Anda di halaman 1dari 53

Asuhan Keperawatan

Isolasi Sosial
PENGERTIAN
 GANGGUAN HUBUNGAN SOSIAL merupakan suatu
hubungan interpersonal yg tjd akibat adanya kepribadian
yg tdk fleksibel yg menimbulkan perilaku maladaptif dan
mengganggu fungsi seseorang dalam berhubungan social

 Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang


individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain
(Keliat, 2011).
RENTANG RESPON SOSIAL

☻Sebagai makhluk sosial manusia


membutuhkan org lain dan lingkungan
sosial dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari2.
☻Manusia tdk akan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya tanpa ada hubungan
dg lingk. Sosialnya.
☻Hub.dg orla dan lingk. Sosialnya
menimbulkan respon2 sosial pada individu.
RENTANG RESPON
♣ ADAPTIF :
Menyendiri
Otonomi
Kebersamaan
Saling ketergantungan
♣ AMBANG BATAS :
Kesepian
Menarik diri
Ketergantungan
♣ MALADAPTIF
Manipulasi
Impulsif
Narkisisme
RESPON ADAPTIF adalah respon individu
dalam penyelesaian masalah yg msh dapat
diterima oleh norma2 sosial dan budaya yg
umum berlaku, dg kata lain individu tersebut
msh dalam batas2 normal dlm menyelesaikan
masalahnya.
♥ A. MENYENDIRI (SOLITUTE) merupakan
respon yg dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yg telah dilakukan di
lingk.sosialnya dan juga suatu cara
mengevaluasi diri utk menentukan langkah2
selanjutnya.

♥ B.OTONOMI merupakan kemampuan


individu dlm menentukan dan
menyampaikan ide,pikiran,perasaan dlm
hubungan sosial.
♥ C. KEBERSAMAAN merupakan suatu
kondisi dalam hubungan interpersonal
dimana individu mampu utk saling memberi
dan menerima.
♥ D.SALING KETERGANTUNGAN
merupakan suatu hubungan saling
tergantung antar individu dg orla dlm
rangka membina hub. interpersonal
 RESPON MALADAPTIF adalah respon
individu dlm penyelesaian masalah yg
menyimpang dari norma2 sosial dan budaya
lingkungannya.

A.MANIPULASI :
Pada ggn hub.sosial jenis ini orang lain
diperlakukan sbg obyek,hubungan terpusat
pd mslh pengendalian orla.dan individu
cenderung
• Berorientasi pada diri sendiri atau
tujuan,bukan pada orang lain.
B. IMPULSIF
Individu impulsif tdk mampu merencanakan
sesuatu,tidak mampu belajar dari
pengalaman,tdk dapat diandalkan.
C.NARKISISME
Pada individu narkisisme terdapat harga
diri yg rapuh,secara terus menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian,sikap
egosentris,pencemburu,marah jika orla tdk
mendukung.
PROSES PERAWATAN
PENGKAJIAN
• Dalam pengkajian ada beberapa faktor yg
perlu dieksplorasi yaitu
 faktor pendukung/predisposisi
 faktor presipitasi terjadinya ggn hubungan
sosial
 perilaku klien
 mekanisme koping.
1.FAKTOR PREDISPOSISI
1.FAKTOR TUMBUH KEMBANG
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas
perkembangan yg harus dipenuhi agar tdk terjadi ggn
dalam hubungan sosial.
 Tugas perkembangan pd msg2 tahap
tumbang ini memiliki karakteristik
tersendiri.

Bila tgs2 dalam perkembangan ini tdk terpenuhi


misalnya jika pd fase oral tugas membentuk rasa saling
percaya maka akan menghambat fase perkembangan
sosial berikutnya yg dapat mengakibatkan masalah
antara lain adalah CURIGA.
 2.FAKTOR KOMUNIKASI DLM KELUARGA
Ggn komunikasi dalam keluarga merupakan
faktor pendukung untuk terjadinya ggn dalam
hubungan sosial.
Dalam teori ini termasuk masalah komunikasi yg
tdk jelas yaitu suatu keadaan dimana seorang
anggota keluarga menerima pesan yg saling
bertentangan dalam waktu bersamaan,ekspresi
emosi yg tinggi dalam klrg yg menghambat utk
berhubungan dg lingk. diluar keluarga.
3. FAKTOR SOSIAL BUDAYA
 Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari
lingkungan sosial merupakan suatu faktor
pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial.

 Hal ini disebabkan oleh norma2 yg salah


dianut oleh keluarga, dimana setiap anggota
keluarga yg tdk produktif seperti
usila,penyakit kronis dan penyandang cacat
diasingkan dari lingkungan sosialnya.
4.FAKTOR BIOLOGIS
 Faktor biologis jg merupakan salah satu
faktor pendukung terjadinya gangguan
dalam hubungan sosial.
 Organ tubuh yg jelas dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah
otak.
 Sebagai contoh :
Pada klien schizofrenia yg mengalami
masalah dalam hubungan sosial terdapat
struktur yg abnormal pada otak seperti
atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk
sel2 dalam limbik dan daerah kortikal.
TUGAS PERKEMBANGAN
1.Masa bayi : Menetapkan rasa percaya.
2.Masa bermain :Mengembangkan otonomi
dan awal perilaku mandiri.
3.Masa pra sekolah : Belajar
menunjukkan inisiatif, rasa tanggung
jawab dan hati nurani.
4.Masa sekolah :Belajar berkompetisi,
bekerjasama dan berkompromi.
5.Masa pra remaja : Menjalin hubungan intim dg
teman sesama jenis kelamin.
6.Masa remaja : Menjadi intim dg teman lawan jenis
dan tdk tergantung pd ortu.
7.Masa dewasa muda : Menjadi saling tergantung
antara ortu dan teman, mencari pasangan, menikah,
dan mempunyai anak.
8.Masa tengah baya : Belajar menerima
hasil kehidupan yg sudah dilalui.
9.Masa dewasa tua : Berduka karena
kehilangan dan mengembangkan
perasaan keterikatan dg budaya.
FAKTOR PRESIPITASI
1. FAKTOR EKSTERNAL
 Contohnya adalah stresor sosial
budaya,yaitu stres yg ditimbulkan
oleh keluarga.
 2.FAKTOR INTERNAL
 Contohnya adalah stresor psikologik, yaitu stres
terjadi akibat ansietas yg berkepanjangan dan
terjadi bersamaan dg keterbatasan kemampuan
individu untuk mengatasinya.

 Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk


berpisah dg orang terdekat atau tdk
terpenuhinya kebutuhan ketergantungan
individu.
MEKANISME KOPING
☻Mekanisme pertahanan diri yg sering
digunakan pada masing2 gangguan
hubungan sosial sangat bervariasi, seperti
pada curiga adalah regresi,proyeksi,represi;
☻pada dependen adalah :regresi;
☻pada manipulatif adalah regresi,represi,
isolasi;
☻pada menarik diri
adalah :regresi,represi,isolasi.
PERILAKU
♥ Perilaku yg biasa muncul pada klien dg
gangguan hubungan sosial adalah sbb :
♦ MENARIK DIRI /Mengisolasi Diri
• Kurang spontan, apatis, ekspresi wajah kurang berseri,
tdk merawat diri, kurang komunikasi verbal, masukan
makan minum kurang, aktivitas menurun, rendah diri,
posisi fetus pada saat tidur.
♦ CURIGA
• Tidak mampu mempercayai
orla,bermusuhan,mengisolasi diri dalam lingkungan
sosial,paranoia.
♦ MANIPULASI
• Ekspresi perasaan yg tidak langsung pada
tujuan,kurang asertif, mengisolasi diri dari
hubungan sosial, harga diri yg rendah,sangat
tergantung pada orang lain.
MASALAH KEPERAWATAN

☻Masalah keperawatan yg mungkin terkait


dg masalah gangguan hubungan sosial
adalah :
• A.Ansietas.
• B.Isolasi sosial.
• C.Harga diri rendah.
• D.Defisit perawatan diri.
• E.Resiko mencederai dirisendiri.
☻Diagnosa keperawatan yg mungkin
untuk masalah gangguan hubungan
sosial adalah :
• A.ISOLASI SOSIAL
• B.GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
RENCANA KEPERAWATAN

£ TUJUAN
 Tujuan yg ingin dicapai secara umum
dalam memberikan tindakan keperawatan
adalah untuk menumbuhkan perasaan yg
menyenangkan dalam hubungan
interpersonal yg optimal dan menetapkan
serta mempertahankan perubahan yg telah
dicapaidalam hubungan interpersonal tsb.
☻Berikut ini adalah contoh tujuan khusus
untuk klien isolasi sosial :

1.Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.


2.Klien dapat menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain

3.Klien dapat melakukan hubungan sosial secara


bertahap:klien-perawat;klien-perawat
klien/perawat;
• Klien-kelompok; klien-keluarga.
• 4.Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah
berhubungan dg orla.
• 5.Klien dapat memberdayakan sistem pendukung untuk
memfasilitasi hubungan sosial.
TINDAKAN KEPERAWATAN

►MENARIK DIRI
Perhatikan kebutuhan dasar fisiologis.
Berikan kegiatan secara bertahap.
Batasi pilihan yg akan ditawarkan pd klien.
Perluas kontak dg klien. Sosial scr bertahap.
►CURIGA
 Tetapkan hubungan saling percaya.
 Jelaskan setiap prosedur kegiatan pd
pasien.
 Perhatikan kebutuhan fisiologis klien.
 Hargai privacy klien.
 Batasi jumlah tim kprwtn yg merawat
klien.
 Terbuka dan jujur.
 Diskusikan harapan tindakan
keperawatan bersama2 dg klien.
 Libatkan klien dalam rencana prwtn.
 Hindari berbicara berbisik2 dan tdk
jelas didekat klien.
 Lindungi hak klien bila klien menolak
pengobatan atau perawatan.
►DEPENDEN
 Bantu klien untuk mengenali perasaannya.
 Anjurkan klien untuk menolong dirinya sendiri.
 Hindari memberi pujian untuk tingkah laku dependen.
 Buat rencana secara teratur dan buat jadwal untuk
mengadakan kontak dg klien.
►MANIPULATIF
Libatkan orang2 yg berarti bagi klien.
Lindungan klien dari ancaman terhadap diri sendiri.
Berpedoman pd respon tingkah laku klien.
Berikan tindakan keperawatan secara terstruktur.
Bantu klien untuk mengenali perasaannya.
 Fokuskan tindakan keperawatan kepada kekuatan klien.
 Buat batasan perilaku dg pendekatan terapi modifikasi
perilaku.
EVALUASI
♦ Evaluasi dilakukan dg berfokus pd perubahan
perilaku klien setelah diberikan tindakan
keperawatan.

♦ Keluarga jg perlu dievaluasi karena merupakan


sistem pendukung yg terutama,bahkan dapat
dikatakan keluarga merupakan indikator dari
keberhasilan perawatan klien.
♦ Sebagai contoh pd tahap evaluasi untuk
klien isolasi sosial diharapkan :
¥ 1.Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
¥ 2.Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dg orla.
¥ 3.Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap.
¥ 4.Klien dapat mengungakapkan perasaannya setelah
berhubungan dg orla.
¥ 5.Klien dapat memberdayakan sistem pendukungnya
untuk memfasilitasi hubungan sosialnya.
• SP 1 PASIEN:
• Membina hubungan saling percaya,
• membantu pasien mengenal penyebab isolasi
sosial,
• membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain,
• mengajarkan pasien berkenalan
• Orientasi (Perkenalan):

• “Selamat pagi ”
• “Saya H ……….., Saya senang dipanggil Ibu Her
…………, Saya perawat di Puskesmas … yang akan
merawat Ibu.”
• “Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
• “Apa keluhan S hari ini?” Bagaimana kalau kita
bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman
S? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana
kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S?
Bagaimana kalau 15 menit”
• Kerja:

• (Jika pasien baru)


• ”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat
dengan S? Siapa yang jarang bercakap-cakap dengan S? Apa
yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?”
• (Jika pasien sudah lama dirawat)
• ”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa
sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini”
• “Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang
S kenal?”
• “Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-
cakap dengan pasien yang lain?”
• Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita
mempunyai teman ? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat
menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya
tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa lagi ?
(sampai pasien
• dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga
ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah S belajar bergaul dengan orang lain ?
• «  Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar
berkenalan dengan orang lain”
• “Begini lho S, untuk berkenalan
dengan orang lain kita sebutkan dulu
nama kita dan nama panggilan yang
kita suka asal kita dan hobi. Contoh:
Nama Saya S, senang dipanggil Si. Asal
saya dari Bireun, hobi memasak”
• “Selanjutnya S menanyakan nama
orang yang diajak berkenalan.
Contohnya begini: Nama Bapak siapa?
Senang dipanggil apa? Asalnya dari
mana/ Hobinya apa?”
• “Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal
dengan S. Coba berkenalan dengan saya!”
• “Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus
sekali”
• “Setelah S berkenalan dengan orang tersebut
S bisa melanjutkan percakapan tentang hal-
hal yang menyenangkan S bicarakan.
Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang
keluarga, pekerjaan dan sebagainya.”
• Terminasi:

• ”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan


berkenalan?”
• ”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan
dengan baik sekali”
• ”Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita
pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S lebih
siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau
praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa
mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal
kegiatan hariannya.”
• ”Besok pagi jam 10 saya akan datang
kesini untuk mengajak S berkenalan
dengan teman saya, perawat N.
Bagaimana, S mau kan?”
• ”Baiklah, sampai jumpa.”
kasus
Tn. R 28 tahun, klien datang diantar oleh keluarganya pada tanggal 17
Desember 2018, dengan keluhan tidak mau bergaul dengan orang lain, tidak
banyak bercakap-cakap, banyak melamun, mengurung diri dan sering
menyendiri. Menurut keluarga, klien pernah mengalami gangguan jiwa
sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan di rawat di RSMM yang pertama pada
tanggal 12 Juni 2010 dikarenakan klien apatis, diam di kamar (mengurung diri),
menolak berhubungan dengan orang lain. Dari pengkajian, didapatkan: klien
tidak minum obat secara teratur sehingga pengobatan kurang berhasil.
Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa seperti yang dialami
oleh klien. Klien mengatakan punya pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan dan dulu pernah dikucilkan oleh teman- temannya waktu SMA.
Klien juga merasa malu karena sampai sekarang belum mendapatkan
pekerjaan. Dan keluarganya selalu menuntut klien untuk segera bekerja.
Dari hasil pemeriksaan
fisik didapatkan TD : 120/ 80 mmHg, N: 86X/mnt, S:37,4°C, P:20X/mnt,
TB:160cm, BB:50kg. Hasil pengkajian juga didapatkan klien tidak mengeluh
terhadap keadaan fisiknya dan pada tubuh klien tidak menunjukkan adanya
kelainan ataupun gangguan fisik lainnya.

Anda mungkin juga menyukai