DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. KOMA YOSEFA (856331364)
2. NELLA WIRANIA (856331404)
3. SRI PURWANTI (856331207)
KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGANTAR
Ditinjau dari segi bahasa, penilain diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek.
Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau
kriteria. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)- dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya,
seperti Kurikulum 1994, 1984, 1975, dan 1968? Salah satunya yang cukup menonjol adalah
masalah aspek penilaiannya. Kurikulum sebelum kelahiran Kurikulum 2004, anda mejumpai
empat istilah yang saling berhubungan , yakni (1) pengukuran, (2) tes, (3) nontes, dan (4)
penilaian atau evaluasi.
Sementara itu, didalam Kurikulum 2004 terdapat dua istilah penilaian yang digunakan, yakni
(1) asasemen dan (2) penilaian berbasis kelas. Menurut Richards, Platt (1992) assesment adalah
“pengukuran kemampuan kualitas, atau keberhasilan seseorang dalam pengajaran, dan
sebagainya”. Pengukuran dapat dilakukan melalui tes, wawancara, angket, observasi, dan
sebagainya. O’Malley & Pierce (1996) menyatakan bahwa asesmen adalah proses pengumpulan
data untuk mengukur pencapaian keberhasilan siswa.
2. Sistem Penilaian
Sistem penilaian hasil belajar termasuk di dalamnya penilaian hasil belajar bahasa dan sastra
Indonesia , pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau sistem, yakni (1) Penilaian Acuan
Patokan (PAP), dan (2) Penilaian Acuan Norma (PAN).
3. pendekatan Tradisional
Dalam pendekatan tradisional, tes bahasa diselenggarakan tanpa mengacu kepada teori
kebahasaan tertentu. Penerapannya amat bergantung kepada pengajar bahasa, tanpa merujuk
kepada teori kebahasaan tertentu. Bahan yang digunakan dalam tes banyak merujuk kepada karya
sastra dan bentuk tes yang banyak dipakai adalah terjemahan dan menulis esai. Itulah sebabnya
pendekatan tradisional sering disebut juga “pendekatan esai dan terjemahan”.
4. Pendekatan Diskret
Pendekatan ini bersumber dari pendekatan struktural dalam kajian bahasa. Dalam
pendeketan struktural, bahasa dianggap sebagai sesuatu yang memiliki struktur yang tertata rapi,
dan terdiri atas komponen-komponen bahasa yakni, (1) komponen bunyi bahasa, (2) komponen
tata bahasa, dan (3) komponen kosakata. Dalam tes bahasa pendekatan diskret, satu bentuk tes
dianggap dan dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap satu, dan hanya satu
jenis kemampuan berbahasa atau komponen bahasa. Dalam pengertian ini, suatu bentuk tes
bahasa hanya dapat merupakan salah satu dari tes menyimak, tes berbicara, tes membaca, tes
menulis, atau tes bunyi bahasa, tes tata bahasa, dan tes tes kosakata.
5. Pendekatan Integratif
Pendekatan ini bersumber dari pendekatan struktural. Pendekatan Integratif beranggapan
bahwa bahasa merupakan penggabungan dari bagian-bagian dan komponen-komponen bahasa,
yang bersama-sama membentuk bahasa. Pendekatan ini juga berkeyakinan bahwa bahasa itu
adalah integrasi dari bagian-bagian terkecil, dan seterusnya menjadi bagian yang lebih besar.
Sebagai contoh, dari unsur terkecil yang disebut “fonem”, kemudian bergabung menjadi “suku
kata”, selanjutnya “kata”, “frasa” “kalimat”, “paragraf”, dan “wacana”.
Tes bahasa pendekatan integratif melakukan pengukuran penguasaan kemampuan berbahasa
atas dasar penguasaan terhadap gabungan antara beberapa bagian dari komponen bahasa dan
kemampuan berbahasa. Pendekatan integratif mengandalkan penggunaan bahasa dalam konteks
yang besarnya beragam. Bentuk tesnya menggunakan kalimat, melengkapi kalimat atau teks
bacaan, merupakan beberapa bentuk tes dengan pendekatan integratif.
6. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik mengutamakan peranan penggunaan bahasa senyatanya dalam kajian
terhadap bahasa, termasuk tes bahasa. Dalam pendekatan ini, bahasa tidak ditinjau dari
strukturnya dengan menunjukkan adanya struktur yang berlapis dan bertingkat sampai ke bagian-
bagian yang terkecil, seperti pada pendekatan diskret. Selain itu, bahasa tidak juga didekati
sebagai penggabungan bagian-bagian terkecil secara berlapis dan bertingkat dalam mewujudkan
bahasa, seperti pendekatan integratif.
Pendekatan pragmatik memiliki sejumlah ciri: (1) mengaitkan bahasa dengan penggunaan
senyatanya, yang melibatkan tidak saja unsur-unsur kebahasaan melainkan juga unsur-unsur
konteks, (2) menekankan eratnya kaitan antara unsur kebahasaan dan non kebahasaan dalam
penggunaan bahasa seutuhnya,
7. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif mendasarkan pandangannya terhadap penggunaan bahasa dalam
komunikasi sehari-hari senyatanya. Pendekatan ini meninggalkan cara pandangan pendekatan
diskret dan integratif. Pendekatan ini hampir sama dengan pendekatan pragmatik yang
mementingkan peran konteks. Hanya saja, pendekatan komunikatif memperluas unsur konteks
dengan memperhatikan unsur-unsur yang mengambil bagian dalam terwujudnya komunikasi
yang baik. Pendekatan kominikatif secara rinci mempersoalkan seluk-beluk komunikasi yang
merupakan tujuan pokok penggunaan bahasa.’
Dalam pendekatan komunikatif akan selalu ditanyakan antara lain
(a) siapa yang terlibat dalam komunikasi,
(b) bagaimana hubungan antara di antara mereka,
(c) apa maksud dan tujuan dilakukan komunikasi,
(d) dalam keadaan bagaimana kominikasi itu terjadi,
(e) kapan dan bagaiamana komunikasi itu terjadi.
3. Kriteria Penilaian
No Tingkatan Indikator
1. Sangat bagus Jika seluruh terpenuhi (ada 6 jawaban “ya”)
2. Bagus Jika 4-5 indikator terpenuhi (ada 4-5 jawaban “ya”)
3. Cukup Jika 2-3 indikator terpenuhi (ada 2-3 jawaban “ya”)
4. Kurang Jika 1 indikator atau tidak ada indikator terpenuhi (ada 1
atau tidak ada jawaban “ya”)
5. Penilaian Proyek
Yang dimaksud proyek (project) adalah tugasan yang harus diselesaikan dalam periode
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengerganisasian,
pengevalusian sampai dengan penyajian data.
Penilaian penugasan adalah penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan
menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menrapkan konsep,
dan pemahaman mata pelajaran tertentu.
Contoh proyek dalam bahasa dan sastra Indonesia yang dapat dinilai dengan penilaian
proyek antara lain sebagai berikut;
a. penampilan teater sederhana;
b. penyusunan laporan kegiatan;
6. Penilaian Protofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil kerja siswa. Portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil
pekerjaan seorang siswa yang menggambarkan taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan
pekerjaan terbaik siswa. Koleksi dalam portofolio ini merupakan hasil kerja yang dinamis
(tumbuh dan berkembang).
Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, karya-karya yang dapat dikumpulkan antara lain
karangan, puisi, naskah drama, naskah pidato, poster, laporan kunjungan, iklan, surat resmi, surat
pribadi, dan catatan dari bacaan.
Ada enam langkah untuk menyusun portofolio yang harus ditempuh yaitu;
1. Mengidentifikasi tujuan portofolio;
2. Menentukan jenis portofolio;
3. Menentukan kompetensi dari tahapan pencapaiannya;
4. Menentukan bukti belajar yang akan dimasukkan ke dalam portofolio;
5. Menentukan kriteria karya yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai siswa;
6. Menentukan isi tiap-tiap bagian portofolio;
7. Penutup
Dari paparann diatas nyatalah bahwa untuk menilai siswa kita dapat menggunakan teknik
tes dan teknik nontes. Keduannya dilaksanakan sesuai dengan kompetesni yang dituntu dalam
kurikulum. keduanya akan saling melengkapi. Kedua teknik perlu dipertentangkan.
KEGIATAN BELAJAR 2
A. PENGANTAR
Menyimak adalah keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, artinya menerima pesan
dari orang lain dan selanjutnya memahami pesan-pesan dalam bentuk lisan. Berbicara adalah
keterampilan bahasa yang bersifat aktif-produktif, artinya mennghasilkan pesan yang ditujujakn
kepada orang lain.
Keterampilan menyimak merupakan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk
memahami bahasa yang digunakan secara lisan. Kemampuan ini amat penting dimiliki oleh
setiap pemakai bahasa karena banyak komunkasi sehari-hari yang dilakukan secara lisan. Tanpa
kemampuan banyak yang baik akan terjadi banyak kesalahpahaman dalam komunikasi antara
sesama pemakai bahasa yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan tugas
dan kegiatan sehari-hari.
Sebagai bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif-produktif, kemampuan berbicara
menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek kebahasaan (kosakata, tata bahasa, pelafalan)
serta kaidah penggunaan bahasa. Secara kebahasaan, pesan lisan yang disampaikan dengan
berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang dipilih sesuai dengan yang perlu
diungkapkan.
Dalam pengajaran keterampilan berbicara, tes berbicara dapat diselenggarakan secara
terkendali dapat mengambil bentuk menceritakan suatu gambar, atau menceritakan kembali
cerita yang telah disampaikan sebelumnya secara lisan atau secara tertulis. Dalam
penyelenggaraan tes berbicara secara bebas, peserta tes diberi kebebasan untuk menentukan
sendiri masalah yang ingin dibicarakan.
Selanjutnya, contoh tes menyimak yang jawabannya berupa kalimat atau klausa.
Perintah : Dengarkanlah baik-baik wacana berikukt. Kemudian jawablah
pertanyaan-pertanyaan yang Ibu/bapak sampaikan.
Wacana yang : [ Yogyakarta terpilih sebagai tujuan wisata terbaik di indonesia
dipendengarkan dalam ajang indonesia Tourism award 2009. Selain pemkot
Yogya, sembilan daerah lain masuk kategori wisata terbaik]
Pertanyaan : Apa yang sudah diraih oleh Yogyakarta?
Yang terakhir, contoh tes menyimak yang jawabanya berupa kata atau leksikon.
Perintah : Dengarkanlah baik-baik wacana berikukt. Kemudian jawablah
Wacana yang : pertanyaan-pertanyaan yang Ibu/bapak sampaikan.
dipendengarkan [ Napoleon Bona parfe yang memerintah prancis (1799-1815)
menjadi sumber inspirasi besar bagi perkembangan dunia
fasion. Bahkan, jaket Bonaparte menjadi sumber inspirasi
busana pentas Michel Jackson.
Pertanyaan : Siapa yang menjadi sumber inspirasi dunia fasion?
3. Menceritakan Kembali
Contoh tes menyimak yang isinya menceritakan kemmbali teks yang sudah didengar.
Perintah : Dengarkanlah baik-baik wacana berikut. Kemudian jawablah
Pertanyaan-pertanyaan yang Ibu/Bapak sampaikan.
Wacana yang : [ Sumber adalah salah satu dari 18 ribu pulau di indonesia. Pulau
dipendengarkan ini dikunjungi pulau Bali dan 400 kilometer lebih ke timur.
Terisolasi, sumba dapat lebih baik melindungi lingkungannya
pulai ini menjadi salah satu budaya yang paling memesona dan
misterius di seantero Indonesia]
Pertanyaan : Ceritakanlah kemballi wacana yang kalian dengar dengan
kalimatmu sendiri!
A. PENGANTAR
Membaca dan menulis merupakan kegiatan yang amat penting. Keduanya menjadi
semakin penting pada zaman modern dan pascamodern. Dalam pembelajaran, kemampuan
membaca dan menulis dilatihkan melalui keterampilan membaca dan menulis.
Membaca mengandalkan kemampuan berbahasa yang pada dasarnya bersifat reseptif-tulls.
Dengan membaca, seseorang pertama-tama berusaha untuk memahami informasi yang
disampaikan oleh orang lain dalam bentuk wacana tulis. Informasi tertulis yang dibaca dan
dipahami dapat diungkapkan dalam pelbagi bentuk penggunaan bahasa, mulai dari ungkapan
pendek seperti kalimat, sampai dengan ungkapan yang lebih lengkap dan lebih panjang seperti
paragraf, esai, sampai naskah lengkap atau buku. Semua merupakan pesan tertulis yang isi
dan maknanya hanya dapat dipahami dengan kemampuan membaca.
Dalam pengajaran,, tes menulis dapat dilakukan secara terbatas dan secara bebas. Pada tes
menulis terbatas, tulisan peserta tes dilakukan dengan batasan-batasan tertentu , misalnya
topik tulisan dan judul sudah tetapkan ada batasan waktu penyelesaian dan panjang tulisan.