Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Tentang

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

Oleh:

NOFRI SISKA
1714050036

Dosen Pengampu:
Drs. Zainimal, M. Ag

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS A

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL

PADANG

1440 H/2019 M
MENGACA DIRI

1. Apakah meteri kuliah yang saya ampu dapat dipahami secara baik? Jika tidak,
apa kesulitan anda dan apa saran anda untuk sebuah perubahan?
Jawab: Secara umum, dalam proses pembelajaran saya dapat memahami pelajaran
yang bapak ajarkan secara baik, apalagi dengan kondisi dan situasi pembelajaran yang
santai dan kondusif. Saya menyukai cara belajar bapak, terutama ketika bagian
diskusi. Bapak meyedian kami waktu untuk berdiskusi dan peluang yang sebebas-
bebasnya untuk menyampaikan pendapat tanpa ada batasan sedikitpun dari bapak.
Namun, menurut saya, system diskusi yang berkelanjutan di tiapminggunya kurang
efektif, karena ketika diskusi, orang-orang ikut berpartisapi itu-itu saja sehingga
mereka yang lainnya hanya bersifat pasif dalam diskusi dan menjadi penonton saja.
Saran saya, untuk perkuliahan selanjutnya mungkin bapak bias menyelingi diskusi
(minggu ini diskusi, minggu depannya metode ceramah atau yang lainnya) dengan
sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
2. Bagaimana menurut anda metode perkuliahan yang di tawarkan kepada anda?
Jawab: Seperti yang sudah saya singgung di poin pertama, bahwa menurut saya
mtode perkulihan yang kita gunakan selama ini, yaitu metode diskusi dan ceramah
guru, itu bagus dan menyenangkan. Namun, alangkah lebih bagus lagi apabila
penggunaan kedua metode itu di ganti-ganti setiap minggunaya (Minggu ini diskusi,
minggu depannya cerama atau sebagainya) sehingga diskusinya tidak terlalu
membosankan dan menjadi lbih efektif.
3. Menurut anda, bagainama performance dosen yang anda sukai dan inspiratif?
Jawab: Ada beberapa performa yang dimiliki dosen yang saya sukai, yaitu:
 Dosen yang menggunakan gaya mengajar yang meransang mahasiswa untuk
belajar dengan baik
 Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas
 Menguasai materi kuliah yang di pegangnya
 Memiliki antisiasme yang dinamis
 Memiliki kepedulian terhadap mahasisa
 Memiliki keterampilan berinteraksi
 Fleksibelitas, kretivitas dan keterbukaan
 Memiliki kepribadian yang kuat
 Memiliki komitmen
REFLEKSI DIRI

1. Ungkaplah/tulislah ide, gagasan dan pemikiran dosen anda (Zainimal) tentang


fenomema pendidikan dan lainnya dan bagaimana tanggapan (pendapat) anda?
Jawab: Pendidikan adalah proses pemanusiaan secara manusiawi karna manusia
adalah karya ilahi yang belum selesai. Tujuan dari pendidikan itu sendiri adalah untuk
memanusiakan manusia. Ada 4 pilar pendidikan yaitu, Learnig to know, Learning to
do, Learning to be, Learning to life together. System pendidikan Indonesia saat ini
telah membunuh karakter siswa dengan aturan-aturannya seperti: Peraturan yang
mengharuskan siswa memakai seragam ke sekolah, Mengharuskan siswa seperti ini
dan seperti itu. Seharusnya, system pendidikan Indonesia memberikan kebebasan
kepada peserta didik untuk berekspresi dengan diri mereka sendiri sehingga mereka
senang ke sekolah dan menyukai pembelajaran di sekolah. Seharusnya guru tidak
memandang kesalahan peserta didik dari satu sudut pandang saja, misalnya ada siswa
yang terlambat, jangan langsung menghukum atau nge-judge mereka salah. Tapi
klarisifikasi dulu dengan mereka. Tanya, apa yang menyebabkan mereka terlambat.
Karna pada hakikatnya, peserta didik juga manusia, maka mereka berhak
diperlakukan secara manusiawi. Begitu pula dengan kasus peserta didik yang makan-
makan atau tidur di dalam kelas, selagi itu tidak mengganggu proses pembelajaran, ya
biarkan saja. Toh, yang namanya manusia pasti ada masa lelah, capek, lapar dan
mengantuknya. Itu adalah fitrah sebagai manusia. Guru seharusnya tidak melarang
siswa untuk melakukan itu.
2. Selama anda mengikuti mata kuliah yang saya ampu, perubahan apa saja yang
anda dapatkan dan berikan beberapa contoh!?
Jawab: Ada beberapa perubahan yang terjadi kepada saya setelah mengikuti
perkuliahan dengan bapak, salah satunya perubahan pola piker saya. Saya yang
merasa selama ini bahwa proses pembelajaran di Indonesia beserta aturan-aturannya
sudah cukup baik, ternyata saya salah. Setelah saya membaca dan mendengan paham-
paham yang bapak sampaikan, saya mulai berpikir bahwa ada beberapa hal yang
harus di ubah dari system pendidikan Indonesia. Meski demikian, beberapa system
pendidikan Indonsia saat ini menurut saya juga patut di pertahankan, seperti norma
kesopanan yang mengaharuskan siswa untuk permisi kepada guru yang mengajar
sebelum meninggalkan kelas. Dalam artian, apabila mereka ingin meninggalkan kelas,
mereka harus meminta izin terlebih dahulu kepada guru yang mengajar.
3. Ceritakan pengalaman pahit, menakutkan, memilukan, menyengsarakan dan
menyakitkan anda atau teman anda selama mengikuti proses pembelajaran
selama ini, mulai dari Taman Kanak-kanak, SLTP, SLTA, dan Perguruan
tinggi, seperti anda atau teman anda dibentak, di jewer, di cubit, dibully, di
marahi, diomeli, diusir, dipukul, dilempar, ditampar, disiksa, disentrum,
dipermalukan di hadapan orang lain, pelecehan seksual yang mengakibatkan
anda menjadi trauma serta bagaimana tanggapan anda terhadap pengalaman
anda atau teman anda tersebut!
Jawab: Sebenarnya saya tidak memiliki pengalaman pahit yang menjadi trauma
selama saya belajar di sekolah semenjak dari Taman Kanak-kanak hingga perguruan
tinggi. Karna sejujurnya, saya bukan tipikal anak yang suka melanggar perintah guru.
Saya adalah tipikal siswa yang penurut dan lumayan pintar sehingga jarang mendapat
teguran atau hukuman dari guru.
Meskipun ada beberapa kali saya pernah memiliki pengalaman dipermalukan
di depan kelas karena terlambat atau lupa membawa tugas, tapi hal itu tidak sampai
menjadi sebuah trauma bagi saya. Jadi, dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba
mengulas sebuah kisah yang dialami siswa lain yang mungkin bias dijadikan sebagai
ulasan potret kekerasan dalam system pendidikan Indonesia. Kisah ini bercerita
tentang tindakan kekerasan yang dilakukan guru kepada muridnya yang menyebabkan
trauma terhadap murid itu sendiri. Kisah ini saya baca di internet. Berikut kisahnya:
Seorang guru di sekolah menengah atas di Jawa Tengah menampar murid-
muridnya di depan kelas, aksi yang disaksikan siswa lain yang merekam dan
mengunggahnya di media sosial.
Dalam video tersebut nampak guru berinisial LK itu mengelus-elus pipi salah
seorang murid, seperti mengambil ancang-ancang sementara murid-muridnya berdiri
tegak dalam diam. Setelah mengelus pipi, guru LK menampar dengan keras sampai
sang murid terhuyung-huyung.
Dalam video pengakuannya, guru LK menyebut setidaknya ada delapan nama
murid yang ditamparnya di SMK Kesatrian Purwokerto. Sebelum memukul, dia
berpesan kepada murid-murid lain yang menyaksikan bahwa pukulan ini akan benar-
benar sakit.
"Kalau ada yang nangis, jangan ditertawakan, ini benar-benar sakit," kata guru
di depan kelas seperti terekam di salah satu video.
Tanggapan saya mengenai kasus ini adalah: saya berpendapat bahwa apa yang
di lakukan oleh guru tersebut adalah suatu kesalahan. Mendidik dengan suatu
tindakan kekerasan tidak akan menciptakan suatu karakter yang baik bagi anak,
apalagi jika sampai kepada tindakan mengancam atau melukai. Mereka hanya akan
semakin membenci gurunya dan memupuk mereka untuk melakukan kekerasan dan
kenakalan baru sebagai bentuk pemberontakan.
Seorang guru harusnya paham bahwa tujuan dari pendidikan sebenarnya
adalah untuk memanusiakan manusia, dan salah satunya adalah dengan membiarkan
murid berekspresi dan tidak membunuh karakter siswa. Dengan melakukan kekerasan
apalagi sampai menampar di depan teman-teman sekelasnya, itu akan siswa merasa
malu bahkan bias menjadi sebuah trauma besar bagi siswa tersebut. Mereka akan
malu dan takut dating ke sekolah karena takut terlambat dan di permalukan serta di
tampar lagi.

Anda mungkin juga menyukai