Anda di halaman 1dari 4

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.

1
Oleh: Dede Solehudin
Alhamdulillah tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa syukur kehadirat Allah Swt
karena atas segala nikmat, limpahan rahmat, dan atas kehendakNya pada tahun ini saya
lulus seleksi tahap 2 Calon Guru Penggerak Kab. Bogor. Ini adalah sebuah kesempatan
yang luar biasa bagi saya untuk menabah ilmu pengetahuan dan peningkatan kompetensi
guru sebagai bekal untuk menjadi seorang guru yang professional dan insyaallah
bermanfaat bagi anak didik dan kemajuan Pendidikan Indonesia.
Pembukaan Pendidikan Guru Penggerak angkata 7 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal
20 Oktober 2022 secara virtual (video conference) dan live youtube bersama Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bapak Nadiem Anwar Makarim yang
dimulai pukul 11.00 – 12.00 setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan Lokakarya Orientasi
CGP Kab. Bogor pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2022 yang dilaksanakan di SMK
Negeri 1 Cibinong yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Kab. Bogor, Praktik Pengajar,
dihadiri oleh Pengawas dan Kepala Sekolah masing-masing peserta CGP. Alhamdulillah
pada kegiatan ini saya didampingi Bapak Ende, S.Ag., M.M (Kepala Sekolah) SD Negeri
Lindung Alam saya mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan dan
bimbingan beliau dalam Program pendidikan guru penggerak. Sebanyak 322 peserta CGP
yang hadir dari guru tingkat SD, SMP, dan SMA dibagi kedalam 16 kelas yang
dibimbing oleh 2 dan 3 Praktik pengajar. Saya tergabung dalam kelas 11 yang
didampingi Praktik Pengajar Bapak Mad Rohim dan Ibu Tuti Alawiyah. kegiatan
lokakarya diawali oleh pembukaan dari Dinas Pendidikan Kab. Bogor dan sambutan
penjelasan tujuan kegiatan serta agenda paparan tentang Program Pendidikan Guru
Penggerak. Setelah pembukaan acara dilanjutkan Bersama Praktik Pengajar mulai dari
perkenalan diri dengan menggambar symbol, membuat kesepakatan kelas, menuliskan
tantangan dan harapan guru penggerak Bersama kepala sekolah, berbagi pengalaman,
menyampaikan peta konsep perjalan guru penggerak, dan melakukan refleksi. Secara
keseluruhan kegiatan lokakarya ini berlangsung dengan lancar dan sangat menyenangkan
karena dikemas dengan pembelajaran aktif dan inovatif.
Kegiatan selanjutya yang diikuti oleh CGP Angkatan 7 adalah Pelatihan LMS (Learning
Management System) yang dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Oktober 2022 secara virtual
(video conference) pukul 08.00 s.d. 14.30 WIB dengan rincian kegiatan materi;
eksplorasi fitur komunikasi, eksplorasi fitur pembelajaran, dan eksplorasi fitur unggah
tugas. Bukan hal yang baru lagi dalam kegiatan pembelajaran masa kini yaitu
menggunakan moda daring yaitu kelas online menggunakan platform Moodle.
Pembelajaran kelas online sudah menjadi kebutuhan pembelajaran di era digilaisasi ini
dimana kita dapat belajar tanpa harus tatap muka secara luring. Alhamdulillah bertambah
lagi pengetahuan dan pengalaman dibidang pembelajaran berbasis IT bagi saya LMS ini
tidak asing dan kaget lagi karena fitur yang disediakan sangat mudah difahami dan
digunakan selain itu ada pengalaman sudah melaksanakan kegiatan menggunakan
platform ini dimulai dari kegiatan LATSAR CPNS, dan PPG Daljab Angkatan 1 Tahun
2022 yang baru saja selesai di pertengahan bulan Oktober.
Senang dan Bahagia itulah perasaan yang saya rasakan saat ini karena mendapatkan
kesempatan yang berharga yaitu menjadi peserta calon guru penggerak pada awalnya
sempat ragu dan tidak yakin untuk lulus seleksi karena proses tahapannya yang dinilai
kurang maksimal. Selain itu perasaan yang muncul adalah bangga kepada diri sendiri
bukan berarti merasa puas terhadap pencapaian saat ini akan tetapi merasa senang karena
bisa berkumpul dan belajar bersama guru-guru hebat faktor ini yang membuat saya
menjadi semangat dan terbuka untuk melakukan perubahan diri memalui banyak belajar
dari fasilitator, praktik pengajar, dan kolaborasi dengan rekan CGP lainnya. Tentu saja
banyak yang menjadi inspirasi dan motivasi untuk menjadi guru lebih bagi lagi yang bisa
bermanfaat bagi anak didik, dan kemajuan bagi sekolah. Setelah mempelajari modul yang
ada pada LMS dan mengikuti forum diskusi kelas Bersama fasilitator Hj. Reni Nilawati
Dewi begitu banyak ilmu yang didapat terkait Pemikiran Filosofi Ki Hajar Dewantara.
Dari keselurahan rangkaian kegiata modul 1.1 Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang
kolaborasi, Refleksi terbimbing, Demontrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi
antar materi, dan Aksi nyata yang diakronimkan menjadi kata MERRDEKA tentang
Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dapat ditarik kesimpulan yaitu bagaimana kita
memahami lebih dalam tentang Pendidikan dan pengajaran, menurut KHD Pendidikan
dapat diartikan sebagai tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak
sedangkan pengajara adalah bagian dari proses pendidikan dalam memberi ilmu atau
kecakapan anak secara lahir batin. Dari pemikiran ini sekarang saya menyadari
kekeliruan bahwasanya apa yang saya lakukan dalam pembelajaran di kelas selalu ada
keinginan dan paksaan bahwa anak harus menguasai materi secara komprehensif dan
berharap mendapatkan nilai yang bagus ternyata kurang tepat dan sesuai dengan
pemikiran KHD, selain itu seringkali saya memaksa murid untuk mengerjakan tugas
sesuai yang diinginkan guru artinya tidak memberikan kebebasan kepada murid untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan yang mereka inginkan berdasarkan minat, potensi anak
dan saya juga belum memfasilitasi atau memberikan tugas atau evaluasi yang disesuaikan
dengan kemampuan dan tahapan perkembangan anak. Maka dari itu saya harus
memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai
dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya sebab manusia merdeka adalah manusia yang
hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Peran pendidik yang paling utama adalah menuntun, membimbing dan mengarahkan
segala potensi bakat yang dimiliki anak karena pada hakikatnya anak yang dilahirkan ke
dunia ini sudah dikaruniai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda maka dianalogikan
pendidik itu sebagai petani atau tukang kebun yang hanya memiliki peran
menumbuhkembangkan benih-benih atau kodrat yang dimiliki anak, memperbaiki laku
atau budi pekerti, memberi pupuk dalam arti selalu memberikan contoh atau keteladanan
yang baik, merawat dan menjaganya dari sesuatu yang membahayakan dan keselamatan
anak sehingga tercapainya tujuan Pendidikan agar agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Anak adalah karunia dan Amanah dari sang pencipta kita
sebaga orang tua, guru, dan orang dewasa harus bisa menjaga Amanah dan kepercayaa
dengan cara memberikan pendidikan dan pengajaran dengan pendekatan yang
humanistik yaitu memanusiakan manusia ini sesuai dengan pemikiran KHD yaitu
"Bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak,  bukan untuk meminta
sesuatu hak, melainkan untuk berhamba pada sang anak." (Ki Hajar Dewantara, 1922)
Dengan kata lain adanya keharusan bagi kita memandang anak dengan rasa hormat,
penuh kasi sayang. Sebagai pendidik saya harus melaksanakan pembelajaran yang
berpusat / berorientasi kepada siswa memberikan kesempatan kepada siswa yang
seluas-luasnya agar anak aktif mengembangkan potensi dan minatnya dalam
pembelajaran. Pandangan saya sebelumnya adalah bahwa anak adalah kertas kosong
yang dapat ditulis sesuai dengan keinginan kita sekarang mulai memandang bahwa
anak itu sudah memiliki garis-garis atau tulisan samar tugas kita hanya menebalkan
garis-garis itu dan menguatkan laku atau budi pekertinya. Pendidikan bukan hanya
proses menyampaikan ilmu (transfer knowledge) akan tetapi yang lebih penting yaitu
proses penyampaian nilai-nilai budi pekerti (transfer values) karena usia anak adalah
mereka bukan pendenger yang baik akan tetapi peniru yang ulung. Mereka lebih
menangkap dan meniru apa yang kita lakukan dan ucapkan, maka sepatunya kita
sebagai pendidik harus memiliki semboya KHD yaitu ing ngarso sung tulodo Ketika
kita berada di depan harus memberikan keteladanan, ing madya mangun karso di tengah
kita memberikan semangat dan tut wuri handayani di belakang kita memberikan
dorongan.
Setelah melakukan reflesi diri terhadap konsep pemikiran filosofi pendidikan KHD
ternyata saya belum menjadi sosok pendidik ideal dan masih jauh dari kesempurnaa
belum sesuai apa yang diharapkan dari pemikiran tersebut, maka dari itu setelah saya
memahami dan mempelajari konsep pemikiran KHD saya akan mengaplikasikan
pembelajaran di kelas yaitu; a) pembelajaran berpusat kepada siswa, saya akan
memberika kebebasan seluas-luasnya untuk menggali, mengeksplor dan mengonstruksi
pengetahuanya berdasarkan sesuai dengan bakat, dan minat peserta didik / merdeka
belajar; b) pembelajaran bermakna sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah dan
peserta didik; c) menanamkan budi pekerti dan akhlak mulia melalui kegiatan
pembiasaan setiap hari; d) menjadi pamong bagi siswa yaitu menuntun membimbing
dalam kegiatan sekolah; e) memberikan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan

Anda mungkin juga menyukai