Anda di halaman 1dari 2

CERPEN

PERUBAHAN SEORANG SIPUT

Saat kecil aku adalah anak yang terbuka, berprestasi dan mudah percaya dengan
orang sekitar, hingga saat aku masuk kelas 3 sd ada anak baru yang masuk kekelas kami,
suatu hari guru kami menyuruh untuk membuat kelompok, aku merasa senang sekali karena
anak baru itu masuk kedalam kelompok yang dimana aku sebagai ketua kelompok itu,
dimulai lah suatu konflik dimana anak ini merasa bahwa aku bertindak sebagai pemimpin, ia
merasa bahwa padahal dirumah ibunya saja tidak pernah menyuruhnya, lalu siapa aku yang
baru ia kenal dalam sehari lalu tiba tiba memerintahnya, akibatnya ia menangis, dan dimulai
lah dimana aku di kucilkan.

Setelah anak itu datang, aku selalu dijauhi, bahkan aku diledek pendek olehnya, dan
semua temanku yang dulu selalu membantu dan berpihak padaku, akhirnya selalu
mengunjingku, bahkan pernah aku menangis karena ulah mereka, tapi tak ada yang perduli
dengan apa yang terjadi, yah mungkin saat itu masih seorang anak kecil yang tak mengerti
apa apa.

Hingga saat aku masuk SMP aku berusaha untuk menjauhi teman teman SD ku, ku
harap aku tak pernah bertemu salah satu nya, saat aku masuk SMP termyata aku bertemu
salah satu teman yang dulunya teman kelas ku di SD, karena dia aku pun terkucilkan di
sekolah, ia menceritakan bahwa aku lemah, tidak bisa membantah, akhirnya informasi
apapun tentang pr, aku jarang di beritahu, aku tau aku juga salah dalam hal ini karena masa
lalu ku di SD membuat aku tidak terlalu terbuka dan bertingkah mencari perhatian, hingga
mungkin banyak teman yang tidak menyukainya.

Hingga pada suatu ketika seorang teman membuatku kesal, aku membalas dengan
kata kata mengumpat yang akhirnya ketahuan dengan guruku, yah kembali ke awal aku
hanyalah anak yang belum tau apa apa, akupun takut bercerita kepada orang tua, dan
bahkan aku tak terlalu memiliki teman yang benar benar tulus. Aku selalu saja sama, lari dari
msalah, jika ada masalah aku akan menangis diam diam. Tiga tahun, tiga tahun aku merakan
itu, dijauhi teman, ya mungkin tidak seburuk itu, karena ada satu teman yang tetap
pengertian, tapi tetap saja dia masih suka membericarakan aku di belakang, saat kelas 3
SMP aku tak pernah percaya bahkan menganggap semua orang adalah orang bemuka dua,
mereka semua sama, bahkan guru dan orang tuaku pun tak dapat dipercaya, aku hanya
hidup sendiri.

Yang ku pikirkan adalah aku harus mandiri aku harus tegas dan kuat, aku tak boleh
lemah, jika aku salah aku akan mengakuinya dan jika aku benar tapi aku disalahkan atas
sesuatu yang bahkan tak pernah aku melakukannya, aku akan menjawabnya dengan tegas
kalau bukan aku, aku tak peduli dengan pandangan oran kalau aku itu buruk, hanya saja ada
jika ada orang yang bisa kau percaya suatu hari nanti, aku hanya ingin mereka untuk percaya
juga padaku, karena aku tak akan pernah berbohong kepada orang yang aku sayangi dan
lindungi.
Masa pandemic membuat aku jadi banyak waktu luang, akupun membaca sebuah
komik. Di komik yang aku baca, komik itu meceritakan tentang wanita yang tidak lemah,
yang tegas dan juga tidak bergantung pada apapun. Aku masih ingat kata kata itu.
“Aku harus menjadi kuat, hingga aku tak terjatuh lagi, aku harus membuat orang
orang menghormatiku, sehingga mereka tidak akan merendahkanku”

Kata kata kecil yang menjadi inspirasi seorang anak yang sedang mencari jati dirinya,
saat itu aku putuskan apa yang harus aku lakukan, aku harus hidup lebih mandiri, ramah,
tapi tidak terlalu terbuka dengan orang, jangan terlalu banyak bicara, sopan dan satun pada
yang lebih tua, membantu teman, tapi jangan terlalu percaya pada orang yang akan kau
temui, tumbuhkan percaya dir bahwa aku bisa, jika aku terjatuh, aku harus bangun,
walaupun harus mengesot sekalipun, aku harus sukses.

Saat masuk SMA aku mulai berubah, dan yah perubahan itu amat sangat susah, anak
permalas Karena selalu terlarut dalam kesedihan akhirnya harus menghilangkan
kesedihannya, aku yang dulunya hanya tidur 1-5 jam sehari bahkan aku pernah tidak tidur
dua hari karena aku selalu berfikir apa yang akan mereka lakukan kepedaku. Akhirnya
menyata ulang jam tidur dengan benar, belajar dengan benar, makan apapun, aku merubah,
bahkan ekspresi wajah. Dan menjaga jarak dengan orang , tapi juga tidak lupa membantu
mereka, namun tetap saja aku terkadang terlalu banyak berbicara. Dan ya sekarang aku
sudah menemukan yang mungkin bisa aku panggil sahabat, satu orang, tapi aku belum
terlalu mengenalnya, dia hanya teman dekat, tapi aku harap aku bisa berteman baik
dengannya, tak perlu banyak teman tak apa sedikit asalkan bisa mengerti.

Terima kasih kepada icha kecil yang sudah bertahan, sekarang namaku bukan icha tapi
Rahma, aku bahkan mengubah nama panggilan, dan nama icha bukan lah nama panjangku,
maka dari itu aku tak terlalu suka dipanggil begitu.

Aku akan berusah menjadi seperti wanita di komik yang aku baca, tegas, tegar, namun
juga lembut dan ramah, itu tidaklah mudah, tapi aku tau aku bisa.

Anda mungkin juga menyukai