir desa.
Pada contoh narasi diatas menceritakan seorang bernama mona yang
pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan hidupnya dan kemudian pulang.
Peristiwa atau kejadian tersebut memiliki urutan hingga terbentuklah
kronologi.

8
6. Argumentasi
Argumentasi adalah salah satu bentuk penulisan paragraf atau pendapat
dalam sebuah kalimat yang menerangkan sebuah penjelasan, alasan,
pembuktian, pro, dan kontra yang disertai alasan-alasan obyektif, fakta aktual,
nyata, valid, dan kuat terhadap paragrapnya yang bertujuan untuk meyakini si
pembaca agar merasa simpati, berpendapat yang sama dengan si pembaca, dan
terpengaruhi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis argumentasi
sebagai berikut:
1. Pengembangan gagasan karangan argumentasi; Pengembangan suatu
tulisan berangkat dari penentuan tema, topik, permasalahan yang menjadi
gagasan utama;
2. Perencanaan naskah karangan argumentasi; Dilakukan dari tiga segi,
yakni: (a) segi perencanaan isi, (b) perencanaan format, dan (c)
perencanaan bahasa. Dalam perencanaan isi, prinsip utama yang harus
diperhatikan ialah pembuatan kerangka. Kerangka pada dasarnya
merupakan pokok-pokok paragraf yang nantinya akan dijabarkan menjadi
karangan. Perencanaan selanjutnya, yakni perencanaan format yang
direalisasikan dalam penentuan format dan teknik penulisan yang
digunakan dalam menulis. Perencanaan terakhir, yakni perencanaan yang
diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang digunakan dalam
tulisannya;
3. Pengembangan karangan argumentasi; Tersusun dari gagasan dasar dan
gagasan pengembangan atau pendukung;
4. Penulisan draf; Aktivitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan
secara hierarki dan sistematis; dan

9
5. Finalisasi; Salah satu proses yang dilakukan adalah revisi naskah.
Sebelumnya penulis melakukan pemeriksaan ulang ditinjau dari segi isi,
ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan.
Contoh Argumentasi:
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal
ini terbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di
kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun
juga semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat tentang
kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan.

7. Persuasi
Persuasi adalah suatu ajakan untuk membujuk pembaca atau
pendengarnya tergantung dengan apa orang melakukan persuasi. Jika ada
kalimat yang merupakan kalimat ajakan maka kalimat tersebut di sebut
sebagai kalimat persuasi ada juga paragraf persuasi yang dalam sebuah
paragraf berisi sebuah ajakan. Ada juga ajakan langsung dengan ucapan maka
persuasi bukan untuk pembaca namun bagi pendengarnya.
Tujuan dari persuasi adalah untuk mempengaruhi atau mengajak
pembaca melakukan dan pempercayai apa yang di sampaikan. Ada beberapa
kata yang bisa mengindikasikan bahwa suatu ujaran mengandung ajakan
yakni seperti, ayo, mari, cobalah, lakukanlah dan masih banyak lagi yang
lainnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis persuasi sebagai
berikut:
1. Menentukan topik dan tujuan karangan persuasi; Pemilihan topik dan
tujuan dapat berdasarkan pada situasi dan kondisi yang ada sekarang atau
berdasarkan hal yang memang sedang menjadi perbicangan hangat di
masyarakat;

10
2. Membuat kerangka karangan paragraf persuasi; Agar susunan tulisan
persuasi itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat
perhatian dalam perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk
karangan persuasi adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat.
Mengumpulkan bahan untuk karangan persuasi; Bahan yang dimaksud
disini ialah berupa data dan fakta yang digunakan oleh penulis untuk
menguatkan tulisannya;
3. Menarik kesimpulan dari karangan persuasi; Dari bahan-bahan yang ada
berupa data dan fakta, penulis disini dituntut untuk mampu menarik
kesimpulan dari karangan persuasi yang ia buat; dan
4. Penutup karangan persuasi.

Contoh Persuasi:
Tema : Marilah tanamkan jiwa tolong menolong
Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak bisa hidup sendiri. Kita
pasti membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan semua urusan kita di
dunia ini, dimulai dari ketika kita lahir hingga kita menemui ajal kita. Selain itu,
pekerjaan yang dilakukan bersama – sama akan terlihat mudah. Seperti kata
pepatah, “berat sama dipikul, ringan sama di jinjing.” Meskipun ada beberapa
pekerjaan yang bisa kita lakukan sendiri, tetapi pekerjaan itu akan terasa berat
dan hasilnya kurang memuaskan. Namun, jika kita saling membantu, maka
pekerjaan itu akan terasa sangat mudah dengan hasil yang memuaskan. Oleh
karena itu, marilah kita tanamkan jiwa saling tolong menolong antar sesama agar
semua pekerjaan menjadi lebih mudah.

C. Jenis-Jenis Menulis Nonfiksi


Karangan nonfiksi adalah suatu karangan yang dihasilkan melalui proses
penelitian, baik itu secara langsung maupun tidak langsung dan dapat dibuktikan
kebenarannya tanpa ada unsur imajinasi atau khayalan pengarang. Karangan

11
nonfiksi ditulis dengan bahasa yang baku sesuai dengan EYD yang berlaku secara
tepat, jelas dan efektif dengan sistematika penulisan ilmiah yang baik dan benar.

Karangan nonfiksi memiliki ciri sebagai berikut:


1. Memiliki ide yang ditulis secara jelas dan logis serta sistematis;
2. Mengandung informasi yang sesuai dengan fakta;
3. Menyajikan temuan baru atau penyempurnaan temuan yang sudah ada;
4. Motivasi, rancangan dan pelaksanaan penelitian yang tertuang jelas; dan
5. Penulis memberikan analisis dan interpretasi intelektual dari data yang di
ketengahkan dalam tulisannya.

Untuk karya nonfiksi diharuskan menggunakan kata baku sesuai dengan


kamus umum bahasa Indonesia. Karya nonfiksi harus memakai bahasa yang
berciri tepat,singkat,jelas, resmi dan teratur agar efektif. Jenis-jenis tulisan
nonfiksi dapat meliputi beberapa hal dibawah ini:
1. Pengumuman
Tidak perlu menggunakan majas dan pribahasa sebab pengumumannya hanya
bermaksud memberitahukan kepada khalayak tentang sesuatu. Oleh karena itu,
pengumuman harus ditulis dengan bahasa yang lugas. Bahasa pengumuman
tidak boleh menimbulkan salah tafsir;
2. Naskah pidato
Apabila kita mendapat tugas berpidato, setidaknya kita dihadapkan kepada dua
tugas yang sangat penting, yaitu menyusun naskah pidato dan melaksanakan
pidato. Naskah pidato yang kita siapkan boleh berupa naskah lengkap, boleh
juga berupa garis besar isi pidato. Cara yang manapun kita tempuh menyusun
pidato itu dimaksudkan untuk memperlancarkan pidato;
3. Laporan
Adalah segala sesuatu yang dilaporkan. Laporan sama dengan berita;
4. Makalah

12
Adalah tulisan resmi tentang suatu hal untuk dibacakan dimuka umum atau
sering juga disusun untuk diterbitkan; dan

5. Karangan ilmiah
Menurut Susilo dalam laba (2018: 15), karya ilmiah dapat juga berarti tulisan
yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau
keilimiahannya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa suatu karangan
yang dihasilkan setelah melalui proses penelitian, memiliki aturan dalam hal
penulisan yang disusun dengan bahasa yang formal serta santun yang isinya
dapat dibuktikan kebenarannya, maka dapat digolongkan dalam karangan
ilmiah.

D. Tujuan Menulis
Menurut Hugo Hartig (2008: 25) merangkumnya sebagai berikut:
1. Assignment purpose (tujuan penugasan): tujuan penulis menulis sesuatu
karena ditugaskan, bukan karena atas kemauan sendiri;
2. Altruistic purpose (tujuan altuiristik): penulisan bertujuan untuk
menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin
menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karya itu. Tujuan altruistic adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan;
3. Persuasive purpose (tujuan persuasif): meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan;
4. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan);
5. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri): bertujuan untuk
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca;

13
6. Creative purpose (tujuan kreatif): hal ini erat dengan tujuan pernyataan diri
tetapi keinginan kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai nilai artistic atau seni yang ideal, seni idaman;
dan
7. Problem-Solving purpose (tujuan pemecahan masalah): tujuannya untuk
menjelaskan atau memecahkan masalah yang dihadapi agar gagasannya dapat
dimengerti dan diterima oleh pembaca.

Menurut Suriamiharja (1996:10), tujuan dari menulis adalah agar tulisan


yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan
pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Sedangkan, menurut Suparno
(2008:3), tujuan yang ingin dicapai seorang penulis sebagai berikut:
1. Menjadikan pembaca ikut berfikir dan bernalar;
2. Membuat para pembaca hal yang diberikan;
3. Menjadikan pembaca beropini;
4. Menjadikan pembaca mengerti;
5. Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan; dan
6. Membuat pembaca senang dan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan
seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral,
nilai kemanusiaan, dan nilai estetika.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, kelompok kami menyimpulkan


bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca dapat cermat dalam memahami
konteks nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca tahu tentang informasi
yang diberikan dan menarik motivasi para pembaca yang berhubungan dengan isi
tulisan

E. Tahap-Tahap Menulis

14
Untuk mengorganisasikan kalimat-kalimat menjadi paragraph diperlukan
keterampilan menyusun paragraf. Sementara, untuk mengorganisasikan paragraf-
paragraf menjadi sebuah karangan diperlukan keterampilan menulis. Dalam
menyusun tulisan diperlukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Pra Penulisan
Merupakan tahap persiapan sebelum menulis dalam tahap ini langkah
yang ditempuh, sebagai berikut:
a. Menentukan topic;
b. Membatasi topic;
c. Menentukan tujuan;
d. Membuat kerangka tulisan; dan
e. Menentukan bahan.
2. Tahap Penulisan
Merupakan bahasan setiap butir topik yang terdapat dalam kerangka
karangan. Dalam kerangka karangan masih diperlukan penjelasan-penjelasan
yang lebih terperinci sehingga pembaca dapat memahami maksud tulisan yang
disampaikan. Tulisan yang baik adalah tulisan yang tidak lepas dari kaidah-
kaidah kebahasaan yang berlaku oleh karena itu karangan harus ditulis dengan
ejaan yang tepat,yang sesaui dengan kaidah penulisan yang berlaku. Kegiatan
yang dilakukan oleh pembelajar pada tahap ini adalah:
a. Menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam draft kasar; dan
b. Serta lebih menekankan isi daripada tatatulisnya.
3. Tahap Revisi
Menyelesaikan tulisan bukan berarti telah selesai melaksanakan
kegiatan penulisan. Penulisan masih perlu membaca kembali tulisan yang
telah dibuat, kegiatan membaca kembali untuk melihat secara teliti bagian-
bagian yang perlu mendapat perbaikan, terutama dalam penggunaan ejaan,
tanda baca, pemilihan kata, paragraph, logika kalimat, sistematika tulisan,
pengetikan, dsb. Selain itu, penulisan juga perlu melihat kembali, apakah

15
masih ada kekurangan dalam teori, analisis, atau penggunaan kalimat dan
paragraf.
4. Tahap Penyuntingan
Pada tahap penyuntingan penulis mengulang kembali kegiatan
membaca draf. Tulisan pada draf kasar masih memerlukan beberapa
perubahan. Kegiatan selama tahap penyuntingan adalah meneliti kembali
kesalahan dan kelemahan pada draf kasar dengan melihat kembali
ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan penulisan, calon pembaca, dan
kriteria penerbitan. Tahap editing meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Membaca seluruh tulisan;
b. Memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat;
c. Memperbaiki salah ketik;
d. Memperbaiki teknik penomoran; dan
e. Memperbaiki ejaan dan tanda baca.
5. Tahap Publikasi
Tahap publikasi merupakan tahap paling akhir dalam proses menulis.
Dalam tahap ini yang dilakukan adalah memublikasikan tulisannya melalui
berbagai kemungkinan misalnya mengirimkan kepada penerbit, redaksi
majalah, dan sebagainya. Dapat pula dengan berbagi tulisan dengan berbagai
pembaca.

F. Kendala Menulis dan Cara Mengatasi Kendala Menulis


1. Kendala Menulis :
a. Malas
Secara umum malas mengerjakan penulisan merupakan
permasalahan umum kendala menulis karya ilmiah. Seperti halnya jenis
pekerjaan yang lain, malas merupakan kendala utama dalam
menyelesaikan pekerjaan. Demikian halnya dengan menulis karya ilmiah,
anda akan mendapatkan tantangan pertama kali oleh rasa malas ini. Jika

16
anda berhasil mengatasi rasa malas ini maka anda seperti sudah
menyelesaikan proses penulisan sebesar 45%, karena selajutnya akan
terus mengalir secara lancar hingga tulisan selesai. Bila anda malas
mengerjakan menulis karya ilmiah maka bisa jadi itu pertanda bahwa
anda perlu menguatkan niat.
Bila niat sudah kuat maka anda tinggal mengkondisikan diri supaya
semangat menulis karya ilmiah menggelora. Salah satu caranya adalah
dengan membuat anda menjadi terus menerus bersinggungan dengan
materi atau hal-hal yang berhubungan dengan topik karya ilmiah yang
sedang anda kerjakan. Pikirkanlah manfaat-manfaat yang akan anda
dapatkan dan yang akan didapatkan masyarakat umum dari tulisan karya
ilmiah anda, sehingga rasa malas anda akan tergusur oleh semangat
menulis. Hal ini karena secara umum menusia itu akan bersemangat
ketika mengetahui manfaat yang didapatkan dari suatu kegiatan;
b. Suka Menunda (Procrastinating)
Suka menunda-nunda juga merupakan kendala umum yang banyak
dihadapi oleh banyak orang ketika menghadapi suatu pekerjaan. Suka
menunda juga menjadi salah satu kendala menulis karya ilmiah. Anda
harus mengatasi kebiasaan suka menunda pekerjaan. Idehidup.com secara
khusus telah membahas cara mengatasi kebiasaan suka menunda-nunda
pekerjaan ini secara panjang lebar di artikel yang berjudul 7 Cara Ampuh
Mengatasi Menunda Pekerjaan.
Segera kerjakan apa yang bisa dan memungkinkan untuk dikerjakan.
Jangan ada jeda sama sekali karena bila ada jeda dalam pengerjaan maka
itu akan memungkinkan terjadinya keinginan untuk menunda proses
pengerjaan menulis karya ilmiah. Bila keinginan tersebut dipenuhi maka
menunda-nunda menulis karya ilmiah akan terus berlangsung dan anda
baru akan tersadar ketika sudah memasuki tenggat waktu (deadline);

17
c. Kurang mengetahui Seluk-beluk dan Kurang Pengalaman Menulis Karya
Ilmiah
Kendala yang juga biasanya dihadapi dalam menulis karya ilmiah
adalah kurang memahaminya tentang seluk-beluk karya ilmiah dan
kurang berpengalaman dalam menulis karya ilmiah. Untuk kendala
kurang dipahaminya seluk beluk menulis karya ilmiah maka harus diatasi
dengan banyak membaca dan mempelajari buku atau artikel yang
membahas tentang penulisan karya ilmiah sampai faham sedalam-
dalamnya.
Kurang pengalaman dalam menulis karya ilmiah hanya bisa diatasi
dengan banyak menulis karya ilmiah, mengikuti event seperti lomba
karya tulis ilmiah remaja, lomba karya tulis mahasiswa dan event
perlombaan karya tulis lainnya akan memberikan pengalaman yang tidak
ternilai harganya dalam proses menulis karya ilmiah. Dengan demikian
kendala menulis karya ilmiah seperti ini akan bisa diatasi;
d. Tidak/Kurang Menguasai Topik yang Dibahas di Karya Ilmiah yang
Sedang Dibuat
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan resmi yang membahas suatu
permasalahan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena
karya ilmiah membahas suatu permasalahan tertentu sehingga bila sang
penulis tidak menguasai topik yang akan dia bahas pada suatu tulisan
karya ilmiah maka tentu saja dia akan mengalami kesulitan/kendala
dalam proses menulisnya. Bisa jadi berarti memang dia tidak pernah
bersinggungan dengan topik tersebut atau memang masih pada tahap baru
mempelajari topik tersebut.
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan resmi yang membahas suatu
permasalahan secara ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena
karya ilmiah membahas suatu permasalahan tertentu sehingga bila sang
penulis tidak menguasai topik yang akan dia bahas pada suatu tulisan

18
karya ilmiah maka tentu saja dia akan mengalami kesulitan/kendala
dalam proses menulisnya. Bisa jadi berarti memang dia tidak pernah
bersinggungan dengan topik tersebut atau memang masih pada tahap baru
mempelajari topik tersebut;
e. Kurang Membaca Literatur
Masih berhubungan dengan point sebelumnya, kurang membaca
literatur juga menjadi kendala menulis karya ilmiah. Menulis merupakan
pasangan dari membaca. Apabila kegiatan membaca kurang maka
kehendak dan semangat untuk menulis pun juga menurun. Oleh karena
itu kurang membaca literatur juga menjadi kendala menulis karya ilmiah.
Bisa dibayangkan menulis karya ilmiah memerlukan pengkolaborasian
pemikiran dari penulis lain dalam bentuk sitasi (citation) dalam karya
ilmiah.
Dengan kurangnya membaca literatur maka akan menyebabkan
kurangnya perbandingan dengan pemikiran-pemikiran atau hasil
penelitian dari penulis-penulis lain. Perlunya penelaahan pemikiran-
pemikiran dari penulis lain dengan membaca karya-karya mereka dan
memasukkannya ke dalam tulisan karya ilmiah yang sedang dibuat adalah
suatu syarat penting dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itulah
apabila seseorang akan menulis karya ilmiah maka mau tidak mau orang
tersebut juga harus membaca literatur tulisan orang lain yang relevan
dengan topik yang akan dia tulis;
f. Tidak Tersedia Literatur yang Memadai
Kendala menulis karya ilmiah lainnya adalah kurang tersedianya
literatur relevan yang memadai. Setelah seseorang bersemangat
mengerjakan karya ilmiah dan bersemangat dalam membaca literatur
ternyata terkadang sering (terutama di Indonesia) terjadi kondisi sulitnya
mencari literatur yang up to date dan relevan. Untung sekali sekarang

19
sudah tersedia layanan gratis dalam pencarian literatur yang up to date
dan relevan.
Sebut saja salah satunya adalah google scholar, suatu layanan dari
google yang menyediakan fasilitas pencarian literatur paper ilmiah dari
berbagai jurnal internasional. Ada juga layanan pencarian sekaligus
penyedia literatur berbayar lainnya semisal elsevier, science direct,
proquest, dan lain sebagainya, yang biaya berlangganannya cukup mahal
dan tidak semua kampus perguruan tinggi di Indonesia memilikinya;
g. Tidak Mengecek Ulang Tulisan
Kendala menulis karya ilmiah yang bisa terjadi adalah tidak
mengecek ulang tulisan yang dibuat sehingga menyebabkan adanya
banyak kesalahan ketik (typo), adanya kalimat ambigu, adanya ketidak
sinkronan antara kutipan yang di isi tulisan dengan yang di bagian daftar
pustaka karya ilmiah, adanya kesalahan penulisan nama penulis yang
dikutip, dan kesalahan-kesalahan penulisan lainnya. Dengan demikian
sangat perlu sekali untuk membaca dan mengecek ulang tulisan karya
ilmiah yang telah selesai dibuat.
Cara lainnya untuk mengatasi kendala ini adalah dengan meminta
bantuan teman atau kolega untuk membaca dan mengoreksi kesalahan
penulisan (proof reading). Teman atau kolega ini juga akan membarikan
masukan-masukan yang berharga untuk menambah kualitas karya ilmiah.
Bacalah berkali-kali tulisan karya ilmiah anda hingga dipastikan tidak ada
kesalahan penulisan. Jangan sampai ketika karya ilmiah diterbitkan baru
diketahui ada kesalahan penulisan, kesalahan ejaan, dan kesalahan-
kesalahan lainnya; dan
h. Plagiasi (Plagiarism)
Plagiasi merupakan kendala menulis karya ilmiah yang juga sangat
perlu sekali dihindari. Plagiasi paling berat adalah mempublikasikan
ulang karya ilmiah orang lain atas nama dirinya sendiri. Dengan kata lain

20
hanya mengganti nama author saja. Plagiasi ini merupakan tindakan
penjiplakan berat karya orang lain yang sangat tidak terpuji.
Jenis plagiasi berikutnya adalah menggunakan kalimat yang persis
sama dengan kalimat yang ada di tulisan karya tulis orang lain tanpa
memberikan kredit (citation) pada penulis aslinya. Budaya plagiasi ini
bisa disuburkan dengan kebiasaan copy paste yang banyak terjadi di
kalangan siswa dan bahkan mahasiswa. Cara mengatasinya adalah
dengan menanamkan pada diri sendiri untuk tidak melakukan penyalinan
kalimat secara gegabah dan memberikan kredit (citation) pada penulis
yang tulisannya dikutip (quote) dalam proses menulis karya ilmiah.

2. Faktor penghambat keterampilan menulis


Menurut Tarigan (1995:3) sebagai berikut:
a. Sikap sebagian besar masyarakat terhadap bahasa Indonesia belum
menggembirakan, mereka tidak merasa malu bila memakai bahasa Indonesia
itu secara salah;
b. Kesibukan guru bahasa Indonesia dilluar jam kerjanya menyebabkan tidak
sempat lagi memikirkan bagaimana cara pelaksanaan mengarang yang
menarik dan efektif;
c. Sebagai akibat dari point 2 maka metode dan tekhnik pengajaran mengarang
kurang bervariasi serta mungkin sekali hasil karangan siswa yang adapun
tidak sempat dikoreksi;
d. Bagi siswa sendiri pengajaran pengarang dirasakan sebagai beban belaka
dan kurang menarik; dan
e. Latihan mengarang sangat kurang dilakukan oleh siswa.

3. Meningkatkan keterampilan menulis

21
Untuk meningkatkan keterampilan menulis dikalangan pelajar, perlu diketahui
faktor penyebab menurunnya kemampuan menulis, diantaranya:
a. Faktor internal (dari dalam) yaitu faktor yang berasal dari diri kita sendiri
atau timbul secara spontan dari hati nurani kita.
Macam-macam faktor internal yang memprengaruhi keterampilan menulis
yaitu:
i. Kurangnya minat menulis para pelajar;
ii. Kesulitan menuangkan ide; dan
iii. Malas membaca, jika seseorang tidak tertarik untuk membaca maka
sulit.
b. Faktor eksternal (dari luar) yaitu faktor yang berasal dari luar atau
lingkungan sekitar. Kita sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dari
interaksi dengan sesama, baik langsung atau alat komunikasi lainnya
seperti handphone, surat dan lain-lain.

4. Upaya-upaya meningkatkan keterampilan menulis sebenarnya tidak sulit tetapi


hanya membutuhkan ketelatenan dan kiat-kiat, diantaranya:
a. Harus banyak membaca karena dengan membaca kita dapat menuangkan
ide-ide yang kita miliki dalam ke sebuah karya;
b. Melatih kemampuan menulis agar dapat menghasilkan karya yang baik dan
benar;
c. Mempelajari kaidah-kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dengan hal tersebut kita dapat memahaminya dan bisa langsung dan
mempraktekkannya ke dalam tulisan yang kita buat;
d. Mempublikasikan hasil tulisan yang kita buat, seperti media elektrik dan
cetak. Agar kita dapat mengetahui seberapa besar kemampuan kita; dan
e. Selalu percaya diri dengan apa yang kita tulis. Jika kita tidak percaya dengan
apa yang kita tulis maka kita tidak akan puas dengan hasilnya.

22
Selain itu ada 6 hal yang bisa dilakukan agar seseorang semakin terampil.
menulis dan piawai merangkai kata berikut ini 6 hal yang bisa di praktekan:
a. Punya tradisi membaca buku
Jika seseorang memiliki keterkaitan dalam membaca buku maka ia akan
memiliki hasrat pengetahuan yang tidak tahu menjadi lebih tahu. Jadi,
membacalah sebanyak-banyaknya, sesuatu ketika hasrat menulis akan
timbul pada diri anda secara alami. Dan pengetahuan yang luas yang anda
dapatkan dari membaca akan memudahkan anda untuk menuangkannya ke
dalam tulisan;
b. Membaca alam dan peristiwa kehidupan
Membaca tak semata-mata, tetapi juga membaca alam fenomena alam akan
menjadi inspirasi sebagai bahan tulisan. Termasuk, membaca alam adalah
membaca peristiwa kehidupan. Dipanggung kehidupan ini ada banyak
peristiwa yang bisa digali untuk bahan penulisan;
c. Mempunyai blog
Penulis memerlukan media untuk menuliskan ide-ide dalam setiap harinya.
Maka buku harian (saat ini dapat digantikan oleh blog atau website pribadi)
merupakan media yang tepat untuk itu milikilah buku harian atau buatlah
blog diinternet atau membuat akun di sitizen media seperti kompasiana, lalu
tulislah informasi yang anda peroleh dan ide-ide anda setiap hari hal itu
bertujuan untuk mengasah keterampilan menulis dan melatih kepekaan
kepada kata-kata;
d. Mencintai bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi dari bahasa, indikasi dari tingkat
inteletualitas seseorang akan tampak kekayaan kosa kata lah yang
membedakannya. Kareananya, cintailah bahasa. Buka-bukalah kamus
bahasa Indonesia. Ternyata ada banyak kata yang bagus yang dapat kita
gunakan dalam tulisan kita, tapi selama ini kita belum mengetahuinya karena
itu kita tidak menggunakannya;

23
e. Hobi meneliti
Minat meneliti merupakan sarana yang akan semakin meningkatkan
kedalaman dan luasnya jangkauan tulisan kita; dan
f. Menyukai diskusi
Diskusi merupakan ajang tukar pendapat. Dalam diskusi akan banyak
pendapat dari luar diri kita yang dapat menimbulkan gagasan ide atau
inspirasi untuk bahan tulisan kita dengan menuangkan ide kita dapat melatih
daya pikir kita, menangkap informasi serta menulis.

5. Kiat menulis efektif


Bahwa kemampuan menulis melibatkan beberapa kemampuan sekaligus.
Kita harus memiliki kemampuan apa yang akan ditulis. Kita juga harus
memiliki pengetahuan menulis. Pengetahuan pertama berkaitan dengan isi
tulisan sedangkan yang kedua berkaitan dengan aspek kebahasaan dan tekhnik
penulisan. Dengan demikian penulis akan berlatih menyalurkan ide secara
bebas tanpa dibebani oleh kaidah kebahasaan yang mungkin dapat menghambat
proses penulisan. Proses berlatih menyalurkan ide secara tertulis ini menjadi
kunci utama. Hal ini, dapat membantu seseorang untuk membiasakan diri untuk
menulis. Setelah penulis terbiasa menggunakan gagasan yang baik dan benar
kedalam bentuk tulisan. Hal ini, menjadi efektif tentu saja seorang penulis
berkeinginan agar tulisan yang dihasilkannya itu efektif.
Untuk itu penulis perlu menguasai beberapa masalah kebahasaan yang
berhubungan dengan penulisan, yaitu:
1) Pilihan kata
2) Struktur kalimat :
a. Kesatuan dan kepaduan;
b. Kesejajaran;
c. Kehematan;
d. Kevariasian; dan

24
e. Keterpentingan.
3) Penerapan ejaan yang disempurnakan

6. Cara Mengatasi Hambatan Menulis


a. Malas atau Tidak mood
Memang hambatan terbesar menjadi seorang penulis adalah malas alias gak
mood. Karena hambatan ini muncul secara internal, yaitu dalam pikiran
seseorang. Untuk mengatasinya adalah dengan memotivasi diri sendiri. Bisa
dengan mencari contoh penulis idola, belajar mencintai pekerjaan menulis,
dan terus memotivasi dengan memikirkan imbalan yang akan kita dapatkan
jika menjadi penulis. Tapi kebanyakan penulis besar itu sendiri gak percaya
dengan mood. Karena bagi mereka, menulis itu adalah sebuah budaya.
Seperti pergi ke wc. Jika gak mood melanda, biasanya penulis akan memulai
menulis. Karena dengan menulis itu sendiri mood akan muncul;
b. Kendala Waktu/Tidak Sempat
Setiap orang punya waktu yang sama, 24 jam. Dan dari 24 jam itu
sebenarnya cukup luangkan minimal 1 jam saja untuk menulis merupakan
sebuah awal yang baik. Pilih waktu yang sesuai. Misalnya sore hari, maka
patuhilah jam biologis tersebut. Jangan melanggarnya, khawatir kita akan
terbiasa tidak disiplin. Atau kalau ada kendala di sore hari, maka pilihlah
malam hari. Pokoknya luangkan waktu sebisa mungkin. Toh, sebenarnya
kendala waktu bukanlah masalah besar, yang penting ada niat dan kemauan;
c. Bingung Memulai
Bingung memulai? Untuk yang satu ini ada saran bahwa jika kita bingung
memulai, maka tidak etis! Tulislah dengan kacau awal sebuah cerita, itu
merupakan ‘pemanasan’ yang baik. Jika sudah mendapat awal yang bagus,
biasanya penulis akan mudah untuk menyambung cerita selanjutnya.
Pertama kali menulis, menulislah dengan otak kanan tanpa terpengaruh apa
kata otak kiri. Otak kiri baru boleh berperan setelah kita merampungkan

25
tulisan. Tulislah apa yang kita pikirkan. Jangan sampai kita memikirkan apa
yang kita tulis. Pokoknya menulislah dengan mengalir;
d. Tidak punya ide
Tidak punya ide merupakan hambatan yang sangat mudah diatasi. Kenapa?
Karena ide ada di mana-mana dan melimpah ruah. Yang perlu kita lakukan
adalah menghilangkan “tembok besar” antara imajinasi dan jari tangan.
Semua yang ada di kepala kita tulis atau kita ketik sambil membiarkan
imajinasi mengembara dan jadikan pikiran kita seakan layar lebar yang
sedang menunjukkan adegan demi adegan. Atau bawa note kecil kemana-
mana. Misalnya saat di angkot ada percakapan ibu-ibu, ide-ide yang bisa
ditangkap dari percakapan mereka bisa kita tulis di note kita. Atau misalnya
di kelas ada humor dari teman yang mengocok perut, segera tulis! Pokoknya
jangan sampai dunia sekitar kita yang merupakan sarang ide kita abaikan.
Untuk beberapa penulis, untuk mendapatkan ide biasanya mereka melihat
gambar yang membangkitkan imajinasi. Atau mendengarkan lagu yang
mereka sukai. Gak ada salahnya mencoba juga solusi yang ini. Yang
terpenting hilangkan “tembok besar” yang membuat kita mogok menulis.
Jika tembok itu gak segera dihancurkan, maka menulis hanya akan menjadi
sesuatu yang menyiksa, membosankan, dan membutuhkan pekerjaan yang
berat.;
e. Takut jelek
Sebenarnya tidak ada tulisan yang jelek, itu hanya penilaian orang atau diri
kita sendiri. Bila karena kita merasa tulisan kita jelek dan takut dikritik maka
selamanya kita pun gak pantas dipuji. Karena orang yang pantas dipuji hanya
mereka yang berani menerima kritikan. Mereka menganggap kritik adalah
batu yang dilempar pada mereka dan mereka membangun pondasi dari batu-
batu tersebut agar makin kuat. Tidak membiarkan batu itu membuat mereka
jatuh. Jika kita takut jelek dengan rangkaian kata, deskripsi, perbandingan,
dan lain-lain maka kita harus “mengikat makna” dari setiap tulisan yang kita

26
baca. Setiap kali kita menemukan deskripsi yang keren atau perbandingan
yang tepat dalam sebuah naskah, maka segera tulis dalam sebuah buku
khusus. Jangan sampai kita membaca sepintas-pintas aja. Sayang dong
capek-capek baca tapi kita tidak memperkaya diri dengan kata-kata. Jika kita
miskin kata, otomatis menulis jadi menyiksa kita.
Jangan takut tulisan jelek. Itu hanya penilaian editor dalam diri kita.
Pokoknya kita bilang ke ‘editor’ dalam diri kita bahwa kita akan
menyelesaikan tulisannya tanpa peduli yang editor katakan. Beberapa malah
menyarankan untuk mematikan layar komputer saat menulis. Itu agar
mereka tidak terpengaruh melihat ke belakang. Mungkin setelah naskah
selesai, kita tahu bahwa itu acak-acakan, tapi kita senang karena semua ide
sudah tertuang. Kita tinggal memolesnya;
f. Tidak Menguasai topik
Menguasai topik yang tidak biasa itu merupakan keharusan. Biasanya
penulis memang fokus pada hal-hal yang ada di ruang lingkup yang itu-itu
saja. Penulis islami sekarang misalnya, malah terjebak dengan cerita dengan
tokoh yang tobat dan menyadari kesalahan. Bisa dibilang, masih jarang
penulis islami yang menyorot sejarah, politik, dan fiksi ilmiah. Tentu saja
hal ini bisa menjadikan kita stagnan dan tidak bisa mengembangkan diri.
Bukankah salah satu tujuan menulis selain untuk berdakwah adalah untuk
membuka cakrawala baru? Jadi tulislah hal-hal yang baru di luar ruang kita.
Walau di luar ruang kita, tidak menguasai topik bukan alasan. Sekarang kan
zaman udah modern, kita tidak perlu ke Amerika jika mau menulis dengan
latar di Amerika. Tidak perlu jadi hacker untuk menulis tentang hacker. Toh,
sekarang ada mbah Google. So, gooling aja;
g. Suka tidak fokus
Suka tidak fokus merupakan salah satu hambatan yang juga sering
dikeluhkan oleh penulis pemula. Biasanya saat mereka sedang menulis
sebuah cerita, tiba-tiba ada ide muncul untuk cerita yang lain. Mas Tere-Liye

27
pernah bilang, kalau misalnya kita tidak fokus maka jangan dipaksa. Tulislah
ide lain yang tiba-tiba muncul tersebut tapi juga jangan meninggalkan yang
lama. Kita bisa meneruskan cerita manapun yang kita pilih. jika kita tidak
fokus menulis sebuah cerita karena terpikir ide cerita yang lain. Maka tulis
aja ide cerita yang lain tersebut. Dan untuk ide cerita yang lama kita simpan
baik-baik, mungkin suatu saat nanti kita akan mendapatkan ide brillian untuk
lanjutan cerita tersebut.;
h. Menunggu sempurna
Beberapa orang menunda menulis karena menunggu sempurna. Mereka
menunggu tulisan mereka menjadi kaya akan deskripsi dan metafora yang
indah. Mereka pun menunggu sampai kepala mereka dibanjiri ide brillian.
Please deh, jika kita belajar berenang berdasarkan panduan dan teori tanpa
mempraktikannya, 99% gak akan bisa. Begitu pula menulis, kita harus
langsung terjun dan praktik untuk dapat menguasainya. Ide pun hanya banjir
jika kita menuliskannya.
Manusia yang benar bukanlah manusia yang tidak pernah berbuat salah.
Karena selain Rasulullah, seluruh manusia pasti punya salah. Tapi yang
benar adalah manusia yang terus memperbaiki diri dan belajar dari
kesalahannya. Tidak ada manusia tanpa cacat.
Jika kita menunggu kesempurnaan, maka selamanya kita tidak akan pernah
menulis. Karena memang tidak ada yang namanya sempurna kecuali Allah
SWT. Kita harus sadar bahwa kekurangan dan hambatan-hambatan menulis
itu adalah fase wajar yang dialami semua penulis.;
i. Kurang Membaca
Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Jadi kita tidak akan menjadi
penulis yang baik tanpa membanjiri diri dengan buku-buku bacaan
sebelumnya. Mungkin kita bisa menjadi penulis, tapi tulisan kita akan kering
dan tidak bernyawa. Yang dikeluarkan adalah apa yang dimasukkan. Jadi
yang kita tulis adalah hasil bacaan-bacaan kita selama ini. Ahmad Tohari

28
mengaku membaca 10 novel sebelum 1 novel. Bahkan ada yang membaca
40 novel untuk menulis 1 novel.; dan
j. Merasa tidak bakat
Teman-teman saya bilang saya berbakat menulis. Sejujurnya saya gak setuju
dengan hal itu. Karena menulis itu mudah dan satu-satunya kegiatan yang
tidak butuh bakat. Andreas Harefa bahkan bilang kalau menulis adalah
kemampuan tingkat dasar. Kenapa? Karena siapa yang bisa membaca pasti
bisa menulis. Sungguh, seperti ucapan Thomas Alfa Edison, bakat itu 1%
dan 99% sisanya adalah kerja keras.
Begitu pula kata Bill Gates. Menulis itu in potentia, maksudnya jadi potensi
untuk semua orang. Buktinya, semua orang dengan kemauan dan tekad
menjadi penulis pasti bisa menjadi penulis. Dan buktinya semua penulis
hebat pasti akan berkata bahwa dulu juga mereka penulis pemula yang sering
mengalami hambatan. Salah jika kita down dan tidak percaya diri menulis
hanya karena seorang dua orang bilang kita gak bakat.

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide,
gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca
dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.
Jenis-jenis menulis :
1. Eksposisi atau biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk
karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu
pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang;
2. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu
benda, tempat, suasana atau keadaan;
3. Narasi adalah jenis pengembangan paragraf didalam sebuah tulisan yang
merupakan rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dijelaskan dengan urutan
awal, tengah dan akhir;
4. Argumentasi adalah salah satu bentuk penulisan paragraf atau pendapat dalam
sebuah kalimat yang menerangkan sebuah penjelasan, alasan, pembuktian,
pro, dan kontra yang disertai alasan-alasan obyektif, fakta aktual, nyata, valid,
dan kuat terhadap paragrapnya; dan
5. Persuasi adalah suatu ajakan untuk membujuk pembaca atau pendengarnya
tergantung dengan apa orang melakukan persuasi.

Tujuan Menulis adalah agar pembaca dapat cermat dalam memahami konteks
nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca tahu tentang informasi yang
diberikan dan menarik motivasi para pembaca yang berhubungan dengan isi
tulisan

30
Tahap-tahap menulis yaitu tahap pra penulisan, tahap penulisan, tahap revisi,
tahap penyuntingan, tahap publikasi.
Kendala-kendala dalam menulis yaitu malas, suka menunda, plagias,tidak
elihat kesalaan dituisantersebut, dan lain-lain.
Cara mengatasi kendala tersebut yaitu memotivasi diri sendiri, meluangkan
waktu untuk menulis, tulislah ide lain yang tiba-tiba muncul tersebut tapi juga
jangan meninggalkan yang lama, kita bisa meneruskan cerita manapun yang kita
pilih.

31
DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Kaswan, 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis Panduan Untuk


Mahasiswa dan Calon Guru. Yogyakarta: Andi
Soeparno dan Mohamad Yunus. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
______. 2016. “Hakikat Keterampilan Menulis”. Sumber
<http://www.academia.edu/27406512/Hakikat_Keterampilan_Menulis>.
Diakses [13 November 2018].
Parera. 2017. “Jenis Menulis”. Sumber
<http://www.academia.edu/11598545/JENIS_MENULIS>. Diakses [18
November 2018].

32

Anda mungkin juga menyukai