Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL OBSERVASI & WAWANCARA

Wawancara dan Observasi Kedua Terhadap siswa/siswi yang bersangkutan

Observer : kelompok 3

Topik : Permasalahan sosial yang di hadapi di Sekolah

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai masalah yang dihadapi

Narasumber : Sabrina (kelas VII)

Hari, tanggal: Jum’at, 19 Mei 2023

Tempat : SMPN 2 AMBON

Hasil observasi :

pada pukul 11.00 tepat setelah bel oulang sekolah berbunyi, masing-masing anggota kelompok
mengamati interaksi sosial yang terjadi di lingkungan sekolah pada saat itu, dan mengamati
berbagai perilaku sosial para siswa SMP N 2 Ambon. Setelah mengamati secara keseluruhan,
masing-masing anggota kelompok mengelompokkan beberapa perilaku sosial yang menojol
diantaranya; perundungan secara verbal, bergerombol dan membuat keributan dijalan, serta
perilaku menyendiri dan menghindari interaksi sosial dengan teman sebaya. Oleh karena itu,
empat dari anggota kelompok 3 memutuskan untuk meng observasi salah satu siswi yang
menunjukkan perilaku menyendiri dan menghindari interaksi sosial. Siswi tersebut terlihat
berjalan dengan terburu-buru dan cenderung menghindari kerumunan. Dia juga terus menunduk
sembari memainkan ponselnya. Setelah melakukan observasi singkat, salah satu observer
mencoba untuk mengobrol dan menanyakan kesediaan observee untuk diwawancarai. Pada
awalnya, pihak observee terlihat ogah-ogahan menanggapi. Namun setelah dibujuk dan diberikan
pemahaman mengenai konteks wawancara yang akan dilaksanakan, akhirnya observee bersedia
menjadi narasumber wawancara kami.

Hasil wawancara :

Wawancara dilaksanakan pada pukul 11.41 setelah kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah
pihak. Narasumber memilih melaksanakan wawancara langsung di gerbang samping sekolah
yang disetujui oleh pewawancara. Tiga orang pewawancara memiliki tugas masing-masing yaitu;
Cut Keumala Syifa sebagai pewawancara, Wulan Diana Sari bertugas menulis jawaban dari
narasumber, Muh. Zarkasy dan Theresa Stefani sebagai dokumentator.

Berikut adalah dialog wawancara dengan Sabrina (kelas VII) dengan pewawancara ditulis
sebagai ‘A’ dan narasumber ditulis sebagai ‘B’
A : selamat siang dik, kakak boleh minta waktunya sebentar untuk wawancara?

B : maaf kak saya tidak tahu

A : tidak apa-apa dik, kita hanya tanya-tanya sebentar saja. Cuma sepuluh menit kok.

A : jadi disini kakak-kakak mau wawancara adik untuk tugas kuliah kita tentang masalah sosial
yang dialami siswa, adik tinggal jawab sesuai keadaan yang adik alami saja, kita tidak tanya soal
pelajaran kok.

B : oh baik kak kalau begitu, wawancaranya disini saja.

A : sebelumnya perkenalkan nama kakak Syifa, lalu ada kak Zarkasy dan satunya lagi kak
Wulan.

A : dan adik sendiri namanya siapa dan kelas berapa?

B : Sabrina kelas VII kak.

A : ngomong-ngomog Sabrina kenapa jalan sendiri? Teman-teman yang lain jalannya rame-rame
kamu kenapa sendirian? Temannya mana?

B : saya tidak punya banyak teman disini kak, saya cuma punya satu teman dan dia sudah pulang
lebih dulu tadi.

A : kenapa bisa punya satu teman saja? Bukannya teman-teman sekelas kamu banyak? Kenapa
tidak bersama mereka?

B : saya tidak dekat dengan teman sekelas saya.

A : kenapa sampai bisa tidak dekat dengan teman sekelas kamu?

B : saya jarang berbicara di kelas dan tidak ada yang mengajak saya bicara dikelas karena
sebagian besar dari mereka tidak suka dengan saya.

A : penyebabnya apa sampai teman kelas kamu tidak suka sama kamu?

B : permulaannya waktu pelajaran sejarah, kelas saya dikasih PR tapi sebagian besar teman kelas
saya tidak tahu dan tidak mengerjakannya. Tapi saya tahu dan sudah bikin PR nya. Jadi waktu
ditanya oleh ibu guru apakah ada PR saya sendiri menjawab dengan terus terang kalau benar ada
PR. Akhirnya ibu guru menyuruh tugasnya dikumpulkan saat itu dan yang mengumpulkan hanya
saya dan 11 teman saya yang lain, sisanya tidak mengumpulkan. Akhirnya ibu guru marah besar
pada anggota kelas saya dan yang tidak mengumpulkan tugas dihukum.
B : terlepas dari itu, saya juga aktif didalam kelas dan cukup akrab dengan para guru. Karena itu
teman-teman mulai menjauhi saya dan saya merasa dikucilkan di kelas. Tidak jarang juga saya
disindir terang-terangan oleh teman-teman saya.

A : kejadian itu terjadi waktu kapan?

B : waktu semester satu, sekitar tiga bulan dari pertama masuk sini (SMP)

A : kan tadi Sabrina bilang sempat disindir sama teman-temannya, biasanya mereka nyindir nya
gimana?

B : ada yang pernah teriak dikelas bunyinya ‘huu dasar caper, sukanya caper sama guru’dia tidak
bicara langsung ke saya tapi matanya mrlirik saya waktu teriak begitu

B : lalu ada juga yang sampai menghina fisik saya, saya sampai dibilang gendut lah idung pesek
lah muka bakso lah. Mereka juga pernah nyindir saya di grup kelas pribadi yang tidak ada
gurunya.

A : terus kamu menanggapi mereka bagaimana?

B : saya diam saja, pura-pura tidak tahu dan tidak peduli. Anggap saja angin lewat.

A : tapi waktu kamu dengar mereka nyindir kamu begitu, perasaan kamu bagaimana? Pernah
merasa sedih tidak? Apalagi waktu mereka hina fisik kamu apa kamu tidak marah?

B : kalau mereka cuma bilang saya cari muka sama guru saya biasa saja, tapi waktu mereka
menghina fisik saya, rasanya saya pengen lempar mereka pake tempat pensil saya. Tapi saya
takut nanti malah saya yang dikeroyok. Satu lawan semua saya kalah.

A : jadi kehidupan sehari-hari kamu dikelas bagaimana?

B : ya begitu, saya datang masuk di kelas langsung duduk di bangku sebelah pinggir paling
depan, belajar waktu jam pelajaran, istirahat keluar sama teman saya, bel pulang langsung keluar
kelas. Kalau ada diskusi kelompok saya ikut saja, tapi saya tidak banyak bicara dalam kelompok.
Biasanya saya bantu cari materi saja, dan kalau disuruh bikin kelompok sendiri saya selalu
masuk ke kelompok buangan (sisa anggota yang tidak diajak membentuk kelompok)

A : kamu kan sudah mau naik kelas VIII nanti, kalau sampai naik kelas nanti teman-temanmu
masih begitu sama kamu, apa rencana kamu kedepannya?

B : tidak ada rencana apa-apa, biarkan saja. Toh saya juga sudah biasa, saya punya satu orang
teman saya dari SD.

A : baik terimakasih dik Sabrina, hebat sekali kamu bisa menghadapi hal ini dengan santai. Tetap
semangat terus belajarnya ya, jangan sampai masalah yang kamu hadapi menghambat belajar
kamu. Kalau sudah merasa tidak kuat, silahkan hubungi orang terdekat untuk dijadikan tempat
cerita. Semangat selalu, sukses selalu!

B : sama-sama kak

Dokumentasinya

1. Ramah dan murah senyum

Saat berada di lingkungan baru, jangan pernah menunjukkan sikap cuek. Karena itu akan membuat
orang malas berkenalan denganmu. Jadi, cobalah untuk bersikap ramah kepada setiap orang dan murah
senyum. Saat melihat wajah kita yang murah senyum, orang lain pasti akan merasa kita adalah orang
yang nyaman diajak bicara.

2. Berani memulai percakapan

Jangan malu-malu untuk mengajak orang lain bicara. Justru karena kamu baru di lingkungan itu, kamu
harus mau berinisiatif untuk memulai percakapan dan bersikap hangat kepada orang lain. Sapa mereka
atau ajak mengobrol seputar hal-hal yang ringan untuk memulai percakapan. Dengan begitu kamu juga
akan lebih mudah akrab dengan orang lain.
3. Jaga diri sendiri

Jangan pernah berpura-pura seperti orang lain untuk mendapatkan perhatian apalagi agar disukai.
Sebab, jika mereka tahu sifat kamu yang sebenarnya, orang tak akan bisa menghargaimu lagi. Jadi,
tetaplah jadi diri sendiri, asal tetap menjaga sikap.

4. Berpikir positif

Berpikir positif juga menjadi kunci agar kamu bisa lebih mudah beradaptasi. Terkadang, kita takut
berbaur dengan orang lain di lingkungan baru karena pikiran kita sendiri, misalnya takut salah dalam
bersikap, takut tidak diterima dengan baik dan sebagainya. Jadi, hilangkan pikiran seperti ini agar kamu
juga lebih tenang

5. Jangan baperan

Saat kita berada di lingkungan baru dan bertemu dengan orang baru tentu ada banyak sekali karakter
berbeda-beda yang akan kita temukan. Tentu saja hal itu mungkin tidak membuatmu terbiasa, mungkin
ada orang yang serius dan ada juga orang yang suka bercanda. Jadi, kalau ada ucapan atau sikapnya
yang kurang berkenan, maklumi saja dan jangan terlalu dimasukkan ke hati, sebenarnya kamu hanya
belum kenal dengan mereka saja.

Nah, itulah sekian cara yang bisa kamu lakukan agar bisa cepat beradaptasi di lingkungan baru. Jangan
pernah takut untuk memulai pengalaman barumu!

Kelompok 3

1. Wanti tri utami


2. Naswah bunga tanzila
3. Astuti kubal
4. Eva fitriana
5. Patima latuconsina
6. Muh. Zarkasih kotala
7. Nadya arsalan pelu
8. Theresa stefani
9. Sarnia husen
10. Cur keumala syifa
11. Sindi wagola
12. Wulan diana sari
13. Heady irene parinussa
14. Afrianti tamher

Anda mungkin juga menyukai