Anda di halaman 1dari 5

Menjadi Seorang Guru Adalah Salah Satu Pengalaman Terbaik

Disusun oleh: Sari Lestari (202122003)


Universitas Siliwangi
2022

Saya masih mengingat pada bulan Agustus 2020 dimana saya diterima di salah satu
Universitas Negeri di Kota Tasikmalaya melalui jalur SNMPTN dan juga KIP-K yang mana hal
tersebut menjadi kebanggaan bagi diri sendiri dan juga keluarga karena saya merupakan satu-
satunya anak yang bisa meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yakni di perguruan
tinggi dengan jalur beasiswa. Tidak sedikit orang yang mengatakan jika saya kuliah hanya akan
membuang waktu saja, karena mereka masih tetap berpikir bahwa perempuan hanya akan
kembali ke dapur, untuk apa membuang-buang waktu hanya untuk kuliah. Hal tersebut tidak
membuat saya goyah untuk terus meraih cita-cita saya, sebaliknya saya menjadikannya sebagai
motivasi agar saya bisa membuktikan bahwa perempuanpun bisa menata karir dan bekerja
sekalipun nantinya ia menjadi ibu rumah tangga. Suatu keingginan sejak saya masih duduk
dibangku sekolah untuk menjadi seorang guru di kemudian hari, karena saya selalu berpikir
bahwa menjadi seorang guru merupakan suatu pekerjaan yang mulia. Hal tersebut selaras dengan
pendidikan saya saat ini yakni saya diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Seiring berjalannya waktu bukan hal yang mudah untuk tetap
bertahan duduk di bangku kuliah ini. Namun demikian, setiap saya merasa lelah saya selalu
mengingat raut wajah orang tua yang berharap penuh terhadap masa depan saya karena saya
merupakan anak bungsu yang menjadi satu-satunya harapan terakhir mereka.
Hari demi hari berlalu, saya terus belajar agar saya dapat mempertahankan beasiswa KIP-K
saya. Semakin tinggi jenjang pendidikan saya, semakin banyak pula pembelajaran yang saya
dapatkan terutama dalam hal keguruan yang membuat saya semakin yakin untuk menjadi
seorang tenaga pendidik. Setelah melalui 4 semester duduk di bangku kuliah saya merasa bahwa
saya harus memiliki skills yang lain selain apa yang saya dapatkan di kelas perkuliahan. Tepat
menginjak semester 5 saya mencoba mengikuti salah satu program dari program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yakni program Kampus Mengajar. Program ini memberikan
saya kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas. Program
ini juga membekali saya dengan beragam keahlian dan juga keterampilan dengan mitra guru dan
sekolah dalam pengembangan model pembelajaran, juga menumbuhkan kreativitas serta inovasi
dalam pembelajaran sehingga berdampak pada penguatan pembelajaran literasi dan numerasi di
sekolah. Program Kampus Mengajar membuka ruang bagi saya untuk bisa mengaplikasikan
keahlian serta ilmu pengetahuan saya dalam membantu siswa di satuan pendidikan dasar.
Program ini memberikan kesempatan bagi saya untuk mengaktualisasikan minat, semangat, dan
keinginan saya. Selain itu, saya juga berkesempatan untuk menjadi inspirasi bagi para peserta
didik untuk memperluas cita-cita serta wawasan mereka.
Tepat di hari ulang tahun saya, saya dinyatakan lulus seleksi program kamus mengajar
angkatan 4 tahun 2022, dan saya ditempatkan di SD Negeri 1 Urug untuk mengabdi kurang lebih
selama 5 bulan terhitung mulai tanggal 13 Juli – 12 Desember 2022. Pepatah yang mengatakan
bahwa pengalaman adalah guru terbaik, maka bagi saya menjadi seorang guru adalah
pengalaman terbaik. Melalui program Kampus mengajar ini menggugah semangat saya untuk
ikut turun tangan mengambil peranan. Mengingat dalam proses keberhasilan saya selama
pendidikan adalah berkat guru-guru yang hebat. Untuk itu, saya ingin meneruskan apa yang telah
diajarkan mereka dan membagikan ilmu atas apa yang sudah dari dulu saya terima. Skor
kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia selama delapan belas tahun terakhir berada di
peringkat bawah. Pandemi yang terjadi menambah tantangan untuk meningkatkan kemampuan
literasi dan numerasi siswa di Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan peran
mahasiswa untuk menjadi mitra guru dalam mengembangkan pembelajaran literasi dan numerasi
yang menarik.
Selama awal minggu penugasan, saya melaksanakan observasi terhitung mulai tanggal 5-9
Agustus 2022. Berdasarkan hasil observasi tersebut benar saja saya menemukan bahwa tingkat
kemampuan literasi dan numerasi siswa itu rendah dan harus diperhatikan agar ada peningkatan.
Kurangnya kemampuan literasi dan numerasi siswa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
waktu belajar yang terbatas dan juga disebabkan kurangnya motivasi belajar dari diri siswa dan
dari berbagai pihak seperti guru dan orang tua. Selain itu, fasilitas juga menjadi pengaruh
kompetensi siswa, seperti tidak dibukanya ruang perpustakaan dan sedikitnya buku bacaan
menyebabkan kurangnnya minat baca siswa dan menyebabkan kemampuan literasi numerasi
siswa kurang. Mengingat salah satu tujuan utama adanya program Kampus Mengajar ini untuk
meningkatkan kemampuan literasi siswa, maka saya menyarankan dilaksanakannya program
mengajar literasi agar kemampuan siswa meningkat. Program ini kemudian disetujui oleh pihak
sekolah dan juga oleh dosen pembimbing lapangan saya. Berangkat dari hal tersebut, kemudian
ditetapkan bahwa program peningkatan kemampuan literasi ini dilaksanakan di semua kelas dan
di jadwalkan pada hari Rabu dan hanya dalam 2 jam mata pelajaran. Setiap minggunya program
tersebut dilaksanakan di kelas yang berbeda dengan aturan rolling dari kelas bawah hingga kelas
atas.
Literasi merupakan keterampilan seseorang dalam hal membaca, menulis, berbicara,
menghitung serta memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum literasi
diartikan sebagai keterampilan menerima informasi, mengolah informasi, serta menyampaikan
Kembali informasi yang diterimanya. Literasi merupakan suatu proses pembelajaran membaca
dan menulis yang memerlukan dorongan dan motivasi yang tinggi, karena sangat lemahnya
minat baca di masyarakat termasuk guru dan sisiwa yang harus banyak membaca untuk dapat
menyerap dan memahami ilmu yang didapatnya. Oleh karena itu, literasi di sekolah sangat perlu
motivasi yang tinggi agar guru dan siswanya bisa berkreativitas dalam berliterasi yang dimulai
dari membaca hingga menulis. Jangan hanya dijadikan sebagai rutinitas semata, tapi harus terus
didorong dan diberi motivasi yang tinggi agar mampu menghasilkan sebuah karya hingga
menjadikan literasi sebagai kebutuhan untuk menghasilkan karya-karya berikutnya. Gerakan
peningkatan literasi ini merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk mengembangkan budaya
baca tulis dan konsep belajar sepanjang hayat. Kecakapan literasi dapat membantu seseorang
mendapatkan keterampilan dasar yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Hal
ini penting dimiliki oleh setiap siswa karena kedua kemampuan ini mampu mempersiapkan para
siswa untuk mengakses program pendidikan yang lebih luas, menjalani hidup di luar ruangan
kelas, baik dalam lingkungan masyarakat ataupun dunia kerja nantinya.
Program mengajar literasi ini bukan semata untuk mengejar materi pembelajaran namun
sebagai jembatan penghubung antara pengalaman dengan konsep materi yang akan dipelajari.
Pembelajaran literasi pada semua kelas di sekolah dasar mampu dikemas dengan media yang
memunculkan rasa ingin tahu, ketertarikan dan ingin mempelajari lebih lanjut namun tetap pada
situasi bermain untuk kelas bawah. Program mengajar literasi ini tidak menekan siswa apalagi
melakukan pemaksaan kehendak kepada siswa. Terciptanya program mengajar literasi di semua
kelas dapat dibantu dengan menggunakan media ajar yang memuat materi pelajaran. Hal ini
membuktikan bahwa literasi tidak seharusnya terpisah dengan KBM namun literasi dapat
diintegrasikan selama KBM berlangsung. Selama kurang lebih 18 Minggu penugasan, setiap
kelas (kelas 1 sampai kelas 6) mendapatkan 3 kali pembelajaran literasi khusus di dalam kelas
dalam program mengajar literasi ini. Dalam program ini saya dan rekan-rekan kelompok yang
lainnya mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan seperti
menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti video pembelajaran, games, dsb.
Materi-materi yang saya dan rekan-rekan yang lain ajarkan, merupakan materi yang tidak jauh
dari mata pelajaran bahasa Indonesia, seperti membuat teks prosedur, membuat pohon cita-cita,
membuat puisi, praktik menulis surat, pembelajaran literasi melalui games "grab the ball",
mendongeng, menonton film, dsb.
Dalam proses mengajar literasi di kelas bawah (kelas 1 sampai kelas 3) saya menemukan
bahwa dalam satu kelas kemampuan membaca dan menulis siswa yang tidak merata menjadi
kendala ketika penyampaian materi, selain itu masih banyak anak yang belum mahir dalam hal
membaca dan menulis, hal ini tentunya sangat berpengaruh pada proses kegiatan belajar
mengajar berlangsung karena ada beberapa siswa tertinggal, pada proses mengajar literasi
kelompok kelas atas (kelas 4 sampai kelas 6, saya menemukan bahwa sudah hampir semua anak
bisa membaca dan menulis namun dalam memahami isi bacaan siswa ini tidak dapat
dimengulangi atau menceritakan kembali isi bacaan.
Setiap awal kegiatan selalu diawali dengan berdo’a terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
dengan pengecekan kehadiran siswa, kemudian barulah dilaksanakan sesi pematerian selama
kurang lebih 1 jam pertama, baik itu menggunakan media pembelajaran berbasis audio visual
seperti menggunakan video pembelajaran atau menggunakan media visual seperti menggunakan
media Power Point yang kemudian dijelaskan oleh saya di depan kelas secara langsung. Dalam
program ini saya mencoba untuk mencari metode belajar apa yang sesuai untuk siswa- siswa
agar mudah untuk dilakukan setiap hari. Seperti yang diucapkan oleh Setiawan (2021), "guru
membutuhkan strategi untuk mengatasi masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran".
Berangkat dari hal tersebut saya mengambil tindakan yakni dengan cara setelah sesi pematerian
berakhir saya memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sesuai dengan materi yang telah
diberikan untuk memastikan sejauh mana pemahaman siswa. LKPD ini dikerjakan perorangan
maupun kelompok sesuai tingkat kesulitannya yang harus menyesuaikan dengan jam
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, namun kebanyakan LKPD ini harus dikerjakan
perorangan.
Dengan adanya pembelajaran literasi seperti ini, siswa merasa senang saat belajar karena di
tengah-tengah pembelajaran saya juga sering menggunakan ice breaking agar perhatian siswa
tetap terfokus pada saya dan tidak teralihkan pada hal-hal yang lain. Dengan adanya Program
Mengajar literasi ini, kemampuan siswa dalam membaca, menulis dan juga dalam meningkatkan
keterampilan siswa dalam menerima informasi, mengolah informasi, serta menyampaikan
Kembali informasi yang diterimanya.
Essay ini saya buat sebagai bentuk sedikit sharing pengalaman saya merajut kisah di ruang-
ruang kelas merdeka yakni dalam program kampus mengajar angkatan 4 di SDN 1 Urug
Tasikmalaya. Saya bangga bisa berkontribusi langsung dalam proses pembelajaran para siswa di
SDN 1 Urug Tasikmalaya, selama mengikuti program kampus mengajar ini saya belajar
mendalami peran seorang guru yang harus mampu memberikan ilmu pengetahuan juga
memberikan pendidikan moral serta mengakomodir karakter siswa yang berbeda-beda. Saya juga
percaya bahwa sekecil apapun perubahan yang saya lakukan, niscaya akan memberikan dampak
yang besar dikemudian hari. Seperti yang dikatakan oleh pak Nadiem Makarim, apapun
perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukan secara serentak, kapal besar bernama Indonesia
ini akan bergerak.

Anda mungkin juga menyukai