Anda di halaman 1dari 21

PENINGKATAN PEMAHAMAN

SISWA PADA MATERI BANGUN


DATAR DAN PECAHAN MATA
PELAJARAN MATEMATIKA
KELAS III
PRESENTATION BY :
KELOMPOK 3

01
NELLA WIRANIA (856331404)

02
SRI PURWANTI (856331207)

03
VINSENSIA ( 856331332)
Guru yang profesional itu
seperti apa ?
Guru yang profesional adalah guru yang memiliki komponen tertentu sesuai dengan persyaratan
yang dituntut oleh profesi keguruan.
Bagi kami guru profesional adalah guru yang tidak berhenti belajar dan tidak merasa puas
dengan ilmu yang dimiliki dan senantiasa memperbaiki diri dari segala kekurangan demi
memberikan pendidikan terbaik bagi siswa. Tak hanya itu guru yang profesional adalah guru
yang bisa memecahkan suatu kasus atau masalah yang ada dikelasnya dengan melakukan
perbaikan pembelajaran menyesuaikan kebutuhan kelas tersebut.
KASUS PEMBELAJARAN :
PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA KELAS III

Pada materi bangun datar

Pada materi pecahan


APA ITU PEMAHAMAN ?
 Pemahaman menurut KBBI :
Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya mengerti benar dalam
suatu hal. Pemahaman merupakan proses perbuatan, cara memahami:

 Pemahaman menurut Djaalali :


bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasikan atau
mengulang informasi dengan bahasa sendiri.

 Pemahaman menurut W.S. Winkel :


dalam psikologi menyatakan bahwa pemahaman adalah kemampuan
untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari
Berdasarkan beberapa pengertian tentang pemahaman
dari beberapa sumber dan ahli dapat disimpulkan
bahwa dalam pemahaman terdapat karakteristik yang
melekat yaitu adanya kemampuan untuk menangkap
inti dari materi dan adanya kemampuan untuk
mengungkapkan kembali baik dalam bentuk tulisan,
perkataan, maupun simbol. Kemampuan memahami
ini penting dimiliki siswa agar dapat menyerap materi
penjelasan dari guru
Kasus 1
Pemecahan masalah matematika materi
bangun datar
Bu Vinsensia mengajarkan materi tentang bentuk-bentuk bangun datar dikelas III SD. Seperti
biasanya ia menyiapkan persiapan pembelajaran seperti buku, materi dan alat tulis. Bu Vinsensia
menyampaikan bahwa siswa akan dikelompokan menjadi beberapa kelompok yang berisi 4-5 orang
dan tugasnya adalah membaca dan mencatat hasil bacaan yang ada di buku tematik mengenai
bentuk-bentuk bangun datar. Setelah siswa membentuk kelompok sesuai dengan arahan dari Bu
Vinsensia mereka lalu mengerjakan tugas yang telah diberikan tiap-tiap kelompok. Namun saat
kegiatan pembelajaran berlangsung siswa nampak bosan dan asik sendiri serta tidak memperdulikan
pekerjaan kelompok di kelompoknya. Hal ini disebabkan materi yang diajarkan tidak spesifik dan
siswa tidak dijelaskan terlebih dahulu mengenai materi ini dan tidak diberi contoh maupun apersepsi
agar anak lebih fokus dan memahami apa yang ditugaskan guru. Sehingga saat waktunya tugas harus
dikumpulkan banyak kelompok yang belum menyelesaikan tugas karena tidak mengetahui apa yang
akan mereka tulis sehingga dalam kasus ini guru kurang tepat dalam menerapkan cara pembelajaran
agar siswa memahami apa yang ditugaskan.
Identifikasi masalah :
1. Bu Vinsensia mengajarkan materi bentuk-bentuk bangun datar.
2. Bu Vinsensia tidak menggunakan media dan tidak menjelaskan
materi terlebih dahulu serta langsung memberikan tugas
kelompok.
3. Bu Vinsensia tidak memberikan apersepsi sebelum pembelajaran
dilakukan.
4. Saat waktunya tugas dikumpulkan banya beberapa kelompok
yang menyelesaikan tugas dan kelompok yang lain bahkan tidak
memahami apa yang akan dikerjakan sehingga dalam hal ini
pemahaman siswa mengenai materi masih sangat kurang.
Analisis terjadinya masalah :
1. Kurangnya profesionalitas guru dalam mengajar karena masih
banyak langkah-langkah pembelajaran yang tidak guru terapkan
seperti guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi
dan fokus materi yang akan dipelajari oleh siswa
2. Guru tidak menjelaskan materi dengan jelas dan memberikan
contoh yang mudah dipahami dan hanya terpaku pada buku
tematik.
Alternatif penyelesaian masalah/kasus :
1. Meningkatkan profesionalitas dalam mengajar
2. Melakukan perbaikan pembelajaran dengan merancang
kembali RPP dengan langkah-langkah dan urutan yang benar.
3. Memilih media pembelajaran yang tepat seperti media realia
yang mudah nyata terdapat disekitar siswa
4. mengajak siswa lebih aktif dalam belajar seperti interaksi
secara bergantian tidak hanya mengandalkan materi dari buku
tematik ataupun guru menjadi pusat perhatian (teacher
centered)
5. Memilih metode maupun strategi pembelajaran yang tepat
sesuai dengan kasus yang dihadapi
Kelemahan dan kelebihan penyelesaian kasus :

1. Kelemahan/kekurangan : jika hanya menggunakan media realia


akan kurang menarik bagi siswa dan saat kegiatan pembelajaran
yang seharusnya dapat dilakukan secara individu namun
dikerjakan secara berkelompok maka akan menghabiskan banyak
waktu karena siswa cenderung akan asik sendiri.
2. Kelebihan : media pembelajaran akan mudah dicari dan
digunakan tidak memerlukan waktu dalam pengaplikasiannya
karena media realia banyak terdapat disekitar lingkungan peserta
didik tanpa perlu mempersiapkan terlebih dahulu.
Kasus 2
Penyelesaian masalah
matematika materi pecahan
Bu Nella mengajar di kelas III A sedangkan Bu Sri mengajar di kelas III B. Kedua guru
tersebut sama-sama mengajar di SDN 1 Simpang Rimba namun memiliki ciri khas masing-
masing dalam mengajar. Suatu hari Bu Nella dan Bu Sri merencanakan kelasnya digabung
saja dikarenakan Bu Nella akan ada kegiatan seminar diluar sekolah sehingga Bu Sri yang
mengambil alih kelasnya sementara dan kebetulan materi yang akan disampaikan sama
yaitu tentang pecahan sederhana sehingga dengan menggumakan pembelajaran kelas
rangkap ini cukup efesien untuk kedua kelas agar digabungkan dan muridnya pun tidak
terlalu banyak sehingga masih dapat dikondisikan bila digabung dalam 1 kelas dengan 1
mata pelajaran dan materi yang sama. Setelah kelas digabungkan dan Bu Sri mulai
menjelaskan materi demi materi namun ketika ia memberikan soal kepada siswa, dari 35
siswa hanya 10 siswa yg memahami materi tentang menghitung pecahan sederhana,
padahal materi ini tergolong materi dasar dan sebelum memberikan soal Bu Sri sudah
memberikan contoh yang mudah dimengerti.
Identifikasi masalah :
1. Bu Nella dan Bu Sri menggabungkan kelasnya menjadi
pembelajaran kelas rangkap dikarenakan Bu Nella mengikuti
seminar diluar sekolah
2. Bu Sri mengambil alih kelas dan percaya diri mengajarkan materi
dan contoh-contoh pecahan sederhana dengan baik kepada
seluruh siswa
3. Meskipun Bu Sri mengajar dengan baik namun ia tidak
menggunakan media pembelajaran sehingga belum tentu anak
memahami dengan betul apa yang dijelaskan oleh Bu Sri selama
pembelajaran berlangsung
4. Dari 2 kelas yang terdapat sebanyak 35 siswa tersebut hanya 10
siswa yang bisa mengerjakan soal yang diberikan oleh Bu Sri.
Analisis terjadinya masalah :
Dari kasus ini dapat dianalisis bahwa permasalahan yang
terjadi disebabkan kurangnya fokus peserta didik selama
pembelajaran meskipun merangkap 2 kelas menjadi satu
akan lebih menghemat waktu dan tenaga namun ada
beberapa siswa yang mungkin merasa berbeda dan tidak
nyaman karena kelas yang digabung dengan memperhatikan
beberapa faktor seperti tidak kenal atau akrab dengan teman
yang berbeda kelas, minder karena ada yang lebih pintar atau
lebih menguasai materi dan masih banyak faktor lain-lain.
Alternatif penyelesaian masalah/kasus :
1. Melakukan pendekatan kepada siswa karena kelas menggunakan model pembelajaran kelas
rangkap agar siswa yang bukan murid Bu Sri juga dapat mengikuti pembelajaran dengan baik
2. Melakukan ice breaking seperti tepuk-tepuk atau bernyanyi agar lebih mencairkan suasana
dikelas dan tidak kaku
3. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan gabungan 2 kelas agar mereka saling
mengenal satu sama lain dan tidak malu ataupun minder dengan teman yang bukan sekelasnya
4. Melakukan pembelajaran sambil bermain game perkelompok agar siswa lebih aktif dalan
pembelajaran selain itu game ini dilakukan untuk meningkatkan kerjasama tim dan kebersamaan.
Game yang dimaksud adalah membagi 1 gulungan kertas berisi soal pecahan kemudian di
kerjakan oleh masing-masing kelompok dan soal tersebut berbeda-beda. Beri waktu 1-2 menit
kemudian kertas dioper ke kelompok lain sampai semua kelompok mendapatkan bagian soal-
soalnya. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal guru menuliskan jawaban yang
benar di papan tulis dan siswa memeriksa jawaban mereka. Sebagai opsional untuk siswa yang
memiliki poin tertinggi dapat meminta request kepada kelompok dengan poin terendah untuk
menyanyikan sebuah lagu. Namun hal ini bila diperlukan dan melihat situasi kondisi jika waktu
masih memungkinkan untuk melakukannya.
Kelebihan dan kekurangan penyelesaian kasus :
1. Kelebihan : siswa lebih memahami materi yang dipelajari,
memberikan kesan positif karena siswa akan saling mengenal satu
sama lain dan belajar bersama meskipun berbeda kelas,
memberikan pengalaman baru karena bermain game sambil belajar
juga menyenangkan, dan tentu saja akan melatih fokus siswa saat
mengerjakan soal.
2. Kekurangan : memerlukan banyak waktu, kelas akan ramai dan riuh,
dan kemungkinan ada beberapa siswa yang kurang aktif
dikelompoknya.
Thanks
APAKAH ADA YANG MAU BERTANYA ?
JIKA ADA, BERTANYALAH YANG SESUAI DENGAN
KAPASITAS KAMI   
JANGAN BEJIK WAH HEEHEHEHE

CREDITS: This template has been created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
content by Eliana Delacour
Selanjutnya akan praktek
CREDITS: This template has been created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
content by Eliana Delacour

Anda mungkin juga menyukai