Anda di halaman 1dari 1

 Siapa saya saat ini?

 Mengapa saya memilih menjadi guru?


 Bagaimana saya bisa menjadi guru yang berpihak pada peserta didik?

Saat ini saya adalah seorang mahasiswa pendidikan profesi guru (PPG) pra jabatan
gelombang 1 tahun 2023. Saya merupakan alumni dari program S1 Pendidikan Bahasa, Sastra
Indonesia dan Daerah di Universitas Negeri Malang dan lulus pada tahun 2017. Keinginan saya
menjadi guru mulai terasa saat saya kecil. Ayah dan Ibu saya bukanlah seorang guru. Tetapi
orang tua saya memberikan motivasi saya jika menjadi guru itu adalah pekerjaan yang mulia
karena dapat memberikan ilmu kepada orang lain. Ibu saya juga berpesan jika jadi guru
janganlah jahat atau otoriter dengan siswanya karena sampai tua pun guru itu pasti akan
dikenang oleh siswanya jadi jangan berikan kesan atau kenangan yang jahat atau buruk kepada
siswa. Dari motivasi kedua orangtua saya tersebutlah yang membuat saya memilih untuk
menjadi guru. Selain hal tersebut, saya memilih menjadi seorang guru dikarenakan beberapa
potensi yang ada dalam diri saya. Pada saat saya masih duduk di bangku sekolah, saya sering
mengajarkan materi matematika yang belum dipahami oleh teman-teman saya. Melihat teman-
teman saya senang belajar dengan saya, membuat saya berkeinginan menjadi seorang guru.
Hal tersebut juga didukung oleh teman-teman saya. Hal itulah yang membuat saya semakin
mantap untuk memutuskan menjadi seorang guru.
Pengalaman yang membuat saya rindu bersekolah yaitu saat bertemu dengan teman-
teman dan belajar bersama serta berdiskusi bersama saat materi pelajaran sedang padat-
padatnya. Saya merasa berkembang dan belajar sebagai seorang pembelajar pada saat saya bisa
menjelaskan materi yang sedang dipelajari ke teman-teman saya. Saya memiliki sosok guru
yang menginspirasi pada saat saya duduk di bangku sekolah menengah atas. Beliau adalah guru
Bahasa Indonesia sekaligus walikelas saya kelas 11 SMA dan beliau terkenal sabar. Saya
merasa beliau sangat menginspirasi karena menurut saya menjadi guru yang sabar untuk anak
SMA itu sangatlah susah apalagi dengan kenakalan siswa SMA itu sudah beraneka ragam.
Tetapi dibalik sifat beliau yang sabar menghadapi siswa yaitu ada sikap beliau yang tegas dan
disiplin. Siswa dalam menyelesaikan tugas harus tepat waktu karena menurut beliau jangan di
biasakan menunja sebuah pekerjaan sekecil apapun itu. Bahkan waktu itu saya lebih nyaman
bercerita dengan beliau terkait masalah yang saya hadapi di sekolah, pendekatan dengan siswa
itulah yang menurut saya jarang sekali guru dapat melakukannya. Pada saat saya menjadi guru
honorer setelah saya lulus, saya mengikuti menerapkan model pembelajaran kepada peserta
didik. Respon dari peserta didik sama seperti yang saya rasakan saat duduk di bangku sekolah
dulu.
Untuk menjadi seorang guru yang berpihak kepada peserta didik, tentunya terlebih
dahulu saya harus mengetahui kebutuhan dari peserta didik. Hal ini menjadi pondasi untuk
menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik. Setelah melihat kebutuhan dari
peserta didik, barulah saya bisa menerapkan pembelajaran yang terpusat kepada peserta didik.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pilihan kepada peserta didik untuk
menentukan sendiri model pembelajaran untuk pembelajaran selanjutnya. Dengan demikian,
pilihan model pembelajaran yang telah dipilih oleh peserta didik tidak akan membuat peserta
didik bosan saat menerima pelajaran, karena kodratnya peserta didik dapat menerima
pembelajaran dimanapun kapanpun karena sumber belajar dapat diakses darimana saja,
sedangkan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator yang menjembatani ilmu pengetahuan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai