Anda di halaman 1dari 2

CONTOH KASUS

Bacalah cerita di bawah ini dengan seksama, pahami setiap kejadian atau aktivitas yang muncul.
Kemudian buatlah analisisnya.

Ibu Lani dan Ibu Siti sama – sama seorang guru yang mengajar di kelas 2 Sekolah Dasar. Jumlah
siswa di kelas ini sebanyak 30 0rang siswa. Baik Ibu Lani maupun Ibu Siti menganggap tugas
mengajar sebagai pekerjaan dan memberikan banyak waktu dan usaha. Keduanya memberikan
perhatian besar pada siswa dan memakai kurikulum sekolah untuk berbagai topik pembahasan. Para
orang tua siswa banyak yang memberikan komentar positif tentang hasil mengajar kedua tersebut
kepada kepala sekolah. Namun, Kepala Sekolah tahu bahwa keduanya memberikan pengalaman yang
berbeda kepada siswa – siswanya masing – masing.
Gaya ibu lani bertutur dan mengunakan sikap tubuh – bahkan pakaiannya – menentukan suasana kelas
yang dibentuknya. Ia menilai bahwa mengajar adalah tugas yang serius dan tidak boleh membuang

– buang waktu di kelas. Ia mengelola waktu dengan efisien. Materi pembelajaran disampaikan sesuai
dengan perencanaan yang matang dan khusus. Jadwal kegiatan selalu diterapkan dengan ketat.
Siswanya tahu apa yang diharapkan dari sang guru. Bangku kelas tersusun rapi sebanyak enam jalur
kebelakang, ditambah 2 buah meja sebagai pusat belajar. Ketika Ibu Lani memberikan tugas membaca
untuk satu kelompok, siswa lain harus mengikuti semua perintah yang ditulis di papan tulis. Siswa tahu
tidak boleh memotong pembicaraan guru atau siswa lain dengan bertanya saat proses pembelajaran.
Dalam menjalankan tugas, dari membaca sampai menulis, kerapian dan keakuratan menjadi fokus
utama. Dalam mengajar matematika, setiap kegiatan dimulai dengan pembahasan materi, kemudian
dilanjutkan dengan mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Kelas Ibu Lani bagaikan mesin belajar
yang efisien dan tenang.
Menurut Kepala Sekolah, siswa di kelas Bu Lani mengenal “pengetahuan dasar” dengan baik. Namun
pikirannya sering – sering bertanya – Tanya. Bukankah pendekatan yang digunakan oleh Bu Lani dapat
mematikan kreatifitas dan spontanitas siswa dalam belajar? Tugas – tugas proyek, kerajinan dan seni,
matematika cenderung serupa satu dengan yang lainnya. Selain itu para siswa Nampak tertekan dengan
wajah ketakutan dengan Bu Lani. Kepala Sekolah tahu bahawa Bu Lani adalah orang yang menyenangkan,
tapi sifat perfeksionis dan keinginan agar semua dijalankan dengan tepat membuatnya menuntut terlalu
tinggi pada siswanya, meski terkadang mereka sudah mencoba yang terbaik.
Sebaliknya, Ibu Siti membuat kelasnya hangat dan menyenangkan. Ia menyalam dan menyapa
siswanya setiap pagi hari di depan pintu kelas. Setiap memulai pembelajaran dan latihan para siswa
berkesempatan untuk membagikan pengalaman mereka, berlatih soal sains, matematika secara informal
serta mengajukan usul atas jadwal belajar mereka dihari itu. Hiasan kelas di tata sendiri oleh siswa –
siswa dengan pengarahan Bu Siti. Kelas Bu Siti berwarna warni dan ceria tetapi tidak terlalu rapi. Di
sudut baca, banyak buku berserakan. Ia tidak banyak berkomentar ketika siswa meletakkan bukunya
ada dimana – mana saat bertukar buku dalam membaca tugas mandiri. Sedangkan untuk latihan
berbicara, Bu Siti memilih untuk berbicara dengan siswa setiap pagi. Dalam pembelajaran PKn, bahasa
Indonesia, Sains, IPS siswa biasa bekerja dalam kelompok kecil berisi empat sampai lima orang, tetapi
anggota kelompok itu akan berubah – ubah setiap kegiatan kelompok yang lain. Anak – anak tampak
menikmati dan senang belajar. Bunyi berisik yang berlangsung dari waktu – waktu, membuat Bu Siti
setiap kali mengangkat tangan sebagai tanda bahwa siswanya harus bekerja dengan tenang.
Ketika Kepala Sekolah mengunjungi kelas Bu Lani, ia melihat sekelompok siswa bersemangat dalam
kegiatan belajar. Namun, untuk kelas ini pun masih bertanya dalam hati. Bukankah Bu Lani perlu
memberikan perhatian pada pembelajaran keterampilan? Kemampuan menulis siswanya misalnya, masih di
bawah KKM yang dipersyaratkan. Beberapa kegiatan dtampak dilakukan karena kelihatan menarik, bukan
karena sesuai dengan pencapaian hasil belajar. Kepala Sekolah bertanya pada diri sendiri, dapatkah Bu Lani
mengubah struktur kelasnya tanpa harus kehilangan karakter sebagai guru yang baik? Mampukah ia
membuat siswa menggunakan kemampuan uniknya melalui cara – cara yang kreatif?

Kepala Sekolah mulai memikirkan cara – cara untuk membantu kedua Guru Kelas tersebut. Ia
menginginkan kedua gurunya menggunakan kekuatan pribadi dan mengatasi kelemahannya saat
mencoba menciptakan kelas sebagai komunitas belajar. Namun, ia tidak ingin membentuk guru
tersebut menjadi tidak sesuai dengan kepribadian masing – masing.

Bagaimana menurut pendapat kalian tentang:

1. Pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Lani?


2. Pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Siti?
3. Hal – hal yang harus dilakukan oleh Kepala Sekolah!
4. Kondisi ideal tentang hal – hal yang harus dilakukan dan hal – hal yang harus
dihindari dalam pelaksanaan pembelajaran.

Buatlah analisisnya dalam bentuk deskripsi, sertakan juga rujukan pendapat ahli baik dari
buku, jurnal atau sumber belajar lainnya yang mendukung pendapat tersebut.

Kirim jawaban tersebut, ke email: setiono.27@unja.ac.id


dengan subjek: <KODE RUANG>spasi<NAMA> spasi<NIM>
contoh: R001 RAIHAN KHARISMA A1D1789987

Anda mungkin juga menyukai