Anda di halaman 1dari 3

KEGIATAN 1:

Peristiwa negatif yang saya alami usia : 12 Tahun (Usia SLTP)

Rentang 40 – 12 = 28 tahun

Peristiwa positif = 16 tahun ( Usia SMU)

Rentang 40 – 16 = 24 tahun

TUGAS 1

1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?

Peristiwa postif dimana saat usia 16 tahun, saat duduk bangku SMU saya banyak
memiliki kepercayaan diri karena ketekunan saya, walau saya berasal dari desa tapi
selalu bisa mengerjakan tugas-tugas dari guru. Sehingga saya bisa masuk
peringkat 5 besar di kelas saya. Hal tersebut saya lakukan berkat motivasi dari ibu
guru matematika saya, yang selalu keras mendidik kami tapi saya malah
menyukainya. Sementara ada guru akuntansi yang cuek tapi saya menyukai cara
mengajarnya dan seorang guru agama Islam yang sangat dekat dengan saya,
beliau mengangap saya mampu. Kepercayaan diri dari bapak guru tersebut
menumbuhkan kekuatan saya untuk tekun belajar. Banyak guru yang familiar
dengan saya, walaupun saya bukan aktivis di organisasi sekolah.

Sedangkan, peristiwa negatif saat usia 12 tahun, pada saat duduk di bangku SLTP
ada satu peristiwa yang sangat membuat saya malu yaitu saat kelas 1 caturwulan
satu saya mendapatkan nilai matematika lima dan di raport saya tertulis dengan
tinta merah. Sesuatu yang sangat membuat saya minder, bahkan menurut saya
cara mengajar Ibu guru tersebut sangat tidak dapat di mengerti muridnya.
Sementara orang tua saya menuntut untuk dapat mengejar nilai agar lebih baik.
Bahkan perlakuan buruk seperti di pukul menggunakan sabuk polisi pun saya
terima jika nilai saya tetap buruk. Tapi mereka tidak pernah mau mengajari saya
katanya tidak bisa.

2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa


tersebut?
Peristiwa positif: Yang terlibat dalam peristiwa positif adalah Ibu guru Matematika,
Bapak guru mata pelajaran agama islam, bapak guru akuntansi, bapak ibu guru
yang lain dan orang tua

Peristiwa negatif: Yang terlibat dalam peristiwa negatif adalah Ibu guru
Matematika SLTP, dan orang tua.

3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan
gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi
persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)

Peristiwa positif: Motivasi keras dari ibu guru matematika membuat saya sadar kita
perlu mencari tahu dulu materi yang akan kita pelajari sebelum belajar di sekolah.
Kepercayaan diri dari Bapak Guru Agama Islam yang selalu terbuka dan kerap
bertukar pendapat membuat saya merasakan kasih sayang seperti anak sendiri.

Peristiwa negatif: Saya merasa marah dan sedih mendapat hukuman fisik dari
orang tua saya. Saya juga malu mendapat kan nilai matematika merah di raport
saya, apalagi di sekolah ibu Guru seakan tidak pernah memberikan penjelasan
yang dapat saya mengerti.

4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan
dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?

Karena momen peristiwa positif dan negatif tersebut memberikan dampak


perubahan dalam hidup saya dan masih membekas sampai sekarang, hal tersebut
sedikit banyak mempengaruhi pembentukan karakter diri saya. Bahkan saat
menjadi guru mata pelajaran matematika saya menjadi mengingat bagaimana
perlakuan guru yang berbeda dapat membuat saya berkemampuan berbeda pula.
Jadi sosok-sosok guru di masa saya sekolah menjadi suri tauladan saya saat ini.

5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan
roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?

Trapesium Usia: Dari kegiatan trapesium usia, saya mempelajari bahwa suatu
emosi positif dan negatif dapat bertahan lama dalam ingatan jangka panjang serta
mempengaruhi perkembangan karakter diri kita. Saya sebagai guru harus selalu
berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik dan pengalaman-pengalaman luar
biasa ke murid yang dapat menumbuhkan emosi positif, agar karakter murid kita
berkembang semakin baik.

Roda Emosi: Sedangkan, dari roda emosi, saya lebih bisa mengenali tentang emosi
dan membedakan emosi dasar manusia dan gabungan emosi tersebut akan
menimbulkan suatu emosi yang baru. ini sangat penting bagi kita sebagai guru,
dengan mengetahui keadaan emosi murid, kita bisa memberikan tindakan yang
tepat dalam menyelesaikan masalah murid.

6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang


Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid",
"belajar", "makna", "peran"?

Peran menjadi seorang guru itu tidak mudah, butuh proses tanpa putus semangat
belajar serta butuh ekstra tenaga dan pikiran untuk melayani murid dalam rangka
untuk mendorong kekuatan kodrat murid agar menciptakan suasana kelas yang
menyenangkan dan pembelajaran yang bermakna.

Tugas 2

Nilai dan peran guru penggerak menurut saya

1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid,
rekan guru, dan komunitas sekolah saya?

• Nilai yang ada pada diri saya adalah saya orangnya suka belajar dan suka
mencoba hal-hal baru yang menantang diri sendiri dengan sesuatu hal yang
belum saya miliki karena prinsip saya selagi masih mampu dan ada jalan
pasti bisa kalau kita berusaha dan berdoa.
• Kolaboratif dan menjalin bekerjasama yang baik dengan rekan guru dan
komunitas sekolah
• Komunikatif dan perhatian kepada murid dengan memberikan kesempatan
dan kebebasan sesuai kebutuhan belajarnya.

2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan
guru, dan komunitas sekolah saya?

Peran yang saya mainkan dalam menggerakkan murid adalah melayani dan
menuntun murid dalam rangka untuk mendorong kekuatan kodrat murid agar
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan pembelajaran yang
bermakna serta menjadi sahabat terbaik bagi murid agar tercipta keakraban.

Dan juga berkolaborasi dengan rekan guru, komunitas sekolah dan semua pihak
yang terlibat untuk saling gotong royong dengan bersama-sama untuk
memajukan pendidikan khususnya di sekolah saya bertugas.

Anda mungkin juga menyukai