PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran materi pecahan tidak hanya diajarkan pada bangku sekolah dasar
tetapi ditingkat pertama, tingkat atas bahkan sampai perguruan tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa pecahan adalah konsep yang mendasar dalam matematika
dan akan mempengaruhi konsep lain yang lebih tinggi. Kemampuan siswa
dalam mengoperasikan pecahan merupakan salah satu indikator untuk
menentukan berhasil tidaknya siswa dalam memecahkan persoalan matematika,
baik dalam penyelesaian soal-soal metematika di sekolah maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi bila siswa tidak mengetahui konsep dasar pecahan
maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.
Dari beberapa uraian diatas bahwa konsep dasar pecahan merupakan konsep
matematika yang harus benar-benar dikuasai dengan baik oleh siswa agar tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan operasi hitung matematika pada
umumnya pada materi pecahan khususnya dan untuk dapat dipergunakannya
dalam memecahkan masalah yang timbul sehari-hari.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut : Apakah penerapan Model Pembelajaran Discovery yang digabungkan
dengan Teknik Drill dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas IV SDN 2 Mulya Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang Barat ?
Bruner memandang bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur,
dan siswa dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua
unsur dari konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang
positif maupun yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun
tidak; 4) Rentangan karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner
menjelaskan bahwa pembentukan konsep merupakan dua kegiatan
mengkategori yang berbeda yang menuntut proses berpikir yang berbeda
pula. Seluruh kegiatan mengkategori meliputi mengidentifikasi dan
menempatkan contoh-contoh (obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke
dalam kelas dengan menggunakan dasar kriteria tertentu.
B. Teknik Drill
Proses pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam upaya pencapaian tujuan, karena metode merupakan suatu cara atau
jalan yang ditempuh yang sesuai, dan serasi untuk menyajikan suatu hal,
sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik
terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau
ketrampilan dari apa yang telah dipelajari (Sudjana, 1995:86).
Tujuan Penggunaan Metode Drill
Adapun tujuan penggunaan metode drill adalah diharapkan agar siswa (Armai,
2002:175) :
1. Memiliki ketrampilan moroeis/gerak, misalnya menghafal katakata,
menulis, mempergunakan alat, membuat suatu bentuk, atau melaksanakan
gerak dalam olah raga.
2. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagikan,
menjumlah, tanda baca, dll.
3. Memiliki kemampuan menghubungkan antara suatu keadaan, misalnya
hubungan sebab akibat banyak hujan maka akan terjadi banjir, antara huruf
dan bunyi, dll.
4. Dapat menggunakan daya pikirnya yang makin lama makin bertambah
baik, karena dengan pengajaran yang baik maka anak didik akan menjadi
lebih baik teratur dan lebih teliti dalam mendorong ingatannya.
5. Pengetahuan anak didik akan bertambah dari berbagai segi dan anak didik
tersebut akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan lebih
mendalam.
b. Kegiatan murid
1. Mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru
kepadanya.
2. Menjawab secara lisan atau tertulis atau melakukan gerakan seperti
yang diperintahkan.
3. Mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru.
4. Mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.
C. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu tentang kuantitas, struktur, ruang, dan
perubahan. Matematikawan menemukan pola, merumuskan Dugaan baru, dan
membangun kebenaran melalui metode deduksi ketat yang berasal dari
aksioma dan definisi bertepatan.
Matematika adalah ilmu tentang kuantitas, struktur, ruang, dan
perubahan. Matematikawan menemukan pola, merumuskan Dugaan baru, dan
membangun kebenaran melalui metode deduksi ketat yang berasal dari
aksioma dan definisi bertepatan. Seorang ahli matematika Benjamin Peirce
disebut matematika sebagai “ilmu yang Menjelaskan Kesimpulan penting”.
Istilah mathematics ( inggris ), mathematic ( German ), wiskunde ( Belan
da ), berasal dari bahasa Yunani dari akar kata mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu, atau dari kata lain yang serupa yaitu mathanein yang
berarti belajar atau berpikir.
Jadi, secara etimologis perkataan matematika berarti “ilmu pengetahuan
yang diperoleh dengan bernalar”, yang lebih menekankan pada aktifitas
penalaran ratio. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.
D. Pecahan
Pecahan, atau disebut fraksi adalah istilah dalam matematika yang memiliki
bentuk a/b dimana b ≠ 0. Dalam hal ini a merupakan pembilang dan b
merupakan penyebut. Hakikat transaksi dalam bilangan pecahan adalah
bagaimana cara menyederhanakan pembilang dan penyebut. Penyederhanaan
pembilang dan penyebut akan memudahkan dalam operasi aritmetika sehingga
tidak menghasilkan angka yang terlalu besar tetapi tetap mempunyai nilai yang
sama.
Pecahan dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
Bilangan Desimal atau pecahan desimal adalah sebuah bilangan yang selalu
ditandai dengan tanda koma (,). Bilangan desimal bisa didapat melalui
pembagian antara pembilang dan penyebut suatu pecahan.
Contoh : 1/2, angka 1 adalah pembilang dan angka 2 adalah penyebut. Jika
ingin mengubah pecahan tersebut menjadi desimal, maka harus dilakukan
pembagian antara pembilang dan penyebut menjadi 1 : 2 = 0,5 . Dalam
tabel berikut akan diberikan beberapa contoh cara membaca bilangan
desimal.
Angka Cara dibaca
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran adalah dari
tanggal 19 Oktober 2020 sampai dengan 26 Oktober 2020 dengan jadwal
sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran (siklus)
Mata
Hari Tanggal Kelas Jam Ke Keterangan
Pelajaran
Senin 19/10/2020 IV 1–2 MTK Perbaikan I
(siklus I)
Perbaikan II
Senin 26/10/2020 IV 1–2 MTK
(siklus II)
3. Kelas Penelitian
Obyek perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran
2020/2021 mata pelajaran Matematika dengan jumlah 17 siswa dengan
rincian jumlah siswa putri 7 dan putra 10 siswa.
Tabel 2. Daftar Nama siswa Kelas IV SDN 2 Mulya Jaya
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Abel Faholi M.P Laki-Laki
2 Arden Ayu Sari Perempuan
3 Anindya Talita Putri Perempuan
4 Ardan Arsyid Maulana Laki-Laki
5 Anzhi Candra Wijaya Laki-Laki
6 Diza Altiza Perempuan
7 Doni Airlangga Laki-Laki
8 Endita Novita Sari Perempuan
9 Ibnu Satrio Al Husin Laki-Laki
No Nama Siswa Jenis Kelamin
4. Tema
Tema yang akan dijadikan subyek penelitian adalah penggunaan model
pembelajaran discovery yang digabungkan dengan teknik drill untuk
meningkatkan hasil belajar Matematika materi pecahan bagi siswa kelas
IV pada SD Negeri 2 Mulya Jaya Kacamatan Tulang Bawang Tengah.
Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam perbaikan pembelajaran
Matematika dengan menggunakan model discovery dengan teknik drill
antara lain :
a. Memberikan motivasi belajar sebelum pembelajaran dimulai. Siswa
diajak bernyanyi atau bertegur sapa menanyakan kabar kondisi
kesehatan dan jangan lupakan untuk berdoa sebelum memulai semua
aktivitas.
b. Penataan lingkungan belajar yaitu dengan cara Membersihkan dan
merapihkan tempat belajar / ruang kelas memberikan sentuhan
berbeda melalui hiasan dinding atau aroma ruangan agar siswa betah
untuk berlama-lama dikelas.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan maksud agar
pembelajaran dapat dikuasai siswa. Menyampaikan satu pertanyaan
sebagai pre test untuk mengetahui seberapa kemampuan awal siswa.
d. Membahas materi pelajaran pecahan dengan membebaskan gaya
belajar, maksudnya yaitu pembelajaran yang disajikan guru tidak
hanya terpaku pada satu gaya belajar tetapi menggunakan beberapa
gaya belajar disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa.
e. Menanamkan kebiasaan untuk mencatat hal-hal yang penting saja
dari materi yang telah diberikan oleh guru.
f. Guru memberikan soal berupa kasus pecahan yang harus ditemukan
pemecahan masalahnya. Guru membebaskan siswa untuk
mengerjakan dengan teknik yang mereka kuasai,
g. Melatih kekuatan memori ini dilaksanakan secara sepintas yaitu
dengan mengerjakan soal-soal dari media pembelajaran yang
dilaksanakan secara serempak oleh siswa tanpa melihat buku.
h. Memupuk sikap juara yaitu dengan cara memberikan penghargaan
baik berupa tepuk tangan atau pujian maupun berupa hadiah kepada
siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru dan siswa yang
memperoleh nilai tertinggi dalam mengerjakan soal latihan yang
terdapat dalam media pembelajaran.
i. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya ketika materi
belum dipahami.
j. Menyimpulkan pelajaran secara bersama antara guru dengan siswa.
k. Memberikan tugas pekerjaan rumah apabila memungkinkan.
Observasi
Data yang penulis dapat adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data
kuantitatif diperoleh penulis dengan menggunakan lembar observasi
setiap pembelajaran dari dua mata pelajaran yang pokok bahasannya
diperbaiki. Adapun data tersebut adalah :
a. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.
b. Keaktifan siswa dalam menjawab soal secara cepat tanpa melihat
buku pada saat proses pembelajaran.
c. Kreatifitas siswa dalam mengikuti dan keterlibatannya dalam
pembelajaran.
d. Keaktifan siswa dalam merespon jawaban teman dan memberikan
apresiasi berupa penghargaan / tepuk tangan.
e. Aktivitas merangkum pembelajaran.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dengan menilai atau mengamati
siswa dalam pemahaman materi pembelajaran atau konsep pembelajaran
meliputi :
a. Jawaban benar atau salah dalam menjawab tes formatif pada akhir
pelajaran.
b. Mengerjakan tugas-tugas tepat waktu dan tidak tepat waktu.
c. Ketuntasan belajar pada materi pembelajaran.
d. Menjelaskan yang benar.
Refleksi
Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi selanjutnya dilakukan
analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis
dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah didapatkan
sebelumnya. Pada kegiatan refleksi akan ada beberapa pertanyaan yang
akan dijadikan sebagai bahan patokan keberhasilan, misalnya apakah
proses pembelajaran sudah baik (yang sudah telah mengikuti metode
pembelajaran, misalnya bagaimana dengan teknik bertanya pengelolaan
kelas, pemberian motivasi dan penggunaan alat peraga dengan benar).
Apakah tujuan dan kompetensi dasar dari proses pembelajaran secara
kuantitatif, bagaimana hasil dari proses pembelajaran secara kuantitatif,
bagaimana responsiswa terhadap proses pembelajaran tersebut.
Kemudian hasil analisis pada tahap ini akan dijadikan sebagai bahan
untuk membuat rencana tindakan baru yang dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
2. Siklus II
Hasil refleksi siklus I masih digunakan untuk acuan perbaikan
pelaksanaan siklus II :
Perencanaan
Perencanaan dilakukan dengan :
Membuat skenario dengan acuan adalah siklus I tetap dengan
model pembelajaran think pair square.
Membuat lembar observasi
Merancang alat evaluasi.
Perbaikan pembelajaran yang kedua dilakukan pada tanggal
26 Oktober 2020 dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merancang rencana perbaikan pembelajaran dengan
menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP).
b. Menyiapkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan
mengajak peserta didik lebik aktif dan merasa gembira dan
senang.
Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan tahapan :
Pendahuluan Guru mengucapkan salam dan mengingatkan
kembali tentang Protokol Kesehatan Covid 19.
Guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum
dan setelah pelajaran.
Guru melakukan absensi kehadiran peserta didik.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
peserta didik tentang konsep Pecahan Biasa dan
Pecahan Campuran.
Guru memberi peserta didik contoh dalam
kehidupan yang berkaitan dengan pecahan
campuran.
Inti Mengamati
Guru membimbing peserta didik untuk membentuk
kelompok yang terdiri atas 4 orang.
Guru memberikan kepada peserta didik agar
menyiapakan 5 buah semangka untuk masing-
masing kelompok. Buah yang diberikan harus buah
yang dapat dipotong menjadi beberapa bagian sama
besar. Hal ini memudahkan peserta didik dalam
belajar mengubah pecahan biasa ke pecahan
campuran.
Guru mengarahkan peserta didik untuk memotong
apel-apel tersebut menjadi 4 bagian sama besar.
Guru mengarakan peserta didik untuk mencoba
menemukan penjelasan tentang hal yang bisa
dijelaskan dan dikaitkan antara buah semangka yang
di belah dengan materi pecahan.
Menanya
Guru menfasilitasi peserta didik untuk mengajukkan
pertanyaan berkaitan dengan cara memotong buah
dengan ukuran yang sama besar
Menalar
Guru mendampingi peserta didik dalam menarik
kesimpulan tentang hubungan pecahan biasa dengan
pecahan campuran.
Guru mengarahkan peserta didik untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Mengkomunikasikan
Guru mengarahkan peserta didik untuk
menyampaikan hasil kerjanya di hadapan guru dan
teman-teman.
Penutup Guru merefleksikan hasil pembelajaran tentang
Konsep Pecahan Biasa ke Pecahan Campuran.
Guru melakukan evaluasi tentang Mengubah
Pecahan Biasa ke Pecahan Campuran, serta
menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi
selanjutnya.
Guru memberikan kesimpulan materi yang dilakukan
pada hari ini.
Guru menginformasikan materi selanjutnya, yaitu
Mengubah Pecahan Biasa ke Bentuk Desimal.
Pengumpulan Data
Pengamatan dan pengumpulan data
Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh
penulis dan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi.
Pengumpulan data pada setiap siklus perbaikan diadakan evaluasi
dan hasilnya dianalisis untuk diambil tindakan perbaikan.
Refleksi
Adalah proses analsisi data hasil untuk mengetahui perubahan setiap
siklusnya :
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan penggunaan alat
peraga/bantu secara maksimal.
Dalam memberikan tugas menggunakan metode discovery dengan
teknik drill.
Meneliti hasil kerja siswa sebagai umpan balik dan masukan untuk
merencanakan perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Menyusun catatan tentang keberhasilan dan kegagalan dengan
menggunakan refleksi ini.
Refleksi kegiatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari pencapaian siswa
dalam kompetensi mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran,
yang dapat dinilai melalui instrument berikut ini :
Tabel 3. Instrumen Penilaian Kegiatan meliputi aspek sikap, pengetahuan
dan keterampilan
Aspek yang Dinilai
Aspek Sikap
Aspek Pengetahuan Aspek Keterampilan
Sosial
Keterampilan dalam
Ketetapan dalam
No Nama Peserta Didik Disiplin dalam Mengubah Pecahan Ket
Membedakan
Melakukan Biasa ke Pecahan
Pecahan Biasa dan
Kegiatan Campuran dan
Pecahan Campuran
Sebaliknya
Tidak Tidak
Ya Tidak Tepat Terampil
Tepat Terampil
1 Abel Faholi M.P ... ... ... ... ... ... ...
2 Arden Ayu Sari ... ... ... ... ... ... ...
3 Anindya Talita Putri ... ... ... ... ... ... ...
4 Ardan Arsyid Maulana ... ... ... ... ... ... ...
5 Anzhi Candra Wijaya ... ... ... ... ... ... ...
6 Diza Altiza ... ... ... ... ... ... ...
7 Doni Airlangga ... ... ... ... ... ... ...
8 Endita Novita Sari ... ... ... ... ... ... ...
9 Ibnu Satrio Al Husin ... ... ... ... ... ... ...
10 Iqbal Allutfi Anwar ... ... ... ... ... ... ...
11 Jerry Ikhwan M ... ... ... ... ... ... ...
12 Kiki Trio Saputra ... ... ... ... ... ... ...
13 Nurul Aliyah ... ... ... ... ... ... ...
14 Rahmad Dava Prayoga ... ... ... ... ... ... ...
15 Ravel Kurniawan ... ... ... ... ... ... ...
16 Revi Desvina Saputri ... ... ... ... ... ... ...
17 Septia Fitriani ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan
Diisi dengan tanda cek ()
Kategori penilaian aspek sikap sosial
“Ya” diberi skor = 1,
“Tidak” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek pengetahuan
“Tepat” diberi skor = 1,
“Tidak Tepat” diberi skor = 0.
Kategori penilaian aspek keterampilan
“Terampil” diberi skor = 1,
“Tidak Terampil” diberi skor = 0.
Hasil penelitian diuraikan dalam bentuk tahapan yang terdiri dari siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Data
yang diperoleh antara lain tentang data tes hasil belajar setiap siklusnya, data
hasil observasi aktifitas guru dan data hasil observasi aktifitas pembelajaran.
Berikut ini data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan
1. Pelaksanaan Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dan telah bekerja sama dengan
pihak Sekolah Dasar Negeri 2 Mulya Jaya Kecamatan Tulang Bawang
Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat yang difokuskan pada mata
pelajaran Matematika kelas IV materi Konsep Pecahan Biasa dan
Campuran.
Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan beberapa persiapan atau hal yang
akan dilakukan dalam penelitian, yaitu :
a) Menetapkan tempat yang akan digunakan dalam penelitian yaitu
SDN 2 Mulya Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah,
Kabupaten Tulang Bawang Barat.
b) Peneliti mengidentifikasi data dari observasi dan wawancara guru
kelas IV dan dari pihak kepala sekolah.
c) Menentukan titik fokus penelitian menggunakan model
pembelajaran Discovery yang dipadukan dengan Teknik Driil
dalam mata pelajaran Matematika kelas IV.
d) Peneliti menetapkan Kompetensi Dasar yang akan diteliti adalah
teknik perhitungan bilangan Pecahan Biasa dan Pecahan
Campuran..
e) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran
Discovery dan Teknik Driil dalam dua kali pertemuan.
f) Menyiapkan kisi-kisi soal mengenai materi Pecahan Biasa dan
Pecahan Campuran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti diawali dengan guru menerangkan materi yang akan
dipelajari, memberikan contoh soal sederhana tentang bilangan
pecahan biasa dan campuran yang bertujuan agar dapat memahami
tentang materi yang akan dipelajari. selesai berdiskusi pada
kelompoknya masing-masing, guru menunjukkan salah satu
kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain
diminta untuk menanggapi kelompok yang melakukan presentasi
tersebut.
3. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan tanya jawab dan
menyimpulkan materi pelajaran, mencatat poin-poin penting dari
materi pelajaran. Penugasan dengan melakukan pengerjaan soal yang
berkaitan dengan materi pembelajaran yang nantinya dijadikan
sebagai alat perhitungan penentu keberhasilan proses penelitian
perbaikan pembalajaran ini, dan mengakhiri pembelajaran.
2. Pelaksanaan Siklus II
Palaksanaan siklus II pertama dilaksanakan pada hari Senin, 26 Oktober
2020, dengan kegiatan sebagai berikut :
1. Kegiatan Awal
Kegiatan diawali dengan menyiapkan kelas, memberi salam
dilanjutkan dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan,
kemudian melakukan presensi untuk mengecek kehadiran.
Selanjutnya meminta menyiapkan peralatan tulis dan buku yang akan
digunakan pada kegiatan pembelajaran. Apersepsi dan motivasi
bertujuan membuka pemikiran tentang kegiatan sehari-hari yang
bertema sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Mengingatkan
kembali materi yang di sampaikan pada pertemuan siklus I tentang
konsep bilangan pecahan biasa dan bilangan pecahan campuran.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti membahasa bagaimana membuat sebuah video
pembelajaran tentang simulasi praktik untuk menyelesaikan
permasalahan kegiatan pembelajaran ini, dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Menjelaskan sekilas tentang
materi yang akan dipelajari bersama. Membagikan dalam kelompok
yaitu 4 (empat) kelompok, setelah duduk berpasangan dengan
kelompok masing-masing guru memberi arahan tentang kegiatan
yang akan dilakukan bersama kelompok. Memberi pada setiap
kelompok selanjutnya diminta mencari nilai dari operasi bilangan
pecahan biasa dan pecahan campuran.
3. Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran
kemudian akan dilanjutkan dengan mengerjakan soal post test Siklus
II.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan, maka penulis memberi saran
sebagai berikut :
Bagi Sekolah :
1. Wujud pertanggujawaban terhadap visi dan misi sekolah.
2. Menyediakan sarana dan prasarana media yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Menciptakan suasana yang harmonis agar proses pembelajaran dapat
terlaksana sesuai dengan program.
4. Memberikan reward bagi guru yang kreatif dan inovatif dalam mengajar.
Bagi Guru :
1. Perlu menyiapkan perangkat dan media pembelajaran yang akan
digunakan.
2. Hendaknya dalam menyampaikan materi, tidak terlalu tegang, agar siswa
tidak minder dan suasana belajar pun menyenangkan.
3. Dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik dan dapat mengatasi
masalah-masalah yang ada pada saat pembelajaran berlangsung.
Bagi Siswa
1. Mampu memanfaatkan benda dan lingkungan disekitar menjadi inspirasi
untuk mengerjakan tugas.
2. Rutin belajar mengerjakan latihan-latihan soal matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Duwi Heni Purwanti. 2019.Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional Tentang
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Alat Peraga Tongkat
Pecahan Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 01 Mulya Kencana
Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat
Tahun Pelajaran 2019/2020. FKIP UT UPBJJ Bandar Lampung.
http : // aadesanjaya.blogspot.com/2011/06/Pengertian Matematika.html.5 Januari
2012
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11159/4/T1_292012616_BAB
%20IV.pdf
https://www.kajianpustaka.com/2013/11/metode-pembelajaran-drill.html
https://ainamulyana.blogspot.com/2016/06/model-pembelajaran-discovery-
learning.html
Syafari.2002. Menganalisis Hasil Belajar Siswa. Jakarta : Dirjen Dikdasmen.
Tim FKIP UT. 2013. Pemantapan Kemampuan Profesional, Edisi 2. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K.: Wihardit, K; Nasoetion, N, dkk. 2013. Cetakan kesebelas.
Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka.