Anda di halaman 1dari 5

BANGGA DAN BAHAGIA MENJADI GURU

A. PENDAHULUAN
Pendidikan yang ada di Indonesia ada tiga macam antara lain pertama
Pendidikan informal yakni yang ada di keluarga, kedua Pendidikan formal yakni yang
ada di sekolah, dan yang ketiga adalah Pendidikan non formal yakni Pendidikan
yang ada di masyarakat misalnya LKP, PKBM dan lain-lain. Dari ketiga Pendidikan
tersebut yang dibahas adalah Pendidikan formal yakni Pendidikan yang ada di
sekolah. Pendidikan di sekolah terdiri dari berbagai macam perangkat di institusi
tersebut antara lain guru, siswa, sarana, prasarana, kepala sekolah, tenaga
administrasi dan lain-lain. Maka yang paling berperan dalam Pendidikan khususnya
pembelajaran yang ada di dalam kelas adalah guru.

Guru yang selalu menghadapi para siswanya mulai dari pintu gerbang
masuk sampai proses pembelajaran yang dimulai pembukaan, pemberian materi,
dan penutup selalu berinteraksi dengan siswa, bahkan pada saat jam istirahatpun
guru selalu menemani dalam bersosialisasi dengan kelas lain, dan sampai para
siswa atau anaki didiknya pulang, itupun masih diantarkan ke gerbang pintu untuk
menemui orangtua bila sudah dijemput atau ada pihak keluarga yang
menjemputnya.

B. BANGGA DAN BAHAGIA MENJADI GURU

Guru adalah seseorang yang paling dihargai , dihormati dan dipuji


dalam masyarakat di sekitar kita. Karena profesi guru adalah profesi yang mulia
diantara profesi nyang lainnya. Oleh karena itu guru dipandang lebih terhormat
dikarenakan sebagai orangtua atau Pendidikan yang kedua setelah orangtua.

Profesi guru merupakan ibadah yang tak bisa dilakukan oleh semua
orang, karena profesi ini dibutuhkan beberapa kriteria antara lain :

1. CITA-CITA/KEINGINAN
Cita-cita ini sudah ada pada diri saya sejak kecil, karena pada waktu
itu hanya masalah sepele yakni “ ingin makan nasi rawon “. Rumah
saya dekat sekali dengan sekolah dasarku dan sering bermain-main di
halaman sekolah. Dan pada saat itu ada Ulangan, aku disuruh oleh
kepala sekolah yang sudah kenal dan akrab dengan saya. Maka saya
disuruh untuk pesan makanan tersebut di tetangga saya sejumlah guru
yang ada. Maka terbersitlah dipikiranku bahwa jadi guru itu enak
karena bisa makan enak. Perlu kita ketahu pada saat itu untuk makan
nasi rawon, amat sulit. Mulai sejak itu, aku bercita-cita ingin menjadi
guru SD.

2. SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN CITA-CITA/LINIER ( SPG/IKIP )


Setelah lulus dari SD, melanjutkan di SMP, dari sinilah ada tantangan
yang menurutku harus bisa aku lalui karena ingin mengajar yang lebih
tinggi, tidak hanya mengajar di SD, tetapi di sekolah yang lebih atas
yakni STM yang muridnya notabene anak laki-laki yang begitu bongol
atau sulit dikendalikan. Dari tantangan ini,setelah lulus melanjutkan di
SPG dan sekolah IKIP Surabaya karena mencetak guru yang nantinya
bisa mengajar sekolah yang lebih tinggi, misalnya di SMP, STM, SMEA
atau yang sederajat.

3. GIGIH ATAU PANTANG MENYERAH


Gigih atau pantang menyerah inilah yang membuat diriku selalu
optimis dalam menghadapai segala kelemahan, kekurangan yang ada
dalam diriku ini.
Pada saat lulus dari SPG, aku giat belajar diantaranya mempelajari
Latihan soal-soal ke sekolah yang lebih tinggi yakni ke universitas atau
institute.
Karena yang sesuai dengan cita-citaku yakni ingin menjadi guru maka
mendaftar di institute yakni Perintis IV ( IKIP Surabaya ). Selain belajar
aku selalu melakukan shalat tahajud untuk meminta kepada Allah
SWT. agar mengabulkan permohonanku, dan akhirnya terkabullah
permohonanku dan kutempuh sekolah empat tahun. Di saat sekolah /
kuliah , aku sudah memberanikan diri untuk mengamalkan ilmu yang
kuperoleh dari SPG yakni mengajar di Madrasah Ibtidaiyah dengan
bekal ijazah SPG dan Surat Keterangan Aktif sebagai Mahasiswa
untuk mengajar di STM yang pada waktu itu sekolahnya masuk malam
hari. Tanpa Lelah, pagi kuliah, mengajar MI, dan malam hari mengajar
di STM yang sekarang berganti nama SMK, dan kesemuanya itu aku
lakukan dengan gigih dan dengan tulus ikhlas.

4. SABAR DAN TULUS IKHLAS


Kesabaran dibutuhkan dalam mencapai keinginan dan ditunjang
dengan keikhlasan yang betul-betul tercermin dalam kehidupan
sehari-hari dan terimplementasi dalam kegiatan baik di sekolah yakni
pembelajaran yang begitu unik untuk menghadapi beragan
karaktersitik siswa .
Karakteristik siswa yang memang itu sudah dari lahir yang merupakan
pemberian Allah yang melekat pada individu itu sendiri. Guru haruslah
memiliki sifat dan sikap yang sabra dan ikhlas dalam menghadapi
segala tantangan yang ada di dalam kelas maupun yang di sekolah.
Karena sekolah merupakan kumpulan beberapa orang yang juga
memiliki keunukan tersendiri walaupun berprofesi guru, belum tentulah
sama atau sepaham dengan diri kita. Maka bila ada gesekan-gesekan
yang halus ataupun kasar, maka dituntutlah berjiwa besar, sabra
dalam menghadapi permasalahan dan ikhlas menerima permasalahan
dan tentunya peSrmasalahan tersebut dijadikan intropeksi diri sendiri
untuk memperbaiki pribadi yangmatang dan kompeten dalam
menghadapi masalah.
5. PANGGILAN HATI
Untuk menjadi guru yang baik dan yang disenangi oleh anak didiknya
memang sulit sekali tapi apabila kita berangkat menjadi guru sesuai
dengan cita-cita dan panggilan hati Nurani, maka pastilah menjadi baik
dalam profesi sebagai guru. Karena menjadi guru itu memang
gampang dan sulit sekali karena yang dihadapi adalah benda hidup
dan bergerak. Benda hidup dan bergerak , juga berbicara. Inilah yang
membuat profesi guru dituntut lebih darim profesi yang lainnya. Karena
bila tidak sesuai dengan panggilan hati, maka ditengah perjalanan
sebagai profesi guru yang dengan penghasilan pas-pasan , pastilah
melarikan diri karena apa yang dibayangkan tidak sesuai dengan
penghasilan. Tetapi dengan hati Nurani yangt dimilikinya, pastilah
apapaun yang diberikan oleh pihak sekolah diterimanya dengan
senang hati dan berdoa semoga apa yang telah diberikan oleh sekolah
membawa keberkahan dalam kehidupan anak didik dan kehidupan
sehari-hari dan membawa keberkahan.

6. KOMPETEN
Guru harus memiliki kompetensi yang harus dimiliki dalam profesinya
diantaranya paedagogik, sosial, kemampuan/kompetensi, pendidkan
yang sesuai. Maka dalam Pendidikan, guru haruslah berkompeten
dalam segala aspek baik aspek religi, sosial . Kemampuan inilah yang
betul-betul harus dimiliki oleh seorang guru, bila guru tidak kompeten
maka apalah jadinya Pendidikan yang ada di Indonesia, hancurlah
negara ini bila para guru atau pendidik yang tidak berkompeten, hanya
asal-asalan saja. Dan ini tidak kita inginkan dalam Pendidikan pada
saat ini. Apalagi Pendidikan pada saat ini dibutuhkan seorang pendidik
atau guru yang benar-benar berkompen, memiliki daya saing yang
tinggi tetapi positif, kreatif dan inovatif. Maka dituntutlah seorang guru
yang selalu berimajinasi atau berkhayal dalam berinovasi dalam
mendidk yang baik sehingga pembelajaran bisa hidup dan selalu
disayang anak didik dan dirindukan bila tidak bertemu. Itulah yangt
diharapkan oleh semua pihak.

C. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulannya bahwa profesi guru
sangat mulia sekali karena memberikan ilmu yang belum didapat anak
didik mulai dari yang belum bisa menulis, membaca bahkan mengeja
huruf. Dengan sabar dan telaten sesuai kompetensi yang dimilikinya
dicurahkan pikiran, tenaga bahkan keinginan pribadi, dikesampingkan
demi anak didik yang dihadapinya agar proses pembelajaran bisa
tercapai baik pengetahuan dan keterampilannya. Sehingga menjadi
kebanggaan tersendiri bila anak didik bisa mencapai atau melebihi apa
yang diinginkan oleh guru. Karena guru tetaplah menjadi guru sampai
usia lanjut, sedangkan anak didik akan menjadi sesuatu apa yang
dicita-citakan.

Anda mungkin juga menyukai