Anda di halaman 1dari 6

NAMA : WULAN RIZKI FAUJIYAH

PRODI : PSIKM 1 B

MATKUL : KOMUNIKASI KESEHATAN

1. Film yang mengedukasikan dan menginspirasi

Film yang mengedukasikan dan menginspirasi saya Judulnya “TRAIN TO BUSAN” ,


yang terlintas dipikiranku adalah sepertinya film ini tentang perjalanan. Tapi pas liat
posternya, baru Nampak kalo misalnya film ini sangat menegangkan. Diposternya terlihat
para aktornya sedang berlari panik dengan latar belakang yang so chaos ditambah lagi dengan
spoiler-an dari seorang temen yang mengatakan bahwa ini adalah film zombie, oke secara
umum aku sudah dapat gambaran mengenai film ini sepertinya ini bukan film yang ringan.

Lalu aku coba menonton film ini ternyata film ini belum tayang di bioskop tapi aku
nonton film ini dari youtube menggunakan laptop. Aku nonton sendirian dikamar dengan
lampu dimatikan, volume di keraskan start dari jam 7 suasana yang sangat mendukung untuk
nonton film-film trailer dan sejenisnya.

Awalnya standar saat aku menonton film ini menonton dengan serius, lalu ada
beberapa adegan yang bikin senyum sendiri dan ada yang bikin terharu, bahkan ada yang
bikin sedih jujur aku sampai meneteskan air mata saat menonton film ini, serta ada yang bikin
aku bisa dikatain gila karena nendang-nendang dinding sangking geramnya, dan ada yang
bikin aku terbahak bahak, dan finally ada yang bikin aku nangis. Film ini diperan kan oleh
aktor korea yang bernama gong yoo dan kim su an, disini gong yoo memerankan karakter
seorang ayah bernama seok woo yang sibuk dengan pekerjaannya dan tidak terlalu dekat
dengan keluarganya dan kim su an berperan sebagai anaknya yang bernama soo an.

Seok woo dia sudah berpisah dengan istrinya. Namun anaknya dan ibunya masih
tinggal bersamanya. Saat soo an ulang tahun dan karena faktor kesibukannya dengan
pekerjaannya seok woo memberikan kado yang sama persis seperti ulang tahun yang
sebelumnya. Akhirnya soo an meminta kado lain yaitu berangkat ke busan untuk bertemu
ibunya, pada akhirnya seok woo pun setuju dan mereka berangkat kebusan esok dini harinya

Saat menuju busan soo an dan seok woo bertemun dengan sang hwa dan sun kyung ia
bersama istrinya yang sedang hamil. Pertemuan pertama soo an dengan sang hwa dan sun
kyung saat sang hwa sedang menunggu istrinya di dalam toilet. Dan didalam kereta api juga
ada young gook bersama temen-temannya sepertinya mau berangkat ke busan juga untuk
mengikuti olahraga terlihat dari seragam yang mereka pakai kemudian jin hee baru dating
dan lang sung duduk di sebelah young gook, nampaknya mereka saling menyukai.
Dan bagian yang membuat saya tertarik dengan film ini adalah saat melihat seorang
ayah berjuang melawan ribuan zombie demi menyelamatkan anaknya, dibagian itulah yang
membuat saya menetes kan air mata, rasanya itu sangat dalam saat melihat seorang ayah
kerja keras dan berjuang demi menyelamatkan kehidupan anaknya.

Dan bukan anaknya saja yang ia selamatkan melainkan wanita hamil istri dari sang
hwa, pengendara kereta api yang ia kenal saat di kereta api, sedangkan sang hwa rela digigit
oleh zombie demi menyelamatkan seok woo dan soo an serta istrinya, detik-detik sang hwa
sebelum digigit zombie bagian ini juga membuat saya terharu, padahal ia tau bahwa ia akan
mati dan menjadi zombie tapi ia tetap bisa bertahan agar virusnya tidak menginfeksi seluruh
tubuhnya, dan pada saat itu sang hwa berpesan kepada istrinya agar ia menjaga anaknya ntar
saat melahirkan, ia juga berpesan kepada seok woo agar menjaga istrinya yang sedang hamil
itu dari zombie-zombie ini, bagian ini sangat buat saya terharu. Walau pun pada akhir
endingnya seok woo harus rela digigit oleh zombie demi menyelamatkan anak dan wanita
hamil itu.

Film ini menceritakan tentang virus zombie yang menyerang penduduk korea selatan,
dan kebetulan kota yang satu-satunya masih aman adalah kota busan. Sebenarnya perjalanan
kereta api ini sangat damai kalau saja sang petugas stasiun tidak lengah dan membiarkan
seorang perempuan yang telah terinfeksi masuk ke dalam kereta.

Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari film “TRAIN TO BUSAN” . Tentang
menetapkan prioritas, yang seharusnya menetapkan posisi keluarga lebih penting dari segala
apapun. Tentang sifat asli manusia yang muncul disaat nalurinya untuk bertahan hidup, serta
tentang perjuangan yang tidak semuanya berujung sesuai yang di harapkan, pengorbanan
demi pengorbanan serta keselamatan untuk seseorang yang disayangi dan dicintai.

Cerita ini juga menceritakan perjuangan seorang ayah yang berjuang menyelamatkan
banyak orang dari kejaran zombie, film ini sangat berkesan baik bagi saya, dan perjuangan
seorang ayah ini membuat saya sangat terharu dimana kehilangan dan ketegaran untuk tetap
bertahan dan melanjutkan kehidupan, serta menyelamatkan orang-orang yang disayangi. Film
ini bener-bener menginspirasi saya, banyak memberi pelajaran tentang perjalanan hidup ini
bahwasannya sesibuk apapun kamu dalam melakukan pekerjaan tetaplah ingat keluarga mu
sebab keluarga akan selalu ada didekatmu saat kamu berhasil maupun saat kamu terjatuh.

Dari sini juga kita bisa melihat betapa besarnya pengorbanan seorang ayah untuk
anaknya yang disayangi dan dicintai, seorang ayah memang memiliki cara tersendiri
bagaimana ia akan mencintain anaknya. Cinta yang diberikan oleh seorang ayah memang
berbeda dengan cinta dari seorang ibu. Terkadang kita juga harus rela mengorbankan suatu
hal untuk melihat orang yang kita sayang bahagia.
2. Pengalaman yang menyedihkan

Tangga. 16 Agustus 2018,

Cerita ini didedikasikan untuk saya pribadi dan hati saya. Menceritakan kisah seorang
anak yang “nekat” memilih berjauhan dengan orang tua dan banyak belajar dari
Pengalaman hidup yang menyedihkan ini saat aku harus berpisah dengan orang tua ku, dan
harus rela meninggalkan ayah ibu serta kampung halaman, demi hidup dan masa depanku
dalam menjalani pendidikan sebagai mahasiswa.

Harus tinggal ditanah orang dan kampung orang harus tinggal dengan orang yang tak
dikenal dengan orang yang tak punya hubungan apapun ini adalah pengalaman pertamaku
tinggal bersama dengan orang lain. Betapa sulitnya aku menghadapi semua ini tetapi semua
ini adalah pilihanku dan kulakukan demi meraih cita-citaku. Tetapi dari semua ini aku dapat
belajar sebuah kemandirian serta pengalaman membuat kita mengerti tentang banyak hal.

Mengerti akan hidup yang sesungguhnya dan berada jauh dari orang tua, merubah kita
menjadi dewasa. Dewasa dalam berpikir, dewasa dalam bertingkah dan dewasa dalam
mengambil keputusan, hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan saat ini pun akan menuju
tahun berganti, tak terasa sudah hampir setahun kulalui, canda, tawa, susah dan senang
datang serta lika liku merasakan gimana menjadi anak perantauan. Selama di perantauan aku
juga merasakan kecewa, sedih, marah dan perasaan lainnya. Kecewa karena lingkungan baru
yang suulit aku taklukan, sedih karena tak semua orang bisa memahami perasaan kita, marah
karena merasa disepelekan, dan lainnya.

Hingga aku diposisi orang yang mengenalku dengan baik pun juga ikut
meremehkanku. Hingga pada akhirnya akupun tersadar, bahwa hidup ini adalah pilihan dan
saat aku sudah menentukan pilihan, maka akulah orang yang satu-satunya orang yang harus
bertanggung jawab untuk menuntaskan pilihanku hingga selesai, menggantungkan hidup
pada orang lain, bahkan teman terbaik atau orang terdekat kita pun takkan membuat kita kuat,
karena mereka itu bisa pergi kapan saja untuk meninggalkan kita.

Perantauan tak hanya membuatku kuat dan dewasa, tapi juga mengajarkan rindu.
Perantauan mengajarkan bagaimana menghargai setiap rindu. Kadang rinduku berteman air
mata saat tengah malam pun tiba, rindu bapak mamak, rindu akan suasana rumah saat
bersama keluarga. Rindu ini mengajarkanku betapa kehadiran mereka amatlah nyata dan
berkesan. Hingga segunung rindu pun hadir hampir setiap harinya. Dan sesuatu akan
dihargai saat ia pergi atau berjauhan darimu adalah ungkapan yang sudah terbukti sendiri saat
ini.

Dan satu lagi yang menbuat aku sedih saat orang tua meenelfon dan mendengar suara
mereka rasanya itu ingin nangis, ingin ketemu dan banyak cerita yang harus aku cceritakan
kepada mereka, saat berjauhan mendengar kabar salah satu dari mereka ada yang sakit
rasanya hati ini gak kuat, ingin pulang tapi apalah daya inilah pilihan ku sejak awal bahwa
aku siap menjalani semua ini apapun itu kosekuensinya . aku hanya bisa berdo’a memohon
dan meminta kepada Allah SWT. Agar selalu menjaga kedua orang tua ku dan melimpahkan
kesehatan kepada kedua orang tua ku, aku selalu yakin bahwa do’a, sejauh apapun pasti akan
sampai. Makanya saat rindu melanda hati maka do’alah sebagai obatnya.

Pilihan ini sudah aku ambil, akulah yang harus menyelesaikan setiap pilihan ku ini,
pilihan ini juga sudah mendapat restu dari kedua orang tuaku, maka aku harus yakin setiap
do’a yang mereka minta kepada Allah SWT akan mengalir disetiap langkah ku. Aku sangat
berharap suatu saat nanti semua ini akan menuai kebaikan bagiku dan keluarga ku, aku akan
buktikan kesemua orang bahwa aku bisa melalui semua ini dan membuat kedua orang tuaku
bangga terhadap anak gadisnya ini.

Semoga apa yang aku lakukan saat inindapat menuai dan memberikan senyuman
yang lebar bagi kedua orang tuaku ini, tak akan aku sia-siakan kepercayaan yang mereka
berikan kepadaku. Akan aku buktikan bahwa aku mampu untuk melewati semua ini, semoga
kedua orang tuaku bisa melihat aku mengenakan toga di kemudian hari. Aamiin

Dan kekuatan terbesarku saat ini adalah saat do’a dan restu orang dari bapak mamak
berikan kepada saya yang pada akhirnya menjadi sebuah cahaya untuk lebih semangat lagi
dalam menjalankan kuliah saya, tidak peduli pandangan buruk orang-orang diluar sana yang
meremehkan saya dan bapak mamak saya yang saya tau hanya lebih semangat lagi adalam
menuntut ilmu, bukan hanya dikampus diluar kampus pun saya akan terus belajar, belajar dan
belajar karena bagi saya tidak ada usaha yang sia-sia jika kita mau berusaha atau pun selalu
berdo’a agar setiap langkah pendidikan yang kita jalani bukan hanya mendapat ridho dari
bapak mamak saya saja harus bisa mendapat ridho dari Allah SWT.

Oleh karena itu insyaAllah jalan yang saya jalani tidak akan sia-sia apalagi dengan
usaha dan ridho dari bapak mamak saya mudah-mudahan usaha saya itu lancar untuk
kedepannya, karena menurut saya tidak ada usaha yang sia-sia yang ada hanya kegagalan
bagi orang-orang yang tidak mau usaha dan hanya berdiam diri mengomentari hidup orang
lain tanpa tau sebenarnya hidup yang orang lain hadapi, orang-orang itu hanya mengetahui
namanya saja tapi tidak dengan kehidupannya.
3.Pengalaman yang membuat bahagia

Semua makhluk hidup dan tak akan pernah ada kesempatan untuk kembali ke masa
lalu, beda orang beda cerita pula, beda waktu beda moment, itulah hidup yang teruus
mengejar detiknya. Waktu adalah anugrah pemberian luar biasa dari Allah SWT. Banyak
moment kehidupan pengalaman pribadi seseorang yang telah dikerjakan. Mulai dari masa
kecil, dewasa hingga masa tua. Sudah banyak moment yang telah saya lalui hingga usia ku
yang sekarang beranjak 19 tahun ini.

Dalam artikel ini saya akan menceritakan sedikit pengalaman pribadi saya yang
menurut saya pengalaman ini merupakan pengalaman terbahagia saya. Terlahir di era 2000-
an membuat geberasi kecilku dahulu tanpa sentuhan elektronik di genggaman harianku.
Pengalaman hidup masa kecil bisa dibilang sangat mengesankan dan lucu menggemaskan,
serasa ingin balik ke masa-masa tersebut lagi. Dimana ketika bangun tidur yang dipikirkan
hanya tentang pertemanan dan permainan diluar rumah bersama teman-teman. Sementara
saat ini anak-anak telah terkena virus gadget yang membuat mereka terlena dengan digital
yang merajai dunia anak-anak saat ini.

Hidup anak-anak sekarang sangat jauh berbeda dengan zaman dahulu. Asupan instan
selalu menjadi rujukan pertama mereka. Terpental masalah selalu keluh kesah yang terucap
dari benaknya. Padahal susah payah adalah kunci generasi kita dalam mengarungi kerasnya
hidup ini masa depan kelak.

Eits...mengenai cerita pengalaman pribadi masa kecil yang lucu penuh drama natural
seorang bocah kecil. Mari kita lanjutkan ceritanya. Dahulu ketika bangun tidur saya selalu
disuruh dan dianjurkan membantu orang tua mereka dalam menyiapkan segala rupa untuk
hari itu sebelum berang sekolah, seperti tugas sekolah, pakaian sekola, hingga sepatu, bahkan
tidur pun tidak diperbolehkan diatas jam 10 malam. Setelah sekolah pun kita sebagai generasi
non-gadget juga selalu mencari cara agar bisa bermain bersama, meskipun bukan melalui
gadget online seperti sekarang ini. Namun kita justru terlihat bahagia secara utuh. Dalam
canda tawa dan bentuk raut muka sudah terlihat dari mata orang tua kita.

Seolah tidak ada bentakan yang membuat sakit hati kita maupun orang tua. Luapan
emosi pun dapat diredam karena seringnya bertemu dengan banyak orang. Dalam permainan
bersama teman selalu saja ada ide baru yang bisa kami ciptakan. Seperti main bola di jalanan,
main lompat tali, main laying-layangan dengan karya tangan sendiri. Dari situ pengalaman
saat masih kecil sangat sangat ku rindukan. Dimana tidak ada dusta saat dimasa kecil.. hehee

Selain itu saat masa kecil berkunjung kerumah saudara dan kerabat merupakan hal
yang sangat membahagiakan apalagi bisa bertemu dengan saudara-saudara yang seumuran.
Ketika saya masih berumur 7-13 tahun acara ini merupakan perkara penting dalam hidup
saya hehee..
Dimana uang THR telah melambai-lambai dibenak saya hehee.. apalagi hadiah dari
orang tua kita sendiri berkat usaha dan kerja keras dalam bulan ramadhan. Biasanya orang-
orang memberi THR kepada anak-anak tanpa ada alasan yang mendasar. Namun bagi
keluarga kami, diajarkan untuk memberi THR sesuai dengan jumlah ia berpuasa biasanya
kami berlomba-lomba untuk mengusahakan agar puasa kami selalu full dari awal hingga
akhir, dengan harapan saat lebaran bisa mendapatkan uang THR yang lebih heheee..

Keluarga saya menganggap itu bentuk pendidikan anak agar selalu terpacu untuk
memberi apapun yang dia bisa lakukan dibulan suci ramadhan guna meraih kebaikan dibulan
selanjutnya. Ternasuk THR ini. Sebuah prestasi harus dihargai dalam benuk apapun agar
anak selalu memiliki motivasi dan misi dalam setiap langkahnya.

Berjalan dari rumah mengendarai sebuah sepeda motor yang dikendarai ayah
berbonceng empat dalam satu kendaraan. Saya duduk di depan karena saya anak pertama
dan mamak dibelakang ayah dengan menggendong adik kecilku tersayang. Kami biasa
silahturahmi ke tempat kakek nenek terlebihh dahulu lalu kami baru berkunjung ke tempat
kerabat-kerabat lainnya. Meskipun mengendarai sepeda motor berempat hati merasa riang
selalu menyertai perjalanan kami. Tak lupa do’a selalu kami ucapkan guna meminta kepada
Allah SWT perindungannya untuk kami.

Sesampai dirumah nenek kami langsung mengadakan acara sungkeman halal bihalal
dan acara lain pada umumnya, bertemu kakek dan nenek, pakde, bude, sepupu dan sanak
lainya yang membuat hati senang dan rindu pada mereka terobati. Itulah masa-masa yang
membuat saya sangat merasakan kebahagiaann.

Anda mungkin juga menyukai