Anda di halaman 1dari 3

Saya seorang pendidik di SMA Negeri 1 Ropang.

Satu-satunya sekolah tingkat menengah atas di


Kecamatan Ropang Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terletak di wilayah bagian
selatan Pulau Sumbawa dengan kondisi geografis yang termasuk daerah terpencil. Walaupun jarak
dari kota Sumbawa sekitar 70 km, Namun jarak tempuh cukup lama karena faktor jalan yang belum
semuanya diaspal (hotmix). Jalannya berbatu dan berlubang, jika musim penghujan cukup sulit
untuk dilalui karena licin. Tahun ini memasuki 5 tahun saya mengabdikan diri di sekolah tercinta ini
dengan begitu banyak kisah dan tantangan di dalamnya.

Alhamdulillah setelah mengukuti serangkaian seleksi saya terpilih sebagai salah satu Calon Guru
Penggerak (CGP) Angkatan 2 Tahun 2021. Setiap CGP diharuskan mengukuti Pendidikan Guru
Penggerak (PGP). Kegiatan Pendidikan dimulai dengan kegiatan Loka Karya Perdana yang
dilaksanakan pada tanggal 10 April 2021. Pada loka karya perdana ini, kami belajar banyak hal baru.
Diantaranya, setelah pembukaan kami diarahkan untuk saling mengenal antar peserta CGP termasuk
dengan kepala sekolah CGP melalui game perkenalan diri yang dipandu oleh Bapak/Ibu Pengajar
Praktik. Selanjutnya kami diarahkan untuk membuat kesepakatan bersama, melalui diskusi
kelompok dan presentasi peserta menyampaikan kekhawatiran dan harapan, juga memetakan
perjalanan PGP. Selanjutnya menggunakan kertas stok note, pengajar praktik meminta kepada
semua peserta untuk menulis satu komitmen yang akan dijadikan sebagai komitmen bersama
nantinya. Secara bergantian beberapa perwakilan peserta menyampaikan komitmennya. Kegiatan
terakhir pada loka karya perdana adalah refleksi bersama. Pada kegiatan ini setiap peserta
menyampaikan hal-hal yang sudah dipelajari, juga hal bermanfaat yang bisa diterapkan dalam
perjalanan sebagai calon guru penggerak. Bagi saya loka karya perdana, memberikan kesan yang
sangat berarti juga ilmu yang sangat bermanfaat sebagai bekal awal dalam mengikuti kegiatan
pendidikan guru penggerak.

Kegiatan Pendidikan Penggerak (PGP) Angkatan 2 Tahun 2021 secara resmi dibuka oleh Bapak Nadim
Anwar Karim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 13 April 2021. Melalui
sambutan Pak Menteri dan Dirjen GTK, saya bisa mengetahui pentingnya guru penggerak dalam
upaya transformasi pendidikan di Indonesia minimal di sekolah masing masing mewujudkan
Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan
penjelasan dari PPPTK PKn dan IPS selaku instansi penyelenggara PGP untuk Provinsi NTB.
Selanjuntnya setiap peserta diharuskan mengikuti pretes modul 1. Awalnya saya merasa yakin
dengan jawaban saya tetapi hasilnya belum sesuai harapan. Ini menjadi motivasi saya untuk belajar
lebih giat lagi.

Keesokan harinya, petualangan pun dimulai. Pada tanggal 14 April 2021 pembelajaran mandiri
dilakukan secara daring melalui LMS yang dipandu oleh fasilitator. Belajar daring menjadi tantangan
tersendiri bagi saya. Karena berada di daerah yang kesulitan jaringan internet. Sebagai gambaran,
tempat yang ada akses internet adalah di sekolah tempat saya bertugas, Puskesmas dan di Kantor
Camat. Akses internet disediakan melalui perangkat Vsat atas bantuan Bakti Kominfo. Untuk bisa
mengakses materi dan mengirim tugas saya harus memilih waktu malam hari menjelang tengah
malam karena pada siang hari saya harus melaksanakan BDR melalui guru kunjung (rukun) untuk
memberikan layanan pendidikan kepada anak didik. Di samping itu, pada siang hari, jaringan internet
sering terganggu karena banyak yang akses. Kondisi ini,tidak menjadikan saya patah semangat.
Apalagi selalu mendapatkan bimbingan dan motivasi dari Ibu Winarti, S.Pd, M.Pd. selaku fasilitator.

Materi pertama pada modul 1.1 adalah Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD). Setiap peserta
diharuskan membuat refleksi kritis terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan.
Setelah mempelajari materi pertama ini, saya bisa memahami bahwa menurut KHD pendidikan
memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat alam yang dimiliki anak didik agar ia mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan harus mampu mengembangkan manusia yang seutuhnya. Menuntut pengembangan
semua daya jiwa yaitu daya cipta, karsa dan karya secara seimbang. Pendidikan tidak boleh dimaknai
sebagai paksaan. Kita harus “menghamba pada anak”. Pendidik adalah pamong peserta didik yang
menuntun mereka agar tidak kehilangan arah dan menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Peserta didik bukan obyek dalam pembelajaran, melainkan sebagai subyek yang memegang kendali
pembelajaran. Dalam penanaman budi pekerti dan penguatan karakter, selain sekolah, alam
keluarga juga memiliki peranan yang penting. Oleh karena itu, pendidik selain bekerja sama dengan
sesama guru, juga harus berkolaborasi dengan orang tua dan masyarakat untuk melatih pendidikan
sosial dan karakter baik bagi anak didik.

Untuk meningkatkan pemahaman tentang Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, fasilitator


memberikan penguatan melalui Eksplorasi Konsep-Forum Diskusi menggunakan aplikasi google
meet. Ini merupakan kegiatan tatap muka pertama dengan fasilitator secara virtual karena
sebelumnya komunikasi dilakukan melalui LMS dan WAG. Bentuk kegiatannya menarik, santai dan
mencerahkan. Ibu fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan dan peserta diberikan kesempatan
untuk menjawab selanjutnya beliau dengan wajah yang selalu ceria dan penuh semangat
memberikan penguatan dan menyamakan persepsi kami tentang pemikiran KHD terhadap
pendidikan.

Setelah mempelajari materi pertama ini, saya menyadari bahwa pembelajaran yang saya lakukan
selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan konsep pendidikaan yang sesuai dengan pemikiran Ki
Hajar Dewantara. Pembelajaran sering kali berpusat pada guru dengan siswa sebagai obyek. Apalagi
selama pandemi, pembelajaran berupa penjelasan materi dan pemberian tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Penguatan pendidikan karakter seolah terabaikan karena fokus mengejar
ketertinggalan materi ajar.

Sebagi bentuk manifestasi dari materi ini, saya akan berusaha mengubah pola pikir saya tentang
pendidikan dan pengajaran. Berusaha untuk lebih memahami karakteristik anak didik dan
memandang mereka sesuai kodrat alamnya, membuka diri dan memberikan ruang kepada anak
didik untuk menyampaikan ide dan gagasannya termasuk gaya belajar yang mereka sukai. Sebagai
seorang pendidik, akan berusaha menjadi contoh yang baik, menjadi penyemangat dan memberikan
dorongan kepada anak didik agar berpikir dan bergerak maju sesuai dengan bakat dan minatnya
masing-masing. Selain itu, saya berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang tua
siswa agar bisa berkolaborasi dalam mendidik anak sehingga mereka bisa berprestasi dan
mewujudkan cita-citanya.

Abdul Malik _CGP Angkatan 2_Kabupaten Sumbawa

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Jurnal Refleksi Minggu ke-1 Guru
Penggerak", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/malikalmusuki/620fd19d51d76441811a8952/jurnal-refleksi-minggu-
ke-1-guru-penggerak

Kreator: Abdul Malik

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai