Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nurmalina sargih

Prodi: PAI.C

Matkul: filsafat

Dosen pengampu :

TIDAK ADA ANAK YANG BODOH

Saya waktu dulu bercita-cita sejak keci ingin menjadi guru .. Selain mengagumi
sosok guru yang pintar, Lina juga melihat keseharian guru mengajar di depan
kelas dan diperhatikan oleh siswa-siswinya sebagai sesuatu yang terlihat amat
menyenangkan.

Cita-cita menjadi guru ini tercapai pada tanggal 1 Oktober 2023 di hari minggu
Lina interview di hari seninya Lina di suru masuk mengajar. Lina baru 2 bulan lina
mengajar . Sekolah tempat Lina mengajar di lokasi desa bajadolok sekolah mis
safiratunnisa. Tempatnya agak jauh dari rumah lina.

Lina awalnya ngajar di TK dapet 1 bulan di TK Lina pinda ke SD menggantikan guru


yang keluar atau risain. Sekarang Lina ngajar di kelas dua. Posisi Lina menjadi
guru kelas.

Ada kawan Lina bilang begini kuliah jurusan PAI. tapi ngajar di SD jadi guru kelas.
kenapa gak pindah aja ? Lari dari jalurnya Lina. kan masik bisa kalok mau pinda
katanya. Lalu kawan Lina ini mengasi saran ke Lin kenapa gak ngambil PGSD aja
kan peluang kerjanya banyak Lin. Baru Lin jawab la niat Lina di awal PAI bknPGMI.

Adapun Pengalaman Lina disaat mengajar dipenuhi dengan banyak


pengalaman,yaitu saat mengajar kita selaku guru bertemu dengan siswa-siswi
dengan beragam karakter dan latar belakang. yang harus kita pahami dan kuasai.
mengetahui karakter anak merupakan hal yang paling penting. “Karakter siswa
siswi di kelas tidak ada yang sama. Tingkat pemahaman mereka pun berbeda-
beda,disitula peran guru untuk memahami dari tiap tiap anak itu tadi.
Lina ambil Contoh satu ada anak yang bisa matematika, tetapi kurang menguasai
pelajaran lain. ada juga anak yang kurang menguasai banyak pelajaran, tetapi
bagus di pelajaran SBK (Seni, Budaya, dan Keterampilan). Padahal, anak tersebut
bukannya tidak bisa. tetapi hanya butuh waktu agak lama atau mungkin butuh
metode pengajaran lain.

Kita tidak boleh menganggap anak tadi ini bodoh atau sejenisnya karena setiap
anak pasti mempunyai kelebihanya masing-masing dan kekurangannya masing-
masing. setiap anak membutuhkan perhatian khusus. “Ada yang mencari
perhatian dengan bersikap sulit diatur, atau malah sebaliknya, menjadi pendiam
dan penurut.

Kita tidak bisa menyamakan anak yang satu dengan yang lain yang penting adalah
metode pendekatan ke anak. Kita perlu dekat dulu dengan anak. Kita ketahui dulu
karakter anak itu seperti apa. Setelahnya, barulah kita bisa memutuskan
bagaimana menghadapi anak tersebut.

Di dalam kelas yang dengan berbagai karakter anak, kita menghadapi tantangan
yang menarik. Siwa-siwa ini memiliki kepribadian yang beragam: ada yang ceria
dan antusias, ada yang pemalu, ada yang nakal, dan juga yang lebih suka bekerja
sendiri.bagaimana kita selaku guru mengatasi hal tersebut ?

Kita harus menghadapi setiap karakter siswa dengan pendekatan yang berbeda-
beda. Harus bisa menciptakan lingkungan yang nyaman dan memberikan
kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi tanpa merasa terbebani.

Lina percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi yang unik. Oleh karena itu, lina
selalu memberikan dukungan, motivasi, dan arahan agar setiap siswa dapat
tumbuh dan berkembang sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Melalui
pendekatan yang sensitif terhadap kebutuhan dan karakter siswa, harapan Lina,
lina dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung bagi
semua siswanya.

Lina berharap dapat terus mendidik anak murid agar siap menghadapi tahap
kehidupan selanjutnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. lina berharap
seluruh siswa kelak dapat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sekitarnya.Apa
pun pekerjaannya, apa pun hasil akhirnya nanti, mereka harus bisa menjadi orang
yang bermanfaat bagi orang-orang terdekatnya.

Anda mungkin juga menyukai