Anda di halaman 1dari 7

Nama : Nailul Khiyarul Umam

NIM : 857705926
Kelas : PGSD BI - 3
Semester : 3 (tiga)
Hari, tanggal : Minggu, 14 Nopember 2021

TUGAS TUTORIAL MANDIRI 2


Tugas Akhir Program (TAP)
IDIK4500
Tutor : Triyono,S.Pd.M.Pd

A. KASUS 1
Bu Is mengajarkan topik tentang “Perkembangan teknologi transportasi” di kelas IV SD. Bu Is
menjelaskan perkembangan transportasi serta menyebutkan jenis transportasi masa lalu dan
masa kini. Jenis transportasi masa lalu yaitu Delman, Gerobak, Sepeda, Kereta, Kuda.
Sedangkan transportasi darat masa kini yaitu truk, Bus, Mobil, Kereta Api dan Sepeda Motor.
Sebelum melanjutkan pembelajaran, Bu Is memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tetapi anak-anak tidak ada yang mau bertanya. Setelah itu, Bu Is membagikan lembar
kerja (LK) kepada anak-anak. Setelah anak-anak selesai mengerjakan lembar kerja (LK), Bu Is
mengadakan tanya jawab. Ternyata hasilnya sangat mengecewakan karena hanya 10 anak yang
dapat menjawab dari 25 anak dalam kelas tersebut.

Pertanayaan :
1. Identifikasi masalah yang penting dari kasus tersebut !
2. Rumuskan permasalahan dari kasus tersebut !
3. Analisis penyebab masalah
4. Bagaimana Alternatif pemecahan masalah
5. Pemecahan masalah

Jawab
1. Mengidentifikasi masalah yang penting, antara lain sebagai berikut :
1) Bu Is mengajarkan topik tentang perkembangan teknologi transportasi di kelas 4 SD
2) Bu Is tidak menyediakan media / gambar transportasi masa lalu dan masa kini
3) Bu Is memberikan Apersepsi dengan mengatakan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia
pada hari ini adalah perkembangan Teknologi Transportasi
4) Dalam kegiatan inti, Bu Is menjelaskan perkembangan transportasi pada masa kini dan
masa lalu. Setelah itu menyuruh anak-anak untuk mengisi lembar kerja (LK). Setelah
anak-anak mengisi (LK) Bu Is mengadakan tanya jawab.
5) Dari pemeriksaan terhadap lembar kerja siswa didapat hasil yang mengecewakan karena
hanya 10 anak yang dapat menjawab dari 25 anak dalam kelas tersebut.
2. Rumusan permasalahan dari kasus tersebut adalah :
Bu Is sudah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, ternyata hasilnya
kurang memuaskan.
3. Analisis penyebab masalah :
Dari rumusan identifikasi masalah beberapa penyebab masalah pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar yang diajarkan Bu Is, yaitu :
1) Kegiatan yang dilakukan Bu Is Kurang sempurna, Bu Is tidak menggunakan media gambar
pada saat penjelasan serta tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa.
2) Bu Is tidak memfokuskan perhatian siswa pada saat menjelaskan topik pembelajaran.
3) Bu Is tidak menjelaskan prosedur LKS.
4. Alternatif pemecahan masalah :
Bu Is seharusnya mengamati gejala-gejala yang timbul dari kegiatan pembelajaran di kelas
yaitu dengan menunjukan sikap yang positif terhadap siswa, memberikan tugas / kegiatan
yang bermakna, sesuai dan menarik bagi siswa karena ada siswa yang kurang memperhatikan
dan asik bercerita sendiri.
5. Pemecahan masalah
Setelah mengidentifikasi alternatif pemecahannya, maka Bu Is perlu mempersiapkan media
pembelajaran seperti gambar peraga dan memberikan balikan positif terhadap hasil kerja
siswa. Menetapkan alternatif yang akan digunakan memecahkan masalah agar siswa dapat
menerima pelajaran dengan baik, Bu Is harus bisa menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi yang dapat merespon siswa,
Menggunakan metode bervariasi dalam proses pembelajaran dan berbagai alternatif lainnya,
agar siswa memahami pembelajaran yang diberikan oleh guru dan dapat menerima
pembelajaran dengan baik.
B. KASUS 2
Pak Bani sedang mengajar PKn di Kelas IV SD Sitibentar. Topik yang dibahas adalah susunan
pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi. Sebagai guru yang kreatif Pak Bani telah
mempersiapkan media charta bergambar tentang susunan pemerintahan. Bel jam ke-3 berbunyi,
Pak Bani memasuki ruang kelas IV. Para siswa duduk rapi menyambut Pak Bani. Setelah
mengucapkan salam, Pak Bani menuliskan topik pembelajaran di papan tulis. Begitu semangat
guru PKn yang satu ini, sehingga beliau langsung menempel charta di papan tulis. Pak Bani
mulai menjelaskan satu per satu tujuan pembelajaran secara terrinci. Ternyata waktu mengajar
sudah berjalan 30 menit. Pada saat menerangkan tentang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di
pemerintahan kabupaten, tiba-tiba Pak Bani memanggil salah satu siswanya, namanya Budi.
Beberapa kali beliau memanggil Budi untuk diberi pertanyaan tentang materi pembelajaran.
Alangkah terkejutnya, ternyata Budi tidak hadir pada hari itu. Pak Bani tersinggung, karena ada
anak yang tertawa. Seluruh siswa dimarahi, sehingga suasana kelas menjadi tegang. Siswa yang
tertawa diberi sanksi yaitu disuruh keluar kelas. Pembelajaran berlangsung kembali, tetapi
suasana belum kembali kondusif seperti semula. Setelah selesai menjelaskan Pak Bani membagi
siswa dalam 4 kelompok. Masing-masing diberi LKS dan diminta untuk mengerjakan bersama
dalam kelompoknya. Saat berlangsung diskusi kelompok bel tanda waktu pelajaran telah habis.
Pak Bani sangat kecewa karena tidak sempat memeriksa hasil diskusi dan memberi pekerjaan
rumah.
Pertanyaan :
1. Tulislah informasi atau hal-hal penting yang telah dilakukan Pak Bani!
2. Tentukan rumusan masalah yang terjadi pada kasus pembelajaran tersebut dalam bentuk
kalimat pertanyaan!
3. Tuliskan kelemahan dan kelebihannya!
4. Identifikasikan penyebab kasus pembelajaran di atas!
5. Berikan alternatif pemecahan masalah sehingga pembelajaran menjadi lebih baik!
6. Apa saran dan masukan Saudara kepada Pak Bani agar dapat melakukan pembelajaran agar
hasilnya lebih baik!

Jawab
1. Informasi atau hal-hal penting yang telah dilakukan Pak Bani, diantaranya yaitu :
→ Pak Bani mengajar PKn kelas IV tentang Susunan Pemerintahan
→ Pak Bani mengucap salam dan menuliskan topik
→ Pak Bani menjelaskan tujuan pembelajaran
→ Pak Bani menempel charta bergambar
→ Pak Bani menerangkan DPR Kabupaten
→ Pak Bani memanggil nama salah satu siswa
→ Pak Bani tersinggung
→ Suasana kelas menjadi tegang
→ Siswa diberi sanksi
→ Pak Bani menjelaskan materi dan membagi kelompok
→ Pak Bani membagi LKS untuk dikerjakan secara kelompok
→ Pada saat mengerjakan LKS, waktu habis
→ Pak Bani Kecewa krn tidak dapat mengoreksi pekerjaan.
2. Rumusan masalah yang terjadi pada kasus pembelajaran tersebut yaitu :
Mengapa pembelajaran yang dilakukan Pak Bani belum mencapai tujuan yang diharapkan?
3. Kelemahan dan kelebihan pada kasus pembelajaran tersebut yaitu :
Kelemahan:
 Tidak mengabsen siswa
 Pengelolaan kelas kurang baik
 Penggunaan waktu kurang efektif
 Tidak tercapainya tujuan pembelajaran
Kelebihan:
 Mempersiapkan media charta
 Melakukan apersepsi
 Menggunakan metode diskusi berbantuan LKS
 Melakukan pembelajaran kooperatif (berkelompok)
4. Identifikasi penyebab kasus pembelajaran di atas yaitu :
 Apersepsi kurang maksimal
 Pengelolaan kelas kurang maksimal
 Pengaturan waktu tidak efektif
5. Alternatif Pemecahan Masalah :
Menurut saya, kelemahan yang paling menentukan adalah tidak baiknya pengelolaan waktu.
Seharusnya Pak Bani menggunakan waktu yang lebih lama pada proses pembelajaran bukan
pada tujuan pembelajaran. Hal ini terlihat adanya waktu untuk berinteraksi antara guru dan
siswa. Bahkan terkesan guru memaksakan diri untuk menyelesaikan materi tanpa melihat
waktu yang ada. Menurut teori dasar mengajar, proporsi waktu kegiatan pendahuluan hanya
sekitar 5% sampai 10%, Jika Pak Bani mengajar 2 jam berarti 70 menit, maka maksimal
hanya 7 menit utk menjelaskan tujuan pembelajaran. Sedangkan untuk kegiatan diskusi
seharusnya lebih banyak. Apalagi harus mengisi LKS dengan benar. Oleh karena itu,
penguasaan pengelolaan waktu harus dimiliki dan disiapkan dengan baik sebelum
pembelajaran dilakukan.
6. Saran dan masukan kepada Pak Bani agar dapat melakukan pembelajaran agar hasilnya lebih
baik, yaitu:
1) Dari aspek media, charta sudah tidak popular di era sekarang. Lebih baik menggunakan
powerpoint atau tampilan visual yang menarik. Media merupakan sarana strategis sebagai
jembatan memperoleh pengetahuan. Jika perlu dengan menggunakan link-link yang lebih
interaktif.
2) Dari aspek metode, sebaiknya guru lebih menonjolkan metode yang sesuai dengan
perkembangan siswa (tingkatan kelas). Diskusi memerlukan kemampuan komunikasi dan
pengetahuan tinggi sehingga dapat berjalan maksimal. Metode untuk kelas IV, sebaiknya
lebih menonjolkan obyek yang nyata. Misalnya dengan simulasi atau tanya jawab
menggunakan permainan kartu berpasangan.
3) Dari aspek pengelolaan kelas, sebaiknya tempat duduk dipersiapkan dengan posisi tempat
duduk berbentuk U. Formasi ini memungkinkan guru mengontrol kerja siswa secara
menyeluruh.
4) Dari Aspek evaluasi, sebaiknya dengan jawaban tertutup untuk mempermudah koreksi
hasil tes dalam proses pembelajaran.
C. KASUS 3
Bu Sinta guru kela II SD Metropolis yang sudah mengajar selama 2 tahun. Suatu hari dalam
pelajaran bahasa Indonesia, Ibu Sinta akan mengajarkan anak-anak untuk mendeskripsikan
berbagai macam benda. Pelajaran dimulai dengan menanyakan kepada anak-anak apakah
mereka tahu boneka? Secara serentak anak-anak menjawab "Tahu Bu.." Kemudian Ibu Sinta
menyuruh anak-anak menceritakan apa yang diketahuinya tentang boneka "Rambutnya pirang"
Jawab Nia. "Kulitnya Putih" Jawab Tari. "Bonekaku kulitnya hitam" sanggah Dian. Setelah
beberapa anak menjawab, Ibu Sinta menuliskan 10 jenis benda di papan tulis, yaitu: obat, nasi,
baju, sepeda, sepatu, uang, bunga, meja, gelas dan rumah.
Ibu Sinta :"Coba tuliskan di bukumu apa yang kamu ketahui tentang setiap benda ini."
Ibu Sinta memandang anak-anak sejenak, kemudian berkata "Mengerti anak-anak?
Mengertii... (jawab anak-anak serempak)
Anak-anak berusaha menuliskan apa yang diketahuinya tentang benda-benda tersebut. Setelah
selesai, Ibu Sinta menyuruh satu orang anak untuk membacakan apa yang ditulisnya. Mendengar
hasil pembacaan tadi, Ibu Sinta sangat kecewa tetapi mencoba menahan diri.
Dengan suara tidak bersahabat anak yang membaca tadi disuruh duduk, dan semua anak disuruh
mengumpulkan pekerjaannya. Kekecewaan Ibu sinta menjadi-jadi setelah melihat tulisan anak-
anak secara keseluruhan. Deskripsi yang dituliskan anak-anak sangat singkat, sebagain besar
hanya terdiri dari satu kata, bahkan banyak yang kosong. Ibu Sinta tidak bisa membayangkan
mengapa ketika mendeskripsikan boneka, anak-anak dapat memberikan jawaban yang beraneka
ragam, tetapi setelah diminta menuliskan deskripsi secara sendiri-sendiri, hasilnya sangat
mengecewakan.
Pertanyaan :
1. Identifikasikan satu hal positif dan satu hal negatif yang dilakukan oleh ibu Sinta dalam
pembelajaran di atas. Beri alasan mengapa hal tersebut anda anggap positif dan yang satu lagi
anda anggap negatif.
2. Mengapa anak tidak dapat mendeskripsikan benda-benda tersebut dengan baik? Jelaskan
jawaban anda dengan contoh yang diambil dari kasus diatas.
3. Jika anda akan mengajarkan anak-anak kelas II SD untuk mendeskripsikan benda tertentu,
media/alat bantu apa yang seyogiyanya anda gunakan? Berikan alasan mengapa anda
memilih media/alat tersebut.
4. Susunlah rancangan langkah-langkah kegiatan yang akan anda tempuh dalam pembelajaran
mendeskripsikan tersebut dengan menggunakan media/alat bantu yang anda pilih pada butir
3. Langkah kegiatan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Beri
alasan mengapa anda merancang langkah-langkah tersebut.

Jawab
1. Hal positif dan hal negatif yang dilakukan oleh ibu Sinta dalam pembelajaran di atas, antara
lain :
1) Kegiatan positif beserta alasannya, yaitu :
 Melakukan apersepsi pada kegiatan awal pembelajaran.
Menurut Gagne dan Briggs, guru harus melakukan apersepsi pada kegiatn awal
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
 Objek yang dijadikan contoh pada apersepsi, diakrabi anak-anak atau berada pada dunia
anak.
Menurut David Ausubel, pelajaran akan bermakna jika siswa mampu menghubungkan
informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep atau hal-hal lainnya yang ada
dalam struktur kognitif siswa.
2) Kegiatan negatif beserta alasannya, yaitu :
 Tidak menghadirkan objek konkret untuk bahan deskripsi
Menurut Jean Piaget, anak usia 7-11 tahun berada pada tahap perkembangan
operasional konkret. Pada masa ini yang dapat dipikirkan oleh anak hanya terbatas pada
benda-benda konkret yang dapat dilihat atau diraba.
 Tidak memberi contoh bagaimana cara mendeskripsikan yang benar
Dengan diberikan suatu contoh yang benar jawaban siswa akan terpola, terfokus dan
sistematis.
 Tidak memberikan penguatan pada respon positif siswa yang diberikan sebagai
tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan guru.
Pemberian penguatan yang hangat, antusias dan tepat waktu akan bermakna pada siswa,
siswa menjadi termotivasi dan akan cenderung mengulangi perlakuan yang diharapkan
tersebut.
2. Alasan anak tidak bisa mendeskripsikan beserta alasannya, antara lain adalah :
 Kemampuan anak menuangkan gagasannya kedalam bentuk tulisan masih kurang, atau
dengan kata lain kemampuan anak dalam menulis masih lemah.
Hal ini terbukti ketika mereka mendeskripsikan secara lisan mampu, tetapi ketika ditugasi
kedalam bentuk tulisan, mereka tidak bisa menuangkannya.
 Objek yang harus dideskripsikan kurang diakrabi anak dan berbentuk bervariasi.
Objek seperti uang, rumah, batu, gelas, meja dan lain-lain kurang diakrabi anak selain itu
bentuknya juga bervariasi yang memungkinkan anak sulit mendeskripsikan. Misalnya
obat, obat banyak macamnya ada tablet dan cair, tablet pun bisa kapsul, ada tablet biasa
dengan bentuk yang beragam.
 Objek yang harus dideskripsikan tidak dihadirkan dalam bentuk nyatanya.
Bu Sinta hanya menuliskan objek-objek yang harus dideskripsikan, tanpa menghadirkan
objek nyatannya, jelas ini sangat menyulitkan anak dalam mendeskripsikannya. Seperti
kata Kohlberg dan Gillingan "yang paling utama penyebab terjadinya kesulitan belajar
anak di SD adalah karena adanya upaya mengajarkan materi yang abstrak kepada anak
yang masih berada pada masa operasional konkret.
3. Media/alat bantu yang seyogyanya digunakan untuk mendeskripsikan benda tertentu dalam
mengajar anak-anak kelas II SD, yaitu menggunakan benda-benda yang diakrabi dan menarik
bagi anak.
Dengan menggunakan alat peraga seperti itu anak akan menjadi mudah dalam belajar dan
motivasi mereka akan meningkat. Hal itu sejalan dengan pendapat David Ausubel dan Jeremi
Burner. Menurut David Ausubel "Pelajaran akan bermakna jika siswa mampu
menghubungkan informasi atau materi pelajaran baru dengan konsep atau hal-hal lainnya
yang sebelumnya sudah ada dalam struktur kognitif anak. Menurut Bruner "Motivasi intrinsik
itu telah dimiliki siswa, yaitu sifat mengingat secara alamiah. Mereka akan memiliki daya
kompetensi dalam belajar bila mereka menjadi tertarik pada apa yang mereka pelajari. sulit
memotivasi siswa terhadap apa yang tidak mereka senangi".

4. Langkah-langkah perbaikan
a. Kegiatan awal
 Menyiapkan alat peraga yang digunakan yaitu boneka, balon, jeruk, apel.
 Menyiapkan lembar kerja siswa.
 Melakukan apersepsi untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
Misalnya dengan bertanya pada siswa apakah mereka tahu boneka. kemudian mereka
disuruh menceritakan apa yang diketahuinya tentang boneka. Selanjutnya guru
memberikan penguatan terhadap respon positif yang diberikan siswa.
 Guru membagi siswa kedalam kelompok dengan anggota 3 atau 5 orang.
b. Kegiatan inti
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran khusus kepada siswa
 Guru mengingatkan dan sedikit mengulas kompetensi prasyarat dalam hal ini
pengertian mendeskripsikan yang sudah di pelajari sebelumnya.
 Menyampaikan alternatif pembelajaran yang akan ditempuh siswa, bahwa mereka akan
ditugasi untuk mendeskripsikan benda-benda yang dibawa guru dalam kelompok kerja.
 Guru menampilkan satu contoh benda yang dibawa misalnya boneka, dengan cara
melibatkan siswa, guru memberikan contoh mendeskripsikan yang benar.
 Selanjutnya secara berkelompok mendeskripsikan benda-benda yang dipasang di depan
kelas kedalam lembar kerja siswa.
 Setelah selesai, masing-masing kelompok, diminta mendeskripsikan hasil kerjanya,
kelompok lainnya ditugasi untuk menyanggah atau memberi komentar.
 Guru melaksanakan penilaian proses di sela-sela penyampaian materi.
 Selanjutnya hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dievaluasi
 Guru melakukan tes formatif
c. Kegiatan akhir (penutup)
 Melakukan umpan balik
 Menyimpulkan materi pelajaran yang telah disampaikan
 Melaksanaka penilaian hasil
 Melaksanakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran
 Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang.
 Menutup kegiatan pembelajaran.
Alasan mengapa merancang pembelajaran seperti itu, yaitu :
Pembelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif anak SD. Menurut Piaget, anak SD
umumnya berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Mereka akan lebih cepat
belajar dan menyerap informasi, jika informasi dikemas secara konkret.
Pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak SD. Menurut Robert J. Havighurt, anak SD
memiliki 4 karakteristik senang bermain, bergerak, belajar dan bekerja dalam kelompok, dan
senang melaksanakan atau melakukan atau meragakan sesuatu secara langsung. Karakteristik
ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya, anak bergerak dan berpindah tempat,
serta anak terlibat langsung dalam pembelajaran dan penemuan informasi.
Sesuai dengan teori belajar konstruktivisme, bahwa pengetahuan bukan seperangkat fakta
atau konsep yang harus diterima, tetapi sesuatu yang harus dirancang bangun atau
dikonstruksi sendiri oleh siswa. Menurut Zahorik, pembelajaran akan bermakna jika anak
mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya.
Jumlah anggota kelompok 3 atau 5 sesuai dengan pendapat Howar, "untuk kegiatan-kegiatan
semacam riset yang akhirnya siswa harus membuat laporan dan menyajikan laporan di kelas,
Howar menyarankan sebaiknya terdiri dari 3 atau 5 orang agar dapat bekerja secara efektif.
Lebih lanjut dia juga menyarankan jumlah anggota sebaiknya ganjil, jangan genap sehingga
kalau suatu saat terjadi konflik dapat diatasi dengan voting dalam penyelesainnya, selain itu
jumlah gasal memungkinkan siswa tidak ngobrol secara berpasangan karena ada satu orang
yang akan tidak kebagian pasangan.

Anda mungkin juga menyukai