Anda di halaman 1dari 2

Refleksi Emosi

170223004 – Louis Garsia

Pada pertemuan minggu ke 5 kemarin, kami pada kelas MPD D1 mendapatkan sesi materi
tentang bagaimana cara mengelola emosi. Kelas dimulai dengan pembentukan kelompok yang
terdiri dari 3 orang. Dalam kelompok kecil itu kita diharuskan menceritakan atau berbagi
pengalaman tentang tugas mpd minggu lalu tentang emosi apa yang kita rasakan selama
seminggu terakhir dengan menceritakan peristiwanya. Kebetulan saya satu kelompok dengan
dua Jason yang berasal dari sma yang sama, gloria 2. Mereka menceritakan berbagai macam
kisah unik yang tentu berbeda dari yang saya alamin. Cara mereka menuangkan emosinya juga
berbeda beda, menurut mereka menonton anime menjadi salah satu cara bagauimana dia bisa
merasa senang setelah capek seharian kuliah. Disini mereka menganggap bahwa kuliah
merupakan pemicu emosi negative, karena Ketika bercerita, sumber emosi negative mereka
kebanyakan dari perkuliahan, seperti lupa menyiapkan presentasi karena kerja tugas. Setelah
sesi sharing selesai, kita diwajibkan untuk upload ke story Instagram tentang apa yang kita
dapat dari sesi sharing tersebut. Dari sesi sharing tersebut, saya mendapat pengertian bahwa
setiap orang memiliki masalahnya sendiri dan cara mengatasi masalahnya. Bagaimana orang
mencurahkan emosi atas masalah atau kebahagiaan yang didapat, sesuai dengan caption story
saya saat itu, “everyone has their own struggle”.

Sesi materi dilanjutkan dengan pembicara dari bu dosen, tentang apa itu emosi dan bagaimana
contoh reaksi emosi yang timbul. Jujur, saya mendapat banyak hal penting yang bisa saya
jadikan Pelajaran, satu hal yang paling saya ingat adalah tentang bagaimana self harm serasa
menjadi tren pada masa sekarang. Dimana menurut saya ini masalah yang serius, karena
malahapa masalah dapat selesai dengan selfharm, saya rasa tidak, hal itu bukan menjadi pilihan
sebagai jalan keluar atas masalah yang dihadapi. Sebenarnya say abukan orang yang pernah
melakukan hal tersebut, namun orang terdekat saya melakukannya, dimana ini membuat saya
merasa iba dan ingin menemani orang itu, namun di sisi lain saya juga mempertanyakan apa
yang didapat Ketika melakukan self harm. Semua penjelasan pada hari itu terasa sangat relate
dengan saya yang kebetulan baru putus pacarana, dimana ada satu kalimat yang menyatakan
bahwa pernakah anda yang semulanya menolak suatu tawaran dari orang, namun Ketika
melihat apa yang dialami orang tersebut merasa iba kemudian mengiyakannya. Jujur saya
sampai terpikirkan akan kalimat it uterus, karena pada kenyataannya, pacar saya yang meminta
putus namun ia mengajak untuk balikan, dan itu saya tolak, namun dampaknya bagi dia saya
rasa cukup besar dan membahayakan dirinya sendiri. Saya bingung harus melakukan apa,
keadaan untuk pacaran lagi sudah tdiak memungkinkan, namun saya sangat kasian melihat
pacar saya ynag dulunya ceria menjadi murung dan tidak bersemangat. Hingga akhirnya Ketika
saya sampai di rumah, saya berhubungan Kembali melalui chat, dan itu membuatnya sangat
senang, saya terharu bagaimana saya dapat membawa dampak besar walaupun yang saya
lakukan terbilang kecil.

Pada akhir pertemuan, kami disuruh untuk merefleksikan dalam bentuk ppt akan bagaimana
cara mengatasi masalah, dan diminta untuk bermeditasi selama seminggu kedepan.

word count: 473

Anda mungkin juga menyukai