Anda di halaman 1dari 23

PERSPEKTIF

PENDIDIKAN SD
POTRET PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH DASAR
KB.1 POTRET PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH DASAR

SARANA PRASARANA DAN


KETERJANGKAUAN WILAYAH

METODE PEMBELAJARAN

KETIDAKMERATAAN JUMLAH
GURU
SARANA PRASARANA DAN
KETERJANGKAUAN WILAYAH
Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain
terbatasnya tenaga guru, kendala proses belajar-mengajar
yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya
sarana dan prasarana penunjang yang ada. Bagi yang
kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis
terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa
yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari
Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang telah
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang,
berikut adalah contoh yang layak untuk direnungkan
bagaimana proses pembelajaran yang semestinya
dilakukan. Untuk memperjelas pemahaman Anda,
perhatikan contoh-contoh berikut ini
SD Negeri Inpres Bomomani, Kabupaten
Nabire, Papua
Siswa kelas satu SD Negeri Inpres
Bomomani mengikuti pelajaran sambil duduk
di lantai karena ruang kelas di desa
pedalaman Distrik Mapia, Kabupaten Nabire,
Papua itu kekurangan kursi.
Selain kekurangan meja-kursi,perpustakaan
itu juga tidak mempunyai koleksi buku.
Sekolah juga tidak memiliki buku pelajaran
Bahasa Indonesia, Pendidikan
Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial,
serta kekurangan ruang belajar dan guru.
SD di Kawasan Selatan Kota Jakarta
Daerah Parung
Di kawasan selatan kota Jakarta, tepatnya daerah
Parung, terdapat suatu Kompleks sekolah modern, mulai
dari SD-SMA yang dilengkapi dengan saran dan prasarana
yang sangat memadai.
Untuk tingkat SD, selain jumlah siswa dibatasi
maksimal 25 siswa. Untuk mendukung lancarnya proses
belajara-mengajar, setiap siswa memperoleh fasilitas antar
jemput dari rumah ke rumah dengan mobil yang kondisinya
layak jalan tentu saja dilengkapi AC. Selain itu, untuk
mendukung kegiatan berkesenian atau kegiatan besar
lainnya, sekolah juga memiliki ruang sidang besar.
Dengan situasi yang demikian siswa merasa nyaman
dan proses belajar-mengajar bisa berlangsung secara
kondusif
METODE PEMBELAJARAN
Pembelajaran di SD harus selalu menarik dan
membuat siswa tidak berpikiran secara verbal.
Diperlukan penggambaran yang konkret dan
mudah diingat siswa. Guru harus bisa memiliki
metode yang tepat sehingga mampu
memberikan suasana kondusif dalam
pembelajaran, dengan tetap mengutamakan
keterserapan materi yang disampaikan
Ada Beberapa Alasan Mengapa Guru
Belum Kompeten Yaitu :

Waktu kuliah belum


menguasai bahan pelajaran,
sehingga yang menjadi guru
bukan lulusan yang terbaik
Beberapa guru mengajarkan bukan
bidang yang dikuasainya. Misalnya
guru Agama mengajarkan Bahasa
Inggris
Masih banyak guru yang mengajar hanya
menggunakan model yang itu-itu saja,
karena kurang menguasai berbagai model
pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan anak
Guru mengajar lebih senang dengan
caranya sendiri dan kurang
memperhatikan yang disenangi
anak
Ketidakmerataan Guru
Guru di Indonesia belum merata antara
di daerah terpencil dan di kota. Dari segi
kuantitas telah memadai namun tidak
demikian dengan sisi pemerataan dan
kualitasnya. Banyak daerah yang
kelebihan guru tetapi banyak pula daerah
yang kekurangan guru
KB.2 Pembaharuan Pembelajaran yang
Diterapkan di Sekolah Dasar

Pembelajaran Kontekstual

Pakem

Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif


Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah salah satu
strategi pembelajaran yang berhubungan dengan:
1. Fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa,
lingkungan hidup, harapan dan cita yang tumbuh

2. Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan


siswa

3. Kelas sebagai fenomena sosial


Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan
dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran
efektif, yakni :
1. Kontruksivisme (contruktivism)
2. Bertanya ( questioning)
3. Menemukan (inquiry)
4. Masyarakat belajar (learning community)
5. Pemodelan (modeling)
6. Penilaian sebenarnya (authentic assesment)
PAKEM
PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang didefinisikan
sebagai pembelajaran yang :

Partisipatif
Menyenangkan

Aktif Efektif

Kreatif
PAKEM Dalam Perspektif Guru :
AKTIF Memantau kegiatan belajar siswa, memberi
umpan balik, mengajukan pertanyaan yang
menantang dan mempertanyakan gagasan siswa

KREATIF mengembangkan kegiatan yang beragam dan


membuat alat bantu belajar sederhana

EFEKTIF
pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran

MENYENANG
KAN
Siswa tidak takut salah/ ditertawakan/ tidak
dianggap sepele
PAKEM Dalam Perspektif Siswa :
AKTIF aktif bertanya, mengemukakan gagasan dan
mempertanyakan gagasan orang lain serta
gagasannya
KREATIF merancang/ membuat sesuatu dan menulis/
mengarang

EFEKTIF
menguasai keterampilan yang diperlukan

MENYENANG
KAN
siswa berani mencoba, berani bertanya/
mengemukakan pendapat/ mempertanyakan
gagasan oranglain
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif

Yaitu model pembelajaran yang mengutamakan


adanya kelompok-kelompok. Misalnya kelompok
siswa tinggi, sedang, rendah, berbeda ras, budaya,
suku dan kesetaraan jender. Pembelajaran ini
mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan
dan keterampilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran
Tujuan pembelajaran ini adalah hasil belajar
akademik siswa meningkat, siswa dapat
menerima berbagai keragaman dari temannya
dan pengembangan keterampilan sosial
Serangkaian persiapan untuk menerapkan
pembelajaran kooperatif dan kolaboratif yaitu:
1. Pembelajaran berbasis masalah
2. Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh
pengalaman belajar
3. Pemberian aktivitas kelompok
4. Pembuatan aktivitas belajar mandiri
5. Penerapan penilaian autentik

Anda mungkin juga menyukai