Wujudkan Profil Pelajar Pancasila Sub Tema Surabaya Kota Pendidikan
Nora Kristin Natalia, M.Pd
SDN Gayungan II/423
Bangga Menjadi Guru
Guru adalah subjek paling penting dalam keberlangsungan pendidikan.
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak selalu dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau musholla dan di rumah. Tanpa guru, sulit dibayangkan bagaimana pendidikan dapat berjalan. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Kala itu, seorang guru Bahasa Indonesia di SMP negeri bertanya kepada murid-muridnya, “anak-anak, sekarang kalian sudah berumur 14 Tahun, tentunya hidup selama itu kalian sudah mempunyai cita-cita yang ingin dicapai? Coba kalian pikirkan lagi, cita-cita apa yang sesungguhnya ingin kalian wujudkan?”. Didalam kelas riuh saling menjawab. Akan tetapi pandangan guru tertuju pada seorang siswa yang tersenyum sembari memandang wajah gurunya. “ Jika kamu Nak? Apa cita-citamu??” tanya guru tersebut. Tanpa pikir panjang murid itu menjawab “Aku ingin menjadi guru seperti Ibu.”jawab murid tersebut. Sang guru kembali bertanya.”mengapa kau ingin menjadi guru?apakah orang tuamu juga seorang guru?”tanya guru. “tidak bu, tidak ada dalam keluarga saya yang menjadi guru, guru pekerjaan mulia yang saya cita-citakan dari dulu, saya ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain dan membanggakan orang tua saya” jawabnya. Dengan mata berkaca-kaca guru itupun mendoakan muridnya sembari memegang kepalanya. Entah doa apa yang dibaca guru tersebut tapi rasa hangat dan haru dirasa oleh semua murid yang ada dalam kelas. Waktu silih berganti, tahun silih berlalu tiba waktunya kelulusan. Tibalah saatnya menjadi seorang sarjana dengan gelar S.Pd....ternyata benar, doa seorang guru akan selalu diijabah oleh Alloh SWT, ternyata benar guru adalah manusia mulia, kemuliaan seorang guru datang karena ia merupakan sosok yang berperan penting dalam membawa masa depan seorang anak didiknya. Kedudukan guru merupakan kedudukan yang dihormati sebagai pembimbing di dalam keilmuan sehingga menjadi penyemangat dan inspirasi bagi muridnya untuk memilih bidang pekerjaan yang akan ditekuninya di masa depan, karena di tangan gurulah masa depan seorang anak berada, banyak tokoh-tokoh besar di dunia siapapun itu, mereka tidak akan seperti itu kalau bukan di didik seorang guru yang hebat. Guru bangga jika melihat anak didiknya melampaui capaiannya, karena ia telah berhasil berbuat sesuatu yang berguna bagi semua orang dengan ilmunya. Saat ini, siswa yang pernah didoakan gurunya agar tercapai cita-citanya menjadi guru, kini ia mengajar di SD dan bergelar S.Pd. Mengajar di Surabaya sebuah kota metropilitan yang penuh dengan tuntutan. Di tuntut menjadi guru yang serba bisa, menjadi guru yang terampil, menjadi guru yang bukan hanya menstrasfer ilmu tapi juga mengajar dengan hati. Dengan segala tuntutan yang ada di Surabaya, dinas pendidikan kota Surabaya juga berusaha semaksimal mungkin memberi fasilitas kepada para guru untuk lebih menggembangkan potensinya. Bukan hanya guru, bahkan kepala sekola dan peserta didik mendapat fasilitas yang memadai. Ternyata menjadi guru tidaklah mudah. Menjadi guru memiliki tantangan yang sangat kompleks salah satunya bagaimana kita dihadapkan dengan sebuah karakter yang berbeda dan bagaimana kita dapat mendidik dari perbedaan karakter, namun seorang guru dituntut dapat mengemban tugas untuk mencerdaskan anak bangsa, sehingga hal ini menuntut seorang guru untuk memiliki jiwa sebagai seorang pendidik. Menjadi guru tidaklah mudah, karena seorang guru harus menjadi bagian penting dalam perkembangan anak didiknya. Seorang guru harus mampu memahami karakter setiap anak didiknya sehingga dapat menjalin keakraban dan kebersamaan yang nantinya dapat membantu dalam proses mendidik dan mengajarkan ilmu kepada siswa dan pada akhirnya dapat memotivasi dan mendorong siswanya untuk dapat meraih cita-cita yang diimpikan. Menjadi guru di kota besar seperti di Surabaya merupakan sebuah tantangan. Bagimana kita dituntut benar-benar harus melayani dengan hati. Saat pandemi melanda dunia, berbagai sektor di seluruh dunia terdampak, termasuk sektor pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang semula tatap muka langsung, menjadi pembelajaran online (daring) atau disebut juga pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR). Media yang dulu digunakan oleh guru pun menjadi total berubah. Meski pada waktu pembelajaran tatap muka, banyak guru sudah menggunakan media elektronik, namun saat pandemic covid 19 seperti sekarang ini, media pembelajaran berubah sembilan puluh derajat. Guru dan siswa dalam pembelajaran sistem daring dan harus menggunakan gawai agar proses pembelajaran tetap berlangsung. Di masa pandemi ini, peran guru menjadi lebih berat. Hal ini bukan tanpa alasan, melainkan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Guru berkewajiban melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu. Namun dalam segala keterbatasan, pembelajaran menjadi tidak maksimal. Sering kali guru menjumpai siswanya mengeluh, pembelajaran tatap muka di kelas saja belum tentu menjadikan mereka paham, apalagi pembelajaran daring. Meski begitu, guru tetap berusaha menjalankan tupoksi dan memperhatikan pemenuhan kebutuhan siswa dengan sebaik-baiknya. Saat membuat materi berupa video pembelajaran atau soal penilaian, setiap guru perlu mengembangkan keterampilannya. Guru mata pelajaran perlu membuat rumus atau persamaan yang akan lebih mudah jika langsung diuraikan di papan tulis dari pada diketik di komputer. Guru bahasa harus memberi tanda-tanda khusus pada paragraf panjang yang digunakan untuk beberapa nomor soal. Guru agama Islam perlu mengetik ayat Al-Qur’an yang dapat terbaca dengan jelas pada aplikasi atau media pembelajaran. Guru seni harus membuat video petunjuk praktik. Belum lagi jika harus mengunggah gambar dengan beragam ukuran untuk soal-soal tertentu. Pengoreksiannya pun membutuhkan waktu setidaknya seminggu atau bisa lebih lama. Para guru harus beradaptasi hingga semakin terbiasa berinteraksi secara online. Selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini, guru harus memiliki kesabaran yang ekstra. Terkadang guru sudah totalitas menyiapkan materi, ternyata saat pembelajaran malah ditinggal pergi. Guru dengan semangat menyampaikan materi, tetapi sampai kelas berakhir tidak ada respon sama sekali. Ketika guru memberi tugas mandiri untuk siswa, malah sering dikira tidak bekerja. Mungkin menjadi guru terlihat nyaman dan menyenangkan, namun sesungguhnya mengajar dan mendidik bukan suatu perkara yang mudah. Di balik tuntutan pekerjaannya, para guru memiliki kewajiban, peran, dan perjuangan untuk menghadapi segala tantangan dan kendala dalam pembelajaran. Semoga Allah Swt. selalu memberikan kemuliaan kepada para guru yang telah dan terus berjuang demi mencerdaskan generasi penerus bangsa. Sungguh bangga menjadi guru...... sebagian dari kita mungkin masih ingat dan terkagum tentang bagaimana kisah Presiden ke-44 AS Barack Obama yang menyempatkan diri mengunjungi sekolah masa kecilnya SD Negeri 01 Menteng, pada tahun 2017 lalu. Hebatnya, sang Presiden juga menemui guru yang mengajarinya selama setahun bersekolah di SD tersebut. Kita saja yang membaca pemberitaan ini sudah merasa bangga, apalagi guru SD-nya Obama! Ketika ilmu yang disampaikan adalah kebaikan yang bermaslahat dan kebenaran itu terwujud dalam perilaku, maka sang guru akan mendapat buah berupa amal jariyah. Sebaliknya, ketika yang disampaikan adalah keburukan, bahkan keburukan itu malah diteladani, maka guru itu berdosa.
Menggajarlah dengan hati maka hati ini akan belajar menjadi manusia yang lebih baik lagi.