Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1.

2 MULAI DARI DIRI

HUSIN NAPARIN, S.Pd


SDN PALINGKAU

CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 6


KABUPATEN BARITO KUALA
KEGIATAN 1. TRAPESIUM USIA

LULUS SARJANA USIA SAAT INI USIA PENSIUN


Usia Kerja

23 36 60

17 NEGATIF
Selisih
Positif : 36 - 14 = 22 Tahun
Negatif : 36 - 17 = 19 Tahun
14 POSITIF

0 Trapesium Usia : Husin Naparin, S.Pd


TUGAS 1. REFLEKSI
1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?

Peristiwa Positif
Pada usia 10 tahun saat duduk di bangku SD Kelas 5 saya pernah mewakili lomba sains
Matematika tingkat SD berkat bimbingan, dorongan dan semangat dari guru saya.
Mereka memberikan reward melalui pujian walaupun hasilnya tidak seperti apa yang
diharapkan. Tetapi karena dapat pujian dari guru idola saya. Saya semangat untuk belajar
dan memperdalam mata pelajaran tersebut pada saat itu.
Peristiwa Negatif
Pada Usia 16 tahun, saya ikut atlit bidang olahraga di Kabupaten saya. Kebetulan karena harus berangkat ke
kabupaten lain, saya sering ijin sekolah. Pada saat saya masuk sekolah dan belajar di kelas mempelajari mata
pelajaran tertentu. Saya disuruh maju untuk mengerjakan soal di papan tulis. Karena pada saat itu saya tidak
serius menerima pelajaran. Tidak memperhatikan beliau menjelaskan. Jadi Sebelum maju, Guru saya sempat
mengatakan “biasanya kalau bagus olahraga, maka kemampuan pelajaran lain menurun”. Kemampuan otak
kanan dan otak kiri tidak seimbang. Pas saya maju, kebetulan saya menjawab soalnya salah dan saya disuruh
duduk. Nah disitulah saya merasa down, merasa malu oleh Guru saya, dan merasa bersalah. Saya merasa
dianggap tidak mampu sebelum mencoba. Semenjak itu setiap mata pelajaran tersebut, saya kurang
semangat. Apalagi dengan sikap yang pada saat itu saya tidak memperlakukan beliau sebagai seorang guru.
Itu Cuma membekas pada saat usia saya masih remaja sampai beranjak dewasa. Sekarang sudah tidak begitu
membekas. Apalagi beliau, sudah pasti tidak ingat lagi apa yang dikatakan beliau pada saat itu. Karena ketika
kita sudah menjadi seorang Guru saat ini, pasti merasakan sendiri ketika menegur anak setiap harinya, kadang
kita tidak ingat lagi pernah mengatakan apa seminggu sebelumnya. Tapi anak didik kita yang kadang setiap
perkataan kita selalu diingatnya.
Yang diingat saya adalah ketidaksopanan saya selaku murid terhadap guru.
Pada intinya, dari kejadian itu, ada 2 hal,
- Jangan sekali-kali mengatakan kepada anak didik kita. Kamu ini kemungkinan tidak mampu, kamu tidak
bisa, apalagi langsung mengatakan perkataan merendahkan dan kata sejenisnya. Dari pengalaman ini kita
harus hati-hati memperlakukan anak baik sikap, perkataan atau perbuatan kita terhadap mereka.
- Perlakukan gurumu dengan sebaik-baiknya, hormati Guru agar ilmu berkah.
2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?

Yang terlibat pada saat usia 10 tahun sewaktu duduk di Bangku SD Kelas 5 adalah saya sendiri,
Guru, Kepala sekolah, teman-teman hingga orang tua saya. Mereka terlibat disana, ikut merasa
senang dan bangga.

Dan yang terlibat pada saat usia 17 tahun sewaktu duduk di Bangku SMA adalah saya sendiri,
guru dan teman sekelas.
3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda
emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di
masa itu)

Dampak yang saya rasakan sampai sekarang pada persitiwa usia 14 tahun adalah perasaan senang
dan percaya. Senang bisa mengharumkan nama sekolah dan orang tua. Percaya bahwa sebuah
semangat, dorongan, bahkan bentuk perhatian lebih dari guru kepada kita. Akan selalu diingat dan
membekas sampai kita tua.

Dampak yang saya rasakan sampai sekarang pada peristiwa usia 17 tahun adalah perasaan sedih,
hingga pada saat usia tertentu setelah kejadian tersebut saya merasa malu bertemu dengan guru
saya sendiri.

Dan juga saya marah dengan diri saya sendiri atas ketidaksopan santunan saya pada waktu itu.
Sekarang dampak dari kejadian tersebut sudah mengarah ke hal yang positif, semua ambil hikmah
dari semua kejadian tersebut, karena kita merasakan sendiri bagaimana menjadi seorang guru.
4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih
dapat mempengaruhi diri saya di masa sekarang?
Momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mempengaruhi diri saya sampai
sekarang karena momen tersebut sangat berkesan, momen ketika merasa senang, terharu, sedih,
marah, maupun bahagia. Momen-momen tersebut tersimpan dalam memori/ingatan jangka
panjang sehingga masih dapat dirasakan dan mempengaruhi diri saya saat ini. Apalagi diusia 0 –
17 tahun, dimana ingatan masih kuat. Ketika masa sekolah, saya banyak belajar dari guru, teman
sekelas, kakak kelas, adik kelas, dan lingkungan. Dari guru saya belajar sikap, dan perilaku,
maupun ilmu pengetahuan yang berguna dalam hidup saya. Dari teman, kakak kelas, dan adik
kelas saya belajar bagaimana bersosialisasi, berkolaborasi menghadapi masalah, dan bergotong
royong mengerjakan tugas. Dari lingkungan saya banyak belajar tentang nilai-nilai kehidupan.
Momen masa sekolah akan terus saya ingat dan rasakan, mempengaruhi diri dan perilaku saya
sekarang dan pada masa mendatang.
5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda
emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya

Saya sebagai guru harus lebih banyak mendengar, peduli dan empati dalam melayani siswa, sesuai dengan
kebutuhannya. Memberikan perhatian layaknya orang tua kepada anaknya. Sebagai Guru harus benar-benar
menjadi tauladan, baik dalam sikap, perkataan, perbuatan dan tingkah laku kita. Setiap selesai pembelajaran
membiasakan untuk saling memaafkan atas kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Membiasakan
Belajar dari pengalaman hidup terdahulu, ambil hikmah dari setiap peristiwa sebagai pembelajaran yang
bermakna. Pengalaman adalah guru terbaik. Pengalaman membentuk kedewasaan emosi seseorang dalam
menata hidupnya. Guru yang konsisten belajar, menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan hidup
dalam kultur sosial budaya akan banyak memberikan pembelajaran bermakna untuk siswa tentang
pembaharuan ilmu dan informasi, daya juang, rasa syukur yang diwujudkan dalam totalitas perilaku baik
hati, pikiran, dan raga untuk optimalisasi potensi dan kemampuan anak didik (siswa) sesuai kodrat alam dan
zamannya.
Guru memiliki peran penting untuk membentuk karakter siswa di Sekolah Dasar. Guru adalah pendidik
profesional yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi siswa. Guru membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya.
6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru,
dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar",
"makna", "peran"?

Peran seorang guru sangat berpengaruh


dalam proses belajar dan perkembangan
karakter setiap murid dalam menghasilkan
pembelajaran yang bermakna

Husin Naparin
Tugas 2. Nilai dan peran guru penggerak menurut saya
1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?

Nilai dalam diri saya yang membantu menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah
saya adalah dapat berkolaborasi secara profesional dengan siapapun, senang bekerja tim, fleksibel
dalam kerja tim berdasarkan asas kekeluargaan, membudayakan perilaku percaya (trust) pada
kemampuan anggota tim, dan bersyukur atas kondisi yang diterima sebagai wujud perjuangan
diri.

2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan
komunitas sekolah saya?

Memberikan contoh untuk hal yang saya kuasai, memberikan motivasi dan memberikan
pertolongan bagi yang membutuhkan, peran saya sebagai Ketua KKG juga berpengaruh untuk
menggerakkan komunitas sekolah-sekolah. Dan yang penting dilandasi oleh prinsip pemikiran
pendidikan KHD, yakni: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani
ing ngarso sung tulodo: Di depan: Saya sebagai guru dan anggota masyarakat, memberikan
contoh teladan sikap dan perilaku sebagai mahluk individu dan sosial.

ing madyo mangun karso: Di tengah: Saya sebagai guru dan anggota masyarakat, mampu
membangun kepercayaan (trust) dalam kolaborasi tim (di lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat) sehingga semua anggota tim merasa nyaman, sadar saling berbagi eksplorasi potensi
dan kemampuan diri, mengarahkan(meyusun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk tujuan
bersama tim), membersamai, bersatu padu mencapai goal (tujuan bersama hasil kesepakatan dalam
tim).

tut wuri handayani: Di belakang Saya sebagai guru dan anggota masyarakat, membangun
motivasi, kontroling bersama dalam tim pembelajar untuk tetap berada pada jalan/track yang telah
disepakati bersama sesuai perannya dalam tim guna mencapai tujuan bersama tim dan cita-cita
yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai