Anda di halaman 1dari 4

Pemerataan Guru di Indonesia

Oleh Uhti Jahrotunisa

Mahasiswa FITK jurusan PGMI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pendidikan merupakan pembelajaran yang memberikan pengetahuan ataupun hal


lain, sehingga seseorang dapat menjadi lebih baik dan memiliki pengetahuan yang lebih.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi setiap manusia, tanpa Pendidikan
manuisa tidak akan berkembang dengan pesat. Disuatu negera Pendidikan sangat
diunggulkan, semakin tinggi kualitas Pendidikan maka semakin tinggi kualitas sumber daya
manusai yang dihasilkan sehingga dapat membangun negara menjadi lebih maju.

Terdapat empat point pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yang perlu
dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal, yaitu: learning to Know (belajar untuk
mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning to be (belajar untuk
menjadi seseorang) dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan
bersama). Namun, di Indonesia keempat poin tersebut belum sepenuhnya terlaksana. karena
tidak semua sekolah memenuhi standar pendidikan yang layak.

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menciptakan manusia yang
berkualitas serta dapat bersaing dan meningkatkan kesejahteraan semua warga negara
Indonesia. Beberapa permasalahan yang harus ditata oleh pemerintahan baru-baru ini
diantaranya adalah permasalahan pemerataan guru, buta huruf dan putus sekolah, serta
revitalisasi peran orangtua dan masyarakat. Salah satu persoalan yang utama dalam
pendidikan di Indonesia adalah minimnya guru di daerah tertinggal. Selain itu, kualifikasi
dan kompetensi guru di daerah tersebut juga rendah. Banyak orang menilai bahwa guru di
Indonesia sangat melimpah atau berlebih. Guru-guru melimpah hanya di kota-kota besar
saja. Sedangkan, guru yang berada didaerah tertinggal sangat minim. Harus diakui bahwa
persebaran guru di Indonesua sangat tidak merata.

Pengelolaan jumlah guru harus ditangani dan dikelola secara baik sehingga jelas,
sebenarnya Indonesia kekurangan guru atau kelebihan guru. Jika dianggap kelebihan,
mengapa jumlah guru honorer sangat banyak tersebar didaerah pedalaman maupun di
perkotaan. Disisi lain guru honorer dibutuhkan di sekolah, disisi lain guru bersertifikat
kekurangan jam mengajar, sehingga harus mengajar didua hingga tiga sekolah.
Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas tergantung pada kemampuan yang
dimiliki guru tersebut. Kemampuan yang dimaksud adalah kompetensi dari guru tersebut.
Seorang guru harus memiliki kompetensi yang unggul. Namun, kompetensi yang dimiliki
guru di daerah tertinggal sangat rendah sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang didapatkan oleh siswa setelah proses
pembelajaran.

Pemerataan guru di Indonesia saat ini tidak merata, salah satunya di Provinsi Jambi.
Kondisi dunia pendidikan di Provinsi Jambi belum masuk pada fase yang benar-benar bisa
dianggap ideal. Bukan hanya soal infrastruktur atau fasilitas yang belum tersedia disebagian
sekolah, namun masalah juga terjadi pada hal yang sangat berpengaruh yaitu kurangnya
ketersediaan tenaga pengajar. Kekurangan guru masih menjadi permasalahan yang
menghambat majunya dunia pendidikan di Provinsi Jambi. Provinsi Jambi saat ini masih
kekurangan tenaga guru terutama guru PNS. Contohnya di Kabupaten Marangin, menurut
tribun jambi didaerah ini masih kekurangan lebih dari seribu guru yang berkompeten, yaitu
guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bukan berarti guru yang bukan Pegawai
Negeri Sipil (PNS) tidak berkompeten. Guru yang memiliki kompetensi yang tinggi mampu
melaksanakan tugas belajar mengajar di kelas dengan penuh semangat dan menyenangkan,
serta penuh makna. Murid akan mendapatkan hal yang baru dari setiap pembelajaran di
kelas untuk belajar. Murid tidak akan pernah bosan untuk belajar di kelas karena gurunya
berkompeten. Pada akhirnya, guru yang berkompeten akan melahirkan murid-murid yang
rajin belajar karena mereka mencintai proses pembelajaran dan memahami arti penting
belajar bagi masa depan.

Jika kompetensi guru rendah, maka muridnya kelak akan menjadi generasi yang
bermutu rendah. Jangankan mampu bersaing, mencari pekerjaan pun sulit, sehingga bukan
tidak mungkin kelak mereka akan menjadi beban sosial bagi masyarakat dan negeri ini.
Sehingga kompetensi seorang guru itu sangat penting bagi guru itu sendiri dan bagi murid-
muridnya. Seorang guru harus memiliki kompetensi karena seorang guru memiliki
kewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa, bukan hanya cerdas secara fisik tetapi secara
emosional juga. Sehingga tugas guru adalah mendidik bukan hanya mengajar, karena
mendidik memilki makna yang lebih luas dan lebih kompleks dari pada mengajar.
Jika didunia pendidikan tidak mendapatkan fasilitas dan tenaga pendidik yang sesuai
standar, maka sulit untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di
era milenial seperti sekarang. Kita harus sama-sama memahami bahwa Pendidikan menjadi
sesuatu yang abadi, maka dunia Pendidikan harus selalu disempurnakan.

Menurut Kabid GTK disdik kota Jambi Harwin Bantir kekurangan guru di Jambi
karena banyak guru PNS yang memasuki masa pensiun dan otomatis hal ini mempengaruhi
jumlah guru, terutama guru Sekolah Dasar (SD). Diperkirakan pada tahun 2020 ini akan
terjadi ledakan guru SD yang pensiun sebanyak 400 orang. Sekarang ini Jambi
membutuhkan 900 guru, karena tahun 2020 akan lebih banyak yang pensiun dibandingkan
dengan tahun 2019. Kabid pembinaan Guru atau Tenaga Kependidikan, Triyono
menyampaikan, jumlah kebutuhan guru pada jenjang SMP sebanyak 353 orang untuk semua
mata pelajaran. Sedangkan untuk tingkat SD membutuhkan sebanyak 676 orang termasuk
guru kelas, guru agama, dan guru pendidikan jasmani.

Solusi untuk menangani permasalahan pemerataan guru ini yaitu pertama, pemeritah
mampu mutasi atau redistribusi guru. Sehingga guru-guru PNS tersebar dan tidak
menumpuk di salah satu sekolah di daerah tertentu saja. Kedua, pemerintah mampu
membiayai guru honorer dengan layak, sehingga guru honorer bisa dimanfaatkan dengan
baik. Ketiga, pemerintah harus memiliki data guru disetiap sekolah. Jika terdapat sekolah
yang kelebihan guru, maka harus ada guru yang digeser atau dipindahkan ke sekolah yang
kekurangan guru sehingga tidak mengalami penumpukkan guru. Keempat, pemerintah harus
memberikan pengembangan profesi pada guru honorer, supaya guru yang honor memiliki
kompetensi yang sejajar dengan PNS. Agar nantinya tidak terjadi perbedaan  antara guru
honor dan PNS. Kelima, Pemerintah harus segera membuka penerimaan CPNS untuk Guru,
SD atau SMP. Jadi, sekolah yang kekurangan guru bisa dipenuhi. Diharapkan juga yang
honorer dan sudah mengabdi lama bisa diangkat, tentu saja yang sesuai dan memenuhi
persyaratan.

Dapat diambil kesimpulan, bahwa pemerataan Pendidikan di Indonesia belum


terlaksana secara maksimal, selain sarana dan prasarana yang belum memadai diberbagai
daerah, juga kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia tentang Pendidikan. Salah satu guru
yang proesional adalah selain dia mengajar sesuai dengan kompetensinya, guru juga harus
mau dan siap untuk mengajar di daerah manapun. Tetapi memang jika suatu permasalahan
sudah menyangkut kesadaran diri memang sulit untuk memberikan kesadaran terhadap
orang lain tetapi masalah pemerataan guru ini masih bisa diselesaikan. Semoga saja suatu
hari dediksi tenaga pendidik khususnya guru akan lebih tinggi untuk dunia pendidikan
Indonesia. Padahal pemerataan Pendidikan di Indonesia sangatlah penting. Telah banyak
cara yang dilakukan agar Pendidikan merata disetiap daerah. Namun, tidak semua yang
dilakukan berhasil. Tentunya, kita semua berharap bahwa Indonesia menjadi negara yang
memiliki Sumber daya Manusia (SDM) berkualitas, berpendidikan serta berpotensi. Karena
negara yang kuat adalah negara yang memiliki generasi cerdas dan berpotensi.

Anda mungkin juga menyukai