Anda di halaman 1dari 5

Guru

Oleh : R.A.K.S

Sebuah profesi yang bagi sebagian orang dipandang sebelah mata karena
penghasilannya. Profesi ini dibutuhkan dan menjadi hal yang utama, tapi penghargaan
untuk profesi ini di Indonesia setara dengan profesi lain. Menurut para ahli dan
pandangan Agama, profesi ini adalah profesi paling mulia. Profesi ini adalah "Guru", ya
profesi yang paling kecil penghasilannya di Indonesia dan paling dipandang sebelah
mata. Di seluruh penjuru dunia "Guru" dinyatakan sebagai Profesi paling mulia dan
ditengah era modern ini juga masih relevan dibutuhkan.
Saya merupakan pengagum dan sangat mengidolakan profesi "Guru". Ketika semua
orang menyatakan "apa si istimewa nya "Guru" dilihat dari penghasilannya?", bagi saya
bukan dilihat dari penghasilannya tapi dari kegiatannya sehari hari dan hasil akhirnya.
Bagi sebagian orang Guru hanya salah satu profesi dengan penghasilan terkecil. Salah
satu jurnalpun mengatakan profesi dengan penghasilan terkecil diantaranya adalah
Guru. Hal itu bukan menjadi penghalang bagi saya untuk mengagumi profesi "Guru".
Sejak SD saya tertarik dengan profesi "Guru". Saya punya satu guru favorit, beliau
tegas tapi rasa peduli dan sayang kepada muridnya begitu luar biasa. Kesabaran beliau
membimbing, membentuk, dan merawat siswa begitu luar biasa. Mulai saat itu saya
tertarik untuk memperhatikan setiap jengkal kegiatan seorang "Guru". Disetiap hari nya
guru SD itu harus memperhatikan semua siswa nya. Satu siswa bicara yang lain ikut
bicara, semua ingin diperhatikan. Ketika jam istirahat, guru SD tidak kenal waktu
istirahat karena melayani semua pertanyaan siswa juga melayani keluh kesah siswa. Hal
itu masih ditambah dengan kegiatan lain seperti mengoreksi pekerjaan siswa, merawat
siswa yang sakit, sampai membantu siswa yang harus kekamar mandi dan lain
sebagainya. Satu hal yang sangat menarik adalah Guru SD itu harus bisa segalanya.
Saya mengamati setiap kegiatan beliau sampai saat ini. Kesehariannya beliau selalu
hadir pertama di sekolah, ketika semua warga sekolah belum hadir. Sesampainya
disekolah beliau selalu memulai kegiatannya dengan doa didalam ruang guru. Setelah
itu beliau segera menuju kedepan gerbang untuk mulai menyambut anak anak sampai
bel masuk berbunyi. Beliau menyapa setiap anak dan juga orang tua yang
menghantarkan putra putrinya. Sesaat setelah bel berbunyi beliau menuju kelas untuk
memastikan semua siswa berbaris didepan kelas. Beliau selalu memulai pelajaran
dengan lagu ciptaannya "Selamat pagi teman, selamat pagi kawan, selamat pagi pak
guru, kita semua mau belajar, s'lamat belajar". Lagu itu selalu dinyanyikan disetiap awal
pelajaran.
Ketika jam istirahat beliau jarang sekali berada di kantor. Beliau lebih sering bercanda
bersama siswa di lorong kelas. Beliau memperhatikan setiap kegiatan siswa, sehingga
tak satupun siswa yang terlewat dari perhatian beliau. Beliau mengenal semua siswanya
dengan baik.
Seperti apa yang saya ceritakan itulah Guru SD. Guru yang menjadi pembentuk pondasi
bagi siswanya. Guru SD dituntut untuk mengenal setiap siswanya, agar mampu
memahami setiap perkembangan siswa. Namun dari semua kegiatan Guru SD,
penghasilan yang diperoleh nya jauh dari kata layak. Inilah kenyataan yang ada di
lingkungan kita.
Masuk di jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP, saya sekolah di SMP Swasta. Begitu
displinnya saya dibentuk disana, dan satu hal yang menarik dari sana adalah guru
gurunya begitu peduli dengan seluruh siswa tanpa membeda bedakan. Setiap harinya
sekolah itu tidak pernah mengenal kata "Jam Kosong" atau "tidak ada guru". Semua
guru menjalankan tugasnya dengan baik. Saya rasa selama saya jadi siswa disana tidak
pernah ada guru yang tidak hadir atau ijin. Maka kata kata anak anak jaman sekarang
berlaku di sekolah itu "mau hujan badai tetap masuk gurunya".
Bapak ibu guru di SMP, tidak seperti di SD yang mengajar semua mata pelajaran. Pada
Umumnya guru guru SMP mengajar sesuai Jurusan mereka ketika kuliah. Namun
banyak SMP yang kekurangan guru sehingga terkadang satu guru masih mengajar dua
bahkan tiga mata pelajaran. Salah satu nya di SMP tempat saya belajar, satu guru
mengajar dua mata pelajaran.
Terkadang timbul juga pertanyaan dibenak kita sebagai siswa melihat hal itu. "Apakah
guru itu sanggup megajar dua mata pelajaran yang berbeda?". Bahkan muncul juga
pernyataan "bapak ibu guru aja cuma ngajar satu, dua pelajaran kok kami suruh
menguasai semua pelajaran". Begitulah celoteh siswa yang selalu cari pembenaran.
Namun ada satu guru di SMP yang selalu mampu menjawab segala celoteh siswa, dan
bagi saya jawaban beliau selalu masuk akal. Menurut beliau "bapak ibu guru itu mampu
kalau menguasai semua mata pelajaran. Tapi apakah kamu tidak bosan kalau dari semua
mata pelajaran yang ngajar cuma satu guru?" Jawaban beliau untuk pernyataan para
siswa. Ya, menurut saya jawaban beliau masuk akal. Terkadang setelah beranjak dewasa
kita sudah masuk kriteria pelajar yang mudah bosan. Belajar matematika tiga jam
pelajaran aja sudah bosan dengan gurunya, apalagi harus belajar semua pelajaran
dengan satu guru. Mungkin jika SMP seperti SD, banyak siswa yang mengundurkan diri
karna bosan.
Beliau menjadi guru favorit saya, karena bagi saya diantara guru yang ada hanya beliau
yang jawabannya selalu masuk akal bagi saya. Selain di kelas beliau juga pendamping
ekstrakurikuler sekaligus Guru Bimbingan Konseling di SMP saya. Orangnya cuek
tidak pernah mengurusi urusan orang lain. Tapi paling peduli jika itu berurusan dengan
siswa. Beliau tidak banyak bicara, tapi sekali bicara banyak. Hahahahaha, ya beliau itu
guru dengan sejuta makna. Ketika beliau mulai diam tidak bicara, semua siswa mulai
menebak nebak apa maksud beliau. Yaa, beliau susah ditebak tapi selalu jadi favorit
semua murid. Sampai dapat julukan "Guru Sakti", karena apa yang kita pikirkan hampir
tidak pernah gagal beliau ketahui.
Kata kata beliau yang paling terngiang ngiang adalah "Jadilah pribadi yang ikhlas dalam
melakukan sesuatu, jangan pernah berharap dapat sesuatu. Karena ketika kamu ikhlas
Tuhan akan berikan yang terbaik untuk mu". Kata kata itu muncul karna ada kejadian
yang menarik saat kegiatan bersama beliau. Beliau tahu bahwa saya tidak
melakukannya dengan ikhlas, dan dibalik kata kata beliau banyak makna yang tersirat.
Sampai saat ini setiap bertemu beliau, satu kalimat dari beliau "sudah bisa ikhlas belum"
Setelah masa SMP, masuklah masa putih abu abu. Saya sekolah di SMA Negeri yang
dulu masih dipandang sebelah mata. Saat ini sekolah itu cukup terkenal dengan berbagai
prestasinya. Setelah lepas dari SMP Swasta dan masuk ke SMA Negeri, itu rasanya
seperti keluar dari penjara. Ya, mungkin itu ungkapan bagi kami yang saat itu lulus dari
sekolah swasta dan melanjutkan ke sekolah negeri. Pernyataan itu muncul karena
memang benar benar bebas. Di SMP, ketika jam 07.00 teman teman sekolah lain baru
berangkat sekolah, kami sudah mulai belajar dikelas. Di SMP, seperti cerita saya
sebelumnya tidak mengenal "jam kosong". Ketika di SMA keadaan hampir berbalik 180
derajat dengan kata lain semua berbeda. Masuk pukul 07.30 dan banyak "jam kosong"
serta aturan belum berjalan dengan baik.
Ketika di SMP masih ada guru yang mengajar dua mata pelajaran yang berbeda, di
SMA tidak ada guru yang mengajar dua mata pelajaran dengan kata lain satu guru satu
keahlian. Dari cerita itu dapat dibayangkan berapa banyak guru disekolah saya tersebut.
Ya, dengan jumlah kelas 12 disetiap angkatannya dan total siswa mencapai 1200 siswa,
maka tidak dipungkiri ada banyak guru disekolah saya. Saya juga penasaran, apakah
bapak ibu guru ini hapal dengan semua siswa?. Terkadang kami yang siswa saja tidak
hapal dengan semua yang ada disekolah.
Masa putih abu abu, masa dimana yang paling menyenangkan katanya. Ya, masa
dimana kita mulai beranjak dewasa. Peran Guru SMA bagi sebagian orang sangat ringan
karna siswanya sudah bisa diajak berpikir. Ternyata justru lebih berat karna masa masa
SMA ini lah pondasi ke 2 setelah SD. Masa dimana perlu penguatan karakter dan
mempersiapkan diri untuk menyusun masa depan. Di masa ini lah kami butuh
pendamping, dimana Guru bukan hanya sebagai orang tua tapi juga seorang sahabat
bagi siswanya.
Ketika masuk SMA dengan kondisi yang berbeda dengan SMP, saya sempat berpikir
bahwa akan lebih bebas. Seiring berjalannya waktu, SMA ini mulai menyusun dan
memperbaiki diri. Ketika saya kelas satu SMA perubahan mulai muncul, segala aturan
mulai ditegakkan. Ya, akhirnya seperti sekolah saya sebelumnya di SMP swasta. Dalam
proses itu saya menemukan sosok guru, bagi saya beliau punya peran dalam perubahan
sekolah. Beliau guru muda yang dulunya alumni dari SMA saya juga. Semangat beliau
luar biasa, walaupun hanya guru Honor tapi peran beliau cukup banyak di sekolah.
Guru Mata Pelajaran, beliau merupakan guru yang mengajar mata pelajaran yang paling
sulit. Beliau ini termasuk guru paling tegas di sekolah, tapi jadi guru favorit siswa versi
smansaawards. Selain menjadi guru mata pelajaran beliau adalah seorang pembina
ekstrakurikuler. Beberapa ekstrakurikuler yang ada dibawah bimbingannya Paskibra,
Pramuka dan Muktimedia.
Hal menarik yang saya lihat dari beliau adalah setia dengan profesinya sebagai guru,
dan sangat menjaga kode etik profesinya. Beliau setia dengan sekolah, apapun yang bisa
dikerjakan untuk sekolah akan dikerjakannya. Hampir disetiap kegiatan sekolah pasti
ada beliau.
Ketertiban dan karakter siswa sepertinya menjadi tanggung jawab beliau. Hal itu terlihat
dalam kesehariannya. Beliau memperhatikan setiap hal yang berkaitan dengan etika dan
tata tertib disekolah. Sampai tak ada satupun siswa yang berani membuat masalah atau
melanggar tata tertib ketika ada beliau. Kata pamungkasnya adalah "Kamu itu manusia
atau bukan? Diomongi sekali tidak mendengarkan". Dibalik ketegasannya, beliau begitu
peduli terhadap siswa siswanya.
Saya menjadi saksi kepedulian beliau terhadap siswa baik didalam kelas maupun
didalam kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu siswa laki laki kelas 12 di panggil diruang
BK. Siswa tersebut terkena masalah karna rambut dan melawan salah satu guru. Setiap
hal yang disampaikan guru BK selalu dijawabnya. Namun situasi berubah ketika guru
itu hadir, siswa itu tidak bicara sedikit pun. Sampai akhirnya guru BK heran dan
bertanya "Kenapa ketika bapak (menyebut nama guru favorit itu) dateng, kamu tidak
banyak bicara? Takut?". Tapi jawaban anak itu membuat semua guru terdiam. "Nggak
bu, karna bapak ini paling perhatian dengan saya dan peduli dengan saya". Saya juga
makin heran sebegitu hebatnya guru ini sampai siswa tersebut bisa bicara demikian.
Dalam kegiatan ekstrakuriker beliau juga menjalankan tugas nya sebagai pembina
dengan baik. Setiap kegiatan ekstrakurikuler selalu mendampingi sampai selesai. Beliau
akan pulang setelah semua siswa pulang bahkan sampai semua siswa dapat kendaraan.
Suatu ketika beliau sampai menghantar siswa yang belum pulang karna tidak dapat
kendaraan walaupun harus pinjam kendaraan orang lain.
Satu hal lagi yang menarik adalah beliau punya prinsip tidak boleh ada yang memarahi
anak anak asuhnya kecuali beliau yanh memarahi. Maka anak Paskibra, Pramuka dan
Multimedia wajib patuh dengan beliau. Selama saya jadi siswa di sekolah tersebut tidak
pernah melihat anak anak ekstrakurikuler yang pembinannya beliau punya masalah.
Semua hal tentang anak asuh nya beliau perhatikan dan tidak terlewat satupun.
Tidak hanya yang berkaitan dengan kegiatan disekolah beliau memperhatikan segala
nya tentang anak asuhnya. Karakter, etika dan adab nomer satu baginya, tidak ada anak
asuhnya yang berani melawan beliau maupun bapak ibu guru disekolah. Setiap ada
masalah tentang anak asuhnya beliau akan mendapat laporan dari guru lain, dan dengan
segera mungkin beliau akan selesaikan masalah tersebut.
Ketika kami duduk dikelas 12, beliau begitu luar biasanya memperhatikan setiap siswa
yang akan ikut Seleksi Perguruan Tinggi. Segala hal persiapan dipantaunya, terlebih
bagi siswa yang merupakan anak asuhnya. Beliau begitu cerdas dan pintar dalam
mengatasi segala hal. Berdasarkan pengalamannya, beliau mampu membaca situasi dan
kondisi yang akan terjadi. Bahkan beliau hampir dijuluki lidah ajaib karna setiap
perkataannya terjadi dan sesuai.
Banyak hal yang akhirnya membuat saya juga menyatakan beliau adalah guru favorit.
Beliau benar benar mendampingi, membimbing dan mengarahkan siswanya kedalam
kebaikan. Dibalik ketegasannya tidak banyak yang tau tentang keasyikan beliau
bersama anak anak asuhnya. Beliau tegas seperti seorang ayah tapi beliau juga
mengayomi seperti seorang kakak, dan mampu menjadi sahabat bagi anak anak
asuhnya.
Demikianlah cerita saya tentang rasa kagum dengan Profesi Guru. Guru itu segalanya,
orang tua, pembimbing, pendamping, kakak, sahabat, dan teman. Guru bukan hanya
tentang mengajar sebuah mata pelajaran, tetapi tentang bagaimana memberikan rasa dan
warna dalam kehidupan setiap siswanya. Wahai bapak ibu guru teruslah berkarya untuk
generasi penerus bangsa, jasamu akan diperhitungkan di hari akhir nanti.

Anda mungkin juga menyukai