Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN CALON GURU PENGGERAK

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN


LISNA SANI NURHABIBAH
KABUPATEN GARUT
Jurnal Refleksi dwi mingguan ini dibuat untuk melengkapi salah satu tugas calon guru
penggerak. Sebagai calon guru penggerak saya akan merefleksikan seluruh rangkaian kegiatan
selama mempelajari modul 1.1. yaitu tentang Filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang
Pendidikan.

Facts(Peristiwa)

Ucapan  syukur Alhamdulillah Kepada Allah SWT. karena atas karuniaNya saya bisa sampai
ditahap Pelatihan Calon Guru Penggerak Angkatan 9. Bukan hal mudah bisa melewati Tahap 1,
Tahap 2. Suatu kebanggaan tapi juga sekaligus tantangan bagi saya untuk bisa mengikuti
serangkaian kegiatan dari Pelatihan Calon Guru Penggerak Angkatan 9.

Setelah dinyatakan lolos, Ada beberapa hal yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak
terkait tindak lanjut dari program Pelatihan ini. Setelah para CGP melakukan pretes semua CGP
memahami dan mengetahui tata cara mengikuti lewat LMS, dilanjutkan dengan mempelajari
modul 1.1. yaitu mulai dari diri, eksplorasi konsep , eksplorasi konsep diforum diskusi dengan
fasilitator, kolaborasi diruang kolaborasi dan setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya
masing-masing dengan didampingi fasilitator yang terus memberikan arahan dan motivasi
kepada kami.

Selanjutnya untuk membuka kegiiatan pelatihan guru penggerak maka diadakan lokakarya
orientasi secara daring. Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat
CGP mengajar, dari Balai guru Penggerak serta Pengajar Praktek. Dengan diikutsertakannya
Kepala sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya dan tenang hati saya karena kita
sebagai CGP akan mendapatkan kesepakatan bersama kepala sekolah mengenai kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh CGP selama 6 bulan tanpa meninggalkan tugas utama yanitu mengajar
dikelas sekaligus dapat meningkatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan
Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan , dan
motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan
baik. Pada kenyataannya kegiatan lokakarya orientasi lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar
Praktik dan teman-teman CGP.

Dalam Pertemuan Lokakarya Orientasi ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas
wawasan kami  tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta
mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam.
Dengan bimbingan Abilaksono selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini
menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa.
Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan
menjadi CGP.

Dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, kegiatan demi kegiatan telah saya lewati.
Pengalaman pertama saya mengerjakan eksplorasi konsep di penugasan refleksi diri tugas
tersebut saya unggah di google drive, Kemudian dilanjutkan diskusi dengan fasilitator (Rena
Susilawati), banyak sekali manfaat yang saya dapatkan banyak pengetahuan dan berbagi ilmu
dan pengalaman dengan rekan CGP yang lain. Yang tak kalah menantangnya adalah membuat
sebuah karya berupa demonstrasi konstektual tentang filosofis Ki Hajar Dewantara yang
diunggah. Setelah membuat demontrasi konstektual saya mengikuti elaborasi pemahaman
bersama Instruktur ibu Reni Nilawati. Ibu Reni memberikan banyak bekal kepada saya tentang
dasar-dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, refleksi dan relevansinya dengan pendidikan di abad
21 ini.

Kemudian yang kedua kalinya saya mengunggah tugas modul koneksi antar materi, kesimpulan
dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara yang saya buat berupa artikel

Feeling

Banyak hal yang saya rasakan selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini. Yang saya
rasakan diantaranya ada perasaan senang karena dengan mengikuti pelatihan guru penggerak
banyak mendapatkan ilmu baru pengalaman-pengalaman yang baru saya dapatkan, sebaliknya
disisi lain ada perasaan kuatir dikarenakan dalam mengikuti pelatihan guru penggerak ini
waktunya sangat lama , takut jika tidak bisa bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan
dalam terutama terkait dengan kekurang pahaman tentang IT saya kurang begitu mahir. Selain
itu tugas utama saya sebagai pendidik kuatir dan takut tidak bisa membagi waktu dengan baik
dan masih banyak lagi kekhawatiran yang kadang membuat saya cepat putus asa dan tidak
semangat.tapi karena ada dukungan dari rekan-rekan kelompok di CGP yang lain kekhawatiran
itu bisa bisa teratasi dengan baik, meskipun terkadang panik ada tugas yang di lms belum saya
selesaikan.

Saya berusaha untuk tetap menjaga kesehatan, berdoa kepada Allah SWT semoga saya diberikan
kemudahan dan kelancaran dalam menjalankan tugas sebagai guru maupun menyelesaikan
semua tugas guru penggerak yang diberikan. Rasa panik terkadang menghantui pikiran saya jika
tugas belum selesai dikerjakan sedangkan batas waktu mengunggah tugas harus sesuai deadline
tanggal yang sudah ditentukan. Rasa kuatir takut meninggalkan tugas guru karena harus fokus
dengan tugas-tugas CGP pun sering membuat saya merasa gelisah, tapi mengingat tugas guru
untuk bisa mendidik dengan kemajuan zaman saya berusaha untuk menyelesaikan tugas tugas
yang diberikan di CPG ini dengan baik.

Selain rasa  kekhawatiran  yang saya alami , namun disisi lain saya merasakan bahagia dan
senang karena  bisa mengikuti pendidikan guru penggerak ini sebab untuk bisa lolos seleksi
tahap 1 dan 2 itu tidak mudah. Dalam perjalanan mengikuti pelatihan guru penggerak ini saya
mulai menerapkan filosofis Ki Hajar dewantara dalam pembelajaran dikelas. Pembelajaran yang
berorientasi pada murid ternyata rasa kasih sayang saya terhadap murid semakin bertambah.
Saya tidak lagi memaksa anak untuk mampu menyelesaikan tingkat pemahan ataupun
ketrampilan satu siswa dengan yang lainnya, karena saya menyadari bahwa karakter anak, minta
bakat dan potensi setiap siswa itu berbeda. Maka muncul ide saya untuk mengemas pembelajaran
yang kaku  menjadi sebuah pembelajaran yang menarik agar murid bisa mengikuti proses
pembelajaran dengan menyenangkan. Keinginan saya sebagai guru untuk menuntun kodrat alam
dan kodrat jaman yang melekat pada murid semakin besar. Saya ingin melakukannya dengan
penuh kesabaran sehingga mereka bisa mewujudkan  kebahagiaan dan keselamatan yang
setinggi-tingginya .

Findings

Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal baru, yang sebelumnya kurang saya pahami
sebelumnya yaitu tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru yang
sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Melalui 6
Dasar pemikiran ki hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.
Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani.

Saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka, oleh karena itu saya harus memberikan
kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat
dan kreatifitasnya agar mereka dapat mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak
pada mereka.menjadikan mereka subyek bukan obyek. Saya juga harus memandang murid
bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya, karena mereka lahir dengan kodrat
yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki lakunya
untuk menjadi manusia seutuhnya. Menerapkan budi pekerti yang luhur merupakan keharusan
yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan
pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Sebagai seorang pendidik diibaratkan seorang petani yang menanam jagung misalnya. Hanya
dapat menuntun tumbuhnya jagung tersebut, memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman
jagung, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat dsb. Agar tanaman itu tumbuh dengan subur
dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi.

Future (Penerapan)

Saya akan melakukan hal terbaik didalam proses pembelajaran saya dikelas, agar tujuan
pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi yang selama ini tanpa
saya sadari apa yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofis
pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang berpusat
pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkan didalam kelas. Memberi kebebasan
kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam proses
pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya.
Mengarahkan bukan lagi hal yang perlu dipertahankan tetapi kita harus merubahnya dengan
menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang kearah
yang lebih baik dan kodrat jaman dimana mereka hidup saat ini bisa mereka dapatkan sehingga
akan mempermudah murid dalam mengatasi persoalan hidupnya dimasa kini ataupun masa
mendatang sehingga murid menjadi manusia yang berkarakter baik sesuai dengan kodrat alam
dan kodrat jaman yang melekat pada murid.

Sekian pemaparan saya dalam refleksi dwi mingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak.

Semoga bermanfaat.

Salam Guru Penggerak!

Guru Bergerak Indonesia Maju!


Jurnal Refleksi Modul 1,2 dan 3 Guru Penggerak

Anda mungkin juga menyukai