Anda di halaman 1dari 13

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD/MI

Oleh kelompok: 5
Anni, Hema, Hasna, Yenni
A. PENDAHULUAN
Peserta didik pada sekolah dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas l, ll, lll)
berada dalam rentangan usia dini. Pada usia anak-anak, seluruh aspek perkembangan
kecerdasan anak (IQ, EQ dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat luar biasa cepat
sehingga usia ini sering disebut usia emas dalam perkembangan anak.
Dalam aspek perkembangan kognitif (berdasarkan teori / tahap perkembangan
kognitif Piaget), anak usia ini berada pada tahap pra operasi ke tahap operasi konkrit.
Piaget, dalam hal ini, menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam
menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya, setiap anak
memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu system konsep yang ada dalam
pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap berbagai obyek yang ada dalam
lingkungannya. Pemahaman tentang obyek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi
(menghubungkan obyek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi
(proses memanfaatkan konsep dalam pikiran untuk menafsirkan obyek).
Proses belajar anak tidak sekedar menghafal konsep-konsep dan fakta-fakta),
tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang lebih utuh. Hal ini sejalan dengan falsafah konstruksivisma yang
menyatakan bahwa manusia mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan
obyek, phenomena, pengalaman da lingkungan pengetahuan ini tidak dapat ditransfer
begitu saja dari seorang guru kepada anak. Sejalan dengan tahapan perkembangan
karakteristik cara anak belajar tersebut, maka pendekatan pembelajaran siswa SD/MI
kelas-kelas awal adalah pembelajaran tematik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)?
2. Bagaimana Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)?
3. Bagaimana Model Pembelajaran Inquiry Based Learning (IBL)?
4. Bagaimana Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)?
5. Bagaimana Model Pembelajaran Cooperative Integrated Readingand Composition
(CIRC)?
6. Bagaimana Model Pembelajaran Mind Mapping?
7. Bagaimana Model Pembelajaran Quantum?
C. Model Pembelajaran Discovery Learning (DL)
1. Defenisi Model Pembelajaran DL
Discovery Learning merupakan cara untuk menemukan sesuatu yang
bermakna dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Saefuddin, model pembelajaran
DL adalah sebuah proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan
dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan. Peserta didik diharapkan
mengorganisasi sendiri pengalaman belajarnya. Kemudian Borthick dan Jones,
menyatakan bahwa dalam DL peserta didik belajar untuk mengenali suatu masalah ,
karakteristik dari solusi, mencari informasi yang relevan, membangun strategi untuk
mencari solusi,dan melaksanakan strategi yang dipilih.1
Dari pendapat diatas,maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran DL adalah
merupakan cara yang dilakukan oleh seorang guru membantu siswanya untuk belajar
mandiri yang dimana mampu memahami konsep, arti, dan hubungan yang akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan.
2. Langkah- langkah Model Pembelajaran DL
a. Stimulation ( pemberian rangsangan )
b. Problem Statement ( Identifikasi Masalah )
c. Data Collection ( Pengumpulan Data )
d. Generalization ( Menarik Kesimpulan )
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Discovery Learning
a. Kelebihan
1) Rasa ingin tahu siswa terpenuhi sebab siswa mencari informasi sendiri
2) Pengetahuan yang didapat bertahan lama dalam kehidupan siswa
3) Meningkatkan prestasi siswa
4) Meminimalkan kegiatan mengahfal
5) Pengetahuan yang di dapat siswa akan bertahan lama dan mudah diingat
6) Hasil belajar mempunyai efek yang lebih baik dari pada hasil lainnya.
b. Kekurangan
1) Tidak semua materi dapat diatasi dengan model discovery learning
2) Membutuhkan banyak waktu dan persiapan
3) Membutuhkan kelas dalam ukuran yang besar dikarenakan pembelajaran
dilakukan secara berkelompok dan eksperimen.

1
Lubis, Maulana Arafat, Kajian PPKn di MI/SD Kelas Rendah, (Bandung: Manggu Makmur Tanjung
Lestari, 2019), hlm.177-194

2
4) Kurang efektif dalam kelas yang jumlah siswanya banyak.
5) Memakan waktu yang lama dan tidak dapat digunakan untuk beberapa materi
dalam pembelajaran
6) Membutuhkan banyak sumber sehingga menghabiskan waktu untuk mencari.
D. Model Pembelajaran Problem Baswd Learning (PBL)
1. Defenisi Model Pembelajaran PBL
Problem Based Learning ( PBL ) merupakan model pembelajaran yang
menantang siswa untuk " belajar bagaimana belajar", bekerja sebagai kelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah ini digunakan untuk mengikat
siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Menurut Levin menguraikan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk menerapkan pemikiran kritis, kemampuan
memecahkan masalah, dan pengetahuan konten untuk masalah dunia nyata dan isu-
isu.
Menurut Ngalimun PBL merupakan alternatif model pembelajaran yang tepat
dimana dalam pembeljaran berbasis masalah kondisi yang harus tetap dijaga adalah
suasana kondusif, terbuka, demokratis, dan menyenangkan agar peserta didik dapat
berpikir optimal.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran PBL merupakan model pemebelajaran yang menghadapkan siswa pada
masalah dunia nyata untuk memulai pembelajaran dan merupakan model
pembelajaran yang membuat siswa berpikir kritis dan lebih aktif.
2. Langkah - Langkah Model Pembelajaran PBL
a. Mengorientasikan siswa terhadap masalah
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
e. Menganilisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL
a. Kelebihan
1) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa
2) Meningkatkan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.

3
3) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami
masalah dunia nyata
4) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
6) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
mereka miliki dalam dunia
7) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir
8) Memudahkan siswa dalam mengusai konsep - konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia
b. Kelemahan
1) Manakala siswa tidak memilki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencobanya.
2) Untuk sebagian siswa beranggapan bahwa tanpa pemahaman mengenai materi
yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah mengapa mereka harus berusaha
untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka akan belajar
apa yang mereka ingin pelajari.
E. Model Pembelajaran inquiry Based Learning (IBL)
1. Definisi Model Pembelajaran IBL
Model pembelajaran IBL merupakan salah satu model yang dapat mendorong
peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Gunawan model
pembelajaran IBL merupakan kegiatan pembelajaran berbasis penyelidikan di mana
peserta didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi. Model ini
menuntut siswa untuk berpikir tingkat tinggi, maka dari itu model ini sangat cocok
diterapkan dalam pembelajaran tematik di SD/MI.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran IBL
Model pembelajaran IBL memiliki langkah-langkahdalam pembelajaran.
Berikut langkah-langkahnya pada tabel 6.3 di bawah ini.
NO. Tahapan model pembelajaran Aktivitas Guru dan Peserta Didik
IBL
1. Stimulation Guru memulai pembelajaran dengan
4
bertanya kepada peserta didik terkait
permasalahan yang sering terjadi.
2. Problem statement Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengidentifikasi suatu permasalahan
dan mencari tahu cara cara untuk
memecahkan masalah tersebut
3. Data collection Peserta didik mencari informasi yang
relavan
4. Data processing Data yang didapat diolah dengan benar
dan ditafsirkan dengan logis
5. Verification Hasil data yang sudah diolah dapat
diperiksa kebenarannya.
6. Generalization Tahap akhir, peserta didik
menyimpulkan hasil analisisnya dan
dipresentasikan di depan kelas
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran IBL
Suyadi menyatakan bahwa model pembelajaran IBL memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut:
a. Menekankan pada pengembangan aspek kognitif secara progresif.
b. Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi , sampai
menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
c. Peserta didik memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik.
d. Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.
e. Peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tidak akan terhambat
oleh peserta didik yang lambat dalam belajar
f. Membantu peserta didik menggunakan ingatan dalam mentransfer konsep yang
dimilikinya kepada situasi-situasi proses belajar yang baru.
Sedangkan kekurangannya, yaitu:
a. Jika guru kurang spesifik merumuskan teka-teki atau pertanyaan kepada kepada
peserta didik dengan baik untuk memecahkan permasalahn secara sistematis
maka peserta didik akan bingung dan tidak terarah.
b. Sering kali guru mengalami kesulitan dalam merencanakan dalam pembelajaran
karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
5
c. Pada saat mengimplementasinya, strategi pembelajaran inquiry memerlukan
waktu yang lama, sehingga guru sering kesulitan menyesuaikannya dengan waktu
yang ditentukan.
d. Pada sistem pembelajaran klasikal dengan jumlah peserta didik yang relatif
banyak, penggunaan strategi pembelajaran inquiri sukar untuk dikembangkan
dengan baik.
e. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik
dalam menguasai materi, maka pembelajaran inquiry sulit diimplementasikan.
F. Model Pembelajaran Project BasedLearning (PjBL)
1. Definisi Model Pembelajaran PjBL
Menurut kosasih PjBL adalah model pembelajaran yang mengunakan
proyek atau kegiatan sebagai tujuannya.Sedangkan menurut Trionto, PjBL adalah
sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif,yang menekankan belajar
Kontekstual melalui kegiata n- kegiatan yang kompleks.Dari pendapat di atas,maka
dapat disimpulkan bahwah model pembelajaran PJBL merupakan cara yang
digunakan guru dalam menuntun peserta didik untuk melahirkan karya dari hasi
lpemahaman meteri pelajaran khususnya tematik di SD/MI dan mengeksplorasinya
sehingga menjadi karya yang monumental. Model ini bertujuan untuk
mengembangkan karya yang monumental.
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PJBL
Model pembelajaran PJBL memiliki langkah-langkah dalam pembelaajaran.
Berikut langkah-langkahnya pada tabel 6.4 di bawah ini.
NO. Tahapan Deskripsi
1. Penentuan pertanyaan Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
mendasar (Start with the esensial,yaitu pertanyaan yang dapat memeri
Essential) penungasan siswa dalm melakukan suatu
aktivitas.Mengambel topik yang sesuai dengan
realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam dalam topik
yang diangkat relevan untuk para siswa
2. Mendesain Perencanaan Perencanaa dilakukan secara Kaloboratif
Proyek (Design a plan antara guru dan siswa .Siswa diharapkan akan
for the project) memiliki ide dalam merancanakan produk

6
yang akan dibuat.
3. Menyusun Jadwal Guru dan siswa menyusun jadwal aktivitas
(Create a Schedule) dalam penyeleseian proyek ,seperti:membuat
timeline penyelesian proyek,membuat
deadline penyelesian proyek, membimbing
siswa agar merencanakan cara yang baru,
membingbing seswa ketika meereka
membuatcara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan meminta siswa membuat untuk
penjelasan (alasan )tentang pemilihan sesuatu
cara.
4. Memonitor siswa dan Guru bertanggung jawab untuk memonitor
kemajuan proyek aktovitas siswa selama memnyeleseikan
(monitor the students proyek, mengunakan rublik yang dapat
and progress of the merekam keseluruan aktivitas yang penting
project)
5. Menguji hasil (Assess Penilaian dilakukan untuk mengukur
the Outcome) ketercapaian kompetensi ,mengevaluasi
kemajuan masing-masing siswa, memberi
umpan balik terhadap pemahaman yang sudah
dicapai siswa, dan membantu guru dalam
menyusun starategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi Diakhir proses pembelejaran, guru dan siswa
pengalaman (Evaluate melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
the Experience) proyek yang sudah dijalan kaan. Pada tahap ini
siswa diminta untuk menungkapkan
pemgelamannya selama menyeleseikan
proyek.Guru memperbaiki kenerja selama
proses pembelajaran, sehingga nantinya
ditemukan baru (new inquiry).

3.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PjBL


Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran PjBL menurut Boss dan
Kraus, yaitu:
7
a. Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan
tambahan apapun dalam pelaksanaannya.
b. Peserta didik terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi
otentik secara disiplin.
c. Peserta didik bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting
baginya.
d. Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi
dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara baru.2
e. Meningkatkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintas batas-batas geografis atau bahkan melompat zona
waktu.
Sedangkan kekurangan model PjBL menurut sani yaitu:
a. Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan
produk.
b. Membutuhkan biaya yang cukup.
c. Membutuhkan guru yang terampil dan dan mau belajar.
d. Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai .
e. Tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak memiliki
pengetahuan serta keterampulan yang dibutuhkan.
f. Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok.
G. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC)
Model pembelajaran CIRC atau pembelajaran tematik atau terpadu merupakan
model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik bertanggung jawab terhadap
tugas kelompok.Model pembelajaran CIRC juga mendidik peserta didik mampu
berinteraksi social dengan lingkungan.Model pembelajaran CIRC menekankan belajar
berkelompok, Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami
suatu konsep dan menyelesaikan tugas sehingga terbentuk pemahaman maupun
pengalaman belajar yang lama.3
Jadi, model pembelajaran ini membutuhkan kekompakan yang terjalin pada
setiap anggota kelompok.Karena kekompokan ini dapat menumbuhkan kenyamanan
dan keharmonisan antar anggota.Semakin akrab peserta didik maka pembelajaran

2
Lubis, Maulana Arafat,Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta: Samudera biru, 2019), hlm. 78.
3
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI: Implementasi Kurikulum
2013 Berbasis Hots (Higher Order Thinking Skills), (Yogyakarta: Samudra Biru, 2019), hlm.78

8
semakin menyenangkan.Dalam pembagian tugas kelompok, diperlukan pendapat yang
dapat menyelesaikan permasalahan dalam tugas.
Model pembelajaran CIRC ini merupakan sebuah model pembelajaran yang
inovatif yang kian dikembangkan saat ini.Awalnya model pembelajaran ini merupakan
sebuah model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan.Pada pembelajaran CIRC
ini, proses pembelajaran yang berlangsung, dilaksanakan dalam berkelompok-
kelompok yang dibuat.Hal tersebut bertujuan untuk memunculkan integrasi sosial
antara peserta didik di dalam kelompoknya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 4
Untuk menjalankan model pembelajaran CIRC ini berjalan lancer, diperlukan
beberapa komponen-komponen yang menunjang yaitu:
1. Team. Pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-5 orang.
2. Pengelompokan tersebut haruslah berdasarkan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki oleh peserta didik.
3. Kreativitas. Upayakan tenaga pendidik mampu memancing kreativitas yang
dimiliki oleh para peserta didiknya. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian
tugas-tugas kepada peserta didik.
4. Belajar kelompok.
5. Memberikan penghargaan kepada kelompok belajar yang memiliki hasil kerja
kelompok yang baik.
Kelebihan model pembelajaran CIRC:
1. Model ini amat tepat u tuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran.
2. Peserta didik memiliki ketelitian terhadap hasil belajar karena bekerja dalam
kelompok.
3. Peserta didik dapat memahami makna soal dan saling memeriksa pekerjaan.
4. Meningkatkan hasil belajar, khususbya dalam menyelesaikan soal.
5. Peserta didik dapat memberikan tanggapannya secara bebas, dilatih untuk dapat
bekerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
Kekurangan model pembelajaran CIRC:
1. Pada saat presentasi hanya siswa yang aktif.
2. Memerlukan waktu yang lama bagi yang tampil.

4
Halimah, Andi, Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dalam Pembelajaran
Membaca dan Menulis di SD/MI, Volume.1, No.1, Juni 2014, hlm.29-30

9
3. Kegiatan-kegiatan kelompok yang tidak bisa berjalan seperti apa yang diharapkan.5
H. Model pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran Mind Mapping merupakan cara yang digunakan guru dalam
membimbing peserta didik dengan menggambarkan peta konsep materi pelajaran melalui
karya kreatif sehingga terlihat berseni agar materi yang ditulis di buku catatan terlihat
indah.6Mind Mapping adalah teknik mencatat kreatif dalam pemetaan pikiran berbagai
suatu manfaat materi pelajaran yang akan memudahkan siswa belajar. 7Kelebihan dan
kekurangan Mind Mapping
1. Kelebihan dari Mind Mapping
a. Dapat mengemukakan pendapat scara bebas.
b. Catatan lebih padat dan jelas.
2. Kekurangan dari Mind Mapping
a. Hanya peserta didik yang aktif yang terlibat.
b. Tidak sepenuhnya peserta didik yng belajar.
I. Model Pembelajaran Quantum
1. Definisi Pembelajaran Model Quantum
Pembelajaran model quantum merupakan sebuah program/model pembelajaran
yang mana di lakukan sebagai petunjuk,strategi,dalam sebuah pembelajaran yang
tujuannya untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga kesenangan pada
siswa dalam menjalani pembelajaran.Model pembelajaran quantum di laksanakan
dalam pembelajaran tematik mi/sd.8
Model quantum juga merupakan cara seorang guru dalam melakukan
penggabungan berbagai unsure pada peserta didik dengan lingkungan dimana dia
belajar agar mampu membuat pembelajaran itu lebih menyenangkan dan bermanfaat
2. Tujuan Pembelajaran Quantum
Tujuan dari pembelajaran quantum adalah sebagai berikut:
a. Untuk menciptakan dnn membuat lingkungan belajar yang lebih efektif dari
pada biasanya.
b. Untuk menjadikan proses pembelajaran lebih menyenangkan.
c. Membantu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berfikir secara baik.

5
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Op.Cit., hlm.79
6
Ibid., hlm.79
7
Lubis, Maulana Arafat,Op.Cit., hlm.169-171
8
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Op.Cit., hlm.81

10
d. Mempercepat dalam proses pembelajaran,karna pembelajarannya akan lebih
efektif lagu.9
3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Quantum
Berikut ini kami sampaikan tentang Langkah-Langkah Model Pembelajaran
Quantum sebagai berikut :
a. Rancanglah suasana sehingga menyenangkan. Guru bertindak ramah, antusias,
hangat dan menarik.
b. Buatlah agar segalanya "berbicara" tentang materi yang diajarkan.
c. Buatlah agar segalanya bertujuan untuk keberhasilan belajar.
d. Berilah pengalaman awal (siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya),
selanjutnya guru memberi arahan yang diperlukan.
e. Beri pengakuan pada setiap usaha yang telah dilakukan siswa.
f. Jika suatu materi layak dipelajari, rayakanlah keberhasilannya.
g. Perlu pengaturan suasana dan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
h. Ciptakan keriangan dan ketakjuban (seperti waktu kita belajar naik sepeda).10
4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembeajaran Quantum.
a. Kelebihannya:
1) Dapat memudahkan peserta didik dalam pembelajaran dan membuat peserta
didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.
2) Pembelajarannya yang bersifat humanistis,yang dapat membuat peserta didik
dapat mengerti tentang arti kehidupan hidp ini.
3) Pembelajaran quantum mendekati pada keahlian alami bagi peserta didik
yaitu di kaitkan dengan pengalaman-pengalaman kehidupan sehari-hari
mereka sehingga bakat dan inisiatif akan lebih.
4) Dan juga lebih mengutamakan keberagaman dan kebebasan dan
mengintegrasikan totalitas tubuh dan fikiran pada proses pembelajaran.
b. Kekurangannya:
1) Dalam proses pembelajaran di butuhkan pengalaman yang nyata
2) Membutuhkan waktu yang lama untuk menumbuhkan motivasi dalam
belajar.
3) Lebih mahal/kurang ekonomis,karna membutuhkan media dan fasilitas yang
banyak.

9
http://.ditnaga-dikti,org/ditnaga/files/PIP/tematik.pdf,hlm 1-2
10
Majid, Abdul,Prencanaan Pembelajaran,(Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.2007),hlm.21.

11
4) Para pendidik akan kesulitan dalam mengidentifikasi keterampilan peserta
didik nya.
5) Membutuhkan tenaga pendidik yang professional dalam proses ini.11
J. Kesimpulan
Discovery Learning merupakan sebuah proses pembelajaran yang terjadi bila peserta
didik tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan. Problem
Based Learning ( PBL ) merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk "
belajar bagaimana belajar", bekerja sebagai kelompok untuk mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata. Model pembelajaran IBL merupakan kegiatan pembelajaran
berbasis penyelidikan di mana peserta didik mencari sendiri jawaban dari permasalahan
yang dihadapi. Model Pembelajaran PjBL merupakan cara yang digunakan guru dalam
menuntun peserta didik untuk melahirkan karya dari hasi lpemahaman meteri pelajaran
khususnya tematik di SD/MI dan mengeksplorasinya sehingga menjadi karya yang
monumental. Model ini bertujuan untuk mengembangkan karya yang monumental.
Model pembelajaran CIRC atau pembelajaran tematik atau terpadu merupakan model
pembelajaran yang mengharuskan peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas
kelompok.Model pembelajaran Mind Mapping merupakan cara yang digunakan guru
dalam membimbing peserta didik dengan menggambarkan peta konsep materi pelajaran
melalui karya kreatif sehingga terlihat berseni agar materi yang ditulis di buku catatan
terlihat indah. Pembelajaran model quantum merupakan sebuah program/model
pembelajaran yang mana di lakukan sebagai petunjuk,strategi,dalam sebuah pembelajaran
yang tujuannya untuk memberikan manfaat yang bermakna dan juga kesenangan pada
siswa dalam menjalani pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

11
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan,Op.Cit., hlm.81

12
Halimah, Andi, Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
dalam Pembelajaran Membaca dan Menulis di SD/MI, Volume.1, No.1, Juni
2014.
http://.ditnaga-dikti,org/ditnaga/files/PIP/tematik.pdf,
Lubis, Maulana Arafat, Kajian PPKn di MI/SD Kelas Rendah, Bandung: Manggu
Makmur Tanjung Lestari, 2010.
Lubis, Maulana Arafat,Pembelajaran Tematik SD/MI, Yogyakarta: Samudera biru,
2019.
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI:
Implementasi Kurikulum 2013 Berbasis Hots (Higher Order Thinking
Skills),Yogyakarta: Samudra Biru, 2019.
Majid, Abdul, Prencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.

13

Anda mungkin juga menyukai