Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pajar Faiza Nur

Nim : 22081000575

Topik 2 – Ruang Kolaborasi

Apa tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam hal sosial-emosional?

Jawaban:

Tantangan bagi guru untuk menjadi contoh/teladan khususnya dalam sosial emosional, yaitu:

Memberikan penguatan lebih kepada peserta didik melalui berbagai teknik atau pendekatan agar
dapat mengenali emosi peserta didik dengan latar belakang yang berbeda.

Memberikan pemahaman, penghayatan, dan kemampuan mengelola emosi peserta didik yang
berasal dari latar belakang yang kurang baik atau kompleks.

Diperlukan memiliki kepekaan yang tajam untuk dapat mengajarkan peserta didik agar dapat
menunjukkan rasa empati kepada sesama.

Memberikan pemahaman kepada peserta didik akan pentingnya kemampuan yang bertanggung
jawab, karena apabila kurang akan kesadaran yang dimiliki peserta didik saat ini dapat menunjukkan
untuk perbuatan tanggung jawab yang ia miliki.

Kasus yang ada berkaitan dengan hal di atas berdasarkan pada pengalaman Anda mengamati proses
belajar mengajar yang pernah Anda ikuti!

Jawaban:

Kasus yang diamati adalah terkait peserta didik yang kurang tertib untuk mengikuti aturan sekolah.
Namun ketika guru mengingatkan peserta didik tersebut untuk tertib, peserta didik itu emosinya
tinggi dengan sering membantah peringatan guru. Ketika dilakukan pendekatan, peserta didik
tersebut memiliki permasalahan dengan latar belakang lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
yaitu lingkungan yang rawan kekerasan.

Bagaimana sekolah bisa mendukung pembelajaran sosial-emosional? Apa saja tantangan bagi
sekolah?

Jawaban:

Sekolah dapat mendukung pembelajaran sosial emosional yaitu dengan cara menerapkan beberapa
cara berikut:

Sekolah dapat menjalankan kegiatan rutin yang dilakukan diluar waktu belajar. Misalnya dengan
pelaksanaan shalat dhuha, kegiatan literasi, senam pagi bersama, kerja bakti, dll.

Sekolah dapat menjalankan kegiatan yang terintegrasi dengan mata pelajaran. Misalnya melakukan
relaksasi, bergerak dengan dasar (mindfull movement), membuat kelompok belajar, melakukan infaq
setiap hari Jumat, dll.

Protokol yaitu budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan
sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu misalnya menjaga
ketenangan di ruang perpustakaan, ruangan BK yang menjadi tempat bimbingan atau konseling, dll.
Adapun tantangannya adalah kurangnya kesadaran diri baik dari peserta didik, guru, maupun warga
sekolah lainnya, kurangnya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua serta kesadaran orang
tua untuk mengawasi peserta didik yang rendah.

Apakah karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-emosional?


Jelaskan? Bagaimana menghadapi kendala tersebut?

Jawaban:

Ya, karakteristik peserta didik bisa mempengaruhi penerapan pembelajaran sosial-emosional. Karena
karakteristik dapat menunjukkan pengenalan diri yang mereka miliki terkait kemampuan sosial dan
emosinya. Selain itu, karakteristik dengan latar belakang yang berbeda-beda dapat memberikan
pengaruh juga pada penerapan pembelajaran sosial-emosional.

Adapun cara untuk menghadapi kendala tersebut adalah dengan:

Guru harus lebih memahami latar belakang peserta didik sehingga dapat melakukan pembelajaran
sosial emosional dengan menggunakan metode atau pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan
serta karakteristik dari peserta didik.

Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman, terbuka, dan mendukung bagi peserta
didik.

Pihak sekolah melakukan kerja sama dengan orang tua untuk dapat menerapkan pembelajaran sosial
emosional secara menyeluruh.

Bahan Diskusi:

Bila anda sudah menonton film tersebut apa yang bisa anda pelajari dari film tersebut berhubungan
dengan guru yang menjadi agen perubahan?

Jawaban:

Film Laskar Pelangi mengisahkan tentang perjuangan anak-anak dalam menempuh pendidikan
dengan berbagai tantangan yang dihadapinya, namun tetap gigih untuk melanjutkan
pendidikan walaupun dengan berbagai keterbatasan yang ada. Hal yang dapat dipelajari dari film
Laskar Pelangi tersebut adalah sebagai seorang guru tentu harus mengenali dan paham terlebih
dahulu latar belakang dan sosial emosional peserta didik. Selain itu, sebagai seorang guru juga tidak
boleh mudah menyerah dengan keadaan walaupun penuh dengan keterbatasan, justru dengan
keterbatasan tersebutlah semakin termotivasi untuk mengubah keterbatasan tersebut menjadi
sebuah semangat.

Anda bisa menonton alternatif film lain berhubungan dengan guru sebagai agen perubahan, seperti:

Dead poet society

Sekolah Rimba

Apa yang bisa anda pelajari dari kejadian/film tersebut? dan apa hubungannya dengan pembelajaran
sosial emosional? (Dead poet society dan Sekolah Rimba)

Jawaban:

Sebagai seorang guru tentu tidak boleh menyerah dengan keadaan yang
penuh keterbatasan, justru dengan keterbatasan tersebut semakin termotivasi untuk

mengubah keterbatasan tersebut menjadi sebuah semangat untuk guru dan peserta didik.

Yang bisa dipelajari dari film Dead Poet Society adalah mengenali dan memahami latar belakang dan
karakteristik peserta didik secara menyeluruh sehingga dapat menggunakan metode atau
pendekatan pembelajaran yang sesuai. Selain itu, dari film ini kita dapat belajar, bahwa seorang guru
sangat penting untuk memberikan semangat kepada muridnya untuk selalu melakukan perubahan
dalam hidup dan mengajak mereka semua tertarik pada hal-hal yang posotif. Serta mampu untuk
menggali dan mengasah kreatif peserta didik sehingga peserta didik pun akan dapat mengenali
emosi nya dan mengasah peserta didik untuk dapat berpikir kritis.

Sedangkan yang dapat dipelajari dari film Sekolah Rimba adalah bagaimana saling bergotong royong,
kemudian bagaimana kita untuk peduli dengan lingkungan sekitar khususnya alam. Karena dari alam
kita dapat mengenali, belajar, dan memahami apa dan bagaimana kita dapat mengelola sosial dan
emosional kita.

Anda mungkin juga menyukai