com/cnc-fhhh-ack
Konseling Kelompok
Kelompok Nanas
Anggota :
Sela adalah seorang mahasiswa yang aktif di kelas. ia adalah mahasiswa yang memiliki
banyak bakat. ia bisa menyanyi, main gitar dan bermain piano. ia sering berlatih dan mau
mengasah kemampuannya namun sayangnya ia tidak mau menunjukan bakatnya di depan
banyak orang. ia bahkan menolak ketika diminta untuk tampil pada acara apapun. suatu hari
ia diminta untuk bermain musik di salah satu organisasi di kampus yaitu PMK. ia menolak
tawaran tersebut tanpa mempertimbangkan apapun. Tawaran tersebut membuat ia takut dan
berpikir bahwa tawaran tersebut hanya akan mempermalukan dirinya saja. Dengan menerima
tawaran tersebut hanya akan membuat dirinya menjadi gugup dan memiliki beban. beberapa
minggu setelah ditolak, ia kemudian kembali diminta oleh organisasi yang sama untuk
menjadi pemusik. ia kembali menolak tawaran tersebut dengan rasa jengkel dan cemas. Ia
berpikir bahwa dengan menerima tawaran tersebut ia akan dipermalukan di depan mahasiswa
yang hadir. Dengan menolak tawaran tersebut membuat ia merasa lebih tenang. beberapa
minggu kemudian, ia kembali lagi diminta untuk tampil dan bernyanyi 1 lagu saja dalam
acara yang dibuat oleh organisasi yang sama. lagi-lagi ia menolak tanpa alasan yang jelas. Ia
berpikir bahwa tampil menyanyi hanya akan membuatnya dipermalukan di depan umum. Ia
kesal, cemas, dan juga takut. Ia merasa lebih baik jika ia menolak tawaran tersebut. dengan
perilaku Sela yang berkali-kali menolak tawaran dari organisasi tersebut membuat ia menjadi
tidak nyaman bertemu dengan anggota organisasi tersebut. ada beberapa teman kelasnya yang
merupakan anggota dari organisasi tersebut sehingga membuatnya menghindar dari teman-
temannya. tindakan Sela dalam menolak tampil dikarenakan ia memiliki beberapa
pengalaman buruk di masa lalu. saat dia masih SMA ia pernah tampil bernyanyi di pentas
seni sekolah. saat itu ia sakit tenggorokan sehingga membuat penampilannya tidak maksimal
ditambah lagi dengan suaranya yang gugup. teman-temannya menertawakannya dan bahkan
mengvideokan penampilanya saat itu sehingga ia menjadi bahan candaan di kelas. Sela hanya
bisa diam dan menyendiri dia sangat malu dengan penampilannya itu. Ia berpikir bahwa
penampilannya di depan panggung hanya mempermalukan dirinya saja. tidak hanya di SMA,
saat SMP ia juga pernah tampil bermain piano acara natal sekolah. saat itu ia dipercayai
untuk mengiringi paduan suara sekolah namun saat ia bermain piano ia salah cord sehingga
beberapa anggota paduan suara menggerutu dan mengatakan bahwa permainan piano Sela
hanya membuat penampilan mereka semakin buruk. ia berdiam diri dan menyendiri di kursi
paling belakang. Ia sedih dan berpikir bahwa memang penampilannya itu memalukan. saat
SD ia juga pernah mengikuti lomba menyanyi namun ia tidak juara sehingga membuatnya
diejek oleh kakak-kakaknya. Ia menangis dan tidak mau berbicara dengan kakak-kakaknya.
Ia sedih dan berpikir bahwa ia penampilannya itu memang mempermalukan dirinya. beberapa
kasus buruk di masa lalu membuat Sela tidak akan mau untuk tampil di depan umum untuk
melakukan hal apapun.
Priska adalah seorang mahasiswa. Ia adalah seorang yang cukup santai di situasi apapun.
Namun, saat mulai menjadi mahasiswa ia menjadi sering takut salah di berbagai situasi, ia
menjadi selalui dihantui oleh rasa takut salah. Saat di kelas ia jarang untuk menatap mata
dosen atau ia jarang untuk on cam karena takut jika ditunjuk untuk bertanya atau menjawab
pertanyaan. Hal tersebut tidak hanya terjadi sekali atau di satu mata kuliah saja tetapi hampir
di semua mata kuliah. Setelah digali ternyata waktu ia masih SMP tepatnya kelas VIII ia
pernah ditunjuk oleh guru mata pelajaran IPS untuk menjelaskan materi minggu lalu, dan saat
itu tepat disaat priska tidak mengingat materi itu sama sekali sehingga ditegur oleh guru
habis-habisan. Ia hanya diam dan menerima teguran tersebut daripada salah menjawab lagi.
Ia menjawab materi yang salah dan ia merasa sangat malu. Kemudian saat kelas IX ia
ditunjuk untuk menjawab salah satu pertanyaan dari temannya pada mata pelajaran fisika,
saat itu kondisi tubuh priska sedang tidak fit sehingga tidak memperhatikan dan lagi-lagi ia
ditegur oleh guru dan sempat ditertawakan oleh beberapa teman di kelas. Ia langsung
menghindari semua tatapan dari teman-teman kelasnya karena merasa sangat malu dan
ditambah ia sedang tidak fit ia merasa sedikit pusing. Lalu saat kelas X SMA di mata
pelajaran matematika, ia ditunjuk untuk maju kedepan menjawab pertanyaan, ia merasa
bingung dan takut sehingga pikirannya blank. Ia sempat mencoba menulis jawaban di papan
tulis namun ternyata salah rumus. Priska merasa sangat malu karena hal tersebut. Sejak saat
itu ia selalu berusaha untuk menghindari untuk ditunjuk oleh guru atau dosen walaupun ia
mengerti dan memahami jawaban dari pertanyaan atau memahami materi tersebut.
Rosi seorang mahasiswa aktif tingkat 3. Selama kuliah, ia aktif mengikuti kegiatan prodi.
Kemudian, pada semester 6 ia mendapat tawaran untuk menjadi ketua panitia kegiatan di
tingkat fakultas. Rosi selalu menolak, karena ia takut jika ia akan gagal memimpin, dan ia
pun merasa belum mampu jika berelasi dengan banyak orang dengan berbagai jabatan seperti
dekan dan BEM-U. Padahal, ketika kegiatan prodi, ia terlihat enjoy dan sangat menikmati
kegiatannya.
Pada saat SMA, ketika rosi menjadi ketua panitia dalam tingkat sekolah, ia pernah membuat
kesalahan, dan ia seketika menjadi perbincangan satu sekolahnya sehingga membuatnya
kepikiran dan mengakibatkan ia tidak masuk sekolah selama 2 hari. Ketika saat kuliah, ia
juga sempat menjadi ketua Kompai, namun karena dilakukan secara daring, rosi juga
mengalami kesulitan untuk berkoordinasi dengan anggotanya. Dan itu membuat jabatannya
sebagai ketua terbilang gagal. Meskipun ia tidak mendapat kritikan yang pedas, namun rosi
selalu berpikir bahwa teman-teman menghakimi bahwa ia adalah ketua yang buruk sehingga
membuat ia menghapus semua nomor kontak anggota Kompai tersebut. Semenjak saat itu, ia
menjadi takut, dan merasa cemas ketika diminta menjadi ketua. Padahal, Rosi sendiri mau
dan sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi pemimpin sebuah kegiatan.
SKEMA
Fase 1 : Pembukaan
a. Dilarang merekam atau memposting sesuatu di sosial media saat konseling kelompok
berlangsung
Pada fase ini, setiap anggota kelompok menceritakan masalahnya secara bergiliran
Sela : Sela yang takut untuk tampil di depan umum (bermain musik/menyanyi di
depan umum)
Anggita : Anggita yang takut untuk bertanya kepada guru/ dosen karena takut jika
salah bertanya
Priska : Priska yang takut untuk salah ketika ditanya atau menjawab pertanyaan
Masa A B C
r kognitif : dengan
menerima tawaran
tersebut ia akan
dipermalukan di
depan mahasiswa
yang hadir
r kognitif : tawaran
tersebut hanya akan
mempermalukan
dirinya saja.
r kognitif :
penampilannya itu
memang
mempermalukan
dirinya
Anggita
r afektif: takut,
cemas untuk
bertanya ke dosen
r kognitif: Anggita
berpikir bahwa
dosen itu
menyeramkan, tidak
suka jika murid
bertanya, suka
menyalahkan murid
jika murid tidak
paham.
r afektif: marah,
sakit hati
r kognitif : Anggita
berpikir bahwa guru
itu memarahi murid
jika tidak memahami
materi yang
diajarkan.
kelas VIII SMP Anggita bertanya R: Anggita kabur ke merasa lebih nyaman
kepada guru fisika toilet untuk dan tenang
mengenai materi menangis sepanjang
yang ia tidak pelajaran fisika.
pahami, lalu respon
gurunya yaitu
mengejek dirinya
dengan
membanding-
bandingkan
kepintaran Anggita
dengan kakaknya di
depan kelas.
r kognitif: Anggita
berpikir bahwa guru
meremehkan potensi
dirinya.
r kognitif: Anggita
berpikir bahwa guru
itu mengerikan dan
tidak suka dengan
pertanyaan yang
diberikan oleh
murid.
Priska
r afektif :merasa
takut
r kognitif : berpikir
jika nanti ditunjuk
pasti akan menjawab
jawaban yang salah
kelas VIII ditunjuk oleh guru R : Ia hanya diam mencari rasa aman
mata pelajaran IPS dan menerima
untuk menjelaskan teguran tersebut
daripada salah
materi minggu lalu
menjawab lagi.
r afektif : merasa
malu
r kognitif : berpikir
kalau semua orang
menganggap dirinya
tidak paham
r afektif : merasa
sangat malu
ditambah sedang
tidak fit ia merasa
sedikit pusing
r kognitif :
berpikiran buruk
(overthinking
tentang tanggapan
teman-temannya)
r kognitif :
overthinking tentang
tanggapan teman-
temannya
Rosi
r afektif: merasa
takut akan gagal lagi
r kognitif: ia tidak
mampu menjadi
ketua
r kognitif: berpikir
bahwa semua orang
jadi membencinya
dan tidak
menyukainya.
r kognitif: ia tidak
mampu lagi dan
berpikir bahwa
semua anggotanya
menghakiminya
r afektif: cemas,
takut, gelisah, sedih,
malu
1. konselor menanyakan pengalaman positif serupa yang pernah dialami oleh konseli di
masa lalu. pengalaman positif yang pernah dialami
Sela :
- saat ia duduk di kelas 2 SMA ia pernah bermain piano di depan gubernur dan mendapat
apresiasi dari para penonton yang hadir
Priska
- Saat ada diskusi ia sempat mengatakan salah satu ide, dan itu terdengar oleh pemimpin dan
ia dipuji bahwa ia memiliki ide yang sangat bagus
- Saat SMA kelas XI di mata pelajaran sejarah, ia sempat ditunjuk untuk menjawab
pertanyaan dan ternyata benar setelah beberapa siswa mencoba menjawab dan jawabannya
salah, akhirnya ia dipuji oleh teman-temannya dan juga guru
Anggi
- Saat SMA kelas X pada mata pelajaran geografi, ia bertanya kepada guru di depan
kelas mengenai materi dan respon guru tersebut sangat mengapresiasi pertanyaan
tersebut dan menjawab serta menjelaskan dengan senang karena murid berani
bertanya mengenai materi yang tidak dimengerti.
- Saat SMA kelas XII pada mata pelajaran bahasa mandarin ketika sedang ada diskusi
kelompok dan kelompoknya belum paham mengenai materi yang perlu dikerjakan, ia
memberanikan bertanya kepada guru sebagai perwakilan kelompok dan guru tersebut
mengapresiasi pertanyaan tersebut dan menjawab pertanyaannya dengan jelas dan
sabar hingga ia dan kelompok paham.
Rosi:
- Saat SMP kelas 3, Rosi pernah menjadi ketua panitia untuk pentas seni. Rosi
mendapat apresiasi karena acara berjalan lancar.
- Saat tahun 2020 juga Rosi sempat menjabat sebagai ketua koordinator divisi
keamanan dalam kepanitiaan di luar kampusnya. Dan ia menyelesaikan tugas
kepanitiaan dengan baik.
2. Konselor mengajak konseli mengembangkan pikiran yang baru berdasarkan
pengalaman positif yang pernah ia alami. Pikiran baru positif:
Sela :
tampil menunjukan bakat di panggung tidak akan selalu gagal dan memalukan, justru
dengan tampil maka bakat akan semakin berkembang
Priska :
untuk menjawab sebuah pertanyaan, atau menyampaikan suatu hal bukanlah hal yang
memalukan tetapi dengan kita mau belajar untuk menyampaikan apa yang kita
mengerti atau mencoba untuk bertanya apa yang tidak kita pahami akan membuat kita
menjadi memiliki pemikiran yang lebih berkembang.
Anggita
Anggita berpikir bahwa guru tidak semuanya mengerikan, galak, tidak mau menerima
dan tidak suka jika murid bertanya, dan suka meremehkan muridnya sehingga dapat ia
berani untuk bertanya ke guru.
Rosi
Rosi berpikir, seharusnya keagalan itu menjadi sebuah pembelajaran agar ia tidak
mengulangi kesalahan yang sama di masa lalu dan membuatnya semakin berkembang
lagi untuk menjadi pemimpin.
3. Konseli dibantu untuk merencanakan tingkah laku baru (R ). Tingkah laku yang
direncanakan adalah :
Sela :
mulai mau tampil dengan bakat yang sudah dimiliki agar bisa berguna juga bagi orang
lain, rencana awal dilakukan dengan mulai ikut pelayanan di gereja sebagai pemusik
dan singer. dengan begitu Sela bisa melayani setiap hari minggu dan mau tampil
depan umum.
Priska :
Ia mau mulai mencoba untuk menyampaikan apa yang ada dibenaknya ketika ada hal
yang ia ketahui atau mungkin ada hal yang ingin ia tanyakan.
Anggita:
Anggita mau mulai berani dan tidak takut untuk bertanya dengan dosen/guru, ketika
tidak paham materi
Rosi
Mulai mau mencoba menerima tawaran untuk menjadi ketua panitia kegiatan di
fakultasnya, dan mulai memiliki gambaran apa saja hal yang harus ia perbaiki untuk
menjadi ketua
Fase 5 : Penutup
Konselor menawarkan untuk melakukan konseling kelompok lagi jika dibutuhkan atau
merasa kesulitan di saat melakukan plan
Priska, Hahahahahaha
Sela
Anggi, Setuju bu
Sela,
Rosi,
Priska
Anggi, Bisa bu
Sela,
Rosi,
Priska
FASE 2
Priska Saya bu
FASE 3
Ko “baiklah kalau begitu//, kalian kan sudah penerima
memberikan gambaran masalah kalian an//
secara luas yah, nah sekarang kita akan pemberia
membahas masalah kalian ini lebih detail n struktur
lagi”
Rosi, Setuju
Anggi
Anggi ada sih bu.. jadi pernah sih pas saya kalau
ga salah itu kelas XI SMA saya pernah
nanya ke guru pas pelajaran sosiologi..
pas itu saya samperin maju ke tempat
guru terus saya nanya ke guru tentang
materi yang saya ga paham bu.. terus
resoin guru itu marah bu menohok gitu
bu..
Fase 4
Ko nah,lalu? permintaa
n untuk
melanjutk
an
Ko duh, ibu malah baru tau loh kalo rosi nih bombong
ternyata berbakat dalam mempin dan an
public speaking yang baik di mata teman-
teman..
FASE 5
Rosi, benar bu
Anggit
a,
Sella,
Prsika