Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KOMUNIKASI PELAYANAN KESEHATAN KELAS A REGULER

Kasus konseling teknik I


1. Dalam materi pertama tentang pendekatan konseling behavioral menyatakan bahwa manusia
adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya di sebabkan oleh faktor eksternal, dan manusia
adalah bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan hasil dari belajar. Penjelasan itu
bertentangan dengan materi 2 tentang pendekatan konseling psikoanalisis yang saya yakinin
bahwa dosen mengambil konsep pemikiran dari sigmund freud (tokoh ilmu psikolog dari
austria). Di buku psikologis kepribadian karya alwisol, freud menitik beratkan sebuah sikap
atau prilaku terbentuk dari sebuah ketidak sadaran yang akhirnya mempengaruhi manusia saat
manusia tersebut sadar (struktur kepribadian menurut freud) artinya konsep psikoanalisis dan
behavior ini bertentangan. Psikoanalisis menitik beratkan sebuah ketidaksadaran dan behavior
menitik beratkan pada kesadaran.
Contoh kasus: seseorang yang memiliki sifat introvert akan mengalami kesulitan tersendiri saat
harus menceritakan sesuatu tentang dirinya, kesulitan untuk berbicara di depan umum dll.
Metode pendeketan seperti apa yang harus di gunakan supaya orang yang introvert ini bisa
dengan mudah menerima atau memberikan konseling kepada orang lain? Apakah pendekatan
konseling behavioral bisa jadi sebuah pendekatan yang baik? Kalaupun iya berikan alasan
kalaupun tidak berikan pula pendaat saudara/i.
Berikan pendapat saudara/i tentang konsep dasar pendekatan konseling behavior dan
psikoanalisis yang menurut saya bertentangan.
2. Pada esensi konseling, ada suatu proses hubungan untuk membantu orang lain, yang
terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang individu yaitu klien dan
konselor. Bantuan diarahkan kepada klien agar mampu memecahkan masalah. Tetapi
bagaimana jika dalam sebuah kasus ternyata klien tidak mau untuk kooperatif dengan
konselor?
3. Klien adalah siswa kelas X SMA. Untuk anak seumurannya, ia pasti sudah bisa mengerjakan
tugas – tugas sekolah dengan baik. Namun kenyataannya ia selalu kesulitan untuk
mengerjakan setiap tugas sekolah, bukan hanya karena ia tidak mengerti akan apa yang ia
kerjakan, dorongan untuk mengerjakan juga sangat kurang. Jika ia sudah kesulitan seperti itu,
ia tidak mau meminta pertolongan pada orang lain, ia hanya bisa menangis.
Teknik konseling apa yang dapat dilakukan konselor terhadap klien?
4. Aprilia merupakan salah satu siswa yang baru saja beranjak dari SMP menuju SMA. Ia masuk
ke sekolah ternama. Padahal ia berasal dari keluarga yang tergolong menengah ke bawah.
Awalnya orang tua April tidak memperbolehkannya masuk ke sekolah tersebut karena takut
tidak mampu untuk membayar hingga lulus nanti. Namun, April terus memaksa sehingga orang
tuanya mengizinkan.
Setelah beberapa lama berada disekolah itu, ia merasa mendapat deskriminasi dari teman-
temannya. Ia diejek karena berasal dari keluarga yang tidak mampu. Bahkan, teman-temannya
senang sekali menjahili April. Sedikit demi sedikit, April mulai merasa dikucilkan. Awalnya, ia
tidak terpengaruh dan tetap berprilaku biasa. Namun, lama-kelamaan ia mulai merasa muak
dengan keadaan yang ada. Perilaku teman-temannya mulai membuat April tidak fokus, dan
prestasi belajarnya mulai menurun. Ini membuat April selalu stress dan merubah dirinya
menjadi siswa yang amat nakal.
Di kelas April selalu duduk paling belakang, suka membuat gaduh, tidak memperhatikan materi
yang disampaikan guru, bermain-main HP, dan terkadang sampai tertidur. Di rumah pun ia
berperilaku yang sama. Dia tidak menghiraukan nasehat orang tuannya yang menyuruhnya
belajar. Dia suka keluyuran tidak jelas. April menjadi malas belajar, tidak pernah mengerjakan
tugas.
Suatu saat guru memberikan ulangan mendadak, ia mengerjakan sebisanya dan akhirnya
mendapat nilai yang paling bawah. Saat guru tersebut bertanya mengenai materi minggu lalu,
ia tidak pernah bisa menjawab. Mengetahui hal itu, April tetap tenang dan sama sekali tidak
merubah kebiasaannya. Kurangnya ketegasan, bimbingan, motivasi, dan perhatian seorang
guru dan orang tua dalam menyikapi anak didiknya yang bermasalah bisa menjadikan siswa
menjadi nakal dan kurang bisa menghargai guru saat KBM berlangsung.
Bagaimana tanggapan anda?
5. Dina, merupakan salah satu mahasiswi diperguruan tinggi negeri di Yogyakarta; di semester
awal Dina bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya, akan tetapi lambat laun dirinya mulai
menarik diri dan seolah menjalani rutinitas kuliah mengalir saja seperti air, tanpa berusaha
mendekati satu atau dua teman yang dapat dijadikan tempat berbagi pengalaman. Dina
merupakan sosok mahasiswi yang menurut teman-teman sekelasnya kurang bisa
menempatkan diri ketika bergaul. Ia memiliki sahabat dekat ketika masih duduk di bangku
SMA. Namun sahabat yang ia percayai selama ini, secara perlahan namun pasti mulai
merenggang komunikasinya. Terlebih setelah sahabatnya itu memiliki teman dekat laki-
laki.Dina merasa kesepian sering melamun di kos, ia takut dan cemas menjalin pertemanan,
dalam benaknya ia takut dikhianati hilang tanpa kabar yang jelas. Orangtua Dina, yang
merupakan orang desa juga kurang lihai dalam menggunakan alat komunikasi seperti
handphone (HP) sehingga ia merasa tidak ada lagi orang yang mempedulikannya. Dina
merasa kesepian, hidupnya terasa hampa dalam kesendirian dan ia bingung harus berbuat
apa untuk membalikan keadaan yang dulu telah ia lewati bersama sahabat dekatnya tersebut.
Apa yang harus dilakukan konselor dan teknik apa yang relevan digunakan terhadap klien
tersebut?
Kasus konseling teknik II

1. Kasus ini ada kaitannya dengan fobia. Semua penanganan psikoanalisis terhadap fobia
berupaya mengungkap konflik-konflik yang ditekan yang diasumsikan mendasari ketakutan
ekstrem dan karakteristik penghindaran dalam gangguan ini. Karena fobia dianggap sebagai
simtom dari konflik-konflik yang ada di baliknya, fobia biasanya tidak secara langsung
ditangani.
2. Yang kita pahami bersama bahwa untuk memberikan konseling kepada masyarakat dalam
kondisi pandemi seperti saat ini akan banyak tantangannya namun disisi lain dengan adanya
beberapa kasus yang terjadi dimasyarakat salah satunya ialah penolakan jenazah dari tenaga
medis yang gugur. Kemudian dengan adanya kasus ini dan kasus kasus lainnya, menurut
saudara/i seperti apakah metode pendekatan konseling yang efektif untuk mengedukasi
masyarakat tersebut?
3. Teknik pendekatan yang paling baik dan efektif untuk dilakukan ke masyarakat yang dalam
artian "ngeyel" ataupun ketika dimintain keterangan ternyata ia tidak memberikan keterangan
yang sebenar-benarnya. Bagaimana cara kita sebagai apoteker untuk mengetahui hal tersebut
dan metode pendekatan konseling seperti apa yang paling pas dan efektif untuk di lakukan?
4. Nadia siswa kelas 1 SMA mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan teman teman barunya padahal sudah 6 bulan berada disekolah itu dikarenakan dia
mengalami trauma disaat SD kelas 4 saat dia baru saja pindah kesekolah baru, dia mengalami
bullying dari teman teman barunya karna Nadia anak pendiam jadi teman-teman barunya
mengerjai Nadia dengan menaruh sampah diatas meja Nadia,mematahkan kursi yang Nadia
duduki dan menghina Nadia untuk mencari perhatian Nadia, dari situ Nadia mengalami trauma
untuk berdekatan dengan teman –teman barunya.
Teknik konseling apa yang relevan untuk klien?
5. Santi adalah siswa kelas XI SMA. Dia adalah siswa berprestasi di sekolah. Dia anak yang baik
dan mempunyai banyak teman tetapi setelah kematian salah satu temannya karena
kecelakaan, perilakunya berubah menjadi murung, menyendiri dan sering menangis. Perilaku
ini berdampak kepada kehidupan disekolah dan dirumahnya. Nilainya menurun, prestasi juga
menurun serta menjadi malas belajar.
Teknik apa yang digunakan untuk kasus seperti ini?

Anda mungkin juga menyukai