Anda di halaman 1dari 3

1.

Ceritakanlah pengalaman berkomunikasi dengan guru kalian, baik yang berdampak positif
maupun negatif dalam menumbuhkembangkan keterlibatan kalian dalam belajar, maupun ber
dampak, baik postif maupun negatif dalam menumbuh kembangkan karakter pribadi kalian.

Guru yang paling saya kenang adalah guru TK saya. Saat TK saya adalah anak yang b
ukan main nakal nya, selalu membuat onar dan masalah, baik dalam bentuk apa pun saya
akan selalu memberontak untuk diam saat dinasihati. Tingkah saya yang seperti itu selalu
membuat guru-guru TK saya kewalahan, tapi ada satu guru yang mampu menghadapi saya.
Beliau berbeda dengan guru lain karena beliau tegas, menyenangkan, dan sabar.

Setia kali saya melakukan kesalahan beliau selalu memarahi dan menasehati saya,
beliau berbeda dengan guru yang lain karena sebuah alasan, alasan ini saya mengerti saat
saya menginjak SMP. Guru TK saya yang lain saat menasehati dan memarahi saya selalu
berdiri dan menunduk ke bawah melihat ke arah saya, sedangkan beliau pasti jongkok dan
memandang lurus ke mata saya sembari memegang tangan saya, kenangan ini menjadi dasar
saya mengerti pentingnya interaksi yang baik terhadap orang lain yang berbeda usia.

Saya waktu SMP memiliki guru yang juga sangat baik, berbeda dengan yang lain,
beliau berinteraksi dengan para siswa seperti teman mereka. Guru saya ini terbiasa membuat
salam unik dengan anak-anak, beliau juga terbuka suka bercerita. Beliau mengampu seni
budaya, sehingga kami sering membuat kerajinan, beliau selalu turun tangan dalam
membimbing kami. Suatu ketika kami membuat beliau marah, beliau kemudian menyuruh
kami semua tenang dan duduk dengan rapi, kemudia beliau mengungkapkan kemarahanya
dan menasehati kami, peristiwa ini menjadi moment dimana saya melihat bahwa orang yang
paling sabar juga memiliki batasnya.

Berbeda dengan guru seni budaya saya, guru matematika saya keras dan galak. Guru
matematika saya ini saat mengejar jarang bertanya balik, beliau hanya menjelaskan rumus
dan cara mengerjakanya, kemudian kami diberi soal untuk di kerjaka soal ini akan dibahas di
akhir kelas. Beberapa teman saya dihukum dengan disuruh berdiri di belakang kelas,
sehingga mereka tidak bisa mencatat. Saya juga pernah disuruh berdiri di belakang, saat itu
dibelakang ada meja yang tidak terpakai, saya berinisiatif mengambil buku dan mulai
mencatat saat dihukum. Saya belajar bahwa terkadang kita harus berimprovisasi dalam
sebuah situasi yang membatasi tindakan kita.

Terakhir guru yang mengawali pembentukan karakter saya adalah guru IPS dan wali
kelas saya saat SMP. Saya pernah membuat masalah yang cukup besar, yaitu membolos
kelas, guru BK dan IPS saya mencari kami, mereka akhirnya menangkap kami di pojok
sekolah, guru BK kami jelas memarahi kami habis-habisan beliau mengancam untuk
memanggil orang tua kami. Kami semua ke tatkutan dan tidak ingin dipanggil orang tuanya.
Akhirnya kami dilepaskan dari BK dengan syarat tidak mengulangi tindakan kami lagi. Di
kelas kami diajak bicara oleh wali kelas kami di luar kelas, beliau tidak marah, beliau hanya
kecewa dengan tindakan kami. Beliau mengatakan jangan lari dari masalah karena itu hanya
akan menumpuk, jika ada masalah maka harus diselesaikan, beliau juga bilang untuk jangan
sungkan bilang kenapa terlambat, tidak akan di marahi jika berkata yang jujur, kemudian
beliau menyuruh kami masuk kelas kembali untuk mengikuti pelajaran IPS.

2. Menurut kalian dalam komunikasi dengan siswanya, sebaiknya guru memiliki aspek-aspek
apa saja dalam diri mereka, sehingga komunikasinya dengan para siswa bisa selalu berdampa
k positif dan edukatif.
Bagi saya guru yang baik adalah guru yang mampu membagikan ilmunya secara
menyeluruh kepada muridnya, mereka juga menjadi panutan untuk di contoh dan di ikuti.
Mereka juga mampu membimbing seorang siswa baik secara akademis dan non akademis.
Sebagai sosok orang tua di satuan pendidikan, guru juga harus memiliki sikap yang sesuai
dengan satuan pendidikan yang mereka ampu.

Guru TK harus memiliki kesabaran paling tinggi, karena anak-anak usia 5-6 tahun
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mereka mencoba mengekpresikan diri mereka,
menurut Erikson mereka akan mendapatkan tujuan apabila anak di berikan kebebasan dengan
pengawasan untuk mengembangkan imajinasinya supaya memiliki gambaran mengenai masa
depan mereka nanti. Guru TK juga harus mencoba mensejajarkan diri dengan anak-anak,
mereka harus diberikan penjelasan sederhana mengapa ini boleh dan itu tidak boleh seperti
“kenapa memukul orang tidak boleh tetapi petinju boleh memukul orang”, penjelasnya
sederhana, karena orang yang ditinju kuat dan meminta di tinju. Terakhir guru TK memiliki
kemampuan untuk mengamati perilaku anak, dengan kemampuan ini diharapkan guru akan
mampu mengetahui kondisi anak-anak atau kelebihan dan kekurangan mereka.

Guru SD tidak kalah penting mereka harus tegas dan halus dalam membimbing. Pada
kelas 1-3 seorang guru harus mengerti bahwa mereka memasuki masa transisi dari bermain
dan belajar ke belajar dengan cara menghafal. Guru duharapkan mampu menjelaskan materi
atau nasehat dengan bahasa yang sederhana, guru juga memberikan cerminan sikap
bagaimana harus bertindak. Hukuman dan sanksi juga mulai diterapkan, tetapi masih dalam
sekala kecil seperti berdiri di belakang atau menyapu kelas. Selanjutnya mulai dari kelas 4-6
guru harus mulai tegas, saat memarahi siswa nada bicara tidak harus tegas tetapi memberikan
tekanan dan otoritas, dengan harapan sikap ini membentuk kedisiplinan pada siswa.
Hukuman dan sanksi juga mulai diterapkan dengan catatan mereka tahu apa kekurangan dari
siswa tersebut, guna mengatisipasi kejadian yang tidak di inginkan. Dalam menyampaikan
materi guru harus menjelaskan secara jelas, tidak perlu singkat atau detail. Guru juga
memberikan materi dalam bentuk cerita atau perumpamaan karena siswa akan lebih antusias
dalam mendengarkanya. Pemberian nasehat juga harus disampaikan secara rutin, karena hal
ini akan menjadi pembetukan karakter bagi siswa tersebut.

Guru SMP berperan sebagai penuntun siswa untuk mencapai keinginan hidupnya.
Siswa SMA akan belajar dengan cara memahami bacaan dan materi, hafalan masih di
gunakan tetapi mulai berkurang. Dalam menyampaikan materi guru harus jelas dan detail,
karena siswa akan mudah memahami saat materi jelas. Guru juga mempersiapakan mereka
memasuki SMA, dengan memvariasi metode pembelajaran mereka. Memberikan penjelasan
di awal sekolah mulai, bahwa siswa harus aftik bertanya, guru juga menjelaskan kembali
materi yang tidak dipahami oleh siswa, jika siswa masih belum jelas maka guru bisa
menghampiri siswa atau sebaliknya. Dalam membimbing siswa SMP guru bisa mencoba
berbicara 4 mata untuk mengetahui kemampuan, keinginan, tujuan, masa depan, dan hidup
yang ingin seorang siswa jalani.

Guru SMA menyiapkan seorang siswa untuk kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Pada
tahap ini guru tidak harus memberikan perhatian seperti guru-guru pad jenjang sebelumnya,
disini guru masih memberikan pembekalan akademik dan non akademik. Dalam
penyampaian meteri belajar seorang guru SMA bisa mengadaptasi sebagian cara mengajar
dosen di universitas, tujuannya untuk mempersiapkan siswa yang akan berkuliah supaya
mampu beradaptasi di perguruan tinggi. Pada mata pelajaran tertentu seperti ilmu eksakta
guru diharapkan bisa memberikan penjelasan mengenai materi yang di jelaskan secara
menyeluruh, dan mempersilakan murid untuk bertanya bila tidak jelas. Guru juga bisa
memberikan latihan untuk mengukur kemampuan siswa dalam ilmu eksakta, dalam
pengerjaan guru bisa keliling untuk memantau secara langsung murid, apabila ada yang
kesulitan bisa dibantu. Untuk mata pelajaran yang berisi hafalan guru bisa mengadaptasi cara
belajar di perkuliahan, dengan membagi kelompok dan presentasi. Setelah presentasi guru
bisa menjelaskan materi tersebut atau mengkoreksi kesalahan pada presentasi siswa. Terkhir
guru harus membantu siswa menemukan identitas dirinya, seperti teori Erikson indentitas
yang utuh akan menimbukan kesetiaan. Dalam usia ini siswa sudah dianggap cukup mampu
membuat keputusan sendiri, peranan guru adalah memberikan pendampingan atau saran akan
keputusan yang akan diambil oleh siswa. Sikap guru pada jenjang ini tidak perlu terlalu
ramah karena siswa sudah dewasa dan tidak perlu di ingatkan untuk menyapa dan
mengucapkan salam.

Anda mungkin juga menyukai