Anda di halaman 1dari 7

1.

KASUS PERTAMA (I)

KASUS PEMBELAJARAN IPS SD

Bu Isna adalah seorang guru yang disegani, disiplin, dan bertanggung jawab. Bu Isna
menerapkan kedisiplinan kepada siswa, Bu Isna menyampaikan topik pelajaran jenis alat
transportasi, bertanya tentang pelajaran sebelumnya dan tugas yang diberikan. Bu Isna
berkeliling memeriksa tugas siswa, menegur, menasehati, dan memperingatkan Budi dan Ali
agar tidak mengulangi lagi lalai dalam mengerjakan tugas. Bu Isna mengadakan Tanya jawab
tentang alat transportasi Bu Isna menjelaskan masalah angkutan di kota-kota kemudian memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya dan memberikan komentar tentang alat transportasi.
Siswa mampu mengidentifikasi permasalahan angkutan di kota-kota besar dan menunjukkan
pemecahan masalah angkutan. Kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan Tanya jawab
sehingga aktivitas siswa lebih tinggi dan diskusi dengan Bu isna sebagai pembimbing serta
memberikan penjelasan hal-hal yang belum mendapat kesempatan siswa membaca dan
mengerajakan LKS. Siswa mengajukan jawaban pertanyaan dalam LKS. Pukul 09.00 bel tanda
istrahat siswa menghentikan kegiatan belajar dan berhamburan keluar kelas.
a. Kelemahan Bu Isna dalam proses pembelajaran :
1. Tidak menggunakan media pembelajaran atau alat peraga karena dengan menggunakan
media pembelajaran atau alat peraga untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan anak didik yang mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa sehingga
dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran.
2. Tidak memberikan penguatan pada respon jawaban anak karena dengan penguatan akan
menumbuhkan rasa percaya diri anak.
3. Tidak mengambil kesimpulan umum dari materi pembelajaran.

b. Kelebihan Bu Isna dalam proses pembelajaran


1. Menyampaikan topic bahasan dan tujuan yang akan dipelajari sehingga siswa
mengetahui apa yang akan dipelajari dan tujuan atau kompetensi pembelajaran tercapai
serta memfokuskan siswa dengan pembelajaran yang akan dipelajari.
2. Memberikan apersepsi yang dikaitkan dengan keadaan lingkungan siswa untuk
mengenali pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki siswa .
3. Pembahasa materi dikaitkan dengan lingkungan anak sehari-hari sehingga siswa dengan
mudah memahami materi.
4. Menggunakan variasi metode pembelajaran seperti Tanya jawab, diskusi, sehingga
aktivitas siswa menjadi lebih tinggi dan tidak membosankan.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan teman
sehingga pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.

c. Tujauan perbaiakan pembelajaran karena kesalahan Budi tidak sama dengan Kesalahan Ali.
Kesalahan Budi disebabka oleh Ali yang lupa membawa buku tugas Budi fungsi pemberian
hukuman secara umum dalam proses pembelajaran adalah untuk mengontrol tingkah laku
siswa agar tugas-tugas sekolah dapat berjalan dengan optimal. Strategi dalam mengubah
perilaku siswa agar tidak mengulangi kesalahan yang dibuat, pemberian hukuman tidak
bersifat badania diberikan secara hormat hukuman sesuai dengan kesalahan.
2. KASUS KEDUA (II)
PEMEBLAJARAN IPA SD
Bu Rina akan mengajarkan IPA dengan topik pernapasan pada manusia, di kelas
V SD.
Bu Rina mempersiapkan media berupa gambar organ pernapasan dan model pernapasan
pada manusia. Ia juga mempersiapkan LKS tentang nama-nama organ pernapasan manusia.
Sebelum mengajar, BU Rina meberikan apersepsi bahwa salah satu cirri makhluk
hidup adalah bernapas. Bu Rina juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu tentang
macam/nama organ pernapasan manusia dan fungsi masing-masing organ tersebut.
Setelah itu, Bu Rina mulai mengajar materi tentang organ pernapasan. Bu Rina menyuruh
semua siswa menarik napas untuk membuktikan bahwa manusia bernapas dan untuk
mengetahui dimana letak o0rgan-organ pernapasan tersebut. Bu Rina memasang organ
pernapasan manusai, san Tanya jawab tentang nama-nama organ pernapasan manusia.
Setelah itu Bu Rina memberikan LKS sebagai latihan secara kelompok. Siswa melaporkan
hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.
Untuk menambah pemahaman siswa Bu Rina mengajukan model organ
pernapasan manusia. Hal ini juga bertujuan membuat siswa lebih tertarik untuk mengetahui
letak dan fungsi organ pernapasan manusia. Sambil menunjukkan pada model, Bu Rina
mengadak Tanya jawab tentang fungsi masing-masing organ pernaspasan pada manusia.
Setelah itu Bu Rina mengadakan evaluasi, dan refleksi. Bu Rina tidak menyangka
bahwa hasilnya tidak memuaskan hasil nilai murid yang dicapai 75 ke atas hanya 10 0rang
dari 30 siswa. Bu Rina merenung mengapa target tidak tercapai padahal dia menargetkan
75% siswa mendapatkan nilai 75 ke atas?
a. Mengidentifikasi masalah yang penting
1. Bu Rina mengerjakna materi IPA dengan topic organ pernapasan manusia kelas V
SD
2. Media yang digunakan adalah gambar dan model organ pernapasan manusia.
3. LKS yang berisi gambar organ pernapasan manusia dan siswa menjelaskan nama-
nama organ pernapasan tersebut.
4. Mengadakan apersepsi dengan menyatakan bahwa salah satu cirri makhluk hidup
adalah bernapas.
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu supaya siswa-siswa mengetahui tentang
nama-nama organ pernapasan manusia dan fungsinya.
6. Metode yang dipakai adalah metode demonstrasi, Tanya jawab, penugasan,
diskusi, dan ceramah.
7. Setelah hasil ulangan ulangan diperiksa ternyata hanya ada sepuluh orang siswa
yang nilainya 75 ke atas dari 30 siwa.
b. Bu Rina sudah merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik, ternyata
hasilnya kurang memuaskan.
c. Analisis penyebab masalah
1. Bu Rina terlalu banyak menggunakan metode sehingga dalam pelaksanaan
masing-masing metode kurang tuntas.
2. Bu Rina tidak memberikan pemantapan materi dan kesimpulan di akhir kegiatan
mengajar.
3. Bu Rina kurang menguasai materi.
d. Alternatif pemecahan masalah
1. Seharusnya dalam proses belajar mengajar Bu Rina tidak terlalu banyak
mengguanakan metode, karwena hal itu justru membuat proses pemahaman
konsep menjadi tidak mantap.
2. Pada akhir proses belajar mengajar seharusnya Bu Rina memberikan pemantapan
dan kesimpulan supaya siswa lebih paham terhadap materi yang diajarkan.
3. Sebelum mengajar seharusnya Bu Rina sudah menguasai materi sehingga dalam
pelaksanaannya berjalan dengan lancar, jelas dan agar yang disampaikan mudah
diserap oleh siswa.
e. Pemecahan masalah
Jika diamati lebih dalam kasus yang muncul dalam pembelajaran Bu Rina disebab
karena kurang menguasai materi. Pada hal salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru adalah kompetensi professional artinya harus memiliki pengetahuan yang
luas serta dari dalam bidang studi yang akan diajarkan serta pengusaan metodologis .
3. TUGAS KETIGA(III)
KASUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
Bu Ita Guru kelas III SDN Karang Mulia ingin mencoba menerapkan pendekatan
terpadu lintas Kurikulum/lintas bindang study yaitu bidang study atau mata pelajaran Bahasa
Indonesia,IPA, dan Kerajinan tangan. Jumlah siswa kelas IV sebanyak 48 orang dengan tingkat
kecerdasan yang relatif sama. Sikap atau perkembangan jiwa mereka pun wajar-wajar
saja,tidak ada yang memiliki keistimewaan atau keluarbiasaan. Hasil belajar yang diharapkan
dari pembelajaran terpadu tersebut adalah siswa menunjukkan kemampuan:
1. Membacakan puisi kembang sepatu dengan baik
2. Menceritakan/menjelaskan isi puisi kembang sepatu
3. Menjelaskan bagian-bagian yang terdapat pada kembang sepatu
4. Membuat sepatu dari kertas krep.
Didalam perencanaan (RP) Bu Ita menyediakan waktu untuk proses pembelajaran
ini selama 3 kali pertemuan dengann rincian sebagai berikut:
Mata pelajaran Bahasa Indonesia 1 x 4 jam pelajaran a 35 menit,mata pelajaran IPA 1 x 4
jam pelajaran a 35 menit,dan mata pelajarn kerajinan tangan 1 x 2 jam pelajaran a 35 menit.
Alat peraga/media dan sumber pembelajaran sudah disiapkan dengan baik,siswa hanya diminta
untuk menyiapkan sendiri alat-alat yang diperlukan untuk membuat hasil kerajinan tangan
berupa kembang sepatu. Setelah waktu yang ditetapkan habis ( 3 x petemuan ),ternyata apa
yang direncanakan oleh Bu Ita tidak selutuhnya dapat dicapai,yaitu tidak seluruh siswa
memperoleh skor pembacaan puisi,tidak ada seorang pun siswa yang dapat menyelesaikan
hasil kerajianan tangan berupa kembang sepatu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa masalah-masalah yang terdapat pada kasus
adalah:
a. Mengapa proses pembelajaran yang dilaksanakan Bu Ita tidak selesai sesuai waktu
yang telah ditetapkan atau direncanakan?
b. Mengapa tidak seluruh siswa mendapat kesempatan dalam pengukuran/penilaian hasil
belajar puisi?
c. Mengapa seluruh siswa tidak deapat menyelesaikan tugasnya membuat kembang
sepatu?
d. Bagaimana cara Bu Ita mengelolah/mengorganisasikan dalam pembelajaran terpadu?
e. Bagaimana cara Bu Ita memberi contoh dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan
dalam membuat kembang sepatu dan kertas?
Pada paragraf terakhir tergambar kelemahan Bu Ita dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Proses pembelajaran tidak selesai sesuai waktu yang ditetapkan.
b. Proses pengukuran/penilaian hasil belajaran puisi tidak tuntas (tidak seluruh siswa
mendapat kesempatan untuk mengukur hasil belajarnya).
c. Hasil belajaran kerajinan tangan membuat kembang sepatu dari kertas tidak selesai
d. Waktu yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran sudah tepat namun Bu Ita
kurang dapat mengelolah kelas pembelajaran terpadu dengan baik.
e. Diduga terdapat beberapa kendala dalam melaksanakan pembelajaran kerajinan
tangan,seperti contoh/demonstrasi pembuatan kembang sepatu yang kurang jelas atau
persiapan alat yang diperlukan kurang baik.

Aternatif Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah didasdari permasalahan yang dimunculkan yaitu:
a. Dalam menyusun perencanaan,guru harus memperhitungkan waktu dengan tepat.
Mulai dari membuka pelajaran,menyajikan materi pelajaran,menutup pelajaran dan
mengadakan evaluasi,terlebih-lebih tes perbuatan. Jumlah siswa menjadi faktor yang
harus diperhitungkan.
b. Dalam pembelajaran terpadu,pembahasan tidak terputus pada satu mata pelajaran
sehingga evaluasi dapat terus berlangsung selama proses pembelajaran terpadu masih
berlangsung sehingga seluruh siswa dapat diukur kemampuan hasil belajarnya.
c. Terdapat banyak kemungkinan yang menjadi penyebab tidak selesainya siswa dalam
membuat kembang sepatu dari kertas krep,antara lain:
1. Siswa menggunakan alat (gunting,penggarais,lem dan lain-lain)secara
berlangsung.
2. Jumlah siswa yang terlalu banyak (48 orang) menyulitkan guru dalam
membimbing siswa satu per satu.
3. Guru sendiri kurang trampil membuat kembang sepatu dari kertas.
d. Dalam mengelola kertas dengan pendekatan terpadu, guru harus pandai
mengelola/mengorganisasikan kelas, seperti mengelompokkan siswa, melaksakan tes
perbuatan secara kelompok,dan memberi tugas.
e. Bila guru kurang trampil membuat karya kerajinan maka dapat di lakukan alternatif
jalan keluarnya yaitu;
1. Guru berlatih/belajar lebih dahulu sehingga siswa tidak mengalami kesulitan pada
waktu memberi penjelasan kepada siswa;
2. Membawa nara sumber untuk membantu penjelasan cara kerja (membuat
kembang sepatu).
3. Tidak memberi tugas secara individual, melainkan harus secara kelompok.

Anda mungkin juga menyukai