Anda di halaman 1dari 4

BELAJAR NOVEL SEJARAH DENGAN METODE FLIPPED CLASSROOM

Oleh: Endang Rohmayanti, S.Pd.

Mengajar di daerah terpencil, tepatnya di SMAN 1 Kampung Laut, Nusa Kambangan


Cilacap, sungguh memiliki tantangan tersendiri. Tiga belas tahun mengajar di sana, menempuh
perjalanan lebih dari tujuh jam sehari, tidak hanya memerlukan semangat saja, tetapi stamina
juga harus tetap terjaga agar dapat menyampaikan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat bertujuan agar siswa semakin aktif dalam proses
pembelajaran dan tidak merasa jenuh, sehingga dapat memperoleh capaian hasil maksimal
seperti yang diharapkan.
Salah satu metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Flipped Classroom,
yaitu guru memberikan bahan ajar yang dipelajari oleh siswa di rumah agar lebih menguasai
materi pada pembelajaran selanjutnya. Siswa sudah siap dengan materi sebelum masuk kelas,
sedang pembelajaran di kelas dapat berupa penguatan dengan latihan soal serta diskusi dan
hasilnya dipresentasikan.
Menurut Ulfa (2014: 11) Langkah – langkah pembelajaran flipped classroom, siswa
belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk pertemuan berikutnya. Di kelas, peserta didik
dibentuk berkelompok secara acak. Peran guru pada saat kegiatan belajar berlangsung adalah
memfasilitasi berlangsungnya diskusi dengan metode kooperatif learning. Di samping itu, guru
juga akan menyiapkan beberapa pertanyaan (soal) dari materi tersebut. Guru memberikan
kuis/tes sehingga siswa sadar bahwa kegiatan yang mereka lakukan bukan hanya permainan,
tetapi merupakan proses belajar, serta guru berlaku sebagai fasilitator dalam membantu siswa
dalam pembelajaran serta menyelesaikan soal soal yang berhubungan dengan materi.
Ulfa, N. F. (2014). Implementasi Strategi Flipped Classroom dalam Pembelajaran
Matematika Terhadap Kemampuan Kognitif Ditinjau dari Keaktifan Belajar Siswa SMA Negeri
1 Surakarta. Surakarta: Universtas Muhammadiyah Surakarta.
Isi artikel ilmiah populer harus sesuai tupoksi
masing-masing. Baik guru, kepala sekolah
maupun pengawas.
2. Untuk guru mapel tema artikel ilmiah populer
harus sesuai mapelnya dan harus ada unsur
pembelajaran ke siswa/peserta didik.
3. Harus menyebutkan minimal sekali satuan
pendidikan/sekolah penulis bertugas di dalam isi
artikel.
4. Mencantumkan kutipan pakar dari buku atau
website resmi.
Teknik penulisan artikel pada dasarnya sama dengan penulisan berita yang mengandung
konsep 5 W + 1 H. Namun karena artikel bersifat pandang (views), unsur-unsur yang
terkandung merupakan pandangan dari penulisnya sendiri.

 Harus ada 6 unsur 5 W + 1 H

1. What/Apa yang terjadi.Apa yg terjadi dalam pembelajaran materi X?

2. Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu.Siapa saja? Siswa, guru, kepala sekolah?

3. Where/Dimana kejadiannya.Kelas berapa, SMP/SD/SMA

4. When/Kapan terjadinya.Tahun ajaran?Semester?

5. Why/Kenapa hal itu terjadi.Alasan dan permasalaha apa?

6. How/Bagaimana proses kejadiannya.Deskripsi?

7. Judul (head). Judul identitas terpenting dari artikel. Judul adalah kepala.
8. Pendahuluan. Kalimat pembuka pada awal penulisan artikel dan pokok permasalahan
yang diangkat.
9. Isi. Pembahasan dan pesan yang kita sampaikan kepada pembaca.
10. Penutup (Kesimpulan)
11. Mapel dan Nama Sekolah
12. Membuat judul artikel sama dengan membuat judul berita.
13. Menggambarkan isi, singkat, padat, menarik, serta menggunakan kalimat aktif.
14. Judul artikel untuk media massa umumnya berkisar 3-7 kata.
15. Untuk artikel guru untuk kepentingan PAK, harus memenuhi unsur Kompetensi Dasar
(KD) mapel penulis.
16. Mendeskripsikan latar belakang
17. Langsung menyebut pokok persoalan.
18. Tidak bertele-tele.
19. Pendahuluan 1-2 paragraf (1 paragraf 3-5 kalimat)
20. Isi artikel biasanya menawarkan solusi dari permasalahan yang diangkat.
21. Membahas dan menguraikan ide pokok, sesuai kaidah yang benar, tidak bertele-tele dan
tetap menarik.
22. Terdapat min 1 kutipan max 2 kutipan, contoh : Menurut Sukiman (2018:37)
Pembelajaran pada jenjang PAUD haruslah menarik.
23. Menegaskan kembali topik atau pokok bahasan dalam kalimat yang ringkas dan tegas
dengan tujuan meyakinkan pembaca.
24. Mengakhiri dengan klimaks. Menegaskan kesimpulan yang menyengat dan dapat
dijadikan bahan renungan dan pemikiran pembaca.
25. Persuasif yaitu mengajak khalayak untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggap
penting, relevan dan mendesak.
26. Kutipan. Bisa diambil dari kitab suci, pendapat tokoh, ungkapan peribahasa, amsal, kata-
kata mutiara, dan lainnya.
27. Pengalaman Mengajar/
28. Penelitian Tindakan Kelas
29.
30.
31.

Anda mungkin juga menyukai