Anda di halaman 1dari 3

1. Siapa saya saat ini?

Saya Nur Alam Jamaluddin, lahir di Doloh 21 Juni 1995. Saya merupakan lulusan
Pendidikan Fisika program sarjana pada tahun 2019 dan program pascasarjana pada
tahun 2022 di Universitas Negeri Makassar. Pada saat saya kuliah di jenjang S1, saya
aktif diberbagai organisasi, baik itu organisasi internal kampus maupun organisasi
eksternal kampus. Saya sangat mencintai pengalaman organisasi saya karena bisa
mempraktekkan ilmu yang saya peroleh pada saat saya kuliah. Selesai dijenjang S1, saya
mencoba untuk mengembangkan kemampuan atau pengetahuan saya dalam bidang
pendidikan dengan menjadi pengajar di salah satu bimbingan belajar yang ada di
Makassar. Pada jenjang S2 saya fokus dalam kuliah agar dapat selesai dengan tepat
waktu. Di jenjang S2 banyak kemudian pengalaman-pengalaman yang sangat berharga
bagi saya, khususnya dalam penyelesaian tugas akhir yang berhubungan dengan
pembimbing. Sekarang ini saya merupakan mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Prajabatan gelombang 2 Prodi Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Makassar.
Program yang bertujuan untuk mencetak guru-guru profesional. Perjalanan untuk
mencapai kondisi saat ini, dibutuhkan perjuangan yang sangat besar, seperti mengikuti
seleksi tertulis dan wawancara yang diikuti oleh ribuan orang yang ada di seluruh
Indonesia. Saya mengikuti program PPG ini karena impian saya kedepannya itu ingin
menjadi guru. Dilihat dari perjalanan saya dalam menempuh atau menjalani pendidikan,
baik itu pendidikan program sarjana, program pascasarjana, dan program pendidikan
profesi guru (PPG) sepertinya tidak ada jedah waktu yang begitu lama, hal ini
disebebkan karena saya orang yang sangat senang belajar yang terkait dengan pendidik
dan pendidikan, sehingga pada program PPG ini adalah salah satu wadah atau tempat
belajar bagi saya dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan saya sebagai
seorang calon pendidik, dan nantinya akan melahirkan pendidik yang profesional yang
dapat dicontoh oleh peserta didiknya. Hal yang membuat saya merasa berkembang
sebagai seorang pembelajar adalah pada saat mendapatkan ilmu baru, kemampuan baru
serta pengalaman baru.
2. Mengapa saya memilih untuk menjadi seorang guru?
Menjadi guru bagi saya adalah kesempatan untuk mengabdi kepada negara dan
mengabdi kepada masyarakat, ikut menjadi bagian dalam mencerdaskan masyarakat
indonesia dan generasi penerus bangsa demi kemajuan bangsa. Selain itu, saya menyukai
dunia pendidikan, saya suka mengajar, dan saya suka bertemu dengan orang banyak.
Bapak saya adalah seorang guru, saya ingin melanjutkan profesi bapak saya menjadi
guru. Menurut saya menjadi seorang guru adalah profesi yang paling mulia. Saya ingin
berbagi ilmu yang selama ini saya dapatkan dibangku perkuliahan. Berbagi ilmu itu
sangat istimewa. Ketika berbagi sesuatu hal dalam bentuk materi, maka materi tersebut
bisa saja habis dibagikan, tetapi jika kita berbagi ilmu, ilmu tersebut tidak akan habis,
malah semakin bertambah. Guru adalah insan yang mulia, memberi penerang disaat
gelap dan menjadi petunjuk dikala sesat. Guru merupakan garda terdepan dalam proses
mencerdaskan penerus bangsa. Guru merupakan salah satu sarana belajar mendidik dan
menggali potensi anak. Karena potensi ini merupakan sebuah hal yang menarik, karena
setiap tahun akan selalu muncul tantangan baru yang diikuti dengan potensi baru untuk
sukses. Mendidik lagi bibit-bibit baru dan tentu dengan inovasi dan improvisasi baru
dalam cara bimbingan agar dapat menciptakan generasi yang bermutu. Saya memilih
menjadi guru karena guru bertugas untuk mengajar sekaligus belajar. Pada hakikatnya
bukan hanya seorang peserta didik yang belajar dari gurunya, namun sejatinya seorang
guru juga belajar pada peserta didiknya. mulai dari belajar tentang beragamnya
kepribadian manusia, belajar dalam mengendalikan emosi dan belajar menjadi sosok
yang konsisten dan memiliki totalitas. Guru yang baik tidak hanya dimuliakan di dunia
saja, tapi seorang guru yang baik juga akan dimuliakan Allah hingga akhirat. Karena
salah satu amalan yang tidak terputus pahalanya hingga ia wafat adalah keberkahan ilmu
dari seorang murid yang pernah diajarkan seorang guru. Maka pahala itu akan selalu
mengalir selagi mereka menggunakan ilmu yang pernah diajarkan gurunya. Saya ingat
ada pepatah mengatakan “Guru adalah figur pahlawan tanpa tanda jasa”.
3. Bagaiman saya bisa menjadi guru yang berpihak pada peserta didik?
Guru senantiasa menjadi sumber utama pembelajaran. Guru berdiri di depan kelas dan
menyampaikan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didik, dan
seringkali mengabaikan partisipasi aktif mereka. Kita tentu tahu bahwa paradigma
belajar zaman sekarang tidak lagi demikian. Akan tetapi tidak mudah bagi guru untuk
beralih menjadi guru yang melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Tanpa sadar ia selalu menguasai hampir seluru waktu di kelas. Sedangkan kurikulum
sekarang menuntut peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,
tidak lagi guru yang domninan dalam kelas. Sehingga cara yang saya lakukakan untuk
mencapai tuntutan tersebut adalah yang pertama meyakinkan peserta didik bahwa
mereka mampu. Hal ini tentu bukan hal yang mudah jika guru it sendiri tidak yakin
bahwa peserta didiknya akan mampu belajar secara mandiri, karena itu guru harus
meyakinkan dirinya sendiri terlebih dahulu bahwa peserta didiknya mampu belajar.
Dengan demikian ia akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengerjakan tugas-tugas yang dirancang guru dalam sesi pembelajaran. Guru akan
memfasilitasi setiap peserta didik untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut, bukan lagi
mempresentasikan jawaban atau isi dari tugas-tugas tersebut. Hal ini terkesan sulit,
namun jika ini berhasil maka akan lebih mudah bagi guru untuk menggeser perannya
dari sumber informasi menjadi fasilitator pembelajaran. Cara yang kedua adalah
menyediakan berbagai aktivitas belajar peserta didik. Metode dan teknik pembelajaran
yang selalu bervariasi akan membuat peserta didik tak pernah bosan dalam setiap proses
pembelajaran. Selalu ada kebaruan aktivitas pembelajaran. Hari ini beda dengan
kemarin, dan akan berbeda pula dengan besok. Kelas dan pembelajaran yang dinamis
sangat dibutuhkan peserta didik. Sebagai guru kita pasti tahu bahwa untuk mempelajari
sesuatu seringkali digunakan teknik-teknik tertentu untuk mempermudahnya. Karena itu
penting disela-sela pembelajaran dengan beragam aktivitas, guru juga menyelipkan cara-
cara atau trik tertentu tentang cara mempelajari, memahami atau menguasai sesuatu
dengan lebih mudah dan lebih baik. Cara yang terakhir dari saya adalah memberikan
kesempatan belajar yang lebih banyak dengan umpan balik. Agar peserta didik menjadi
aktif dan pembelajaran berpihak kepada mereka maka guru harus menyediakan umpan
balik bagi peserta didik. Setiap peserta didik memiliki ciri khas yang berbeda-beda,
sehingga mereka membutuhkan umpan balik yang berbeda. Peserta didik membutuhkan
koreksi dan pujian atas hasil dan proses belajar mereka. Ketika guru berkeliling dan
memberikan tanggapan melalui umpan balik kepada masing-masing peserta didik, maka
setting pembelajaran secara tidak langsung akan berubah menjadi pembelajaran yang
berpihak atau berpusat kepada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai