Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK

ELEKTRONIKA
(Rangkaian Hamabatan Seri dan Paralel)

DISUSUN OLEH :
NURFATIMA
1212041008
PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Rangkaian Hambatan Seri dan Rangkaian Hambatan Paralel
Nurfatima
Ita Purnamasari, Andi Ikhsan Maulana, Alimuddin Hamzah
Kelompok III
FISIKA

A. Pengantar
Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan
ke catu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian
listrik, di mana input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat menghemat biaya (digunakan
sedikit kabel penghubung). Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika
mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen
pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua elemen disusun seri, maka
jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam rangkaian seri, arus yang lewat
sama besar pada masing-masing elemen yang tersusun seri.
Sifat-sifat Rangkaian Seri:

Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.


Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan
sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing
tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.
Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total
rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir dalam
rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban
dalam rangkaian.
Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus,
aliran arus terhenti.
Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua
input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian
listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang
diperlukan lebih banyak)
Sifat-sifat Rangkaian Paralel:
Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.
Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian
individu.Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian paralel, tahanan total
rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total
dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil
dalamrangkaian.)
Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus
hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap
bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
(Anonim, 2014)
B. Metode Percobaan
1. Alat dan Bahan
a. Power supply
b. Resistor 100 , 150 , 270
c. Multimeter Digital
d. Kabel penghubung
2. Prosedur Kerja
a. Kegiatan 1: Rangkaian Seri
1. Memastikan bahwa semua alat yang digunakan dalam praktikum
berada dalam kondisi baik
2. Mengukur tegangan sumber sebesar 10 Volt.
1 Merangkai rangkaian sederhana seperti dibawah ini sebelum melakukan
pengukuran kuat arus dan tegangannya.

1. Setelah merangkai seperti rangkaian diatas, maka kita melakukan


pengukuran kuat arus listrik total dengan menghubungkan positif sumber
ke positif amperemeter digital dan negatif alat dihubungkan kesalah satu
ujung R1 = 100 . Seperti pada gambar dibawah ini.
2. Mencatat kuat arus yang terbaca pada alat ukur.
3. Setelah itu, kita menghitung tegangan untuk masing-masing resistor.
Seperti pada gambar dibawah ini.

4. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan


V (Volt)
I (mA)
Vtot V1 V2 V3

5. Setelah mengukur masing-masing tegangan pada setiap resistor, maka kita


melakukan pengukuran terhadap tegangan total rangkaian dengan
menghubungkan positif alat ke ujung R1 dan negatif alat ke R3 seperti gambar
dibawah ini. Kemudian mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
diatas.

b. Kegiatan 2: Rangkaian Paralel


1. Memastikan bahwa semua alat yang digunakan dalam praktikum berada
dalam kondisi baik.
2. Mengukur tegangan sumber sebesar 10 Volt.
3. Merangkai rangkaian sederhana seperti dibawah ini sebelum melakukan
pengukuran kuat arus dan tegangannya.

4. Setelah merangkai seperti rangkaian diatas, maka kita melakukan


pengukuran kuat arus listrik total dengan menghubungkan positif sumber
ke positif amperemeter digital dan negatif alat dihubungkan kesalah satu
ujung R1 = 100 . Seperti pada gambar dibawah ini.

5. Mencatat kuat arus yang terbaca pada alat ukur.


6. Setelah itu, kita menghitung kuat arus listri untuk masing-masing resistor.
Seperti pada gambar dibawah ini.

7. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan


I (mA) V(Volt)
Itot I1 I2 I3

8. Setelah mengukur masing-masing kuat aus pada setiap resistor, maka kita
melakukan pengukuran terhadap tegangan total rangkaian dengan
menghubungkan positif alat ke ujung R3 dan negatif alat ke R3 seperti gambar
dibawah ini. Kemudian mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan
diatas.
C. Data dan Analisis Data
1. Data Hasil Pengukuran
a. Kegiatan 1: Rangkaian Seri
Vs = 10 V
R1 = 100
R2 = 150
R3 = 270
V (Volt) I (mA)
Vtot V1 V2 V3
9,42 1,85 2,77 4,82 18,35

Catatan:
I = I 1 = I2 = I3
b. Kegiatan 2 : Rangkaian Paralel
Vs = 10 V
R1 = 100
R2 = 150
R3 = 270
I (mA) V(Volt)
Itot I1 I2 I3
175,2 86,6 58,2 32,5 8,85

Catatan:
V = V1 = V2 = V3
2. Analisis Data
a. Kegiatan 1: Rangkaian Seri
Vs = 10 V
RT = R 1 + R 2 + R 3
= 100 + 150 + 270
= 520
V
I = R

10 V
= 520
= 0,01923 A
= 19,23 mA
I = I1 = I2 = I3 = 19,23 mA
V1 = I 1 R1
= 19,23 mA x 100
= 1,923 V
V2 = I2 R2
= 19,23 mA x 150
= 2,884 V
V3 = I3 R3
= 19,23 mA x 270
= 5,192 V
VT = V1 + V2 + V3
= 1,923 V + 2,884 V + 5,192 V
= 9,999 V

% diff V1 = |
teori praktek
ratarata |
x 100%

| |
1,92V 1,85 V
= 1,92 V +1,85V x 100%
2
0,07V
= 1,89V x 100%
= 3,70 %

% diff V2 = |
teori praktek
ratarata | x 100%

| |
2,88 V 2,77 V
= 2,88 V +2,77 V x 100%
2
0,11 V
= 2,83 V x 100%
= 3,89 %

% diff V3 = |teori
ratarata |
praktek
x 100%

| |
5,19 V 4,82V
= 5,19 V +4,82 V x 100%
2
0,37V
= 5,01V x 100%
= 7,38 %

% diff VT = |teori
ratarata |
praktek
x 100%

| |
9,99 V 9,42V
= 9,99 V +9,42 V x 100%
2
0,57V
= 9,71V x 100%
= 5,87 %

b. Kegiatan 2: Rangkaian Paralel


Vs = 10 V
1 1 1 1
+ +
RT = R 1 R T RT

1 1 1 1
= + +
RT 100 150 270
= 49,09
V = V1 = V2 = V3 = 10 V
V1
I1 = R 1

10 V
= 100
= 0,1 A
= 100 mA
V1
I2 = R 2

10 V
= 150
= 0,067 A
= 67 mA
V3
I3 = R 3

10 V
= 270
= 0,037 A
= 37 mA
IT = I1 + I 2 + I 3
= 100 mA + 67 mA + 37 mA
= 204 mA

% diff I1 = |
teori praktek
ratarata |
x 100%

| |
100,0 mA86,6 mA
= 100,0 mA +86,6 mA x 100%
2
13,4 mA
= 93,3 mA x 100%
= 14,3 %

% diff I2 = |teori
ratarata |
praktek
x 100%

| |
67,0 mA58,2mA
= 67,0 mA +58,2 mA x 100%
2
8,8 mA
= 62,6 mA x 100%
= 14,1 %

% diff I3 = |teori
ratarata |
praktek
x 100%

| |
37,0 mA32,5 mA
= 37,0 mA +32,5 mA x 100%
2
4,5 mA
= 34,8 mA x 100%
= 13,0 %

% diff IT = |teori
ratarata |
praktek
x 100%

| |
204,0 mA175,2 mA
= 204,0 mA +175,2 mA x 100%
2
28,8 mA
= 189,6 mA x 100%
= 15,2 %

D. Pembahasan
Praktikum ini berjudul rangkaian hambatan seri dan hambatan parallel yang
memiliki dua tujuan yaitu untuk memahami karakteristik rangkaian seri dan
parallel serta memahami prinsip hokum kirchoff. Praktikum ini terdiri aras dua
kegiatan. Kegiatan pertama yaitu menyusun resistor secara seri. Dan kegiatan
kedua yaitu menyusun resistor secara parallel. Pada praktikum ini digunakan tiga
buah resistor yaitu R1 = 100 , R2 = 150 , R3 = 270 dengan tengan sumber Vs
= 10 V. Pada kegiatan pertama, resistor dirangkai seri yang kemudian dilanjutkan
dengan mengukur arus total yang mengalir pada ketiga resistor dan diperoleh kuat
arus total sebesar 18,35 mA. Kemudian mengukur tegangan pada R1, R2 dan R3
yang besarnya berturut-turut 1.85 V, 2.77 V, dan 4.82 V. Selanjutnya mengukur
tegangan total pada rangkaian yang nilainya sebesar 9,42 V. Pada susunan seri,
resistor berfungsi sebagai pembagi tegangan, yang berarti jika tegangan pada
setiap resistor dijumlahkan maka jumlahnya sama dengan besarnya tegangan
sumber. Berdasarkan teori, pada rangkaian hambatan seri, kuat arus total (I) yang
mengalir pada rangkaian sama dengan kuat arus yang mengalir pada R1, R2 dan R3.
Adapun besar tegangan pada R1, R2 dan R3 secara teori berturut-turut adalah 1.923
V, 2.884 V, dan 5.192 V dan tegangan total pada rangkaian 9,999 V. Besarnya nilai
tegangan yang diperoleh pada praktikum dan teori tidak berbeda jauh sehingga
diperoleh persen diff yang bernilai kecil. Adanya perbedaan ini dikarenakan
kurang telitinya praktikan dalam pengambilan data dan terdapat beberapa alat yang
digunakan yang tidak begitu berfungsi dengan baik.
Selanjutnya pada kegiatan kedua yaitu merangkai resistor secara parallel yang
dilanjutkan dengan mengukur tegangan yang mengalir pada hambatan dan
diperoleh V = 8,85 V. Selanjutnya mengukur kuat arus yang mengalir pada R 1,
R2 dan R3 dan diperoleh besarnya berturut-turut adalah 86.6 mA, 58.2 mA, dan
32.5 mA. Kemudian mengukur kuat arus total yang mengalir pada rangkaian dan
diperoleh 175,2 mA. Sedangkan jika resistor disusun paralel, maka resistor
berfungsi sebagai pembagi arus, yang berarti jika kuat arus listrik yang melewati
setiap resistor diukur, maka akan memiliki nilai yang sama dengan arus total
sebelum titik percabangan. Berdasarkan teori, pada rangkaian hambatan paralel,
tegangan total (V) pada rangkaian sama dengan tegangan pada R 1, R2 dan R3.
Adapun kuat arus pada R1, R2 dan R3 secara teori berturut-turut 100 mA, 67 mA,
dan 37 mA dan kuat arus total 204 mA. Besarnya arus yang diperoleh pada
praktikum dan teori hanya memiliki sedikit perbedaan sehingga persen diff yang
diperoleh bernilai kecil. Sama seperti kegiatan sebelumnya, adanya perbedaan ini
dikarenakan kurang telitinya praktikan dalam pengambilan data dan terdapat
beberapa alat yang digunakan yang tidak begitu berfungsi dengan baik.
E. Kesimpulan
1. Rangkaian hambatan seri berfungsi sebagai pembagi tegangan dan rangkaian
hambatan paralel berfungsi sebagai pembagi arus.
2. Semakin besar nilai resistansi resistor maka arus yang mengalir semakin kecil
dan tegangan semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai