Anda di halaman 1dari 9

DIRIKU DIANTARA MEREKA

Fadhillah Dwi Gustika

*Awal Sebuah Kisah Klasik


Kisah yang berawal dari pertemuan terencana namun tak disangka sangka.
Kami 19 anak manusia dipertemukan secara acak oleh pihak kampus UIN Jakarta,
terpikir olehku menebak bagaimana karakter dari ke 19 orang tersebut mungkinkah
aku akan bertemu dengan seorang yang egois ataukah orang yang pengertian,
mungkinkah aku bertemu dengan seorang yang manja ataukah yang dapat
memanjakanku, mungkinkah seorang yang suka memerintah ataukah seorang yang
mengayomi. Terlepas dari karakter orang tersebut yang paling penting adalah
bagaimana aku beradaptasi dengan mereka mengubah sifat jelekku dan mereka
menjadi hal yang positif.
Berkenalan didalam chatting room kami ber 19 orang membuat grup KKN
kelompok 23. Pertemuan awal terjadi pada senja di hari senin, kami membuat janji
bertemu di halaman Rektorat depan Audit Harun Nasution kami perkenalan diri
menjelaskan tentang diri sendiri dan membahas tentang struktur keorganisasian
kelompok. Aku sangat menyesal karena datang terlambat sebab ada mata kuliah, saat
pertemuan tersebut obrolan kami sangat menyenangkan berbagai teman baru
menjelaskan tentang diri mereka sendiri yang terlihat jelas bahwa mereka mempunyai
solodaritas tinggi, sejak pertemuan tersebut memotivasi saya untuk dengan ikhlas
menjalani kegiatan KKN ini.
Selain dari hal tersebut ada satu alasan lagi saya mengikuti KKN ini kisahnya
didasarkan oleh survey pertamaku bersama kelompok saat itu kami memutuskan
untuk berangkat menggunakan motor, sebenarnya ekspetasi ku tentang desa tak jauh
berbeda dengan kenyataan karena kakekku tinggal di kota rangkasbitung dimana
keadaan sosial dan kultural disana tak jauh berbeda di pagenjahan, hal tersebutlah
yang membuat hatiku tergerak untuk berhasil memberdayakan desa.
Saat aku survey pertama kali melihat sekolah sekolah yang menurutku layak
namun sangat seadanya membuat hatiku tergerak untuk ikut andil mengajar disana.
Ketika ku tanyakan berapa jumlah murid yang terdaftar di MI/MTs Nurul huda, dan
di Yayasan Al Fadhillah jawabannya membuatku terkejut di setiap angkatan tidak
sampai 20 orang bahkan ada dalam satu kelas berisi 8 orang saja. Selain itu
pengajaran yang diterapkan dalam kelas tak sesuai dengan ketetapan undang-undang
yang berlaku karena bahan ajar yang dipakai merupakan buku yang sudah lama alias
terbitan tahun-tahunku saat zaman masih bersekolah.
Sedikit-dikit aku mengerti tentang bagaimana cara menggunakan kamera
digital, yang mengakibatkan diriku dijadikan pengambil dokumentasi saat dekdok
utama berhalangan untuk mengerjakannya.

*Inspired “Inspiring Every Moment”


Seringnya seseorang akan mengalami yang namanya kenyataan yang sangat
berbeda dari ekspetasi. Namun berbanding terbalik dari yang umum, stigma negatif
yang ada di benakku semua berubah menjadi sudut pandang yang unik untuk
menggambarkan ke 19 orang ini. Ketuaku, nugy namanya adalah seseorang yang
sangat ramah terutama ke warga desa pagenjahan, walaupun pembawaannya yang
sangat kaku bahkan terlihat aneh namun dia dapat membuat citra kelompok kami ini
menjadi baik di mata warga-warga pagenjahan.
Bendaharaku, mutia "si centil", "si mulut seribu" itu julukannya dia adalah
seorang yang tak bisa berhenti untuk mengkritik kerja kelompok 23 sikapnya yang
suka sekali mengompor-kompori1 kami menghiburku membuat tawa canda yang
sangat khas di setiap kami berkumpul. Sekretarisku Desi, walaupun ku tak begitu
dekat dengannya namum terlihat jelas bahwa dia adalah seorang yang memiliki jiwa
pemimpin karena beberapa kali rapat atau persiapan dia yang selalu mempimpin,
pembawaannya sangat tegas namun tak kasar hanya satu hal yang ku sayangkan

1
provokasi
terhadapnya dia seorang yang jarang sekali berkumpul untuk sekedar bermain
bersama aku dan kelompokku yang dia sukai bersenda gurau dengan anak-anak
kampung pagenjahan terkadang aku memaklumi karna tingkat kenyamaanan
seseorang itu berbeda di setiap tempat sesuai karakter orang tersebut.
Farith dia sekretaris juga di kelompokku namun tugasnya tak sebanyak Desi,
saat kumpul pertama dia merupakan salah satu calon kandidat ketua kelompokku
selain nugy aku memilih nugy karena dari perkenalan diri dia masih cukup sibuk
untuk dijadikan ketua takutnya kelompokku akan sering ditinggal olehnya walaupun
dari segi pembawaan dia sangat cocok di jadikan ketua karena pengalaman
organisasinya lebih banyak dan emosinya lebih terkontrol. Sebuah kisah yang
membuatku sangat terkagum adalah di setiap kami rapat ataupun persiapan acara
kami selalu berselisih paham dengan sang ketua, namun sang ketua sangat keras
kepala untuk membuat pendapatnya di gunakan aku dan teman temanku tetap tidak
menerima karena berbagai alasan negatif telah kami lontarkan hal tersebut tetap tak
bisa membuat ketua berfikir bahwa kita itu ber-19 kepala bukan satu ketua dan satu
kepala. Sampai pada akhirnya hal tersebut di jelaskan oleh Farith secara tegas dan
jelas namun tidak mengintimidasi ketua, yang membuat ketua akhirnya luluh untuk
mengikuti saran dari kami.
Hasibuan koor peralatan di kelompokku merupakan anak yang susah sekali
diatur hanya dirinya sendiri yang bisa mengatur hidupnya. Julukan dia dari kami
adalah "bopak" karena mirip artis yang bernama bopak dan "si mulut dua rebu"
karena bicaranya yang selalu banyak namun intinya hanya sedikit. Bersama dengan
mutia dia merupakan duo kompor, mutia selaku gas dan hasibuan selaku kompor
membuat kelompokku selalu meledak ledak setiap mereka meledek anak-anak yang
sedang di sulut api cinta ataupun sedang di bawa perasaan galau. Terdapat kisah
menyedihkan dibalik candaan meledek anak-anak, berawal hanya teman survei
jadilah hasibuan dan mutia membully keduanya sampai pada akhirnya sang lelaki
marah dan memberitahu keduanya bahwa meledek seperti itu membuat teman yang
lain tak nyaman. Memang benar meledek hanya untuk bercanda diperbolehkan
selama batas kadarnya tidak membuat hati si korban terluka ataupun marah sebab hal
yang seperti ini membuat perpecahan dikelompokku.
Ardi, dekdok dikelompokku seorang yang serba bisa mulai dari ide
pengambilan gambar dan penyuntingan dia ingin hanya dirinya yg dipilih walapun
pada akhirnya kami tak ingin dia bekerja sendiri. Dia merupakan salah satu objek
pembullyan yang paling sering di antara anak-anak yang lain, setiap pagi dan sore
selalu pergi memburu tempat tempat yang indah untuk dijadikan video dokumenter
kelompokku. Ardi sangat sering curhat denganku mengenai pendapatnya tentang
desa, kelompok kkn, warga warga desa, dan tak jarang tentang wanita. Sifat dia
termasuk seseorang yang mudah sekali di bawa perasaan membuat dirinya terlihat
agak pendiam. Aku paling senang menggoda dia karena setiap kali di goda dia hanya
tertawa ramah membuatku menjadi gemas.
Fahmi cowo tertampan kedua di kelompokku selainnya yaitu farith,
merupakan pemenang kang nong tanggerang. Termasuk cowo yang paling lemah di
kelompok karena kalau di mintai bantuan kerjaan lelaki dia hanya ingin mengerjakan
kerjaan perempuan yang lebih mudah. Aku sering sekali di ledek dengan dia karena
wajah ku dan dia yang mirip menurut teman-teman kkn ku, namun karena kami yang
pada dasarnya biasa saja menganggap guyonan mereka hanya candaan saja dan pada
akhirnya bosan juga meledek kami. Temanku yang satu ini paling seru untuk diajak
jalan kemanapun dan diajak mengobrol tentang pengalaman. Sifat dia yang sangat
dekat dengan wanita membuat kami anak perempuan menganggap tak ada jarak
dengan dia. Namun kekurangan yang dia miliki yaitu selalu ingin tau berbagai
perkembangan cerita yang ada di kelompokku dan susah sekali diajak kerja berat.
Bang Ali panggilan yang selalu ku lontarkan setiap bertemu dengan dia,
orangnya sangat bahkah kelewat rajin walaupun agak sedikit susah nyambung namun
karena rajinnya dia kami sangat mengaguminya. Khotimatul husna alias nana aku dan
temanku biasa memanggil makot, mba nana umurnya jauh diatas aku namun aku
berbicara dengannya dengan santai. Dia termasuk teman yang mengayomi karena
kebutuhan aku dan teman teman pasti dibantu olehnya mulai dari piket, barang-
barang aku yang hilang ataupun mengatur segala peralatan, dekorasi dan
dokumentasi kegiatan acara di pegang olehnya. Karakternya sangat tegas membuat
anak di kelompok kami selalu nurut dengannya, anggota paling rajin yang ku sayang
di kelompokku.
Aishya dipanggil ai manusia bawel yang kalo bicara ga pernah berhenti
kecuali sedang sakit. Orangnya agak ribet namun tanggung jawab, suka sekali makan
banyak namun pemilih makanan. Banyak ide ide cemerlang yang dia sampaikan di
dalam forum kami, yang paling ku suka dia sangat baik saat aku sakit. Nafisah
dipanggil mba nevi berasal dari garut dijuluki "si anggun" selalu rajin sekali mandi,
setelahnya dandan, dan menggunakan baju yang selalu rapi. Karena dia mempunyai
usaha kerajinan dari bunga, dia sangat lihai sekali membuat dekorasi dekorasi cantik.
Ide ide cemerlang selalu keluar dari kepalanya untuk menghias temlat acara agar
terlihat lebih indah.
Uswah terkadang di panggil umi seorang wanita yang berpenampilan sangat
muslimah, sangat rajin sering sekali membantu memasak di rumah bu sekdes.
Walaupun sifatnya agak keras kepala namun dia bisa menyatu dengan teman teman
yang lain, tidak pernah bosan untuk mengingatkan kita akan berbagai deadline yang
ada. Anita alias cinta julukan itu berasal dari teman-teman lelaki, guyonannya selalu
membuat tertawa. Bersama mba uswah sering sekali datang ke majelis untuk
mengajar mengaji anak anak desa.
Helma wanita berasal dari padang dan yang tercantik di kelompok kami,
pintar sekali berbicara dan sangat ramah kepada warga desa. Dia merupakan
penanggung jawab isbat nikah dimana kegiatan tersebut menjadi kegiatan terbesar
kami. Kegiatan tersebut memang di lontarkan olehnya, perempuan yang satu ini tidak
ada habis lelahnya memikirkan desa yang pencatatan sipilnya kurang jelas. Trini
perempuan bermuka india namun asli orang jawa, sampai berbicara logat jawanya
sangat kental. Memiliki bakat memasak yang tiada duanya, dan bakat
menyanyinyapun sangat di kagumi di kelompok kami. Namun dia memiliki sifat
keras kepala, tidak ingin membagi tugasnya bersama sama dengan alasan tidak
percaya terhadap kami dan hanya mengerjakannya sendiri, sangat disayangkan karena
dia hanya membuat lelah dirinya.
Dinny biasa di panggil ceunah asli orang sukabumi, seorang yang sangat
lembut jika berbicara namu jika bekerja sangat mendetail segala hal sangat
diperhatikan olehnya dan cukup gesit mengerjakannya. Walaupun kami teman satu
kamar namun aku dan dia cukup jarang mengobrol bersama. Yani teman satu
kamarku disana juga, julukannya “kucing hoki” karna mukanya yang mirip dengan
kucing sangat menggemaskan dan memiliki keberuntungan yang cukup besar. Dia
termasuk seseorang yang gesit walaupun dari postur tubuh paling besar dibandingkan
dengan anak perempuan yang lainnya.

*Secercah Rinduku akan Pagenjahan


Pagenjahan desa yang ku tempati selama sebulan, berada di Kecamatan
Kronjo Kabupaten Tanggerang. Desa yang jauh berbeda dari lingkungan rumahku,
dari segi aspek sosial ekonimi maupun geografis. Aspek social yang terdapat di desa
ini yaitu warganya yang ramah terhadap pendatang baru, budaya senang berkumpul
bagi bapak-bapaknya yang membuat suasana malam menjadi tambah ramai. Aspek
ekonomi yang ada di desa ini yaitu pekerjaan warga desa umumnya merupakan
petani, peternak, nelayan dan buruh pabrik berbanding terbalik dengan ekonomi
warga Jakarta yang memiliki pendapatan tinggi. Aspek geografis dari desa
pagenjahan berada tidak jauh dari pesisir pantai dan jauh sekali dari pusat kota
membuat desa ini terasa sepi jika berada saat siang hari.
Aku merasa sangat asing di dalam desa pagenjahan ini, namun berkat pak
Ruslan selaku sekretaris desa sangat baik bahkan aku pun merasa sudah seperti
bapakku sendiri. Sama halnya dengan bapak, ibu sang istrinya juga menjadi ibu bagi
aku dan teman-temanku. Setiap kami memiliki masalah selalu siap menjadi wadah
untuk mencurahkan segala isi hati seperti rindu dengan keluarga dirumah,
perselisihan kecil di dalam kelompok dan hambatan-hambatan yang terjadi saat
menjalani kegiatan.
Keramahan bapak membantuku merasa nyaman tinggal di desa, bapak selalu
mengajak kami untuk kumpul bareng sekedar membahas hal-hal yang kecil namun
bermakna. Terkadang guyonan bapak yang membuat otak aku berpikir menjadi gelak
tawa bagi disekitarnya. Setiap kami meminta bantuannya beliau selalu dengan
semangat berkata siap maupun ayo demi membuat kami semua ikut semangat.
Menjalankan kegiatan tanpa bapak dirasa tidak akan berhasil karena kami tidak tau
bagaimana cara membuat penduduk desa dapat bekerja sama mensukseskan kegiatan
tersebut.
Hal yang tidak dapat ku lupakan dari bapak ialah selalu bertanya apakah kami
sudah makan atau belum. Dan apapun jawaban kami, beliau menawarkan makan di
rumahnya dengan lauk yang banyak dan lezat-lezat. Perhatian diberikan selalu
olehnya seperti kami sudah seperti anak-anaknya. Saat perpisahan bapak meminta
maaf karena tidak bisa maksimal melayani kami aku menangis terharu, seorang yang
sudah sebaik ini namun menangis meminta maaf karena takut kalau kami kecewa
olehnya.
Remaja disana cukup aktif walaupun umumnya berumur 20 tahun keatas,
tetapi semangat dan niatnya untuk membangun desa sangat besar. Mereka selalu
mengajak kami untuk sekedar berdiskusi mengenai cara membuat warga untuk ikut
andil dalam kemajuan desa. Desa ini tak akan pernah maju jika warganya sendiripun
pasif. Aku sebagai salah satu anggota kkn sangat bersyukur dapat dipertemukan oleh
remaja-remaja majelis disana.
Saat-saat terakhir barulah aku dan kelompokku dekat dengan remaja majelis.
Kelompokku telah merencanakan membuat kegiatan akhir, untuk memperingati HUT
RI desa ingin mengadakan upacara dan lomba dalam satu hari rangkaian acara.
Mereka sangat membantu kami dari segi tenaga dan finansial, pada saat harinya kami
mengadakan upacara di desa agar semangat nasionalismenya terasa hingga warga
desa. Rangkaian acara dilanjutkan dengan lomba-lomba yang diadakan kelompoku
dan remaja majelis, dari lomba tersebut banyak sekali yang berpartisipasi. Dan di
malam harinya diadakan malam puncak sekaligus malam perpisahanku dengan desa.
Kegiatan yang kelompokku adakan seperti ekonomi kreatif, isbat nikah,
kenakalan remaja, workshop RPP, dan HUT RI selalu menggunakan Gedung sekolah
MI/MTs Nurul Huda. Hal tersebut dapat dilakukan karena atas perizinan dari kepala
sekolah sekaligus kepala Yayasan sekolah tersebut. Bapak kepala madrasah sangat
mendukung kelompokku mengadakan kegiatan yang dapat merubah desa. Nasehat
dari bapak kepala sekolah sangat berkenan untukku, dimanapun kalian berada
kesopanan harus tetap dijaga karena percuma seorang yang berilmu tapi tidak punya
sopan santun seperti seorang yang sombong.
Desaku dekat sekali dengan pantai, namanya pantai pulau cangkir. Wisata
yang ternyata lumayan terkenal karena merupakan tempat ziarah wali-wali, namun
sangat disayangkan potensi wisata pulau cangkir sedikit demi sedikit menghilang
akibat sampah yang berserakan di pinggir pantai dan air laut yang sudah mulai
tercemar. Jika wisata ini dapat dikelola dengan baik bukan tak mungkin pulau cangkir
dapat menjadi pilihan pertama untuk berwisata maupun ziarah.

*Langitkan Mendengar Segala Doamu


Sangat miris, kesadaran warga akan pendidikan di desa kurang. Anak-anak
pagenjahan banyak yang putus sekolah, mereka biasanya mengenyam bangku sekolah
hanya sampai tingkat menengah. Jumlah sekolah di desaku juga sangat minim
terdapat sekolah dasar 3 sekolah, menengah 2 sekolah dan tingkat atas tidak ada
sekolah. Bahkan di tiap angkatan paling banyak hanya terdapat 20 siswa, dan paling
sedikit 8 orang satu angkatan satu kelasnya.
Fasilitas sekolah yang kurang memadai membuat siswa kurang maksimal
dalam menuntuk ilmu. Di dalam desa belum terdapat perpusatkaan yang dapat
menumbuhkan minat baca anak-anak dan menambah pundi-pundi ilmu yang dapat
menjadi bekal di kemudian hari. bangku dan meja yang terdapat dalam kelas juga tak
sebanding dengan jumlah siswa yang ada membuat beberapa kelas di MI/MTs Nurul
Huda harus belajar duduk dengan beralaskan karpet saja. Sedih melihat perjuangan
anak-anak utnuk menuntut ilmu padahal kita sama-sama di Indonesia bahkan tak
sampai seharian untuk sampai disana dari Jakarta namun perbedaannya sangat terlihat
jelas.
Aku berharap warga desa sadar akan pentingnya pendidikan, karena dengan
pendidikan harapan untuk membangun desa dapat terjadi. Sarana pendidikannya pun
harus di perbanyak dengan pembangunan sekolah baru agar terdapat kemerataan
pendidikan di setiap sudut desa.
Usaha-usaha yang telah ada di desa umumnya yaitu berdagang, petani,
penghasil kerajinan kincir air untuk hiasan, dan peternak ikan lele. Ada beberapa
dianntaranya memiliki jiwa yang kreatif yaitu membuat suatu inovasi teknologi
berupa aplikasi sederhana dari exel untuk memudahkan guru guru memasukan nilai.
Ide-ide yang cemerlang tersebut dapat dikembangkan ke berbagai desa agar semua
masyarakat desa dapat mengerti sedikit teknologi agar mempermudah menjalani
segala tugas kerja.
Pengembangan usaha-usaha mandiri agar memajukan perekonomian warga
desa perlu dilakukan. Remaja majelis maupun bapak bapak yang memiliki ide
ataupun modal dapat bekerja sama membuat usaha yang kreatif. Dari diadakannya
workshop ekonomi kreatif aku melihat bahwa potensi kreatifitas dari beberapa warga
sangat menarik dan menjanjikan. Namun kendala yang dialami ialah tidak adanya
keberanian untuk memulai suatu usaha secara mandiri dan terstruktur.
Aku sedikit memikirkan beberapa remaja yang putus sekolah, tidak bekerja,
dan yang sering sekali berkumpul membuat warga tidak nyaman akan kehadirannya.
Lebih baik di beri penyuluhan akan pentingnya menjaga kenyamanan warga, dan
diajak untuk bekerja sama untuk memajukan desa.

Anda mungkin juga menyukai