Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2

Tuton Mata Kuliah Bahasa Indonesia/PBIN4110

Ari Ramdhani
031126099
UPBJJ Bogor

Bacalah wacana berikut ini kemudian kerjakan soal-soal di bawahnya.

SEKOLAH HARUS MENYENANGKAN

Memilih berprofesi sebagai guru semestinya menikmati pekerjaan itu seperti menikmati
hangatnya kopi di pagi hari, atau laksana memakan sayur bunga pepaya walaupun pahit tetap
bermanfaat bagi tubuh. Tiada keluhan walaupun ditempatkan di daerah terpencil, terluar,
terdalam, bahkan terjauh. Terkadang motivasi menjadi guru berkurang manakala mendapat
tempat tugas yang jauh dari tempat tinggal, jauh dari kampung halaman, dan jauh dari keluarga.
Motivasi itu turut berpengaruh pada berkurangnya durasi masuk mengajar, kurangnya
kepedulian terhadap sekolah, dan lain sebagainya. Pendek kalimat kebanyakan keinginan
menjadi guru karena dekat dengan harapan.
Harapan terbesar bangsa ini untuk memajukan sekolah berasal dari guru dan peserta
didik. Jadi bukan hanya guru saja yang bersemangat pergi ke sekolah, namun peserta didik juga
harus bersemangat bersekolah. Beberapa contoh kasus sekolah-sekolah kekurangan guru dan
kekurangan peserta didik, satu sekolah di Kabupaten Kediri hanya memiliki seorang guru dan
dua peserta didik. Hal itu menandakan bahwa kepercayaan masyarakat berkurang, animo calon
peserta didik untuk bersekolah relatif rendah. Pernah selang tahun 1996-2002 satu sekolah
Inpres di pelosok Maluku Utara namanya SD Inpres Natang Kuning siswanya tidak melebihi
20 orang. Alternatif yang dilakukan oleh pihak sekolah menitipkan peserta didiknya pada
sekolah lain untuk belajar sebab tenaga pengajarnya hanyalah kepala sekolah. Kepala sekolah
dalam satu semester hanya beberapa bulan berada di sekolah, selebihnya melakukan perjalanan
dinas hingga berganti semester berikutnya.

MKDU4110
Satu lagi potret buram yang dialami peserta didik MI Muhammadiyah Putemata
kecamatan Ladongi kabupaten Kolaka Timur. Peserta didik terpaksa bersekolah di ruang
terbuka beratapkan langit. Kondisi ini disebabkan minimnya ruangan kelas, sementara jumlah
peserta didik melebihi kapasitas (Suara Kendari 23 September 2014). Contoh-contoh
sebagaimana telah disebutkan hanyalah sebagian kecil dari rekam jejak sekolah dengan kondisi
serba kurang namun tetap bertahan hingga kini. Paradigma mencintai sekolah telah mengakar,
sekolah dijadikan dunia tak terpisahkan dari kehidupan.
Sekolah semestinya menciptakan suasana yang kondusif. Suasana kondusif dapat
terwujud bila guru betah bekerja. Tugas guru memastikan siswa merasa nyaman belajar.
Banyaknya sekolah-sekolah baru sebetulnya membangun akses agar masyarakat mau mencintai
sekolah, konsep mendekatkan sekolah dengan masyarakat sudah dilaksanakan pemerintah
dengan mendirikan sekolah-sekolah baru di pinggiran, di pelosok bahkan di lereng-lereng
gunung. Tinggal kemauan masyarakat memanfaatkan sekolah itu dan kemauan tenaga pengajar
untuk betah mengajar.
Satu hal yang membuat saya kagum terhadap teman-teman guru yang mengabdikan
hidup dan tenaganya pada sekolah-sekolah terpencil dengan konsep “Selama masih NKRI
selalu siap mengabdikan diri.” Artinya sekolah dijadikan tempat kerja yang menyenangkan.
Keluhan dari kebanyakan guru yang tidak betah, terutama guru non PNS berkaitan dengan
jumlah gaji yang diterimanya setiap bulan. Cenderung sekolah-sekolah di desa menghargai
pekerjaan guru dengan jumlah besaran gaji Rp. 300.000-500.000. Pemerintah sudah seharusnya
memikirkan besaran gaji bagi mereka non PNS di atas dari itu. Kebutuhan hidup dengan
perolehan gaji sebagaimana disebutkan tidak dapat menopang hidup selama satu bulan,
sedangkan hidup mereka setiap bulannya dihabiskan di sekolah.
Sekolah ideal adalah sekolah yang membentuk karakter guru dan siswa menjadi
karakter manusia seutuhnya. Pengalaman memberikan nilai plus pada setiap orang yang
melewatinya. Toer (2005:163), menuliskan bahwa “orang yang kuat moralnya karena
pengalaman, ia belajar dari pengalaman.” Pengalaman membuat kita sadar, ikhlas untuk
berbuat lebih baik lagi. Sekolah tidak dapat dijadikan sebagai tempat menghindar dari
pekerjaan rumah, seyogianya sekolah dijadikan rumah kedua, rumah ibadah, dan wadah kasih
sayang.

MKDU4110
Banyak orang yang menghabiskan masa hidupnya untuk mendidik. Mereka mencintai
pekerjaan mendidik seperti mencintai diri sendiri. Keluhan bisa saja muncul tapi tak selamanya
mengeluh. Bosan bisa saja datang tapi tak selamanya bosan. Peserta didik dijadikan sebagai
penghibur keluh, pekerjaan menyelesaikan administrasi sekolah menjadi pengobat kebosanan.
Bertahun-tahun mereka melakukan itu, penuh cinta.
Kesadaran dan tanggung jawab kita yang memilih hidup menjadi guru dapat dilakukan
melalui pendidikan seumur hidup (long life education). Memberikan pendidikan sekali namun
membekas sepanjang masa. Pendidikan karakter adalah alternatif pendidikan seumur hidup.
Membudayakan salam, sapa, senyum, salim, sopan, dan syukur termasuk pekerjaan gampang-
gampang sulit. Tetapi hal itu dapat dibiasakan perlahan-lahan. Dengan demikian, peserta didik
dapat menjadikan sekolah sebagai rumah mereka di pagi hingga siang hari secara terus
menerus.
Dalam kaitannya dengan pendidikan seumur hidup Cropley dalam bukunya Life Long
Education A Psicological Analysis menjelaskan bahwa dasar filosofi pendidikan seumur hidup
secara sengaja dilakukan dengan kepercayaan belajar terjadi seumur hidup, walaupun dengan
cara yang berbeda dan melalui proses yang tidak sama. Pertumbuhan kejiwaan, perkembangan
kepribadian, pertumbuhan sosial, ekonomi dan kebudayaan seluruhnya berlangsung terus
menerus seumur hidup. Pandangan itu sudah semestinya dianut oleh sekolah dalam konsep
pelibatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter tidak harus dipaksakan, kehadirannya
benar-benar alami agar terwujud dinamika perlakuan kepribadian yang benar-benar
berkarakter.
Mari kita tengok sekolah-sekolah pinggiran yang benar-benar terpinggirkan dari pikiran
pemerintah, terpinggirkan dari sentuhan anggaran, terpinggirkan dari komunitas keramaian.
Tetap bertekad untuk mempertahankan nilai-nilai moral dan idealisme sebagai sekolah
Indonesia. Mereka-mereka itu menatap Indonesia bagian dari mereka, walaupun tidak semua
orang menatap mereka adalah komponen dari Indonesia. Kedisiplinan bukanlah hal utama,
namun kejujuran menjadi pelajaran wajib. Alam dijadikan media pembelajaran pasti dan
efektif, tidak bermanja-manja dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun demikian
tetap membuka diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Sekolah pinggiran dengan konsep alamnya tidak merasa malu, bersaing sehat dalam
berbagai agenda lomba nasional. Bahkan dari mereka banyak yang mewakili daerahnya untuk
MKDU4110
berlomba di tingkat nasional. Pembuktian prestasi sekolah pinggiran termasuk usaha natural
tanpa intimidasi dan sogokan. Prestasi mereka adalah teguran bagi sekolah-sekolah perkotaan,
nasihat untuk sekolah yang dekat dengan “tumpukan” anggaran. Tugas kita, mengikuti hal baik
atau tetap dalam jalur yang salah. Terpenting dari semua itu sekolah harus benar-benar
menyenangkan.

Soal-soal Tugas 2
1 a. Tergolong jenis apakah tulisan/bacaan di atas?
Jawaban: Wacana Deskripsi
b. Berikan alasan atas jawaban/pendapat Anda
Jawaban: Karena karangan di atas menggambarkan suatu fenomena berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulis.
2. a. Apa tema tulisan/bacaan di atas?
Jawaban: Gambaran wajah dunia pendidikan di Indonesia.
b. Tuliskan topik-topik inti yang terdapat di dalam tulisan tersebut.
Jawaban:
1. Realitas seorang guru yang harus memiliki motivasi yang tinggi dalam beraktivitas.
2. Harapan terbesar bangsa ada dipundak pendidik dan siswa-siswi sekolahnya.
3. Potret keadaan pendidikan di wilayah pelosok.
4. Gaji atau kompensasi guru non PNS yang masih jauh dari kata standar.
5. Kedisiplinan bukan hal utama namun kejujuran menjadi suatu kewajiban.
6. Sekolah terpencil bisa mengalahkan sekolah di perkotaan.

Selamat mengerjakan.

MKDU4110

Anda mungkin juga menyukai