Anda di halaman 1dari 7

Akhlak guru dan murid pada zaman dulu dan sekarang

A.Akhlak guru di zaman dulu

Menurut saya nilai, guru waktu dulu tidak mempentingkan capek, letih dan lain sebagainya. guru itu
bertujuan untuk mendapatkan pahala dari Tuhan yang maha esa kalau bagi uang atau gaji itu
dibelakangan tapi itu menurut saya nilai guru Cuma berpikir bagaimana cara yang diterangkan harus
bisa ditanggapi oleh muridnya, karena guru itu tahu bahwa dirinya paling di atas dari pada muridnya
dia bisa melahirkan sosok-sosok baru dalam sekolah MIN Tanjongan, yang akan merubah sekolah
menjadi lebih baik lagi. Guru waktu zaman dulu sungguh-sungguh tidak akan berputus asa dalam
mendidik dan mengajar muridnya. Dan guru itu selalu mengingati muridnya bahwa dengan bekah
ilmu akan dicapai derajat yang tinggi. Dan guru waktu dulu selalu bersemangat dalam mengajar dan
menyampaikan materi kepada murid dengan segenap kemampuannya. Walaupun muridnya tidak
bisa yang diterangkan gurunya, Tapi guru waktu dulu sangat sabar dalam menghadapi muridnya
walaupun berulang kali dia menjelaskan.

Ada satu cerita, Tapi ini cerita saya waktu saya sekolah di MIN TANJONGAN SAMALANGA waktu itu
saya kelas enam, pas hari itu kalau enggak salah Senin saya kenak pelajaran matematika dengan pak
WAN, pak wan itu tinggal di Tanjongan juga tapi desa lain kalau saya desa meunasah puuk kalau
bapak itu desa matang teungeuh, saya sering kenak hukum dengan pelajaran matematika yang
dipegangnya oleh pak WAN itu, kenapa saya dihukum karena saya tidak bisa matematika selalu
waktu bapak itu menjelaskan atau menerangkan saya tetap enggak bisa tapi saya enggak tahu
kenapa saya tidak bisa, pak WAN itu capek sekali waktu menjelaskan kepada saya selalu saya kenak
hukum tapi saya terima hukuman dari pak WAN itu karena saya tahu bahwa saya tidak bisa pelajaran
matematika selalu saya kenak hukum, hukuman itu seperti cubit angkat tangan dan dipukuli tangan
saya dengan menggunakan rol yang dibawa oleh bapak WAN itu tapi tangan saya sudah kebal
kepada kebal karena sering dipukuli dengan rol, Tapi saya enggak cerita kepada orang tua saya
karena saya malu, kalau saya ceritakan kepada orang tua saya pasti ditertawai, karena saya salah
sendiri kenapa saya enggak belajar asyik main selalu begitulah tanggapan orang tua saya, sudah saya
cerita satu kali enggak cerita lagi, karna sama juga tanggapan orang tua saya, begitulah cerita saya,
Tapi guru itu layak disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. sama juga guru zaman dulu dan
sekarang cuman sedikit perbedaan.

Menurut Al-gazali yang dikutip oleh Zainuddin dkk, bahwa kriteria-kriteria keteladanan guru adalah
sebagai berikut:

1 .Sabar

2.Bersifat kasih dan tidak pilih kasi

3.Sikap dan pembicaraannya tidak main

4.Menyantuni serta tidak membentak orang yang bodoh

5.Membimbing dan mendidik murid-murid yang bodoh degan sebaik-baiknya

6.Bersikap tawadu’ dan tidak takabur

7.Menampilkan yang benar


Ada beberapa adab guru zaman dulu

Pertama, guru mengajar bukan karena tujuan ingin mendapatkan imbalan dan bukan pula karena
mengharapkan ucapan terima kasih. Mengajar diniatkan sebagai salah satu cara untuk beribadah
dengan mengharapkan Ridha Allah SWT.

Kedua, guru mengingatkan murid akan akhlak yang buruk dengan ungkapan kasih sayang, tidak
secara terang-terangan, dan dengan ungkapan yang lemah lembut bukan celaan. Alangkah lebih
baiknya para guru merenungi kata-kata hikmah dari Imam As-Syafie: “Siapa yang menasihatimu
secara sembunyi-sembunyi, maka ia benar-benar menasihatimu. Siapa yang menasihatimu di
khalayak ramai, dia sebenarnya menghinamu.” Nasihatilah murid-murid kita dengan kasih sayang
dan menutupi aibnya agar tidak diketahui orang lain.

Ketiga, dianjurkan saat memberikan pelajaran, guru memberikan penjelasan secara jelas agar bisa
dipahami oleh semua murid, bahkan oleh murid dengan kemampuan daya tangkap rendah sekali
pun. Imam Tirmidzi dalam Kitab Asy-Syamail meriwayatkan dari Aisyah ra bahwasanya ia berkata:
“Rasulullah SAW tidak pernah berkata dengan tergesa-gesa sebagaimana yang biasa kalian lakukan.
Akan tetapi, beliau berkata dengan ucapan yang sangat jelas dan rinci, sehingga orang lain yang
duduk bersamanya akan dapat memahami setiap perkataan beliau.” (HR Imam Tirmidzi).

Keempat, guru menyayangi murid-muridnya seperti mereka menyayangi anak-anaknya sendiri.


Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku bagi kalian tiada lain hanyalah seperti orang tua
kepada anaknya. Aku mengajari kalian.” (Ibnu Majah melalui Abu Hurairah).

Kelima, hendaknya guru berbuat sesuai dengan ilmunya, tidak mendustakan antara perkataan dan
perbuatan. Allah SWT berfirman, “Apakah kamu menyuruh manusia (melakukan) kebajikan dan
kamu melupakan (untuk menyuruh) diri kamu sendiri...” (QS. Al-Baqarah: 44)

B.Akhlak guru di zaman modern

Guru merupakan teladan bagi peserta didik, bahkan semua orang yang menganggapnya sebagai
guru akan meneladaninya. Guru profesional memiliki kepribadian baik yang menjadi teladan bagi
semua. Ia menjadi teladan dalam segala bentuk tingkah laku dan ucapannya. Hidupnya menjadi
percontohan yang akan membawa peserta didik ke jalan yang benar.

Guru zaman dahulu auranya lebih Penuh Pengabdian Mengajar Mendidik dan membimbing, Tanpa
Pamrih Hidupnya, Pas Pasan, Paling anti membebani orang tua/wali murid dan kita bisa
membandingkan dengan guru zaman sekarang lebih Hanya menjalankan tugas rutin bukan
pengabdian, Hanya mengajarkan materi, Sering mengharapkan Pamrih, Hidupnya cukup
berkecukupan, Paling sering membebani orang tua/wali murid.
Akhlak mulia penting dimiliki oleh guru karena ia akan menjadi teladan bagi peserta didiknya.
Mereka lebih cenderung meniru perilaku buruk dari pada ucapannya. Dengan demikian, guru harus
memiliki akhlak mulia. Terdapat banyak ragam akhlak mulia yang mesti dimiliki oleh guru dalam

posisinya sebagai pembimbing, penasehat, dan pemberi motivasi. Diantarnya adalah sederhana,
qana’ah, tawakal, sabar dan ikhlas.

Menurut saya nilai guru di zaman modern itu sangat kejam, kenapa kejam karena guru itu tidak
menjelaskan berulang kali, udah tahu muridnya tidak bisa menanggapi pelajarannya, satu dan dua
kali mau menjelaskannya tapi ketiga kali tidak mau lagi menjelaskannya langsung ditegur kenapa
kamu tidak mendengar saya jelaskan langsung dikeluarkan tidak ada kesempatan sekali lagi beda
sekali dengan guru zaman dulu, guru zaman dulu itu dimaafkan murid Cuma diingatkan dengan kata-
kata lembut bukan dengan kata-kata kasar.

Tapi menurut saya, guru di zaman modern itu belajarnya dengan paksaan atau terpaksa tapi entah
kenapa saya tidak tahu padahal zaman sekarang enak sekali belajar, kepada, karena kita tidak usah
datang lagi ke sekolah atau ke kampus tinggal belajar dirumah melalui daring atau email dan kalau
kita mau presentasi tinggal menggunakan aplikasi meeting atau Zoom jadi guru tidak susah lagi
berangkat ke sekolah atau ke kampus, tapi menurut saya kalau kita belajar tidak tatap muka maka
saya tidak merasa puas kenapa karena enggak bisa ngobrol sama teman tidak bisa syering dengan
guru.

Tapi guru sekarang ini menurut pribadi saya guru itu sangat mempentingkan gaji bukan belajar
dengan ikhlas berarti guru itu belajar zaman sekarang tergantung pada gaji, ini menurut pribadi
saya.

Seperti ada kegiatan disekolah misalnya membuat laporan kan dibalik membuat laporan itu kan ada
uang atau gaji kalau enggak ada gaji zaman sekarang tidak ada lagi yang ikhlas dalam melakukan
sesuatu selalu harus ada imbalan padalah, guru zaman dulu membuat sesuatu ikhlas-ikhlas saja ini
menurut saya nilai, tapi kalau menurut orang lain saya tidak tahu. Tapi saya liat guru zaman sekarang
hidupnya serba mewah alat perlengkapan rumahnya sangat serba mewah tapi kalau guru zaman
dulu itu hidupnya sederhana alat perlengkapan rumahnya juga pas-pasan ya seperti ini menurut
saya.

Dan juga guru zaman sekarang kebanyakan sombong entah kenapa saya tidak tahu apa gara-gara
guru itu tahu bahwa dia sudah Pengawas Negri dia anggap sudah banyak uang padahal di mata
Tuhan itu sama, tidak ada bedanya kecuali beda sisi ibadah manusia. Dan dibilang juga oleh guru
kalau kita sudah tamat atau lulus sekolah kalau berjumpa di luar sekolah kita harus menyapa.

Ini cerita saya sedikit saya sudah lulus atau tamat waktu saya SMP, saya berjumpa guru di kedai
dipasar atau di jalan , guru bilang kan kita walaupun kita sudah tamat sekolah kita harus menyapa
tapi saya sudah menyapa guru tersebut guru itu tidak mengopen saya, dan senyum pun tidak ada
entah kenapa saya tidak tahu, saya nilai guru zaman sekarang banyak pilih kasih ini menurut saya
guru zaman sekarang lebih peduli terhadap murid yang punya atau kaya sedangkan yang miskin
tidak banyak peduli, padahal Dimata Allah itu manusia sama saja begitulah kehidupan.
C.Akhlak murid di zaman dulu

Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi untuk
keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang telah
diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar
terhadap gurunya.

Beberapa contoh etika murid terhadap guru (Mu’allim), diantara-Nya adalah sebagai berikut :

1.Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.

2.Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila menghadap atau
berjumpa dengan beliau.

3.Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa gurunya
itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk mengambil manfaat dari
beliau.

4.Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan gurunya dan
tidak melupakan jasanya.

5.Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki perangai
kasar dan keras.

6.Seorang murid hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang, merendahkan diri,
hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa yang disampaikan oleh gurunya.
Jangan duduk sambil menengok kanan kiri kecuali untuk suatu kepentingan.

7.Seorang murid hendaklah ketika mengadap gurunya dalam keadaan sempurna dengan badan dan
pakaian yang bersih.

8.Seorang murid hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan hal-hal yang
tidak berguna.

9.Seorang murid hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan menampakkan
kepandaian kepada guru.

10.Seorang murid hendaklah jangan bersenda gurau di hadapan guru


11.Seorang murid hendaknya tidak banyak bertanya, apalagi jika pertanyaan itu tidak berguna.

12.Seorang murid hendaklah tidak bertanya suatu persoalan kepada guru ketika sedang di tengah
jalan.

13.Seorang murid hendaklah tidak menghentikan langkah guru di tengah jalan untuk hal-hal yang
tidak berguna.

14.Seorang murid hendaklah tidak  mendahului jalannya ketika sedang berjalan bersama.

15.Murid haruslah berkata jujur apabila guru menanyakan suatu hal kepadanya.

16.Meskipun sudah tidak dibimbing lagi oleh beliau ( karena sudah lulus) murid hendaklah tetap
selalu mengingat jasanya dan tetap terus mendoakan kebaikan –kebaikan atas mereka.

Kita bisa lihat bagaimana sikap anak didik pada zaman sekarang dan zaman dulu, sosok guru di mata
murid begitu sangat bersahaja. Saking bersahajanya, ada perasaan malu jika berjumpa dengan guru
di luar waktu sekolah, seperti di pasar, di jalan, tempat undangan. Bahkan ketika aku masih MIN aku
akan sembunyi jika dari kejauhan melihat guruku melintas di depan rumahku. Rasa hormat murid
terhadap guru nyata terlihat. Sekarang, pemandangan semacam itu nyaris punah (karena langka).
Penghormatan terhadap guru seperti sengaja diabaikan, yang ada seolah tak ada lagi usaha ke arah
itu.

Murid di zaman dulu, ini menurut saya

Dulu murid itu sangat baik kelakuannya patuh dalam peraturan sekolah dan juga murid dulu selalu
mau mengerjakan PR yang dikasih oleh guru tidak ada bantahannya dan murid dulu tidak nakal
patuh sekali, tapi waktu saya sekolah dulu sudah mulai tidak patuh lagi, contoh, misalnya dulu pagar
sekolah masih bolong atau masih yang belum dipagar teman saya itu laki-laki sudah dibilang sama
guru jangan kalian naik pagar itu tapi teman saya itu tidak lagi mendengar kata-kata guru. Tapi
teman saya itu ada juga patuh dan ada juga yang tidak patuh seperti guru disuruh mengerjakan soal
tapi teman saya itu selalu mengerjakan soal, dia itu baik, di dalam ruangan tapi waktu pulang
sekolah dia tidak patuh lagi kepada guru sudah dibilang jangan naik pagar itu lagi.

Murid zaman dulu, tak pernah mempersoalkan ketika ia dicubit atau dijewer oleh guru. Mereka
paham, itu terpaksa dilakukan guru juga karena tingkah laku mereka dan untuk memperbaiki akhlak
anak murid. Orang tua zaman dulu pun, ikhlas-ikhlas saja anaknya dicubit atau dijewer karena
percaya itu adalah proses mengarahkan anak didik agar berperilaku lebih baik. Apalagi, tindakan fisik
ini tidak dilakukan secara berlebihan, lebih sebagai bentuk tanda kasih sayang.

D.Akhlak murid di zaman sekarang


Murid zaman sekarang hanya bisa dimarahi dengan kata-kata. Itu pun sudah tidak mempan
mengatasi perilaku anak didik, Tetapi, hukuman secara fisik bukan lantas ditiadakan. Hukuman
secara fisik, dalam batas-batas wajar tetap perlu dilakukan agar anak tahu ada konsekuensi untuk
setiap kesalahan yang ia lakukan. Apalah lagi, jika si anak sudah terkenal berperilaku tidak baik dan
hampir semua guru mengeluhkannya. Anak murid zaman dulu, akrab dengan hukuman fisik. Itulah
yang membantu mereka untuk berusaha lebih disiplin dan bertingkah laku lebih baik.

Zaman sekarang murid tidak patuh lagi terhadap gurunya entah kenapa saya tidak tahu, saya liat,
waktu guru menjelaskan pelajaran murid asyik menyanyi ada yang lagi ketiduran begitulah akhlak
murid Zaman Sekarang, bearti saya nilai murid itu tidak mempunyai adap, padalah adab itu adalah
kebaikan Budi pekerti, berupa sopan santun, dan akhlakku Karimah/ akhlak yang mulia tapi di zaman
sekarang tidak ada lagi murid yang akhlakku Karimah jarang kita jumpai.

Contoh:

Disekolah sudah ada pelanggaran atau larangan merokok tapi murid tidak mendengarkan tidak
patuh dalam peraturan, bearti murid itu tidak punya etika.

Ini terjadi pada guruku, seorang guru. Suatu hari tatkala seorang murid melakukan kesalahan dan
guru hendak memberi pelajaran berupa sanksi, sang murid justru terkesan lebih berani dengan mata
melotot berusaha menentang dan menantang guru tersebut. Sesuatu yang jarang dilakukan oleh
murid pada zaman dahulu. Jangankan mengucapkan sepatah kata, memandang mata guru pun
ketika terkena sanksi adalah sesuatu yang ditakuti pada saat itu.

Banyak sekarang ini kasus pengaduan anak ke orang tua yang berbuntut pidana hanya karena
dikenai sanksi oleh gurunya

Murid di zaman sekarang ini menurut saya di waktu saya sekolah di SMA NEGERI 2 SAMALANGA
banyak murid yang hilang adab atau akhlak padalah adab itu sangat penting dalam kehidupan kita,
Adap itu adalah keniscayaan dalam kehidupan seorang guru dan murid adab itu tidak bisa terlepas
dalam beraktivitas kita sehari-hari, maka dari itu adab atau akhlak harus kita tanamkan dan diajarkan
disekolah atau dirumah, tapi disekolah saya, banyak siswa yang gak ada sopan santun waktu guru
masuk kelas Ada siswa yang keluar berarti siswa itu tidak mempunyai adap dan banyak lagi siswa
waktu di terangkan, banyak siswa ketiduran berarti siswa itu tidak mempunyai adap atau sopan
santun dan guru marah melihat muridnya banyak ketiduran dan siswa pun ikutan jawab padahal
kalau kita sudah salah berarti kita gak boleh lagi menjawab guru waktu guru itu memarahi kita
begitulah akhlak murid di zaman sekarang.

Murid zaman sekarang hanya bisa dimarahi dengan kata-kata. Itu pun sudah tidak mempan
mengatasi perilaku anak didik. Orang tua zaman sekarang pun lebih mudah emosi. Baru dipegang
anaknya sedikit, sudah membawa masalah. Kekerasan terhadap anak didik memang tidak
diperbolehkan. Tetapi, hukuman secara fisik bukan lantas ditiadakan. Hukuman secara fisik, dalam
batas-batas wajar tetap perlu dilakukan agar anak tahu ada konsekuensi untuk setiap kesalahan yang
ia lakukan. Apalah lagi, jika si anak sudah terkenal berperilaku tidak baik dan hampir semua guru
mengeluhkannya. Anak murid zaman dulu, akrab dengan hukuman fisik. Itulah yang membantu
mereka untuk berusaha lebih disiplin dan bertingkah laku lebih baik.
Penyusun

NURHAYATI/NPM:2002030003

Anda mungkin juga menyukai