Anda di halaman 1dari 25

Penerapan Kurikulum

Merdeka
Agus Sampurno – Mei 2023
Ada dua tipe sekolah: Ada yang mempersiapkan siswa untuk
masa depan, dan ada yang membiarkan orang dewasa yang
ada di sekolah tsb hidup nyaman di masa lalu
1. Mengajak murid untuk paham tujuan
pembelajaran

Seberapa 2. Memasukkan ide murid saat pembelajaran


atau dalam perencanaan pembelajaran
merdeka 3. Memberikan murid cara pilihan dalam cara

belajar kah
belajar

4. Memberikan murid pilihan dalam


anda? menunjukkan bahwa ia paham

5. Membuat kesepakatan dalam


pembelajaran
1. “Mendidik adalah membimbing siswa untuk melalui atau
melewati perjalanan dari dalam hati ke arah beragam cara
yang benar untuk melihat dunia dan menjadi seseorang
dalam kehidupan” Parker J. Palmer (1997)
2. Carol S. Dweck (2000) menegaskan bahwa “tujuan
pembelajaran sebenarnya adalah menguasai hal-hal baru
dan yang menjadi pusat perhatian adalah mencari strategi-
strategi untuk belajar. Saat ada ketidaklancaran, itu bukan
Apa kata berhubungan dengan kecerdasan murid. Ini hanya berarti
bahwa strategi-strategi yang tepat belum ditemukan.
para ahli? 3.
Teruslah mencari.
Ki Hajar Dewantara (1936) menegaskan bahwa “hidup
tumbuhnya anak-anak itu terletak di luar kecakapan atau
kehendak kita kaum pendidik. Kemerdekaan hendaknya
dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, jangan
selalu dipelopori atau disuruh mengakui buah pikiran orang
lain, akan tetapi biasakanlah anak-anak mencari sendiri
segala pengetahuan dengan menggunakan pikirannya
sendiri”.
Apa beda pembelajaran dan penyampaian materi.
Pembelajaran: usaha Penyampaian materi:
membuat seseorang/murid usaha menyampaikan
belajar. Ukuran keberhasilan: materi. Ukuran keberhasilan:
murid belajar materi tersampaikan
Apa saja bidang yang mesti
dikembangkan dan tahapan dalam
penerapan kurikulum merdeka
Sosok guru merdeka
1. Memimpin dan
membuka jalan
2. Pandai melihat
kesempatan
3. Berkolaborasi
dalam mencari solusi
4. Senang
menemukan sumber
pengetahuan baru
5. Pandai
mewujudkan ide
menjadi tindakan
6. Berani mengambil
resiko
Faktor sukses pendidik dalam Kurikukum Merdeka

Berpikir kritis
Berpikir kritis Kolaborasi
Gunakan Padlet, mentimeter Menjadi Coach
Meminta siswa berpasangan
dll (kuis formative) dengan
dalan mengerjakan
menggabungkan pertanyaan
pekerjaan. Guru juga
yang menantang siswa.
Variatif berkolaborasi dlm membuat
RPP

Guru sebagai ‘coach’ Variatif

Guru menjadi coach yang Kolaborasi Seimbang antara


memberikan arahan online dan offline
pengetahuan (konsultasi)
Guru diposisikan sebagai
Pemimpinnya para Pembelajar

• Sebuah istilah unik. Posisi guru tidak


lagi menjadi sosok yang kerjanya
mengeluh soal beratnya administrasi. Ia
menjadi sosok yg ‘haus’ mencari ragam
tipe penugasan yg bermakna bagi anak
didiknya. Ia paham penugasan apa yg
menarik & berorientasi masa depan.
Pergulatan ia dalam merencanakan
pembelajaran adalah bagaimana
hadirkan skenario yang terbaik agar
muridnya mendapatkan manfaa
Sekolah akan
mempunyai
kurikulumnya sendiri
• Versi kurikulum dari kementrian
selama ini adalah standar minimum.
Sekolah yang efektif meminta guru-
gurunya kerja bersama merancang
sendiri kurikulumnya. Menambahkan
muatan sesuai dengan situasi lalu
didokumentasikan.
• Dokumen ini lah yang kemudian
menjadi acuan bagi guru guru dalam
mengajar dan rutin tiap ditinjau tiap
dua tahun. Sekolah juga bisa
membawa kearifan lokal daerahnya
masuk dalam kurikulum. Misalnya
sekolah yang terletak didaerah rawan
bencana bisa menyelipkan muatan
materi sadar bencana bagi siswanya.
Karakter siswa diintegrasikan • Profil pelajar Pancasila dihadirkan
sebagai masukan bagi sekolah untuk
dalam pembelajaran diajarkan layaknya matpel. Sebuah
cara terbaik dlm memberikan
masukan kepada sekolah dalam
memilih karakter apa yang akan
diterapkan dalam proses
pembelajaran agar sisi afektif siswa
menjadi terasah.
• Detail dari karakter ini
diintegrasikan dalam pembelajaran.
Dijadikan bahasa sehari-hari guru
dalam berkomunikasi, mendidik dan
memberikan umpan balik. Karakter
ini pun tertera diraport dan
diberikan narasi bagaimana siswa
menjalaninya di sekolah. Butir butir
karakter ini pun terpajang di sekolah
membuat guru dan siswa selalu
diingatkan agar menjadi orang yang
melaksanakan (walk the talk)
Komunitas guru
belajar di
sekolah
• Sekolah melakukan perubahan
orientasi dari penyampaian
konten (kejar target) menuju
kepada pemahaman dan
penguasaan kompetensi.
Sekolah aktifkan KKG/MGMP
level sekolah yg
merekomendasikan materi
esensial untuk digunakan.
Sebagai hasilnya sekolah akan
mempunyai dokumen
kurikulum sendiri.
Pembelajaran berdiferensiasi
• Guru diminta melakukan usaha penyesuaian dalam hal
konteks pengajaran yang diberikan. Kepada siapa (target)
pembelajaran betul-betul menjadi pertimbangan. Istilah
yang digunakan dalam kurikulum ini adalah ‘teaching at the
right level’. Usaha yg mudah jika point 4 sdh dilakukan.
Dokumen kurikulum yang komprehensif adalah dokumen
yang menyampaikan tingkatan umur dan bersandar pada
pemahaman yang siswa miliki sebelumnya.
Literasi dan
numerasi
• Sekolah serius dan fokus pada penyusunan
standar literasi & numerasi di level internal
sekolah. Selain sekolah sibuk hadirkan
pembelajaran yg bermakna lewat
metode/strategi/model/pendekatan/teknik yg
beragam. Sekolah menggiring dahulu guru-
gurunya kerja bersama dalam ‘membungkus’
target literasi dan numerasi di level satu sekolah.
Dikarenakan jika sekolah hanya fokus pada target
penguasaan materi tanpa mendirikan fondasi
lewat numerasi dan literasi maka guru akan
menemui kesalahan yang terus berulang karena
ada pondasi yang lemah dan tidak tergarap.
Penerapan
PJBL
• Sekolah dengan mudah
menerapkan (PBL) ‘project based
learning’. Alasan terbesar sekolah
selama ini sulit terapkan PBL
karena materi yang ada masih
dalam bongkahan besar yang sulit
guru integrasikan dengan matpel
lain. PBL bisa berhasil jika guru
sudah selesai dengn proses
menentukan materi esensial dari
matpelnya.
Kolaborasi semua pihak di sekolah

Sekolah Guru Ortu Siswa


Pihak Sekolah Guru Orang tua siswa Siswa

Mengutamakan Sosok yang reflektif Sosok yang suportif, Semangat belajar dan
transparasi,kolaborasi, terbuka dan bersedia efektif dalam berhak atas pengalaman
fleksibilitas dan berkomunikasi belajar yang menarik.
belajar kembali .
komunikasi. mengedepankan
prasangka baik.
21
22
Dalam upaya
penerapan kurikulum
merdeka hal/cara apa
yang harus di stop
(dihentikan)
Dalam upaya
penerapan kurikulum
merdeka hal apa yang
harus mulai dilakukan?

Dalam upaya
penerapan kurikulum
merdeka cara/hal apa
yang harus tetap
dilanjutkan?

23
1. Hal apa yang masih ingin anda
perbaiki
2. Bagaimana cara anda menaklukan
tantangan
Setelah
3. Apakah anda ingin melakukannya
mendengarkan
dengan cara yang berbeda
pemaparan ini
4. Bagaimana sesi kita kali ini
membantu anda dalam
memberikan umpan balik di masa
depan?

Anda mungkin juga menyukai