Anda di halaman 1dari 2

Nama saya Noto Dewantoro, saya lahir di salah satu desa terpencil Indonesia,

yakni desa Koto Hilalang di daerah kabupaten Dharmasraya. Ayah saya bernama
Suwarno adalah anggota Dewan Perwakian Rakyat Daerah Sawahlunto Sijunjung
pada tahun 1999 – 2004 oleh sebab itu nama saya terdapat kata Dewan. Ibu saya
bernama Wiji Lestari, aku lahi dari lima bersaudara dan aku adalah anak terakhir.
Disini saya akan menceritakan bagaimana masa masa di SMK.
Aku sekolah disalah satu smk ternama di Dharmasraya yakni SMK 1 Koto Baru,
dan sekarang aku kelas tiga tidak terasa sudah hamper 3 tahun berlalu. Aku di
SMK mengambil jurusan Multimedia, yaitu jurusan favorit, sekaligus jurusan yang
menurut orang lain susah. Disini saya memiliki salah satu teman yang aku agumi.
Ia bernama sindi, dia adalah teman satu kelas yang banyak di kagumi banyak laki
laki. Tapi sayang dia telah mempunyai seorang pacar jadi aku tidak bisa terlalu
dekat dengan dia. Jadi aku disini menceritakan sebuah perjalan cinta yang
menurutku adalah sebuah tidak masuk akalan yang terjadi. Aku sih berharap tidak
seperti itu.
Sindi : Pagi?
Aku : Pagi
Sindi : Ayo Apel?
Aku : Ayo.
Pada saat melihat senyumnya ada yang aneh dengan diriku. entah apa yang aku
rasakan, entah perasaan suka atau perasaan yang lain. Tapi ya sudahlah itu kan
hanya perasaan saja. Tapi rasanya kok ada yang beda. Mungkin hanya perasaan
teman lama saja.
Waktu apel dimulai aku baris di dekat dia bersama beni. Beni adalah sehabat
sindi sejak pertama masuk smk. Aku terus melihat apa yang di kerjakan sindi
selama apel berlangsung. Pernah sindi sesekali melihatku. Tapi aku cuek cuek
saja, padahal dalam hati merasa sangat senang. Jujur aku tak pernah merasa
seperti ini.
Waktu belajar telah dimulai, pada saat itu pelajaran KPM, salah satu pelajaran
kejuruhan pada kelas 3. Disini kita di suruh untuk membuat sebuah kelompok.
Dan disitu saying sekali kita berbeda kelompok. Tapi aku tidak kecewa, aku terus
berusaha agar dia selalu melihatku. Aku akan bekerja keras untuk itu.

Waktu pembuatan telah selesai, aku berkelompok dengan seseorang yang rada
stress. Tapi dulunya dia adalah orang yang banyak di kagumi banyak orang. Tapi
sekarang dia seperti orang yang kehilangan jiwwanya , kesana kemari tanpa
sebab, sekolah tanpa membawa ilmu. Tapi bila dikasihani dia malah
menyebalkan. Tapi biarlah tuhan sudah berkuasa apa boleh buat. Disinilah
permasalah dalam keompok dimulai, saya berseteru dengan orang stress, ya
gimana ya kalua saya langgati saya juga ikut stress kalua tidak di langgati bisa
darah tinggi.
Di saat itu pula ada penyemangat yang membuat aku selalu sabar, dan bila dia
bicara aku selalu termotivasi dengan semua kata katanya. Aku pernah berfikir
apakah dia adalah sosok orang yang aku cari selama ini? Kenapa dia selalu
membuat aku merasa senang? Kenapa dia datang disaat aku berkeinginan untuk
memiliki sebuah perasaan.

Anda mungkin juga menyukai