0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut merangkum pengalaman-pengalaman pribadi penulis saat bersekolah di SD dan SMP, termasuk pertemuannya dengan beberapa teman sekolah seperti Agnes, Yang, Mira, Noe, Uta, dan pengalamannya dengan pacar pertama. Dokumen juga menyinggung perjalanan cinta penulis dengan Uta yang berakhir dengan mereka tidak diterima di SMA favorit.
Dokumen tersebut merangkum pengalaman-pengalaman pribadi penulis saat bersekolah di SD dan SMP, termasuk pertemuannya dengan beberapa teman sekolah seperti Agnes, Yang, Mira, Noe, Uta, dan pengalamannya dengan pacar pertama. Dokumen juga menyinggung perjalanan cinta penulis dengan Uta yang berakhir dengan mereka tidak diterima di SMA favorit.
Dokumen tersebut merangkum pengalaman-pengalaman pribadi penulis saat bersekolah di SD dan SMP, termasuk pertemuannya dengan beberapa teman sekolah seperti Agnes, Yang, Mira, Noe, Uta, dan pengalamannya dengan pacar pertama. Dokumen juga menyinggung perjalanan cinta penulis dengan Uta yang berakhir dengan mereka tidak diterima di SMA favorit.
• Aku bersekolah di salah satu SD swasta di bekasi. Aku ingat betul
pada saat itu masih ada MTV dengan lagu-lagu hits yang diputar sesuai urutan terbaiknya, mulai dari urutan ke-20 hingga ke-1 (sebelum ada lalalala yeyeye). Lalu ada seorang anak perempuan ini, namanya Agnes, dan sayangnya setelah naik kelas 4 SD dirinya seperti hilang ditelan bumi. Tak pernah kulihat dirinya lagi. Mungkin sudah pindah sekolah. Agnes, dia adalah perempuan pertama yang masuk kedalam mimpiku. Dengan lagu favoritku waktu itu “Kulakukan Semua Untukmu” by Fatur dan Nadila, lagu itu menjadi soundtrack di mimpiku. Tidak ada yang aneh di mimpi itu, hanya melihatnya tersenyum dengan keunikannya, sedikit noda hitam pada bola matanya. Jadi Agnes, dimanapun kamu berada sekarang, semoga kamu tetap bahagia , sukses, dan sehat selalu. Percakapan Singkat Setelah Reuni • Naik ke kelas 5 SD aku bertemu dengan salah satu anak perempuan, sebut saja Yang. Sosok perempuan yang pintar, jutek, dan berambut cokelat (bukan karena sering main layangan) ikal sebahu. Satu hal lagi yang kutahu tentangnya, dia jago main piano (kata teman-temanku sih). Saat itu aku suka padanya. Guru-guruku waktu itu tahu akan hal itu dan sering aku diledeknya. Tapi tampaknya dia tidak suka padaku. Ada sebuah kejadian lucu, pernah suatu hari aku sunat, lalu baru-baru masuk sekolah kembali. Aku berharap dia perhatian dan menanyakan keadaanku, tapi dia malah bertanya ke teman sebangkuku Aji, “Aji, kalo lo udah sunat belum?” Bahahahaha.. Mungkin disitu baru aku berpikir, bagaimana mungkin dia suka dengan anak laki-laki yang berbadan gemuk dan cukup hitam. Akhirnya kusimpan saja rahasia satu sekolah tadi di dalam hatiku hingga aku lulus. Saat aku masuk SMPN 1 dan dia masuk SMPN 5, semat terjadi komunikasi kembali saat kita mengadakan reuni di SD. Komunikasi yang formatnya masih “SePerTi iNi”. Memang setelah aku sunat, tubuhku tiba-tiba mengecil dan bertambah tinggi. Aku tidak gemuk lagi seperti dulu. Dan kuperhatikan dia semakin ramah setelah aku seperti itu. Percakapan itupun hanya bertahan beberapa hari saja setelah reuni. Aku lupa padanya dengan perpindahanku ke dunia yang baru, masa SMP. Tapi dia orang yang baik, dan aku yakin bukan karena fisikku dia seperti itu. Seingatku tahun 2019 lalu dia mengundangku ke pernikahannya. Sayang sekali aku sedang bekerja di luar kota, sehingga izin tidak bisa hadir. Aku pun berdoa, semoga dia dan keluarganya selalu bahagia, sehat, dan sukses. Hari Pertama Masuk SMP • Hmm..hari pertama masuk SMP. Masa SMP, masa transisi dari anak-anak ke tahap remaja. Buatku paling berkesan. Terlebih saat aku tahun pertama. Aku ingat betul waktu masuk kelas 7.1. Lalu kita introduction dengan bahasa inggris. Inggrisku lumayan baik mungkin waktu itu, hingga setelahnya ada seorang gadis yang menghampiri. Sebut saja namanya Mira. Gadis manis berjilbab dengan kacamata oval. Dia bertanya setelah aku mengenalkan diri dengan bahasa inggris, “Bayu salam kenal ya, gue Mira. Belajar bahasa inggris dimana? Bahasa inggris lo bagus.” Yah tapi dengan Mira hanya sebatas itu, sebab waktu itu aku agak sedikit kaget dan kegeeran mungkin. Dia sangat bawel, rock n roll, dan dia suka Avril Lavigne, Paramore, setauku yang model begitu. Setelah tau lebih banyak dengannya, aku semakin paham bahwa dia jauh lebih jago berbahasa Inggris dibanding aku. Memang Mira keren sih. Setauku dia melanjutkan studi di Teknik Geologi UGM dan sekarang mungkin sudah bekerja atau bahkan menikah? Dimanapun itu, semoga dirimu bahagia, sukses, dan sehat selalu ya Mir. Noe • Di kelas 2 SMP adalah pertemuanku dengan pacar pertamaku. Tapi sebelum itu, sebaiknya aku ceritakan temanku yang satu ini, sebut saja namanya Noe. Gila, kalo dia sih pada waktu itu asik banget ya orangnya. Gak sombong sama siapapun dan bisa langsung nge-blend sama siapapun. Matanya sedikit jereng (sorry ya Noe, tapi asli lucu hahaha). Dan yah bisa dibilang sedikit tomboy ya? Tapi entah mengapa perpaduan itu yang bikin dia terlihat lebih cantik dari temanku lainnya pada waktu itu. Kita pernah hampir hugging di depan kelas karena sok-sok mendramakan keakraban, tapi enggak jadi karena memang cuma bercanda wkwk..(mana berani juga aku). Noe adalah salah satu temanku yang menjodoh-jodohkan diriku dengan pacar pertamaku. Dia meledek hampir setiap hari karena kita bertiga ada di kelas yang sama. Sepertinya Noe pun tau aku suka padanya, tapi dia tidak memiliki perasaan yang sama. Jadi mungkin itu hanya penolakannya secara sopan kepadaku, dengan candaan dan perjodohan hahaha. Aku tak tau kabarnya saat ini. Yang kutau dia melanjutkan SMA di Jakarta. Dan aku berdoa semoga Noe bahagia, sehat, dan sukses selalu. Aku Mau~ Tapi Malu~ • Pacar pertama. Jadi ada sosok ini. Gadis yang baik, pendiam, pintar, dan pemalu. Sebut saja dia Uta. Aku pertama kali bertemu Uta di kelas 8.1. Saat ku mengenalnya dia sudah punya kekasih. Aku sering meledeknya di kelas karena aku sering dijodohkan dengannya oleh teman-temanku. Perasaan suka itu tumbuh perlahan. Aku ingat aku sering memanggilnya macan, karena dia segalak itu (diam-diam tapi scary hahaha). Sampai tiba suatu saat aku mendengar kabar Uta putus dengan kekasihnya. Sesigap mungkin aku mulai mendekatinya (ada kesempatan hehe), ditambah perjodohan teman-temanku yang semakin menjadi-jadi. Akhirnya setelah upaya-upaya pendekatan. Aku beranikan diri untuk menyatakan perasaanku, ya lewat telpon hahaha. Malam itu pas betul sepupuku datang, sebut saja namanya Ipul. Sebelum itu aku menyempatkan nonton video orang tentang dugaan konspirasi Ahmad Dhani – Yahudi di Youtube. Dulu sempat jadi kabar hot juga di negeri ini. Hanya saja videonya sudah di take down. Ah itu tidak penting, yang penting setelahnya akupun melancarkan rencanaku untuk menyatakan perasaanku. Akupun merangkai kata- kata yang akan diucap. Aku mulai menelpon. Ketika mulai berbicara santai, Ipul tiba-tiba menyetel lagu Gita Gutawa berjudul Aku Mau Tapi Malu. Dan aku pun berbicara seperti orang budeg karena suara lagunya agak menutupi suara Uta. Akhirnya akupun menyegerakan dan berucap cukup keras, “Uta aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku.”. Uta pun diam sejenak dan membalas, “Uhm aku gak bisa jawab sekarang.” Aku pun menjawab, “Yaudah jawabnya besok-besok aja gakpapa” Percakapanpun selesai, tapi bang Ipul mengganti lagunya dengan lagu lingsir wengi..aneh..maksudnya apa?? Keesokan harinya aku menunggu tapi jawaban Uta tapi tak kunjung datang. Jaman itu baru-barunya facebook. Sore itu aku melihat status berseliweran dan munculah di hadapanku status mantannya Uta. Timbul perbincangan alay. Dia: “Gw keSeL bAnGeT NicH sEkAraNg, piNgiN rAsAnyA nOnJoK tEmBoK yAnG kEnCEng.” Aku: “Lu kEnApA?” Dia: “LaGi aDa yAnG dEkEtiN mAnTaN gw..” Aku: “LAh eMaNg kEnApA? kAn tErSeRaH diA mAu dEkeT sAmA siApA aJa KaN?” Dia: “yA gAkBiSa GiTu LaH. KoK Lu gx dUkUnG gW siCh.. aPha jAnGaN2 Lu yA oRaNgNyA?!” Akupun diam dan tak membalas. Dalam hati ketar ketir juga.. Kira-kira 3 hari berselang setelah kuungkapkan perasaanku padanya, sahabat Uta pun memberitahuku. Sebut saja namanya Muthi. “Bay, Uta mau ngomong sama lo nanti jam istirahat. Di kantin ya.” , katanya. “Oke..”, jawabku. Jam istirahat pun tiba. Aku perlahan berjalan ke kantin sambil deg-deg ser. Aku tiba di kantin, aku melihat Uta dan Muthi. Mereka berdua senyum- senyum. Kemudian aku duduk di samping Uta. Tapi hampir 30 detik aku duduk disitu, tidak ada satupun kata yang kudengar. Akhirnya aku bertanya, “Jadi gimana ta jawabannya?”. Dengan tersipu Uta menjawab, “Iya aku mau..” lalu aku yas yes yas yes dan seperti di ftv-ftv, seisi kantin bersorak, “CIEEE…”. Kejadian yang tak akan kulupakan. Senang dan malu jadi satu. Setelahnya aku kembali ke kelas bersama Uta. Muka Uta yang kemerahan di tengah cerahnya jam siang menuju pelajaran Matematika. Tak berapa lama sebelum jam istirahat selesai, mantan Uta datang tergopoh-gopoh ke kelasku. Kelas kami tidak begitu jauh. Dia 8.3 dan aku 8.1. Aku pun bersiap menghadapinya, barangkali dia betul-betul ingin menonjok seseorang. Aku pun berhadapan dengannya. Lalu dia berkata, “Selamat ye, lu harus jagain dia buat gue, awas aja sampe lu nyakitin dia..” sambil menjulurkan tangannya mengucapkan selamat. Lucu sekali. Ya memang lucu. Hari-hari berlalu. Kami pacaran selayaknya orang pacaran, jalan bareng, makan bareng, buka puasa bareng, berangkat sekolah bareng. Kalau istilah bucin sudah ada jaman dulu, aku mungkin masuk kategori bucin akut. Bayangkan mungkin hampir setiap 3x seminggu aku jemput dia pagi- pagi sekali, menempuh Kaliabang – Perumnas 3. Sungguh perjoeangan katanya mah.. Yang aku paling ingat ketika aku terobsesi jadi koki. Lalu aku berusaha bisa memasak. Akhirnya aku masak seafood di warung soto depan SMP ku. Aku nitip ke mas warung sotonya supaya dibelikan bahannya. Waktu itu dia ulang tahun, jadi niatku kumasakin buat dia. Yah sejadinya saja..cumi asam manis, cah kangkung, udang goreng tepung, dan nasi anget. Cukup tidak tau malu dan bodo amat sekali waktu itu hahaha.. Seperti yang sudah kuceritakan, Uta adalah gadis yang pintar melebihi aku. Dalam mata pelajaran eksak sungguh dirinya jauh lebih pintar daripada aku. Yang aku kaget, ketika ujian nasional tiba, NEM nya lebih rendah daripada aku. Disitu dirinya mulai sedikit berbeda, mungkin sedih hatinya. Selanjutnya tahun ajaran pun bergantu dan kami semua lulusan SMP mencari tambatan jenjang pendidikan lanjutan. Rata-rata temanku ingin melanjutkan ke SMA terfavorit sekota bekasi. Termasuk aku dan Uta. Pada saat itu SMA ku termasuk sekolah favorit RSBI, sehingga untuk dapat diterima perlu lulus ujian masuk. Aku dan Uta tes bersamaan hari itu juga dan pada sore harinya hasil ujian pun keluar. Yang mengecewakan lagi adalah aku diterima dan dia tidak. Tanpa banyak bicara dia yang ditemani orang tuanya langsung menangis dan pulang. Dia maupun orang tuanya yang sudah pernah bertemuku beberapa kalipun tidak sempat berbicara apa-apa. Aku turut sedih waktu itu, karena aku tidak menyangka gadis yang lebih pintar dariku tidak dapat masuk ke SMA yang dia inginkan. Life must go on.. Akhirnya aku dan Uta tetap menjalani hubungan beda sekolah. Dia di SMA 4 dan aku di SMA 1. Percayalah semuanya tidak baik- baik saja. Sampai hanya berjalan beberapa bulan, seperti biasanya kami janjian untuk berjumpa. Kami duduk di pinggiran kursi-kursi taman yang terbuat dari semen. Lalu Uta berbicara halus, “Orang tuaku bilang gara- gara kebanyakan pacaran nilaiku jadi turun.”. Entah apa yang aku pikirkan, tapi aku menyalahkan diriku sendiri. Aku merasa karena akulah dia begitu. Sibuk pacaran, semuanya tidak terkontrol. Mungkin saja aku bisa membagi waktu tapi tidak dengannya. Akupun bingung dan ragu apa yang harus aku perbuat. Tapi tanpa pikir panjang, akupun membalas, “Yaudah kalau begitu kita udahan aja ya.. Aku gakmau gara-gara aku nilai kamu jelek. Dan biar kamu fokus untuk sekolah dulu.” . Setelah aku berkata demikian Uta pun menangis. Demikianlah sekilas aku dan Uta. K